Di
OLEH :
MK : Surveilan Epidemiologi
TA 2020/2021
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pertusis atau batuk rejan atau batuk 100 hari merupakan salah satu penyebab
penyakit menular saluran pernapasan yang sudah di ketahui adanya sejak 1500-an.
Penyebab tersering dari pertusis adalah bakteri gram (-) Bordetella pertussis.
Di seluruh dunia insiden pertusis banyak di di dapatkan pada bayi dan anak kurang
dari 5 tahun, meskipun anak yang lebih besar dan orang dewasa masih mungkin
terinfeksi oleh B.pertussi . Insiden terutama di dapatkan pada bayi atau anak yang
belum di imunisasi.
Dahulu pertusis adalah penyakit yang sangat epidemic. Karena menyerang bukan
hanya negara-negara berkembang namun juga beberapa negara bagian dari negara
maju, Namun setelah di lakukannya vaksinasi untuk pertusis , angka kematian dapat
harapakan tidak di temukan lagi, meskipun ada kasusnya namun tidak menimbulkan
Penyakit ini di tandai oleh suatu sidrom yang terdiri dari batuk yang sangat spasmodik dan
paroksimalndi sertai nada yang meninggi, karena penderita berupaya keras untuk menarik
nafas sehingga akhir batuk sering di sertai bunyi yang khas (whoop). Pertusis masih
merupakan penyakit penyebab terbesar kesakitan dan kematian pada anak, terutama di negara
berkembang . WHO memperkirakan lebih kurang dari 600.000 kematian disebabkan oleh
pertussis setiap tahunnya terutama pada bayi yang tidak di imunisasi. Dengan kemajuan
2. EPIDEMIOLOGI
Proses terjadi penyakit ini disebabkan adanya interaksi antara agent atau faktor
penyebab penyakit, manusia sebagai penjamu atau host dan faktor lingkungan yang
Proses interaksi ini disebabkan adanya agent atau penyakit kontak dengan manusia
A. Agent
Agent merupakan faktor penyebab penyakit dapat berupa unsur hidup atau mati
yang terdapat dalam jumlah yang berlebihan atau kekurangan (organisme yang
menginfeksi)
diameter 0,2-0,3 um, ovoid kokobasil, tidak bergerak, gram negative, tidak
berspora, berkapsul dapat dimatikan pada pemanasan 50 derajat celcius dan bisa
dengan peningkatan kematian di AS. Jumlah kematian meningkat dari 4 tahun 1996
menjadi 17 pada tahun 2010, hampir semuanya adalah bayi di bawah satu tahun. Di
kanada, jumlah infeksi pertusis bervariasi antara 2.000 dan 10.000 kasus yang di
laporkan setiap tahun selama sepuluh tahun terakhir, dan ini adalah penyakit yang
3. ETIOLOGI
Penyebab pertusis adalah bordetella pertusis atau adenovirus tipe 1,2,3,5 dapat di
Bordetella pertusis ini mengakibatkan suatu bronchitis akut, khusus nya pada bayi dan anak-
anak kecil yang di tandai dengan batuk paroksimal berulang dan stridor inspiration
memanjang batuk rejan. Bordetella pertusis suatu cocobasilus gram negatif aerob minotil
kecil dan tidak membentuk spora dengan pertumbuhan yang sangat rumit dan tidak bergerak.
Bisa di dapatkan dengan swab pada daerah yang nafosaring penderita pertusis dan kemudian
di tanam pada agar media bordet-Gengou 1. Ada enam spesies bordetella yaitu :
1. B. Parapertussis.
2. B. Bronchiseptica
3. B. Avium.
4. B. Hinzii
5. B. Holmessi.
6. B.Trematum.
pada gen virulen, dan ada kontoversi apakah cukup ada perbedaan untuk menjamin
klasifikasi sebagai spesies yang berbeda. Hanya bordetella pertusis yang mengeluarkan
toksin pertusis (TP), B. Pertussis menghasilkan beberapa bahan aktif secara biologis, banyak
sarinya yang di maksud untuk memainkan peran dalam penyakit dan imunitas, Pasca
permukaaan nonfimbria yang di sebut pertaktin(PRN) penting untuk pelekatan terhadap sel-
organisme. Sitotoksin trakea, faktor dermokrotik, dan adenilat siklase di terima secara
dominan menyebabkan cedera epitel lokal yang menghasilkan gejala pernapasan dan
agar tetap dalam sirkulasi darah. TP tanpa memainkan peran sentral tetapi bukan peran
Diagnosis
Menentukan diagnosis batuk rejan pada tahap awal sulit dilakukan. Sebab tanda dan
gejala nya dapat serupa dengan penyakit saluran pernapasan lainnya seeperti cold, influenza,
dan bronkitis.
Umunya, tahap awal dari diagnosis batuk rejan adalah melalui wawancara medis dan
pemeriksaan medis dan pemeriksaan fisik secara langsung oleh dokter. Pemeriksaan darah
dan rontgen paru-paru dapat dilakukan untuk melihat adanya tanda infeksi atau
inflamasi( perandangan).
Setelahnya, di butuhkan diagnosis darai batuk rejan dapat dilakukan dengan
Masa inkubasi banteri ini adalah 6-20 hari, akan tetapi dapat memanjang hingga 21
5. Penularan Pertusis
Pertusis menular melalui droplet batuk dari pasien yang terkena penyakit ini
dan kemudian terhirup oleh orang yang sehat yang tidak mempunyai
Seseorang dengan batuk rejan menular dari sekitar enam hari setelah mereka
terinfeksi ketika mereka hanya memiliki gejala seperti dingin sampai tiga
Orang yang terinfeksi paling banyak menular hingga sekitar 2 minggu setelah
batuk dimulai.
6. Gejala dan Tanda
Umumnya, gejala batuk gejala pertusis atau batuk rejan dapat muncul antara 7 hingga
21 hari setelah bakteri bordetella pertussis masuk ke dalam saluran pernapasan. Gejala batuk
1. Tahap pertama
Pada tahap awal ini, gejala yang muncul masih termasuk ringan, seperti bersin-
bersin, hidung berair dan tersumbat, mata berair, radang tenggorokan, batuk ringan,
hingga demam. Tahap ini bisa berlangsung hingga 2 minggu, dan tahap inilah,
2. Tahap kedua
Tahap ditandai dengan meredanya semua gejala-gejala flu, tetapi batuk justru
bertambah parah dan tak terkontrol. Di tahap ini, terjadi batuk keras terus-menerus
yang diawali tarikan napas panjang lewat mulut. Setelah serangan batuk, bayi dan
anak-anak yang, mengalami batuk rejan bisa mengalami muntah serta tubuh
mengalami kelelahan. Tahap ini berlangsung sekitar dua minggu hingga empat
3. Tahap ketiga
Pada tahap inilah tubuh mulai membaik, tetapi gejala batuk rejan ada bahkan bisa
batuk lebih keras. Tahap pemulihan ini bisa bertahan hingga dua bulan atau lebih
Berikut ini beberapa kondisi yang harus segera menerima penangganan dokter :
Pengobatan batuk rejan bertujuan untuk mengatsi infeksi bakteri, meredakan gejala,
mengomsumsi obat batuk yang di jual di pasaran belum tentu bisa meredakan gejala batuk
Pada bayi dan anak-anak yang mengalami batuk rejan, mereka biasanya akan di
tempatkan di ruang isolasi untuk menghindari penyebaran infeksi. Pengobatan utama yang di
berikan adalah antibiotik untuk melawan bakteri penyebeb infeksi. Pemberian obat akan
dilakukan oleh dokter untuk mengatasi peradangan pada saluran napas. Obat tersebut dapat di
A. Pemberian Antibiotik
Antibiotik lebih efektif bila diberikan pada mingu-minggu awal infeksi. Akan
tetapi, antibiotik tidak akan langsung meredakan gejala batuk pada pertusis.
C. Perawatan mandiri di rumah
Menutup mulut dan hidung atau gunakan masker saat batuk atau bersin.
Pemberian oksigen melalui alat bantu napas, seperti masker atau selang
penyakit.
Pemberian nutrisi dan cairan melalui infus, terutama jika pasien beresiko
A. Cara terbaik untuk mencegah batuk rejan atau pertusis adalah dengan cara
melakukan vaksinasi atau imunisasi pertusis. Vaksin ini biasa di berikan dokter atau bidan
bersamaan dengan vaksin difteri, tetanus, dan polio (vaksinasi DTP). Dan Hib
Hal ini karena kekebalan vaksin pertusis akan melemah mulai saat seseorang
berusia 11 tahun. Maka usia tersebut menjadi waktu yang tepat untuk
10 tahun sekali juga memiliki fungsi untuk melindungi dari batuk rejan.
Vaksin jenis ini juga mengurangi risiko untuk menularkan batu rejan.
seperti menutup mulut dan hidung saat bersin dan melakukan gaya hidup bersihdan sehat
Web MD, National Health Service UK, Web MD (whooping cough), Centers for Disease
Control and Prevention, World Health Organization (WHO)
Esposito, et al. (2019). Pertussis Prevention: Reasons for Resurgence, and Differences in the
Current Acellular Pertussis Vaccines. Frontiers in Immunology, 10, 1344.
Koenig, et al. (2019). Pertussis: The Identify, Isolate, Inform Tool Applied to a Re-emerging
Respiratory Illness. The Western Journal of Emergency Medicine, 20(2), 191–197.
Centers for Disease Control and Prevention (2017). Pertussis (Whooping Cough).