Anda di halaman 1dari 17

Tugas Individu

Mata Kuliah : Epidemiologi Penyakit Menular


Dosen Pengampuh : Asrianto

PENYAKIT CAMPAK

DISUSUN OLEH :

RENI (3201021002)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IST BUTON

STIKES IST BUTON

2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan mampu untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di akhirat.

Tidak lupa, Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu sehat fisik akal pikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah epidemiolodi penyakit menular, dengan judul penyakit
campak.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.

Bau-bau, 23 Sep 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………………………1
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..2
BAB I Pendahuluan ................................................................................................................. 2
I.I Latar Belakang .......................................................................................................... 2
I.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
I.3 Tujuan Pembahasan .................................................................................................. 2

BAB 1

A. Latar Bekakang
Campak, penyakit menular merupakan disebabkan virus campak, pernah menjadi
penyakit biasa pada masa kecil. Anak-anak dan orang dewasa yang berhasil bertahan
melalui penyakit campak jadi ke bal terhadapnya, dan tidak akan kena campak lagi
sepanjang hidupnya. Beberapa orang dewasa yang belum pernah terkena campak pada
masa kanak-kanak malah meninggal dalam wabah campak, yang berkali-kali melanda
dunia

Campak tersebar di seluruh dunia dan termaksud dalam 10 penyakit menular yang
paling sering terjadi di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit
campak masih menjadi masalah kesehatan pada bayi dan anak dan merupakan penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi. Penyakit campak dikenal juga sebagai morbili atau
measles, merupakan (infeksius) dari orang ke orang dengan cara droplet dan merupakan
air borne disease sehingga mudah menular kepada orang lain melalui udara. Penyakit ini
akan menyerang saluran pernapasan dan sistem imunitas, lingkaran Tan terkena penyakit
infeksi lainnya (liwu, rampengan, dan tatura 2016). Kejadian campak pada berbagai
negara berkembang yang disertai kekurangan vitamin A akan meningkat tingkat
mortalitas. Pemberian vitamin A dan terapi antibiotik telah mengurangi angka kematian
akibat campak pada negara berkembang. (Ningtyas dan Wibowo, 2015) menambahkan
bahwa daerah yang memiliki risiko tinggi terhadap kejadian campak adalah daerah yang
memiliki pelayanan kesehatan yang kurang memadai salah satunya adalah ketersediaan
sarana dan prasarana vaksin.

Namun pada tahun 2015 kembali mengalami peningkatan hingga tahun 2017 (3,2
menjadi 5,6 per 100.000 penduduk).

Tahun 2020 tercatat suspek campak tersebar di seluruh wilayah provinsi di Indonesia
dengan angka incidence rate sebesar 1,25 per 100.000 penduduk. Hanya 4 provinsi yang
nihil suspekcam yaitu Nusa tenggara timur, Kalimantan tengah, Bengkulu, dan
Kalimantan barat. Terdapat kasus suspek campak sebesar 3,382 pada tahun 2020. Jumlah
ini lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2019 yang mana mencatat sebanyak 8,819
kasus dengan incidence rate sebesar 3,29/100.000 penduduk. provinsi Jawa tengah
tercatat

Kasus suspek campak terbanyak dengan 680 kasus, disusul DKI Jakarta dengan 596
kasus, dan di Yogyakarta dengan 408 kasus . Suspek campak tertinggi ditemukan pada
bulan Januari dengan 920 kasus dan paling sedikit pada bulan Desember dengan 65 kasus
penurunan jumlah kasus campak dipengaruhi oleh pandemi covid 19 sehingga tenaga
surveilans terfokus pada surveilans covid 19 hal ini menyebabkan berbagai program
surveilans lainnya termasuk surveilans PD31 tidak berjalan sesuai standar yang berlaku.
Pada waktu tertentu saat ditemukan peningkatan kasus pada suatu wilayah maka
terjadi peningkatan status wilayah menjadi kejadian luar biasa (KLB). Dikatakan situasi
KLB suspek campak apabila terdapat 5 atau lebih kasus suspek campak selama 4 Minggu
secara berturut-turut. B ini biasanya mengelompok dan memiliki hubungan secara
epidemiologis. Selain itu KLB campak ditetapkan apabila hasil laboratorium > 2 IgM
Campak. Sedangkan KLB rubella terjadi apabila KLB suspek campak memiliki hasil
laboratorium > IgM Rubella. Dari seluruh kasus dari 3.382 kasus suspek campak pada
tahun 2020, ditemukan 6 KLB suspek campak, dan tercatat lebih rendah dari tahun 2019
sebanyak 32 KLB. Pada tahun 2020, dilaporkan tidak ada kematian pada kasus suspek
campak.

Kasus suspek campak dengan proporsi terbesar ditemukan pada kelompok usia > 14
tahun (28%), sedangkan kelompok usia 10-14 tahun dan usia yang tidak diketahui,
merupakan kelompok suspek campak terendah dengan proporsi 11,6% dan 1,4%. Jumlah
suspek campak yang mendapatkan vaksinasi Minimal dosis 1 sebanyak 1.634 orang pada
tahun 2020 (proporsi 48, 3%). Jumlah vaksinasi pada kelompok suspek kasus campak
terbesar adalah pada kelompok umur 1-4 tahun dengan proporsi 36,3%. Papua, Papua
barat, Maluku, dan Maluku Utara merupakan provinsi dengan vaksinasi terbanyak
terhadap kelompok suspek campak. Beberapa provinsi lainnya seperti Gorontalo,
Sulawesi barat, Bengkulu Nusa tenggara barat Nusa tenggara timur, Kalimantan barat
dan Kalimantan timur, merupakan provinsi dengan proporsi terendah.

Karakteristik genetik virus campak telah terbukti menjadi pelengkap yang kuat pada
teknik standar epidemiologi yang dipergunakan untuk mempelajari penyebaran virus.
Data molekuler menolong pikir perasaan itu sama konfirmasi sumber dari penyebaran
virus. Surveilans molekuler paling menguntungkan bila mungkin mengamati perubahan
genotip virus sepanjang waktu pada suatu daerah tertentu karena informasi ini, bila
dianalisis dalam hubungan data standar epidemologi, menolong membuktikan pemutusan
penularan dari edemisitas campak. jadi, karakterisasi molekuler virus campak merupakan
alat yang berharga untuk menilai keefektifan program pengendalian campak titik sampai
saat ini, surveilans virus dampak masih belum lengkap dan isolator belum didapat dari
banyak bagian-bagian di dunia termasuk banyak area endemik campak. Merupakan suatu
hal yang penting untuk mengetahui karakterisasi virus campak dari seluruh bagian dunia
pada beberapa tahun mendatang dalam usaha mengembangkan dasar kebijaksanaan
pemberantasan penyakit campak sebelum meningkatkan program pengendalian
(eradikasi) penyakit campak dimulai.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu campak?


2. Apa Gejala Campak ?
3. Bagaimana Mengobati penyakit Camapak?
4. Bagaimana Mencegah penyakit Campak?
5. Berapa Masa Inkubasi penyakit Campak?
6. Apa itu Triad Epidemiologi Camapak?
7. Apa itu Riwayat Alamiah Campak?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui apa itu penyakit camapk


2. Untuk mengetahui gejala campak
3. Untuk mengetahui pengobatan penyakit camapk
4. Untuk mengetahui pencegahan penyakit campak
5. Untuk mengetahu masa ingkubasi penyakit campak
6. Untuk mengetahui Triad Epidemiologi Camapak
7. Untuk mengetahui apa itu riwayat alamiah camapak
BAB II

A. Pengertian Campak

Campak adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh virus asam ribonukleat
rantai tunggal (measles virus) dari keluarga paramyxovirus. Campak, juga dikenal
sebagai morbilli yang menyebabkan infeksi pada sistem kekebalan tubuh. Penyakit
campak adalah infeksi virus yang sangat menular dengan tingkat morbiditas yang
substansial dan mortalitas yang signifikan (Naim H.Y.2015).

Penyakit campak dikenal juga sebagai morbili atau measles, merupakan penyakit yang
sangat menular yang disebabkan oleh virus, 90% anak yang tidak kebal akan terserang
penyakit campak. Insiden kasus campak di Indonesia tahun 2007 untuk golongan umur <
1 tahun sebesar 48,9 per 100.000 orang tahun, umur 1-4 tahun sebesar 36,6 per 100.000
orang tahun, dan umur 5-14 tahun sebesar 18,2 per 100.000 orang tahun. Bahkan sampai
dengan tahun 2009 masih dijumpai kejadian luar biasa campak di beberapa propinsi di
Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa sajakah yang
mempengaruhi kejadian campak di Puskesmas Purwosari Kabupaten Kudus. Jenis
penelitian adalah analitik dengan menggunakan pendekatan Case Control. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Agustus 2012. Populasi kasus dalam penelitian ini adalah ibu yang
mempunyai balita dan terkena campak tercapat dari tahun 2011 sebanyak 17 dan populasi
kontrol ibu yang mempunyai balita dan tidak terkena campak tercatat dari tahun 2011
sebanyak 597, sampel kasus dalam penelitian ini sebanyak 34 ibu dengan sampel kasus
17 yang balitanya terkena campak dan sampel kontrol 17 balitanya tidak terkena campak.
Analisis uji statistik yang digunakan adalah uji Regresi Logistik.Hasil uji statistik Regresi
Logistik menunjukan bahwa ada pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
campak di Puskesmas Purwosari Kabupaten Kudus adalah dari faktor umur pemberian
imunisasi dengan p value 0,020 dan OR = 5,760; status imunisasi dengan p value 0,001
dan OR = 24,375; faktor status gizi dengan p value 0,009 dan OR = 7,800. Terdapat
pengaruh faktor umur pemberian imunisasi, status imunisasi dan status gizi terhadap
kejadian campak di Puskesmas Purwosari Kabupaten Kudus.

B. Gejala Campak
Gejala campak biasanya muncul sekitar satu hingga dua minggu setelah seseorang
terinfeksi virus . Gejala campak yang paling awal muncul adalah :
demam tinggi hingga 40 celsius
1. pilek
2. pilek mata merah dan berair
3. bersin-bersin
4. batuk kering
5. sensitif terhadap cahaya
6. mudah lelah dan
7. nafsu makan yang menurun

Dua atau tiga hari setelah gejala awal campak muncul , biasanya menyusul gejala
selanjutnya , yaitu muncul bintik - bintik putih keabuan di mulut dan tenggorokan,.
Setelah itu , muncul ruam berwarna merah kecokelatan yang dimulai dari sekitar telinga ,
kepala , leher , dan menyebar ke seluruh tubuh . Penting diperhatikan , ruam kulit
tersebut muncul 7-14 hari setelah paparan dan dapat bertahan selama 4-10 hari .
Sementara itu , demam tinggi akibat penyakit ini biasanya akan mulai turun pada hari
ketiga setelah ruam muncul.

C. Bagaimana Mengobatyi Camapak

Dokter dapat menentukan pasien menderita campak dengan menanyakan gejala dan
melihat karakteristik ruam pada kulitnya. Namun, pada beberapa kasus, dokter perlu
mengambil sampel darah dan air liur pasien untuk memastikan diagnosis. Pada dasarnya
tidak ada pengobatan khusus untuk menangani campak , campak dapat sembuh sendiri
dalam 7-10 hari. Meski demikian, ada beberapa hal yang penting dilakukan untuk
meredakan gejala campak, yaitu :
a. Mengomsumsi paracetamol atau ibuprofen, untuk meredakan nyeri dan demam.
b. Mandi dengan air hangat, untuk meredakan pilek atau hidung tersumbat.
c. Membersikan mata dengan kapas basah.
d. Mengatur cahaya dalam ruangan agar tidak terlalu menyilaukan.
e. Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi dan mengurangi rasa tidak
nyaman di tenggorokan akibat batuk dan.
f. Minumlah air hangat yang di campur lemon atau madu, untuk meredakan batuk dan
mengencerkan lendir di tenggorokan. Namun, jangan berikan madu pada anak berusia
di bawah 1 tahun

untuk diketahui, anak yang menderita campak harus dipantau secara rutin, karena
rentan terserang penyakit lain, seperti infeksi telinga atau paru-paru basah. Jika hal ini
terjadi, segera periksakan anak ke dokter agar dapat diberikan antibiotic. Jangan berikan
aspirin kepada anak – anak. Mengapa ? Sebab, obat ini dapat memicu sindrom Reye,
yang bisa mengancam nyawa. Sementara, pasien campak yang kekurangan vitamin A
cenderung mengalami gejala yang lebih parah . Oleh karenanya, dokter akan
memberikan suplemen Penting vitamin A agar gejala campak tidak terlalu parah .
penderita yang belum melakukan latihan campak tetap dapat diberikan vaksin campak
dalam waktu 72 jam setelah timbul gejala. Vaksin yang diberikan setelah terkena
campak bertujuan untuk mengurangi keparahan gejala. Selanjutnya, dokter juga dapat
memberikan antibodi pada penderita dengan kekebalan tubuh yang lemah, bayi, dan ibu
hamil. Jika diberikan dalam waktu 6 hari setelah terinfeksi, antibodi bisa meringankan
gejala.

D. Bagaimana Mencegah Campak

Diketahui, cara paling ampuh untuk menangkal penyakit campak yang berguna
dengan teknik yang penting. Vaksin MMR adalah vaksinasi yang dapat melindungi
Anda dan anak - anak dari penyakit campak, gondok, dan rubella. Anak - anak dapat
menerima vaksinasi MMR pertama pada usia 12 bulan, dan vaksin lanjutan pada usia 4
dan 6 tahun. Sementara itu, bagi orang dewasa yang belum pernah menerima keahlian,
ia dapat meminta vaksin dari dokter. Jika Anda atau anggota keluarga terkena virus
campak , batasi interaksi dengan orang lain. Setelah Anda terkena campak, Anda punya
kekebalan seumur hidup .

Meskipun Campak sangat menular dan dapat menyebabkan kematian , penyakit ini
dapat dicapai melalui program Imunisasi. diperlukan upaya advokasi , edukasi , dan
penguatan sistem rutin agar penyakit campak dapat diatasi dengan baik . Pemerintah
telah menetapkan 3 strategi sebagai upaya pencegahan dan pengendalian Campak di
Indonesia antara lain:
1. Crash program campak untuk anak balita di daerah risiko tinggi.
2. Catch-upcamaingn campak untuk anak sekolah
3. Introduksi pemberian dosisi kedua melalui kegiatan rutin BIAS untuk kelas satu SD
pada tahun berikutnya setelah catch-up campaign.

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pemberian imunisasi Campak lanjutan pada


anak usia 24 bulan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017
pemberian imunisasi Campak lanjutan dosis ke - 2 diberikan pada anak usia 18 bulan .
Selain pelaksanaan imunisasi, salah satu strategi untuk mencapai eliminasi dan
pengendalian Campak di Indonesia adalah pelaksanaan surveilans Campak Rubella
berbasis individu yang dikenal juga dengan CBMS ( case based measles surveillance ) .
Pelaksanaan surveilans ini jika ditemukan setiap satu kasus dengan gejala demam , rash /
bintik merah pada tubuh, disertai salah satu gejala atau lebih batuk / pilek / mata merah ,
maka diambil spesimen darah / serum diperiksa di laboratorium rujukan nasional yaitu
badan litbangkes Kemenkes, Bio Farma, BBLK Surabaya dan BLK Yogyakarta untuk
memastikan diagnosis campak atau rubella

1. Pencegahan campak secara primer


Sasaran dari pencegahan primer adalah orang - orang yang termasuk kelompok
berisiko, yakni anak bayi / balita / dewasa yang belum terkena campak, atau yang
belum melakukan imunisasi campak. beberapa faktor yang harus diketahui dalam
melakukan pencegahan penyakit campak antara lain :
 Penyuluhan Edukasi campak adalah upaya mendidik Masyarakat tentang penyakit
campak . sasaran edukasi adalah penderita campak , anggota keluarga , kelompok
masyarakat berisiko tinggi dan pihak pihak perencana kebijakan kesehatan .
Berbagai materi yang perlu diberikan kepada pasien campak adalah definisi
penyakit campak , faktor - faktor yang berpengaruh pada timbulnya campak dan
upaya upaya menekan campak , pengelolaan campak secara pencegahan dan
pengenalan komplikasi campak .
 Imunisasi Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan
dengan vaksinasi campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9 -15
bulan. Keberhasilan program imunisasi dapat diukur dari penurunan jumlah kasus
campak dari waktu ke waktu. Kegagalan imunisasi dapat disebabkan oleh
antibodi yang dimiliki oleh bayi semenjak lahir atau antibodi maternal serta
kerusakan vaksin akibat penyimpanan , pengangkutan, atau penggunaan di luar
pedoman ( Widoyono , 2011 ) . sedangkan menurut ( Supriatin , 2015 ), gagalnya
imunisasi disebabkan karena tidak terbentuknya imunitas bayi setelah dilakukan
imunisasi, hal ini terjadi karena vaksin pada bayi akan membentuk sekitar 85 %
antibodi protektif

2. Pencegahan campak secara sekunder


Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya
komplikasi dengan tindakan - tindakan seperti tes penyaringan yang ditujukan untuk
pendeteksian dini campak serta penanganan segera dan efektif. Karena sifatnya yang
menular, pelacakan kontak sangat penting untuk menentukan sumber penularan
untuk kasus campak ( endemik versus impor /import ), serta untuk Mengidentifikasi
mereka yang mungkin terinfeksi oleh kasus tersebut. Setiap orang yang melakukan
kontak dengan pasien campak dalam empat hari sebelum dan sebelum timbulnya
ruam mungkin terinfeksi dan harus dipantau oleh petugas kesehatan selama 23 hari
sejak kontak terakhir dengan kasus yang dikonfirmasi. ( Kemenkes , 2018 )
Tujuan untuk kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk mengidentifikasi
orang-orang tampa tampa gejala yang telah sakit atau penderita yang beresiko tinggi
untuk mengembangkan atau memperparah penyakit. Pencegahan penyakit campak
dapat dilakukan dengan cara menjaga kesehatan seperti mengomsumsi makanan
sehat, berolahraga yang teratur, istirahat yang cukup, dan melakukan imunisasi.
Pemberian imunisasi akan menimbulkan kekebalan aktif dan bertujuan untuk
melindungi terhadap penyakit campak.

3. Pencegahan campak secara tersier


Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat
komplikasi. Kegiatan yang di lakukan antara lain mencegah perubahan dari
komplikasi menjadi kecacatan tubuh dan melakukan rehabitasi sedini mungkin bagi
penderita yang mengalami kecatatan. Dalam upaya ini diperlukan kerjasama yang
baik antara pasien dan dokter yang terkait dengan komplikasinya.

E. Masa Inkubasi Campak

Pengetahuan tentang masa inkubasi sangat penting dalam penyelidikan dan


pengendalian penyakit menular seperti penyakit campak yang memiliki masa inkubasi 7-
18 hari dari mulai masuknya virus ke dalam tubuh sampai menimbulkan gejala klinis
yang ditandai dengan demam < 380C selama 3 hari atau lebih gejala lainnya seperti batuk
, pilek , mata merah , Bercak kemerahan / rash yang dimulai dari belakang telinga Gejala
pada tubuh berbentuk makulopapular selama 3 hari atau lebih yang pada kisaran 4-7 hari
menjalar keseluruh tubuh ( Kemenkes , 2018 ) .Campak dapat menginfeksi siapa pun dari
segala usia , namun sebagian besar beban penyakit secara global masih terjadi pada usia
anak < 5 tahun . (Kemenkes, 2017). Virus campak merupakan salah satu
mikroorganisme yang sangat mudah menular antara individu satu ke individu lain ,
terutama pada anak - anak yang memasuki usia pra sekolah dan tamat SD . Penyakit ini
mudah menular melalui sistem pernapasan , terutama ludah atau cairan yang keluar dari
sistem pernapasan , seperti pada saat bersin , batuk , maupun berbicara ( Kemenkes ,
2017 ) . Rantai penularan campak sangat sulit diputus , karena penyakit ini menularkan
kepada orang lain pada 4 hari sebelum timbul ruam sampai 4 hari setelah timbul ruam
( Finazis , 2014 ) .

F. Triad Epidemiologi Camapak

Setiap faktor risiko memiliki penanda risiko atau risk marker, yaitu suatu variable
yang secara kuantitatif berhubungan dengan penyakit. Irwan, 2017, menyebutkan ada tiga
faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit yaitu Host (Penjamu), dan
Environment (linkungan).
Selengkapnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Faktor host adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat
memengaruhi timbulnya serta perjalanan penyakit , seperti umur , jenis kelamin , ras ,
pekerjaan , genetik , status nutrisi , status kekebalan dan lain - lain .
2. Faktor agen adalah suatu substansi yang keberadaannya memengaruhi perjalanan
suatu penyakit, seperti bakteri, virus, parasit, jamur dan lain-lain.
3. Faktor environment adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi luar
manusia atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit ,
seperti aspek biologis , sosial ( adat istiadat , kebiasaan , kepercayaan , agama ,
standar dan gaya hidup , kehidupan kemasyarakatan , organisasi sosial dan politik ) ,
dan aspek fisik lingkungan .

Irwan berpendapat bahwa : Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent


( penyebab ) , host ( manusia ) , dan environment ( lingkungan fisik , sosial dan
biologis ).

Agen ( Agent ) Virus campak genus Morbillivirus golongan Paramyxovirus . Struktur


virus penyebab campak mirip dengan virus penyebab parotitis epidemis dan
parainfluenza . Setelah timbulnya ruam kulit , virus aktif dapat ditemukan pada secret
nasofaring , darah dan air kencing dalam waktu sekitar 34 jam pada suhu kamar . Virus
campak dapat bertahan selama beberapa hari pada temperature 0 ° C dan selama 15
minggu pada sediaan beku . Di luar tubuh manusia virus ini mudah mati . Pada suhu
kamar sekalipun , virus ini akan kehilangan infektivitasnya sekitar 60 % selama 3-5 hari .
Virus campak mudah campak oleh sinar ultraviolet ( Widoyono , 2011 ) .
Host adalah manusia . Semua orang yang belum pernah menderita campak dan belum
pernah imunisasi campak . Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat
menginfeksi anak - anak pada usia dibawah 15 bulan , anak usia sekolah atau kadang kala
pada remaja dan dewasa . Penyebaran penyakit campak berdasarkan umur berbeda dari
satu daerah dengan daerah lain , tergantung dari kepadatan penduduknya , terisolasi atau
tidaknya daerah itu . Pada kelompok dan masyarakat yang lebih kecil , epidemik
cenderung terjadi lebih luas dan berat . Setiap orang yang telah terkena campak akan
memiliki imunitas seumur hidup ( Chin , 2007 ) .

Environment ( Lingkungan ). Virus campak sangat mudah menular , lingkungan


merupakan salah satu faktor penyebab penularan penyakit campak, faktor – faktor
lingkungan tersebut adalah kepadatan hunian, ventilasi, pencahayaan dan
keterjangkauan Pelayanan Kesehatan, Desa terpencil, pedalaman, daerah sulit, daerah
yang tidak terjangkau pelayanan kesehatan khususnya imunisasi, adalah merupakan
daerah yang rawan terhadap penularan penyakit campak ( Mukono , 2006 ) . Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

G. Riwayat Alamiah Campak

Riwayat Alamiah Campak Biasanya Berkembang 7-14 Hari Setelah Terpapar Virus .
Gejala Awal Biasanya Berupa Demam Tinggi ( Sering > 38 ° C ), Bintik Koplik ( Bintik
Di Mulut Yang Biasanya Muncul 2-3 Hari Sebelum Ruam Dan 3-5 Hari Terakhir ) ,
Malaise, Kehilangan Nafsu Makan, Mata Merah, Pilek, Dan Kadang - Kadang Batuk ,
Puncak Dari Infeksi Sistemik Umum Terjadi Dengan Munculnya Ruam Eritematosa
Makulopapular Yang Khas Yang Menutupi Sebagian Besar Tubuh ; Setelah Itu
Pemulihan Berlangsung, Asalkan Tidak Ada Infeksi Atau Komplikasi Lain. ( Naim H.
Y , 2015 ).

 Riwayat alamiah penyakit campak


o Tahap patogenesis
ada tahap ini individu dalam kondisi normal / sehat , walaupun
demikian telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit dan
belum ditandai dengan gejala - gejala penyakit . Selama imunitas penjamu
dalam kondisi yang baik maka bibit penyakit tidak dapat memengaruhi
kondisi kesehatan penjamu , kecuali jika imunitas penjamu kurang baik
disertai lingkungan penjamu yang tidak sehat maka keadaan segera dapat
berubah. Penyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki fase
berikutnya , yaitu tahap pathogenesis.
o Tahap klinis/penyakit dini
Tahap ini mulai timbul gejala dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi ,
yaitu berupa : ( Tuti R dan Alan R. , 2002 ) :
1. Demam atau suhu badan dapat meningkat pada hari ke - 5 atau ke
6 , yaitu pada saat puncak timbulnya erupsi. Kadang - kadang
temperatur dapat bifasik dengan peningkatan awal yang cepat
dalam 24-48 jam pertama diikuti dengan periode normal selama
satu hari dan selanjutnya terjadi peningkatan yang cepat sampai
380-400C saat erupsi ruam mencapai puncaknya.
2. Nyeri tenggorokan dan nyeri otot.
3. Hidung meler ( Coryza ) Tidak dapat dibedakan dari common cold.
Batuk dan bersin diikuti dengan hidung tersumbat dan sekret yang
mukopurulen dan menjadi profus pada saat erupsi mencapai
puncaknya serta menghilang bersama dengan menghilangnya
panas ( Rampengan , 2008 ).
4. Batuk ( Cough ) disebabkan oleh reaksi inflamasi mukosa saluran
pernapasan . Intensitas batuk meningkat dan mencapai puncaknya
pada saat erupsi . Namun , batuk dapat bertahan lebih lama dan
menghilang secara bertahap dalam waktu 5-10 hari
5. Bercak koplik merupakan bercak - bercak kecil yang irregular
sebesar ujung jarum pasir yang berwarna merah terang dan pada
bagian tengahnya berwarna putih kelabu . Gambaran ini
merupakan salah satu tanda patogmonik morbili . Beberapa jam
sebelum timbulnya rash sudah dapat ditemukan adanya bercak
koplik dan menghilang dalam 24 jam hari kedua setelah timbulnya
rash
6. Rash Timbul setelah 3-4 hari panas . Rash mulai sebagai eritema
makulopapuler , mulai timbul dari belakang telinga pada batas
rambut , kemudian menyebar ke daerah pipi , leher , seluruh wajah
dann dada serta biasanya dalam 24 jam sudah menyebar sampai ke
lengan atas dan selanjutnya ke seluruh tubuh mencapai kaki pada
hari ketiga . Pada saat rash sudah sampai kaki , rash yang timbul
duluan mulai berangsur - angsur menghilang .
7. Mata merah ( conjuctivitis ) Pada periode awal stadium prodormal
dapat ditemukan transverse marginal line injection pada palpebra
inferior . Gambaran ini sering dikaburkan dengan adanya inflamasi
konjungtiva yang luas dengan disertai adanya edema palpebra .
Keadaan ini dapat disertai dengan adanya peningkatan lakrimasi
dan fotophobia . Konjungtivitis akan menghilang setelah demam
turun.
o Tahap lanjut
Munculnya ruam - ruam kulit yang berwarna merah bata dari
mulai kecil - kecil dan jarang kemudian menjadi banyak dan
menyatu seperti pulau - pulau . Ruam umumnya muncul pertama
dari wajah dan tengkuk, dan segera menyebar menuju dada,
punggung, perut serta kaki dan tangan . kondisi suhu badan dapat
mencapai 40oC ) , dan dapat mengakibatkan kematian, keadaan
inilah yang menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder
seperti Pneumonia , Gastroenteritis, Ensefalitis, Otitis medis,
Mastoiditis, Laringotrakheobronkitis, Cervical adenitis , Purpura
tuerkulosis , Ulkus kornea , dan Apendisitis

o Tahap akhir
Berakhirnya perjalanan penyakit campak dapat berada dalam lima
pilihan keadaan , yaitu :
a. sembuh sempurna , yakni terbebas dari penyakit dan
kondisi tubuh menjadi pulih dan sehat kembali.
b. Sembuh dengan cacat , yakni meninggalkan bekas
gangguan yang permanen berupa bercak - bercak
kecoklatan yang disebut hyperpigmentation.
c. Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali , namun
penyakit masih tetap ada dalam tubuh tanpa
memperlihatkan gangguan penyakit.
d. Penyakit tetap berlangsung secara kronik karena berbagai
komplikasi yang ditimbulkan
e. Berakhir dengan kematian
BAB III

A. Kesimpulan

Campak merupakan penyakit infeksi yang sangat menular (infeksius) yang


disebabkan oleh virus, pada umumnya menyerang anak – anak serta merupakan penyakit
endemis di banyak belahan dunia. Penularan penyakit campak adalah dari orang ke orang
melalui droplet respiration atau dapat pula secara air borne sebagai nucleus droplet
aerosol. Penyakit campak sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kecacatan dan
kematian yang diakibatkan oleh komplikasi seperti radang paru/pneumonia (1%-6%),
radang telinga/otitis media (7-9%), dan encephalitis (1/1000 s/d 1/2000), Subacute
sclerosing panencephalitis (1/100.000 kasus) dan kematian (1/10.000) kasus.

Penyakit campak di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan
yang harus ditangani karena kasus campak masih tinggi dan hampir di semua daerah
masih terdapat kejadian luar biasa. Salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian
campak adalah sumber daya manusia yang secara umum masih rendah sehingga
keberhasilan program kesehatan belum seperti apa yang diharapkan khususnya program
reduksi penyakit campak. Di antara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan
imunisasi campak adalah penyebab utama kematian pada balita oleh karena itu
pencegahan campak merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita
(Depkes RI, 2010).

B. Saran

Setelah menyusun makalah terkait penyakit campak penulis tentunya sudah menyadari
jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata
semourna.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai