Anda di halaman 1dari 29

MANAJEMEN PEMBERIAN

ANTIBIOTIK DI ICU
DELLA KARTIKA CORIE/ 712017031
PENDAHULUAN

Unit perawatan intensif (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
terpisah, dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus

Antibiotika merupakan pilihan terapi utama untuk penyakit infeksi. Permasalahan akan terjadi bilamana
penggunaan antibiotika ini tidak rasional karena menyebabkan resistensi kuman.

angka resistensi bakteri umumnya dilaporkan lebih tinggi di ICU dibanding di area pelayanan lain di rumah
sakit. Di samping tingginya angka resistensi di ICU muncul pula kekhawatiran terjadinya multidrug
resistant (MDR) yang pada gilirannya akan semakin mempersulit proses terapi penderita penyakit infeksi.
Definisi ICU
• ICU (Intensive Care Unit) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi di bawah direktur
pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang di tujukan untuk observasi,
perawatan dan terapi pasien-pasien yang mengancam nyawa
Jenis Pasien ICU
• Pasien yang memerlukan intervensi medis segera oleh tim intensive care;
 
• Pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara terkoordinasi
dan berkelanjutan sehingga dapat dilakukan pengawasan yang konstan terus menerus
dan metode terapi titrasi;

• Pasien sakit kritis yang memerlukan pemantauan kontinyu dan tindakan segera untuk
mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis.
Klasifikasi Pelayanan di ICU
• ICU Primer
• ICU Sekunder
• ICU Tersier
BAKTERI
Klasifikasi Bakteri
• Gram Positif
• memberikan warna ungu bila dilakukan pewarnaan Gram
• peptidoglikan setebal 20-80 nm dengan komposisi terbesar teichoic, teichuronic
acid, dan berbagai macam polisakarida.
• dinding sel yang sangat tebal

• Gram negatif
• lapisan peptidoglikan tipis (5- 10 nm) dengan komposisi utama: lipoprotein,
membran luar, dan lipopolisakarida.
• Lipoprotein mendominasi dinding sel → menjaga stabilitas membran luar dan
tempat perlekatan pada lapisan peptidoglikan.
BAKTERI
Epidemiologi
“berbagai macam penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri, seperti ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Akut) → NTT 41,7%, Papua 31,1%, Aceh 30,0%, NTB 28,3%, dan
Jatim.
Pneumonia → NTT 10,3%, Papua 8,2%, Sulawesi Tengah 5,7%, Sulawesi Barat 6,1%,
danSulawesi Selatan 4,8%.
TB paru → Jawa Barat 0,7%, Papua 0,6%, DKI Jakarta 0,6%, Gorontalo 0,5%, dan
Banten 0,4%.” (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan
RI Tahun 2013)
Antibiotik
Definisi
Antibiotika adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri,
jamur) yang mempunyai efek menghambat atau menghentikan suatu proses biokimia
mikroorganisme lain

Masalah kesehatan yang dapat timbul akibat penggunaan antibiotika tidak rasional
adalah resistensi bakteri terhadap antibiotika
Antibiotik
Epidemiologi
Pada hasil studi di Korea, Vietnam, Kazakhtan, Jordania, dan Ukraina
menunjukkan, sebanyak 88% pasien yang dicurigai terinfeksi diresepkan
antibiotik.

tahun 2007 – 2014, sebanyak 47% anak di seluruh dunia yang berusia
dibawah 5 tahun (balita) dan dicurigai mengalami pneumonia diberikan
antibiotik
Antibiotik
Spektrum dan aktivitas antibiotika
1. Spektrum
• Luas
• Sempit

2. Aktivitas
• Bakterisid (penisilin, sefalosporin, streptomisin)
• Bakteriostatik (sulfonamid, trimetroprim, kloramfenikol)
Penggolongan antibiotika

1. B-laktam, contoh: penisilin, sefalosporin, karbapenem (contoh: imipenem, meropenem).

2. Makrolida, contoh: eritromisin, spiramisin, azitromisin, klaritromisin.

3. Aminoglikosida, contoh: streptomisin, neomisin, kanamisin, gentamisin, amikasin, tobramisin.

4. Tetrasiklin, contoh: tetrasiklin, doksisiklin, oksitetrasiklin.

5. Kuinolon, contoh: asam nalidiksat.

6. Fluorokuinolon, contoh: siprofloksasin, ofloksasin, levofloksasin.

7. Glokopeptida, contoh: vankomisin, teikoplanin

8. Antibiotika lain: kloramfenikol, tiamfenikol, metronidazol, klindamisin, kotrimoksazol.


Mekanisme Kerja

• Inhibisi sintesis dinding sel bakteri

• Inhibisi sintesis protein bakteri

• Inhibisi metabolisme bakteri

• Inhibisi sintesis atau aktivitas asam nukleat bakteri

• Mempengaruhi permeabilitas membran sel bakteri


Efek Samping antibiotika

• Resistensi
tidak terganggunya sel mikroba oleh antibiotik yang merupakan suatu
mekanisme alami untuk bertahan hidup.

• Suprainfeksi
infeksi sekunder yang timbul ketika pengobatan terhadap infeksi primer sedang
berlangsung dimana jenis dan infeksi yang timbul berbeda dengan infeksi primer.
Resistensi Antibiotik

DEFINISI
kemampuan bakteri untuk tumbuh dalam lingkungan yang mengandung
antimikroba tertentu yang secara normal seharusnya antimikroba tersebut
dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.

EPIDEMIOLOGI
Pada studi yang dilaporkan oleh The European Epic Study, tercatat adanya pola
resistensi S. aureus, dan P. aeruginosa di ICU. Dari isolat S. aureus yang diteliti,
60% diantaranya merupakan MRSA (Methicillin-resistant Staphlococcus aureus).
Resistensi Antibiotik

ETIOLOGI
Berdasarkan dari pelayanan ICU, penyebab dari resistensi antibiotik
dikategorikan berdasarkan 3 faktor, yaitu faktor hubungan antara prosedur,
manajemen, dan antibiotik.

• bertambah lamanya rawat inap di ICU dan juga pre-infeksi dengan organism
resisten pada saat masuk ICU juga menjadi penyebab resistennya berbagai macam
antibiotik.
• faktor antibiotik termasuk ketepatan pemberian dan lamanya pengobatan.
Resistensi Antibiotik

MEKANISME  

1. Penghancuran atau penonaktifan obat


2. Penghambatan Penetrasi terhadap Sel Target Mikroba
3. Merubah Sel Target Obat
4. Pengeluaran yang cepat dari antibiotik
Prinsip Penggunaan Antibiotika

• Lakukan pewarnaan gram, kultur dan tes sensitivitas sebelumnya

• Terapi empiris harus berdasarkan data epidemiologi setempat.

• Terapi definitif harus berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas patogen penyebab.

• Terapi antibiotika yang dipilih harusnya yang paling efektif dan sespesifik mungkin

• Kombinasi antibiotika diindikasikan pad Efek sinergistik, Mencegah resistensi, Memberi


cakupan spektrum luas secara empiris

• Prinsip pemilihan antibiotika perlu memperhatikan usia, fungsi ginjal dan hati
 Tahapan Pemeriksaaan Mikrobiologi

Pemeriksaan mikroskopis
mencakup pengecatan Gram, Ziehl Neelsen, dan KOH.

Pemeriksaan kultur
untuk identifikasi bakteri penyebab infeksi dan kepekaannya terhadap antibiotik

Uji Kepekaan Antibiotik atau Antijamur


Untuk uji kepekaan ini digunakan metode difusi cakram menurut Kirby Bauer dan untuk
mengetahui KHM (konsentrasi hambat minimal)

Hasil pemeriksaan dikategorikan dalam Sensitif (S), Intermediate (I), dan Resisten (R)
Evaluasi Penggunaan Antibiotika
A. Evaluasi antibiotika secara kuantitatif
Evaluasi antibiotika secara kuantitatif dilakukan dengan menilai jumlah antibiotika
yang digunakan dan dinyatakan dengan DDD/100 patient-days. DDD (defined daily dose)
adalah dosis rata-tata per hari untuk indikasi tertentu pada orang dewasa (berat badan 70 kg)
Evaluasi antibiotika secara kualitatif

a. Terapi empiris: pemberian antibiotika untuk mengobati infeksi aktif pada pendekatan
buta (blind) sebelum mikroorganisme penyebab diidentifikasi dan antibiotika yang sensitif
ditentukan

b. Terapi definitif: pemberian antibiotika untuk mikroorganisme spesifik yang


menyebabkan infeksi aktif atau laten

c. Profilaksis: pemberian antibiotika untuk mencegah timbulnya infeksi


Evaluasi antibiotika secara kualitatif

- Outcome proses (pola peresepan)


Umpan balik dari hasil evaluasi bisa merupakan suatu intervensi untuk meningkatkan kualitas
peresepan.

- Outcome pasien
Beberapa variabel outcome pasien yang dapat diperoleh dari studi intervensi terhadap pasien

- Outcome mikrobiologi
Beberapa parameter outcome mikrobiologi diantaranya perubahan jumlah kejadian resistensi
mikroba dan jumlah strain bakteri yang resisten terhadap antibiotika.
Penggunaan Antibiotik di ICU

• Sejarah resistensi bakteri terhadap antibiotika diawali dari ditemukannya staphylococcus yang
resisten terhadap penicillin pada awal 1940-an.

• hal yang sebenarnya paling menggelisahkan adalah bahwa angka resistensi bakteri umumnya
dilaporkan lebih tinggi di ICU ( intensive care unit ) dibanding di area pelayanan lain di rumah
sakit.

• akan semakin mempersulit proses terapi penderita penyakit infeksi. Salah satu dampak dari resistensi
bakteri ini adalah semakin terbatasnya pilihan antibiotika untuk mengatasi infeksi-infeksi yang berat.
Resistensi bakteri terhadap antibiotika di ICU

• Identifikasi terhadap pola resistensi bakteri di ICU merupakan langkah penting untuk mencegah
penyebaran lebih lanjut

• Disamping antibiotika yang secara spesifik adalah antibakterial, penggunaan antijamur juga
meningkat terutama pada pasien defisiensi imun dan akibat pemberianantibiotika lama.

• Penggunaan antijamur yang berlebihan dan tanpa indikasi selanjutnya juga akan berakibat terjadi
resistensi terhadap jamur terutama golongan candida

• Antivirus dan antiparasit lebih jarang digunakan tetapi tetap perlu dibuat pedoman penggunaannya
dengan baik
Penggunaan Antibiotik Kombinasi11
1. Antibiotik kombinasi adalah pemberian antibiotik lebih dari satu jenis untuk mengatasi
infeksi.

2. Tujuan pemberian adalah: Meningkatkan aktivitas antibiotik pada infeksi spesifik


mengurangi risiko timbulnya resisten.
 
3. Indikasi penggunaan antibotik kombinasi adalah Infeksi disebabkan oleh lebih dari satu
bakteri, infeksi campuran , Terapi empiris pada infeksi berat.

 
Penggunaan Antibiotik Kombinasi11

4. Hal-hal yang perlu perhatian:


a. dapat meningkatkan atau mengganggu keseluruhan aktivitas antibiotik.
b. memiliki toksisitas yang bersifat aditif atau superaditif
c. Diperlukan pengetahuan jenis infeksi, data mikrobiologi
d. Hindari penggunaan untuk terapi empiris jangka lama.
e. Pertimbangkan peningkatan biaya pengobatan pasien.
 
Pengendalian Resistensi Anti-mikrobia
menggunakan indikator mutu atau Key Performance Indicator (KPI)

a. perbaikan kuantitas penggunaan antibiotic, Menurunnya konsumsi antibiotik

b. perbaikan kualitas penggunaan antibiotik Meningkatnya penggunaan antibiotik secara


rasional dan menurunnya penggunaan antibiotik tanpa indikasi

c. perbaikan pola sensitivitas antibiotik dan penurunan mikroba multiresisten secara periodik setiap
tahun

d. penurunan angka infeksi rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba multiresisten

e. peningkatan mutu penanganan kasus infeksi


KESIMPULAN

• ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi dengan staf dan
peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien dengan perubahan fisiologi yang cepat
memburuk yang mempunyai intensitas defek fisiologi.

• Antibiotika adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri, jamur) yang mempunyai efek
menghambat atau menghentikan suatu proses biokimia mikroorganisme lain.

• Di samping tingginya angka resistensi di ICU muncul pula kekhawatiran terjadinya multidrug resistant
yang pada gilirannya akan semakin mempersulit proses terapi penderita penyakit infeksi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai