Anda di halaman 1dari 14

PLANNING OF ACTION

(POA)

PROGRAM
ISPA

PUSKESMAS WIDOROPAYUNG
TAHUN 2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah
yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun riketsia,
tanpa atau disertai radang parenkim paru (Alsagaf, 2009). ISPA salah satu
penyebab utama kematian pada anak di bawah 5 tahun tetapi diagnosis sulit
ditegakkan. World Health Organization memperkirakan insidens Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka
kejadian ISPA pada balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-
20% pertahun pada 13 juta anak balita di dunia golongan usia balita.
Pada tahun 2000, 1,9 juta (95%) anak – anak di seluruh dunia meninggal
karena ISPA, 70 % dari Afrika dan Asia Tenggara (WHO, 2002)
Salah satu penyebab kematian akibat ISPA adalah Pneumonia
dimana penyakit ini disebabkan oleh infeksi Streptococus pneumonia atau
Haemophillus influenzae. Banyak kematian yang diakibatkan oleh pneumonia
terjadi di rumah, diantaranya setelah mengalami sakit selama
beberapa hari. Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai
sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang
disebabkan oleh ISPA, namun kelihatannya angka kesakitan dan kematian
tersebut masih tetap tinggi (Rasmaliah, 2004). Kematian akibat pneumonia
sebagai penyebab utama ISPA(Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di
Indonesia pada akhir tahun 2000 sebanyak lima kasus di antara 1.000
bayi/balita. Berarti, akibat pneumonia, sebanyak 150.000 bayi/balita
meninggal tiap tahun atau 12.500 korban per bulan atau 416 kasus sehari
atau 17 anak per jam atau seorang bayi/balita tiap lima menit (WHO, 2007).
Berdasarkan data epidemiologi dan studi sejenis, sekarang ini
sudah banyak yang diketahui tentang masalah ISPA. Namun demikian
masih ada beberapa hal yang cenderung menjadi penting dan perlu
diketahui lebih lanjut, misalnya saja ISPA pada negara berkembang masih
lebih banyak disebabkan oleh golongan bakteri daripada golongan virus.
Selain itu, perlu ditentukan jenis antibiotika yang paling tepat mengingat pola
resistensi bakteri terhadap antibiotika tertentu cenderung berbeda menurut
waktu maupun daerah, pengelolaan penderita ISPA secara lebih bermutu di
tingkat masyarakat, puskesmas, dan rumah sakit. Dari masalah pokok
tentang kecenderungan tersebut, jelaslah bahwa penentuan etiologi ISPA
menjadi bagian yang terpenting (Agustama, 2005).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui bagaimana
Prevalensi Penyakit ISPA pada Anak di Puskesmas Widoropayung tahun 2022.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,


maka yang menjadi masalah adalah bagaimanakah Prevalensi ISPA pada
Anak di Puskesmas Widoropayung tahun 2022?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Prevalensi ISPA pada Anak di Puskesmas
Widoropayung tahun 2022?

2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui penyebab prevalensi ISPA pada anak di Puskesmas
Widoropayung tahun 2022?
BAB 11

ANALISA SITUASI

2.1 DATA UMUM


2.1.1 KEADAAN GEOGRAFIS
UPT Puskesmas Widoropayung didominasi dataran rendah dan selebihnya perbukitan.
Dari segi geografis wilayah kerja Puskesmas Widoropayung berada di Dusun Widoropayung
Desa Widoropayung Kecamatan Besuki sebelah Selatan Kecamatan Besuki. Puskemas
Widoropayung berada kurang lebih 40 km sebelah Barat Ibu Kota Kabupaten Situbondo atau 5
km sebelah Selatan Kecamatan Besuki dan Puskesmas Besuki. Puskesmas Widoropayung
terletak di sisi jalan arteri yang menghubungkan Kecamatan Besuki dengan Kecamatan Sumber
Malang. Secara geografis Puskesmas Widoropayung berada pada koordinat -7.778679 LS dan
113.711355 BT dengan batas tapak adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1 Wilayah Kerja Puskesmas Widoropayung


No Kode Puskesmas : 1033622

Nama : UPT Puskesmas Widoropayung

Kecamatan : Besuki

Kabupaten : Situbondo

Propinsi : Jawa Timur

Batas – batas wilayah Kerja UPT Puskesmas Widoropayung sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kecamatan Besuki


 Sebelah Selatan : Kecamatan Jatibanteng
 Sebelah Timur : Kecamatan Suboh dan Kecamatan Sumbermalang
 Sebelah Barat : Wilayah Kecamatan Jatibanteng, Puskesmas Besuki
2.1.2 WILAYAH ADMINISTRASI
Wilayah administrasi di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Widoropayung terbagi menjadi :

 Puskesmas : 1 Puskesmas Widoropayung


 Ponkesdes : 1 Ponkesdes Sumberejo dan 1 Ponkesdes Jetis
 Pustu : 1 Pustu Blimbing
 Wilayah kerja Puskesmas Widoropayung :
o Desa : 4 desa
o Dusun : 21 dusun
o Rukun Warga (RW) : 51 RW
o Rukun Tetangga (RT) : 103 RT
.
2.1.3 KEPENDUDUKAN
Data kependudukan merupakan salah satu data pokok yang sangat diperlukan dalam
perencanaan dan evaluasi pembangunan karena penduduk selain merupakan obyek juga
merupakan subyek pembangunan.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Widoropayung berdasarkan data Statistik


Kecamatan Besuki tahun 2020 adalah Desa Widoropayung sebanyak 4.754 jiwa, Desa
Belimbing sebanyak 6.944 jiwa , Desa Sumberejo sebanyak 2.090 jiwa, dan Desa Jetis sebanyak
7.799 jiwa. Jumlah penduduk keseluruhannya adalah 21.529 jiwa, dengan jumlah penduduk laki
– laki sebanyak 10.537 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 11.055 jiwa. Berikut
tabel jumlah Penduduk perdusun, Jumlah KK, RT dan RW di wilayah kerja UPT Puskesmas
Widoropayung yang menjadi sasaran pembangunan kesehatan tahun 2020.

Tabel 1. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Widoropayung


No Dusun Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah KK Jml Jml
RT
Laki- Perempu Penduduk RW
laki an

1 Widoropayung 2332 2421 4753 1805 23 9

2 Sumberejo 999 1097 2096 796 13 12

3 Jetis 3800 3999 7799 2962 40 16

4 Blimbing 3406 3538 6944 2636 27 14

Jumlah 10537 11055 21592 8199 103 51

2.1.4 DATA UMUM ORGANISASI


Merujuk pada Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo tanggal 1
Oktober 2018 nomor 440/13719.1/431.202.4.1/2018 tentang Struktur Organisasi Pusat
Kesehatan Masyarakat dimana Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas yang
dibantu oleh 9 penanggung jawab sebagaimana pada bagan dibawah ini :
BAB III

HASIL PENCAPAIAN PROGRAM

Hasil dari PKP dan SPM Program P2 ISPA PNEUMONIA di Puskesmas


Widoropayung tahun 2022.

No Jenis Program Target Pencapaian kesenjangan


ABS % ABS % ABS %
1. ISPA (Cakupan 135 100 162 120 27 20
penemuan penderita
pneumonia balita)

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa cakupan program P2 ISPA


Pneumonia Puskesmas Widoropayung tahun 2022 120%.
BAB IV

ANALISA MASALAH

4.1 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan hasil pencapaian kegiatan pada BAB III, Maka permasalahan di program
ISPA PNUMONIA adalah sebagai berikut:
1. Cakupan penemuan penderita ISPA Peumonia di wilayah Puskesmas Purwosari
lebih pada tahun 2016, dengan nilai kesenjangan 20%.

4.2 PRIORITAS MASALAH

Masalah-masalah yang muncul →diprioritaskan→USG

N MASALAH U S G NILAI RANGKING


O KOMPOSIF
1 Cakupan penemuan penderita 2 4 3 24 1
ISPA Pneumonia balita di wilayah
Puskesmas Purwosari tahun 2016
162(120%) dari target 135 (100%)

KESIMPULAN:

1. Cakupan penemuan penderita ISPA Pneumonia balita diwilayah Puskesmas


Purwosari tahun 2016 162 (120%) dari target 135 (100%).

Keterangan :
U = Urgency  sbrp mendesak
S = Seriousness  brkaitan dg akibat
G = Growth  perkembangan isu
FISH BONE

Manusia Metode

- Pencatatan dan pelaporan kurang Petugas kurang tepat dalam penentuan


tertib klasifikasi pneumonia
- Kurangnya partisipasi kader
dalam penemuan
Cakupan penemuan penderita ISPA
Peumonia di wilayah Puskesmas
Purwosari pada tahun 2016sebanyak
- Kurangnya media Dana penyuluhan kurang 162 (120%) dari target 135 (100%)
penyuluhan spt leflet,
banner

Sarana Dana Lingkungan

TABEL PENYEBAB MASALAH

NO MASALAH PENYEBAB MASALAH


1. Cakupan penemuan penderita 1. Petugas kurang tepat dalam penentuan
ISPA Pneumonia di wilayah klasifikasi pneumonia
Puskesmas Purwosari pada 2. Pencatatan dan pelaporan kurang tertib
tahun 2015 sebanyak 159 3. Dana penyuluhan kurang
(120%) dari target 135 4. Kurangnya partisipasi kader dalam
(100%). penemuan pneumonia baru
5. Kurangnya media penyuluhan seperti
leftet, banner dll

4.4 IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN PEMECAHAN MASALAH


N Masalah Penyebab Pemecahan Skor Nilai Ranki
o Masalah Masalah C A R L ng
1 Capaian 1. Petugas 1. Melaksanak 1 4 3 5 60 1
penemua kurang tepat an
n dalam penyuluhan
penderita penentuan secara
ISPA klasifikasi berkala
Pneumoni pneumonia
a di
2. Pencatatan 2. Monev 1 4 3 4 48 2
wilayah
Puskesm dan program
as pelaporan ISPA
Purwosari kurang tertib Pneumonia
pada ke wilayah
tahun
2016 3. Dana 3. Pengusulan 1 3 2 2 12 5
sebanyak penyuluhan dana lewat
162 kurang BOK
(120%)
dari target 4. Kurangnya 4. Sosialisasi 1 3 3 2 18 4
135 partisipasi tentang ispa
(100%) kader dalam pneumonia
penemuan ke kader
pneumonia
baru
1 4 3 3 36 3
5. Kurangnya 5. Membuat
media media
penyuluhan penyuluhan
seperti leftet,
banner dll

Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:

C : Ketersediaan sumber dana ( dana/sarana)

A : Kemudahan masalah yang ada di atasi (ketersediaan metode/ peraturan)

R : Kesiapan dari tenaga

L : Seberapa pengaruh

Nilai total = CxAxRxL

Kesimpulan dari tabel di atas urutan pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan penyuluhan secara berkala
2. Monev program ISPA Pneumnonia ke wilayah
3. Pengusulan dana lewat BOK
4. Sosialisasi tentang ISPA Pneumonia balita ke kader
5. Membuat media penyuluhan
BAB V

RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)

PERENCANAAN PROGRAM ISPA TAHUN 2017


N UPAYA KEGIATA TUJU SAS TARGE PENANGGU KEBUT MITRA WAKTU KEBUTUHA INDIKATOR SUMBER
O KESEHA N AN ARA T NG JAWAB UHAN KERJA PELAKSAN N KINERJA PEMBIAYA
TAN N SASAR SUMBE AAN ANGGARAN AN
AN R DAYA
1 Cakupan Membuat Memp Pos 12 desa Kepala Puskes Bidan dan Awal bulan - Peningkatan -
penemu media ermud yand wilayah Puskesmas mas perawat cakupan
an penyuluha ah u puskes dan desa penemuan
penderit n sarana mas pengelola ISPA
a ISPA penyul Purwosa program Pneumonia
Pneumo uhan ri balita di
nia wilayah
diwilaya Menin puskesmas
h Penyuluha gkatka Purwosari
Mas
Puskes n tentang n yara
mas ISPA penget kat
Purwosa Pneumoni uhan
ri a secara masya
berkala rakat

Memo
Mengevalu nitor
asi ketepa
tan Bida
pencatatan
diagno n
dan
stik dan
pelaporan
pera
setiap 3
wat
bulan
desa
sekali
BAB VI

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK)

PUSKESMAS PURWOSARI PROGRAM P2 ISPA PNEUMONIA 2017

No Upaya Kegiatan Sasaran Target Vol Rincian Lokasi Tenaga Jadwal Biaya
Kesehatan kegiatan pelaksanaan pelaksanaa pelaksana
n
1. Cakupan Membuat Posyandu 12 desa 1x Puskesmas Pengelola terlampir -
penemuan media wilayah purwosari program
penderita ISPA penyuluhan puskesmas
PNEUMONIA purwosari
balita di wilayah
puskesmas
Purwosari
Penyuluhan Di tempat Pengelola
tentang ISPA Masyarakat 1x tiap 1
desa posyandu program, bidan
Pneumonia dan perawat BOK
secara desa
berkala

Mengevaluas
i pencatatan Kepala
Setiap 3 Puskesmas puskesmas
dan Bidan dan -
bulan sekali purwosari dan pengelola
pelaporan perawat
setiap 3 program
desa
bulan sekali
BAB VII

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan di depan, prioritas utama dari masalah yang harus diatasi
adalah masalah cakupan penemuan penderita pneumonia balita melebihi target, yang
disebabkan oleh kurangnya penegakan diagnosa dan kurangnya penyuluhan.

SARAN

Demi teratasinya masalah dari program-program puskesmas dengan melihat


penyebab yang utama sangat diharapkan adanya kesamaan dan peninjauan kembali
dari sektor dan program terkait agar semua kegiatan program target sesuai dengan
yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai