Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: “KAJIAN
DAN MONITORING KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BLITAR
TAHUN 2015-2017” untuk memenuhi tugas Etika Hukum Kesehatan di Institul Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. Dalam menyusun makalah ini kami sangat menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan–kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh penyusun yang terkait dengan judul diatas.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan
untuk perbaikan makalah ini.
Dengan penuh kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan makalah ini, serta dengan lapang dada menerima saran dan
masukan yang sifatnya konstruktif bagi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat pagi para pembaca terutama bagi yang mencintai dan yang
memiliki perhatian besar pada pendidikan, dan semoga amal ibadah kita mendapat pahala
yang setimpal dari Allah SWT. Aamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
2.1 Kajian................................................................................................................... 2
2.2 Monitoring............................................................................................................ 3
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dengue adalah infeksi virus yang ditularkan melalui nyamuk yang umum terjadi di
iklim tropis yang hangat. Infeksi disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue yang
berkerabat dekat (disebut serotipe) dan ini dapat menyebabkan spektrum gejala yang luas,
termasuk beberapa yang sangat ringan (tidak terlihat) hingga yang mungkin memerlukan
intervensi medis dan rawat inap. Dalam kasus yang parah, kematian bisa terjadi. Tidak ada
pengobatan untuk infeksi itu sendiri, tetapi gejala yang dialami pasien dapat dikelola.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ASESSMEN
Kota Blitar merupakan wilayah ke 13 di Jawa Timur dengan kasus DBD yang tinggi
pada tahun 2015-2017.
Awal terjadinya epidemik DBD di Indonesia, mayoritas terjadi pada kelompok umur
antara 5–9 tahun. Kelompok berisiko terjangkit DBD pada umur < 12 tahun berisiko 19,06
kali terkena DBD dibandingkan kelompok umur ≥ 12 tahun. Hal ini disebabkan karena daya
tahan tubuh kelompok umur < 12 tahun yang masih rendah daripada kelompok umur ≥ 12
tahun. (Faldy, Kaunang, & Pandelaki, 2015). Hasil penelitian lain yang dilakukan di
Denpasar tahun 2012 juga menunjukkan bahwa usia merupakan salah satu variabel dominan
yang berperan dalam meningkatkan risiko kejadian DBD (Subagia,Sawitri, & Wirawan,
2013).Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kejadian demam berdarah dengue adalah
faktor perilaku host. Faktor ini dipengaruhi oleh umur dan tingkat pendidikan host serta
2
faktor geografis dari wilayah tempat tinggal host. Faktor umur dan tingkat pendidikan host
akan memengaruhi cara pandang dan perilaku host terhadap kejadian DBD.
Faktor geografis berpengaruh pada perkembang biakan vektor. Kondisi daerah dengan
curah hujan ideal berisiko lebih besar untuk terjadinya wabah demam berdarah. Curah hujan
mengakibatkan air menggenang di suatu media yang menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk. Banyak faktor yang mempengaruhi kasus demam berdarah yang bila tanpa
penanganan yang tepat akan mengakibatkan kematian. Berbagai upaya pengendalian
prevalensi kasus DBD khususnya pada daerah dengan transmisi yang tinggi atau persisten,
sangat diperlukan. Daerah yang memiliki transmisi tinggi adalah kota/kabupaten dengan IR
yang cenderung tinggi sehingga membutuhkan pengendalian penyakit yang teliti dan cepat
(Qi et al., 2015).
Salah satu pengendalian DBD yang dilakukan di Indonesia dan dapat dilakukan oleh
semua umur dan dari seluruh jenjang pendidikan adalah kegiatan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN). Pemerintah di Indonesia mencanangkan pembudidayaan PSN secara
berkelanjutan oleh masyarakat dengan pesan inti 3M plus dan mewujudkan terlaksananya
gerakan 1 rumah 1juru Pemantau Jentik (Jumantik). Keberhasilan kegiatan PSN dapat diukur
dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ ≥ 95% diharapkan dapat mencegah atau
mengurangi kasus penularan DBD (Kemenkes RI, 2016a).
Kegiatan PSN telah dilaksanakan pada 21 desa/kelurahan. Jumlah petugas PSN yang
terlatih berjumlah 166 orang. Upaya PSN yang telah dilakukan oleh petugas adalah PJB
(Pemberantasan Jentik nyamuk Berkala). Angka Bebas Jentik (ABJ) di kota Blitar setiap
tahun masih sangat fluktuatif, tahun 2015 adalah 83%, tahun 2016 adalah 87% dan tahun
2017 adalah 79%
2.2 MONITORING
3
Kegiatan pegendalian DBD yang dilakukan di Indonesia dapat dilakukan di semua
umur dan seluruh jenjang pendidikan adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk atau
PSN. Pemerintah merancang PSN secara berkelanjutan dengan pesan inti 3M plus dan paling
tidak ada satu juru pemantau jentik tau Jumantik di setiap rumah. Kegiatan ini dapat diukur
angka keberhailannya dengan Angka Bebas Jentik atau ABJ , yang mana apabila lebih dari
sama dengan 95% diharapkan dapat mencegah atau menanggulangi penyakit DBD.
4
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Faktor yang menjadi penyebab DBD tinggi di kota Blitar adalah host, tentang
pengetahuan, sikap, dan tindakan dari masyarakat yang mengakibatkan angka kejadian DBD
tinggi. Namun angka kasus DBD di daerah Blitar dapat ditekan jumlah kasusnya dari tahun
2015-2017 dengan tindakan pengendalian DBD yang mampu mencegah atau memberantas
sarang nyamuk. PSN atau Pemberantasan Sarang Nyamuk merupakan salah satu pengendaian
vektor agar tidak terjadi penularan. Yang mana PSN ini dilaksanakan oleh seluruh
masyarakat dengan membersihkan hal-hal atau tempat disekitar lingkungan yang menjadi
penyebab sarang nyamuk.
5
DAFTAR PUSTAKA
1. http://journal.unair.ac.id/index.php/JBE/ https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj_r7W
k_PsAhVRcCsKHehjAaYQFjADegQIBxAC&url=https%3A%2F
%2Fejournal.unair.ac.id%2FJBE%2Farticle%2Fdownload
%2F9967%2F6196&usg=AOvVaw3xnqFf9dAt7u0ggFwx GAMBARAN KASUS
DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BLITAR TAHUN 2015-217
2. https://www.who.int/health-topics/dengue-and-severe-dengue#tab=tab_1 Dengue and
severe dengue
3. Faldy, R., Kaunang, W. P. J., & Pandelaki, A. J. (2015). Pemetaan kasus demam
berdarah dengue di Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Kedokteran Komunitas dan
Tropik, 3(2), 73–81
4. Subagia, K., Sawitri, A. A. S., & Wirawan, D. N. (2013). Lingkungan dalam rumah,
mobilitas dan riwayat kontak sebagai determinan kejadian demam berdarah dengue di
Denpasar tahun 2012. Public Health and Preventive Medicine Archive, 1(1), 1–7
5. Qi, X., Wang, Y., Li, Y., Meng, Y., Chen, Q., Ma, J., & Gao, G.(2015). The Effects of
socioeconomic and environmental factors on the incidence of dengue fever in the
Pearl River Delta,China,2013. Plos: Neglected Tropical Disease, 9(10), 1–13
6. Kemenkes RI. (2016a). Infodatin: situasi DBD di Indonesia. Kementerian Kesehatan
RI. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(3), 383–392.
https://doi.org/10.20473/jbe.v5i3.2017.