Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS SURVEILANS CHIKUNGUNYA

DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TANJUNG AGUNG

DOSEN MATA KULIAH :

M.MAHTUM,SKM. MPH

DISUSUN OLEH :

RUDY FERDINAND

NIM : 02020008

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALMAARIF BATURAJA

S-1 KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Baturaja, Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Narasi Kasus..................................................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................................3
1.4 Tujuan Penulisan............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Chikungunya....................................................................................................5
2.2 Penyebab Chikungunya..................................................................................................5
2.3 Mekanisme Penularan Chikungunya.............................................................................5
2.4 Metode Surveilans Chikungunya...................................................................................6
2.5 Faktor resiko dan Gejala Penyakit Chikungunya...........................................................6
2.6 Pengobatan dan Pencegahan penyakit Chikungunya.....................................................7
2.7 Persyaratan dan Teknik Pelaksanaan Surveilans Chikungunya.....................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Indonesia merupakan negara berkembang, dengan angka kematian penyakit menular
cukup tinggi dan prevalensinya meningkat karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan
serta perilaku hidup masyarakat.Terlebih dalam kondisi sosial ekonomi yang kurang
mendukung, tentu saja kejadian kasus penyakit menular ini memerlukan penanganan
yang lebih vital, profesional dan berkualitas (MDG, keenam). Manusia sangat erat
hubungannya dengan lingkungan, karena lingkungan merupakan daya dukung manusia
untuk kelangsungan hidupnya. Dalam perkembangan ilmu epidemiologi menggambarkan
secara spesifik bahwa lingkungan sejak lama mempengaruhi terjadinya suatu penyakit
atau wabah.Chikungunya misalnya, penyakit ini dikenal dengan penyakit flu tulang, yang
ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang vektor penular
penyakitnya sama dengan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang cara
penanggulangan telah dikenal oleh masyarakat secara luas (Depkes RI, 2007). Penyakit
ini ditandai oleh gejala flu, sakit tulang belakang, sakit pada persendian, arthtritis pada
sendi-sendi di tangan dan tungkai. Penderita mengeluh tidak dapat bangun atau
berjalan.Pada penderita ada yang sembuh dalam beberapa hari, dan ada pula yang sakit
sampai berbulan-bulan. Penyakit Chikungunya tidak menyebabkankematian, akan tetapi
dapat mengganggu aktivitas manusia.
Penyakit Chikungunya ini dapat juga menyatu dengan penyakit Demam Berdarah
ataupun dengan penyakit Demam Kuning yang mematikan (Sembel, 2008). Chikungunya
lebih dominan pada nyeri di sendi-sendi.Demam Chikungunya banyak dijumpai di daerah
tropis dan sering menyebabkan epidemi dalam interval tertentu (10-20 tahun). Beberapa
faktor yang mempengaruhi munculnya demam Chikungunya antara lain  rendahnya status
kekebalan kelompok masyarakat, kepadatan populasi nyamuk penular karena banyak
tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan seperti saat ini
(Depkes, 2009). Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada
penderita, yang berarti “posisi tubuh meliuk atau melengkung” (that which contorts or
bends up),mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat
(arthralgia). Nyeri sendi ini, menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan
Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki, persendian tangan
dan kaki. Chikungunya ialah sejenis demam dan boleh dikatakan ‘bersaudara’ dengan
demam berdarah, karena ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty maupun
albopictus.Bedanya, jika virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan
virus Chikungunya menyerang sendi dan tulang. Virus chikungunya termasuk kelompok
virus RNA yang mempunyai selubung, merupakan salah satu anggota grup A dari
arbovirus, yaitu alphavirus dari 5ndemi Togaviridae. Vektor penular utamanya adalah
Aedes aegypti, namun virus ini juga dapat diisolasi dari dari nyamuk Aedes africanus,
Culex fatigans dan Culex tritaeniorrhynchus. Belakangan ini banyak sekali permasalahan
yang menyangkut tentang kesehatan, terutama di negara kita Indonesia.
Masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia sekarang ini adalah tentang kurangnya
pemeliharaan kesehatan yang efisien oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Akibatnya banyak masyarakat Indonesia yang terkena penyakit, karena dari kurangnya
memperhatikan kesehatan masyarakat di lingkungan mereka sendiri secara tidak langsung
mereka juga tidak memperhatikan masalah kesehatan tempat tinggal mereka. Demam
Chikungunya sering rancu dengan penyakit demam dengue, demam berdarah dengue, dan
campak, tetapi gejala nyeri sendi merupakan gejala yang penting pada demam
Chikungunya. Serangan demam Chikungunya dalam bentuk KLB (kejadian luar biasa)
sudah sering terjadi, terutama karena penyebarannya oleh nyamuk. Untuk mencegah
serangan demam Chikungunya, maka rumah, asrama, hotel, sekolah, pasar, terminal dan
tempat-tempat lainnya, harus terbebas dari media berkembang biaknya nyamuk, termasuk
200 meter sekitarnya.
Tak ada cara lain untuk mencegah demam chikungunya kecuali mencegah gigitan
nyamuk serta memberantas tempat perindukan nyamuk dengan tiga M
(menutup,menguras dan mengubur barang bekas yang bisa menampung air) atau
menaburkan bubuk abate pada penampungan air sebagaimana mencegah demam
berdarah. Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan ke
manusia melalui gigitan nyamuk. Sebagai masyarakat Indonesia kita dituntut untuk lebih
memperhatikan kesehatan dan kebersihan lingkungan disekitar kita, agar tidak lagi terjadi
kejadian luar biasa (KLB).
1.2 Narasi Kasus
Pada tanggal 29 Agustus 2022, minggu ke 35, Bidan Desa melaporkan bahwa di
perumahan Arales Kelurahan Batu kuning ada kasus dengan gejala demam, nyeri sendi
dan terdapat ruam di kulit yang merupakan gejala khas penyakit Chikungunya.
Mendapatkan laporan tersebut, pada tanggal 30 Agustus 2022, Tim TGC dan lintas
program melakukan penyelidikan Epidemiologi dengan hasil ada 12 kasus dengan gejala
diatas, dan berkolaborasi dengan dokter untuk diberikan tindakan pengobatan.
Dilakukan survey jentik dan survey lingkungan di sekitar rumah penderita sebanyak 20
rumah, dengan hasil 15 rumah (+) jentik, ABJ (15/20x100% = 75%).
Sudah dilakukan penyuluhan dan pemberian Abate.
Hasil survey lingkungan, Ventilasi kurang, kamar tidak ada jendela dan gelap, terdapat
banyak gantungan baju, SPAL mengalir lancar, tidak ada genangan air.
Lingkunga luar rumah banyak terdapat penampungan ari hujan.
Tanggal 06 September 2022 dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan
Laboratorium sebanyak 5 sampel.
Tanggal 14 September 2022 didapat hasil Laboratorium Positif Chikungunya sebanyak 3
orang, Atas nama :
1. Susinarwati P 43 Tahun
2. Holila P 50 Tahun
3. M. Kansasi L 45 Tahun
Tanggal 15 September dilakukan kunjungan ulang kepada 3 pasien positif chikungunya
dengan hasil ketiga pasien sudah sembuh dan sehat, dan kunjungan kepada ke-9 pasien
lainnya, hasilnya ke 9 pasien sudah sembuh dan sehat.
Rencana Tindak Lanjut (RTL) yaitu koordinasi dengan RT/RW setempat untuk
pelaksanaan penyuluhan dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

1.3 Rumusan masalah


Dari latar belakang diatas maka dapat dibuat suatu rumusan masalah yaitu pengertian,
penyebab, tanda & gejala, cara penularan, komplikasi, cara pengobatan, penatalaksanaan,
cara pencegahan dan asuhan penyakit Chikungunya.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Tujuan umum
Agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui apa penyebab,tanda dan gejala serta
Pencegahan dari Chikungunya.
2. Tujuan Khusus
Mampu menjelaskan Pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi penyakit,
epidemiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan, pengobatan, dan pencegahan dari
penyakit Chikungunya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Chikungunya

Chikungunya adalah re-emerging disease atau penyakit lama yang kemudian merebak
kembali. Demam chikungunya ini ialah sejenis demam yang diakibatkan oleh virus
keluarga Togaviridae, genus alfavirus yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes
aegypti . Penyakit ini cenderung menimbulkan kejadian luar biasa pada sebuah wilayah.
Gejala utamanya adalah demam mendadak, nyeri pada persendian dan ruam
makulopapuler (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit yang kadang-kadang
disertai dengan gatal. Gejala lainnya yang dapat dijumpai adalah nyeri otot, sakit kepala,
menggigil, kemerahan pada konjunktiva, pembesaran kelenjar getah bening di bagian
leher, mual, dan muntah. Meski gejalanya mirip dengan DBD, namun pada chikungunya
tidak terjadi perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Masa inkubasinya dua
sampai empat hari, sementara manifestasinya tiga sampai sepuluh har. Akibat yang
ditimbulkan demam chikungunya cukup merugikan, apalagi jika sampai penderita
mengalami kelumpuhan dan berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-
bulan. Produktivitas kerja dan akvititas sehari-hari praktis terhenti.

2.2 Penyebab Chikungunya


Penyakit Demam Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV) yang
termasuk keluarga Togaviridae, Genus Alphavirus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus. Cara transmisi bagi chikungunya ini adalah vector-borne
yaitu melalui gigitan nyamuk Aedes sp yang terinfeksi. Transmisi melalui darah
berkemungkinan bisa terjadi dengan satu kasus pernah dilaporkan. CHIKV dikatakan
tidak bisa ditularkan malalui ASI.

2.3 Mekanisme Penularan


Virus Chikungunya ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes SPP
Nyamuk lain mungkin bisa berperan sebagai vektor namun perlu penelitian lebih lanjut.
Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung virus Chikungunya pada saat menggigit
manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum demam sampai 5 hari
setelah demam timbul. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur 6 berkembang biak
dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali
kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. Di tubuh manusia, virus memerlukan
waktu masa tunas 4-7 hari (intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit.

2.4 Metode Surveilans Chikungunya


Cara yang digunakan untuk mencapai tujuan surveilans adalah sebagai berikut :
1. Investigasi dilapangan oleh tim surveilans melalui wawancara langsung dengan
penderita
2. Observasi breeding places vektor penyebab chikungunya (surveilans vektor).
3. Definisi Operasional Penyakit Chikungunya : Suatu penyakit menular dengan
gejala utama demam mendadak, nyeri pada persendian dan ruam/bintik-bintik
kemerahan pada kulit, nyeri otot, sakit kepala, menggigil. Definisi KLB
Chikungunya : Bila ditemukan lebih dari satu kasus demam Chikungunya
berhubungan secara epidemiologis atau pengelompokan.

2.5 Faktor Resiko dan Gejala Penyakit Chikungunya


Terdapat tiga faktor yang memegang peranan dalam penularan penyakit
Chikungunya, yaitu: manusia, virus dan vektor perantara. Beberapa faktor penyebab
timbulnya KLB demam Chikungunya adalah:
1. Perpindahan penduduk dari daerah terinfeksi
2. Sanitasi lingkungan yang buruk.
3. Berkembangnya penyebaran dan kepadatan nyamuk (sanitasi lingkungan yang
buruk), Ada gelombang epidemi 20 tahunan mungkin terkait perubahan iklim dan
cuaca. Anti bodi yang timbul dari penyakit ini membuat penderita kebal terhadap
serangan virus selanjutnya. Oleh karena itu perlu waktu panjang bagi penyakit ini
untuk merebak kembali.
Gejala-gejala penyakit chikungunya dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Demam Gejala utama penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam
disertai menggigil selama 2-5 hari. Gejala demam biasanya timbul mendadak
secara tibatiba dengan derajat tinggi ( >40ºC). Demam kemudian menurun setelah
2-3 hari dan bisa kambuh kembali 1 hari berikutnya diikuti dengan nyeri pada
persendian. Demam ini membentuk kurva “Sadle back fever” (Bifasik).
b. Sakit Persendian Salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal,
ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang. Gejalanya mirip dengan virus
dengue dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu. Misalnya saja mengalami
sakit pada persendian, tidak menyebabkan kematian dan masih banyak lainnya.
c. Nyeri Otot Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah
bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.
d. Ruam Pada Kulit Biasanya penyakit ini menyerang pada jaringan sel epidermis
atau jaringan terluar dari kulit. Sehingga gejala yang dirasakan antara lain berupa
ruam atau bintik kemerahan pada kulit. Ruam pada kulit ini akan disertai dengan
adanya demam yang dirasakan selama tiga hingga lima hari. Lokasi ruam
biasanya terdaat disekitar muka, badan, tangan, dan kaki. Kadang juga ditemukan
pendarahan pada gusi.
e. Mual dan Muntah Biasanya yang akan dirasakan oleh penderita penyakit
Chikungunya yang berakibat pada mual dan muntah. Mual dan muntah yang
dilakukan tak jarang akan disertai dengan bercak darah yang ada didalamnya.
Namun berbeda dengan pendarahan yang didapatkan pada penyakit demam
berdarah pendarahan berupa muntah darah yang dirasakan hanya sedikit.
f. Sakit Kepala Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui conjungtival
infection dan sedikit fotophobia.
g. Kejang dan penurunan kesadaran Kejang biasanya pada anak karena demam yang
terlalu tinggi, jadi kemungkinan bukan secara langsung oleh penyakitnya.
Kadang-kadang kejang disertai penurunan kesadaran. Pemeriksaan cairan spinal
(cerebro spinal) tidak ditemukan kelainan biokimia atau jumlah sel.
h. Gejala lain Kadang dijumpai pembesaran kelenjar getah bening dibagian leher
dan kolaps pemnuluh darah kapiler.
2.6 Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Chikungunya
Sehingga kini masih tiada pengobatan spesifik untuk penyakit ini dan vaksin yang
berguna sebagai tindakan preventif juga belum ditemukan. Pengobatannya hanya bersifat
simptomatis dan supportif seperti pemberian analgesik, antipiretik, antiinflamasi..
Pemberian aspirin kepada penderita demam chikungunya ini tidak dianjurkan karena
dikuatiri efek aspirin terhadap platelet. Pemberian chloroquine phosphate sangat efektif
untuk arthritis chikungunya kronis. Penularan wabah chikungunya yang semakin
berkembang membuat para peneliti berminat mengembangkan agen antivirus baru,
RNAi. Ianya bertindak mencegah infeksi yang ditimbulkan virus dengan mengganggu
post transcriptional expression mRNA. Untuk memperbaiki keadaan umum penderita
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi cukup karbohidrat dan protein
serta minum sebanyak munkin untuk meminum jus buah segar. Pemberian vitamin dan
istirahat yang cukup juga berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pencegahan
Penyakit Chikungunya antara lain :
a. Untuk menghindari gigitan nyamuk
1. Secara rutin menjaga kebersihan bak mandi, vas bunga yang ada airnya, kaleng
atau pun botol bekas yang menanmpung air.
2. Bersihkan serangga yang bercorak hitam putih yang biasanya bersarang di
bendabenda menggantung, lukisan dan berbagai benda lainnya.
3. Selalu buka pintu dan jendela pada pagi hari hingga semua udara yang segar
masuk ke dalam rumah.
4. Jaga kebersihan halaman dan daerah rumah serta hindari pakaian yang banyak
menggantung.
5. Menggunakan kelambu atau obat nyamuk jika tidur pada siang hari. Efektifitas
kelambu dapat ditingkatkan dengan memakai permetrin (Pyrethroid insektisida).
6. Memasang kawat kasa pada ventilasi rumah
7. Menggunakan pakaian elngan panjang dan celana panjang untuk menutupi tubuh.
b. Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Untuk mencegah perkembangbiakan
nyamuk dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
PSN ini bertujuan mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus sehingga penularan Chikungunya dapat dicegah atau dibatasi. Cara
memberantas nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang tepat melalui
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) adalah kegiatan memberantas jentik ditempat
berkembang biaknya dengan cara :
a. Kimiawi (Larvasidasi). Larvasidasi adalah pemberantasan jentik dengan
menaburkan bubuk larvasida.. Kegiatan ini tepat digunakan apabila
surveilans epidemiologi penyakit penyakit dan vektor menunjukkan
adanya periode berisiko tinggi dan di lokasi dimana KLB mungkin timbul.
b. Biologi Penerapan pengendalian biologis yang ditujukan langsung
terhadap jentik hanya terbatas pada sasaran berskala kecil. Pengendalian
dengan cara ini misalnya dengan memelihara ikan pemakan jentik atau
dengan bakteri.
c. Fisik Pengendalian secara fisik ini dikenal dengan kegiatan 3M Plus
(Menguras, Menutup, Mengubur) yaitu :
- Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak
mandi, drum dan lain-lain seminggu sekali (M1).
- Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air ,
tempayan dan lain-lain (M2).
- Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan (M3).
2.7 Persyaratan dan Teknik Pelaksanaan Surveilans Chikungunya
Menurut WHO (2004), surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan,
analisis dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Berdasarkan
definisi diatas dapat diketahui bahwa surveilans adalah suatu kegiatan pengamatan
penyakit yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis terhadap kejadian dan
distribusi penyakit serta faktor-faktor yang mempengaruhi nya pada masyarakat sehingga
dapat dilakukan penanggulangan untuk dapat mengambil tindakan efektif. Dengan cara
pencatatan, pelaporan data, analisis data, konfirmasi epidemiologis maupun laboratoris,
umpan- balik (feedback).
Adapun kegiatan surveilans antara lain :
1. Pelacakan kasus penyakit potensial KLB
2. Pengambilan dan pengiriman sampel spesimen penyakit potensial KLB
3. Entry laporan W2 + SKDR Mingguan Puskesmas
4. Entry data C1 Campak
Formulir Penyelidikan KLB Demam Chikungunya
Pendataan Kasus Rawat Inap/Jalan

Puskesmas : Tanjung Agung


Kabupaten/Kota : OKU / Baturaja
Provinsi : Sumatera Selatan
Tanggal
Penyelidikan : 30 Agustus 2022
Epidemiologi

Umur Gejala

Perempuan

Perdarahan
Kelumpuh
Laki-Laki

Jentik
Tanggal Tgl Mulai

Demam

Lab
Tanda
Ruam
No Nama Alamat Desa/Kelurahan Status Ket

Nyeri
Sendi
Berobat Demam

an
1 29/08/2022 Maimunah Perum Arales Batu Kuning   48 28/08/2022 √ √ √ - - - - - H -
Ika April
2 30/08/2022 Liani Perum Arales Batu Kuning   29 29/08/2022 √ √ √ - - - - - H -
3 29/08/2022 Umar Kholis Perum Arales Batu Kuning 43   28/08/2022 √ √ √ - - - √ - H -
4 30/08/2022 Amril Perum Arales Batu Kuning 49   30/08/2022 √ √ √ - - - - - H -
5 29/08/2022 Susinarwati Perum Arales Batu Kuning   48 28/08/2022 √ √ √ - - - - Positif H -
6 30/08/2022 Holila Perum Arales Batu Kuning   50 29/08/2022 √ √ √ - - - √ Positif H -
7 29/08/2022 M. Kansasi Perum Arales Batu Kuning 45   28/08/2022 √ √ √ - - - √ Positif H -
8 30/08/2022 Saparudin Perum Arales Batu Kuning 37   29/08/2022 √ √ √ - - - - - H -
9 29/08/2022 Renita Perum Arales Batu Kuning   35 28/08/2022 √ √ √ - - - - - H -
Reno
10 30/08/2022 Sapriyanto Perum Arales Batu Kuning 13   29/08/2022 √ √ √ - - - - - H -
11 29/08/2022 Ari Apriansa Perum Arales Batu Kuning 28   28/08/2022 √ √ √ - - - - - H -
12 30/08/2022 Ahmad Yani Perum Arales Batu Kuning 49   29/08/2022 √ √ √ - - - - - H -
Formulir Penyelidikan KLB Demam Chikungunya
Gambaran Epidemiologi Menurut Lokasi

Puskesmas : Tanjung Agung


Kabupaten/Kota : OKU/Baturaja
Provinsi : Sumatera Selatan
Tanggal Pemeriksaan Epidemiologi : 05 September2022

Lokasi Populasi Kasus Meninggal AR/100 CFR/100


Perumahan Arales
Kelurahan 150 12 0 8 0
Batu Kuning
Total 150 12 0 8 0

Formulir Penyelidikan KLB Demam Chikungunya


Gambaran Epidemiologi Menurut Lokasi

Puskesmas : Tanjung Agung


Kabupaten/Kota : OKU/ Baturaja
Provinsi : Sumatera Selatan
Tanggal Pemeriksaan Epidemiologi : 05 September2022

Umur Populasi Kasus Meninggal AR/100 CFR/100


0-4 Tahun - - - - -
5-14 Tahun 1 0
15-24 Tahun - - - - -
25+Tahun 11 0
Total 150 12 0 8 0

Formulir Penyelidikan KLB Demam Chikungunya


Pendataan Nyamuk, Jentik dan tempat Perindukan Jentik (TPJ)

Puskesmas : Tanjung Agung


Kabupaten/Kota : OKU/Baturaja
Provinsi : Sumatera Selatan
Tanggal Pemeriksaan Epidemiologi : 05 September 2022

Lokasi Jumlah Kasus Jumlah TPJ Jumlah TPJ (+) Keterangan


Perumahan Arales
Kelurahan Batu 12 20 15 = (HI)
Kuning
Total 12 20 15 -
Laporan Surveilans Ketat Pada KLB Demam Chikungunya

Puskesmas : Tanjung Agung


Kabupaten/Kota : OKU/Baturaja
Provinsi : Sumatera Selatan
Tanggal Laporan KLB : Minggu Ke 5

Hari Kejadian
Total
Lokasi Populasi 30 31 1 2 3 AR CFR
P M P M P M P M P M P M
Perum Arales
Kelurahan 150 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 0 8 0
Batu Kuning
Total
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Chikungunya merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes
Albopictus. Mekanisme penularan chikungunya adalah dari nyamuk yang
menggigit penderita kemudian menggigit manusia lain.
 Gejala-gejala penyakit chikungunya berupa demam, sakit persendian, nyeri
otot, ruam dikulit, sakit kepala, kejang dan penurunan kesadaran.
 Pengobatannya hanya bersifat simptomatis dan supportif.
 Pencegahan penyakit chikungunya dilakukan dengan menghindari gigitan
nyamuk dan mencegah perkembang biakan nyamuk.

3.2 Penutup
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak dan baik lagi dari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai