Anda di halaman 1dari 3

PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isu mengenai munculnya penyakit infeksi atau Emerging Infectious Diseases timnul
sejak dua rtahun ini dengan adanya kekhawatiran akan terjadinya pandemi
flu.Perkiraan akan terjadi pandemi flu, baik akibat virus strain burung maupun virus
influensa lainnya, telah membuat sibuk para ahli virulogi, epidemiologi, pembuat
kebijakan, maupun pihak pers dan masyarakat. Keadaan seperti ini dapat
menimbulkan histeriayang tak beralasan di kalangan masyarakat maupun komunita
tertentu, bila tidak dilakukan persiapan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.
Komunitas di bidang kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan termasuk kelompok
beresiko tinggi untuk terpajan oleh penyakit infeksi yang berbahaya dan mengacam
jiwa. Risiko tersebut meningkat secara signifikan bila terjadi wabah penyakit
pernapasan yang menular, seperti SARS9 Severe Acute Respiratory Syndrome),
penyakit Meningokokus, flu burung dan lain-lain.
Sars pertama kali diidentifikasi di Cina pada bulan November 2002. Tidak lama
kemudian terjadi wabah di dunia yang pada akhirnya menyebar ke 26 negara dengan
jumlah penderita 8.098 0rang dan dari jumlah tersebut, 774 orang meninggal dunia
(WHO, 2004). Jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi berkisar antara 20% sampai
60% dari semua kasus infeksi di seluruh ndunia (WHO, 2005). Pada bulan April 2003,
pemerintah Indonesia secara resmi menyatakan SARS sebagi epidemi nasional,
dengan total 2 kasus probable yang dilaporkan ( tidak ada korban jiwa). Pada bulan
Juli 2003 WHO menyatakan wabah SARS telah berakhir. Tidak ada yang mengetahui
kapan pandemik SARS akan muncul kembali.
Penyakiy meningokokus adalah pernyakit lain yang menyebar melalui sekresi
pernapasan. Penyakit ini muncul secara berkala(musiman) dan dapat terjadi di seluruh
dunia, dengan jumlah kasus terbanyak ditemukan di Afrika. Dalam 30 tahun terakhir,
di Asia pernah terjadi wabah penyakit meningokokus, yaitu di China (1979 dan 1980)
dan Vietnam (1977)
Penularan flu burung subtipe H5N1 yang patogenitasnya tinggi pada manusia, tercatat
pertama kali terjadi di Hongkong pada tahun 1997. Penularan flu burung pada manusia
terutama disebabkan karena interaksi manusia dengan hewan unggas yang terinfeksi
H5N1. Beberapa kasus penularan dari manusia ke manusia memang pernah terjadi.
Sebagian besar kasus penularan terjadi antara anggota keluarga yang menderita flu
burung. Nmun demikian, ada kekhawatiran bahwa virus tersebut akan dapat bermutasi
menjadi bentuk yang mudah menular antara manusia, yang pada akhirnya bisa
menjadi pandemi. Tenaga kesehatan lebih berisiko tertular karena lebih sering

terpajan, buruknya praktik- praktik pencegahan infeksi, serta minimnya tenaga


kesehatan yanrisiko tertular karena lebih sering terpajan, buruknya praktik- praktik
pencegahan infeksi, serta minimnya tenaga kesehatan yang risiko tertular karena lebih
sering terpajan, buruknya praktik- praktik pencegahan infeksi, serta minimnya tenaga
kesehatan yang mendapat vaksinasi influenza.
Dunia telah menyepakati, bahwa flu burung merupakan isu global yang harus diatasi
bersama, melalui persiapan menghadapi pandemi flu burung. Dengan latar belasi kang
tersebut, Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di Indonesia perlu
mempersiapakan diri dalam menghadapi pandemi penyakit infeksi (Emerging
Infectious Diseases), termasuk flu burung, dengan meningkatkan upaya pencegahan
dan pengendalian infeksi, untuk melindungi tenaga kesehatan, pasien dan pengunjung.
B. TUJUAN
Tujuan Umum:
Menyiapkan agar rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lain dengan sumber
daya terbatas dapat menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi, sehingga dapat
melindungi tenaga kesehatan dan masyarakat dari penularan penyakit menular
(Emerging Infectious Diseases) yang mungkin timbul, khususnya dalam menghadapi
kemungkinan pandemi influenza.
Tujuan Khusus:
Memberikan informasi kepada petugas kesehatan di Rumah Sakit dan fasilitas
kesehatan lain, mengenai:
1. Fakta- fakta penting beberapa penyakit menular
2. Kewaspadaan isolasi (Isolation Precautions)
3. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya.
4. Petunjuk pencegahan dan pengendalian infeksi untuk pengunjung
5. Kesiapan menghadapi pandemi penyakit menular( Emerging Infectious Diseases)
C. RUANG LINGKUP
Pedoman ini memberikan panduan bagi petugas kesehatan di Rumah Sakit dan
Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi pada pelayanan terhadap pasien yang menderita penyakit
menular melalui udara( airbone). Dengan pengalaman yang sudah ada dengan
pelayanan pasien SARS, Pedoman ini dapat juga diterapkan untuk menghadapi
penyakit- penyakit infeksi lainnya(Emerging Infectious Diseases) yang mungkin akan
muncul di masa mendatang, baik yang menular melalui droplet,udara atau kontak.
D. Falsafah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya merupakan suatu standar mutu pelayanan dan penting bagi pasien,

petugas kesehatan maupun pengunjung rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya. Pengendalian infeksi harus dilaksanakan oleh semua rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya untuk melindungi pasien, petugas kesehatan dan pengunjung
dari kejadian infeksi dengan memperhatikan cost effectiveness.

Anda mungkin juga menyukai