Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Influenza (flu) adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh virus
influenza yang dapat menyebabkan penyakit ringan sampai penyakit berat (Abelson,
2009). Penyebab influenza adalah virus RNA yang termasuk dalam keluarga
Orthomyxoviridae yang dapat menyerang burung, mamalia termasuk manusia.
Virus ditularkan melalui air liur terinfeksi yang keluar pada saat penderita batuk, bersin
atau melalui kontak langsung dengan sekresi (ludah, air liur, ingus) penderita. Ada
dua jenis virus influenza yang utama menyerang manusia yaitu virus A dan virus B
(Spicler, 2009). Virus ini beredar di seluruh dunia dan dapat mempengaruhi orang tanpa
memandang usia dan jenis kelamin. Influenza diketahui menyebabkan epidemi
tahunan dan umumnya mencapai puncaknya pada musim dingin di daerah beriklim
sedang. Sampai saat ini sudah ditemukan beberapa vaksin yang bisa menangani virus
influenza (CDC, 2011).

Penyakit influenza pertama kali diperkenalkan oleh Hipocrates pada 412 sebelum
masehi. Pandemi pertama yang terdokumentasi dengan baik muncul pada 1580, dimana
muncul dari Asia dan menyebar ke Eropa melalui Africa. Sampai saat ini telah
terdokumentasi sebanyak 31 kemungkinan terjadinya pandemi infuenza dan empat
diantaranya terjadi pada abad ini yakni pada 1918 (Spanish flu) virus influenza A
subtipe H1N1, 1957 (Asia Flu) virus influenza A subtipe H2N2, 1968 (Hongkong flu)
virus influenza A subtipe H3N2.

Salah satu virus influenza A merupakan galur (strain) H1N1 yang ditemukan di
manusia yang bermukim di La Gloria, Mexico pada April 2009 dan diduga

menjangkiti 60% dari 3000 penduduk (Fitzgerald,2009), selanjutnya jangkitan


(infeksi) virus tersebut ditemukan di banyak negara dan menurut World Health
Organization (WH0) sampai dengan 4 Oktober 2009 lebih dari 375.000 kasus sudah
dilaporkan di laboratorium dan lebih dari 4500 orang dilaporkan meninggal
(WHO,2009).

1
2

Bukti epidemiologis yang menunjukkan penularan virus dari manusia ke


manusia dan melihat kemampuan virus tersebut dapat menyebabkan wabah,
membuat WHO meningkatkan tahap 3 menjadi ke tahap 4 (28 April 2009) dan
menyarankan (merekomendasikan) semua negara meningkatkan pengawasan
(surveillance) dan kemampuan diagnostik untuk jangkitan H1N1, bukti penularan
yang lebih dari satu negara membuat WHO pada 29 April 2009 menegaskan ke
tahap 5 segera terjadi pandemik (pandemic imminent) dan meminta semua negara
giat (aktif) merencanakan program untuk menghadapi pandemik tersebut
(Nadia,2009).

Pada 11 Juni 2009 WHO menyatakan bahwa wabah H1N1 ditingkatkan ke


tahap 6 dan merupakan pandemik pertama di abad 21. Di Amerika Serikat (AS) saja
terdapat 37.246 kasus yang terdiagnosis dan menimbulkan 211 kasus kematian.
Hasil ini merupakan kejadian (fenomena) gunung es karena kebanyakan pasien
pengidap sakit mirip influenza/influenza like illness (ILI) ringan yang tidak
memeriksakan diri, sehingga Pusat pengendalian dan pencegahan
penyakit/Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menduga sampai 26 Juni
2009 di AS terdapat 1 juta kasus (Kapelusznika,2009).

Penyakit tersebut hingga saat ini masih mempengaruhi sebagian besar populasi
manusia setiap tahun. Virus influenza mudah bermutasi dengan cepat, bahkan seringkali
memproduksi strain baru di mana manusia tidak mempunyai imunitas terhadapnya.
Ketika keadaan ini terjadi, mortalitas influenza berkembang sangat cepat.  Di Amerika
Serikat epidemi influenza yang biasanya muncul setiap tahun pada musim dingin atau
salju menyebabkan rata-rata hampir 20.000 kematian. Sedangkan di Indonesia atau di
negara-negara tropis pada umumnya kejadian  wabah influenza dapat terjadi sepanjang
tahun dan puncaknya akan terjadi pada bulan Juli. Karena sifat-sifat materi genetiknya,
virus influenza dapat mengalami evolusi dan adaptasi yang cepat, dapat melewati barier
spesies dan menyebabkan pandemic pada manusia. Burung, hewan liar dan itik menjadi
sumber virus yang potensial sebagai pemicu  pandemi  di  Indonesia. Suatu Rencana
Gawat Influenza diusulkan untuk segera dikembangkan.

Tingginya angka kejadian influenza dan mortalitasnya berkembang secara cepat


maka dari latar belakang tersebutlah sehingga penulis melakukan penyusunan referat ini.
3

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari referat ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan bagi semua dokter muda agar dapat memahami penatalaksanaan
Influenza.
2. Diharapkan munculnya pola berpikir kritis bagi semua dokter muda setelah dilakukan
diskusi dengan dosen pembimbing klinik tentang penatalaksanaan Influenza.
3. Diharapkan bagi semua dokter muda agar dapat mengaplikasikan pemahaman yang
didapatkan dalam kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) terutama untuk
penatalaksanaan Influenza.

1.3 Manfaat
Manfaat Teoritis
1. Bagi institusi, diharapkan referat ini dapat menambah bahan referensi dan studi
kepustakaan dalam bidang ilmu kesehatan terutama tentang penatalaksanaan
Influenza.
2. Bagi penulis selanjutnya, diharapkan referat ini dapat dijadikan landasan untuk
penulisan referat selanjutnya.

Manfaat Praktis
1. Bagi dokter muda, diharapkan referat ini dapat membantu dalam mendiagnosis
dan memberikan penatalaksanaan Influenza pada kegiatan kepaniteraan klinik
senior (KKS).
2. Bagi tenaga kesehatan lainnya, diharapkan referat ini dapat menjadi bahan
masukan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan terutama dalam memberikan
informasi atau edukasi kesehatan berupa upaya pencegahan kepada pasien dan
keluarga terutama untuk kasus Influenza dan penatalaksanaannya sehingga angka
morbiditasnya dapat berkurang.

Anda mungkin juga menyukai