PENDAHULUAN
atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada usia balita. Di
prevalensi ISPA tahun 2016 di Indonesia telah mencapai 25% dengan rentang
prevalensi di atas angka nasional. Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar
balita).
Pada tahun 2015 tercatat kasus ISPA pada balita sebanyak 11.326 kasus
(22,94%), kemudian pada tahun 2016 kasus ISPA pada balita meningkat menjadi
1
Gejala ISPA sangat banyak ditemukan pada kelompok masyarakat di
dunia, karena penyebab ISPA merupakan salah satu hal yang sangat akrab di
masyarakat. Penyakit ini diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih
gejala: tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau berdahak.
dan keluhan penduduk adalah 25,0 persen. Period prevalence ISPA dihitung
dalam kurun waktu 1 bulan terakhir. Lima provinsi dengan ISPA tertinggi adalah
Nusa Tenggara Timur (41,7%), Papua (31,1%), Aceh (30,0%), Nusa Tenggara Barat
(28,3%), dan Jawa Timur (28,3%). Pada Riskesdas 2007, Nusa Tenggara Timur
juga merupakan provinsi tertinggi dengan ISPA. Period prevalence ISPA Indonesia
menurut Riskesdas 2013 (25,0%) tidak jauh berbeda dengan 2007 (25,5%)
(Riskesdas, 2013).
dilaporkan di Kota Banda Aceh pada Tahun 2016 sebanyak 87 penderita dan
semuanya dapat ditangani. Kasus balita pneumonia yang paling banyak terdapat
di UPTD Puskesmas Banda Raya sebesar 87 kasus dan tidak ditemukan kasus
jumlah balita di kabupaten Pidie yaitu sebanyak 42.597 jiwa. Dari jumlah balita
tersebut, yang menderita penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yaitu
2
imunisasi pemberian Vaksin BSG sebanyak 5178 jiwa (54,5%), Vaksin Polio1
sebanyak 4590 jiwa (60,5%), Polio2 sebanyak 5238 jiwa (55.8%), Polio3 sebanyak
4502 (48,9%) dan Polio4 sebanyak 4092 jiwa (44,4%), pemberian vaksin DPT/HB-
hb1, vaksin DPT/HB-hb2 sebanyak 3730 jiwa (40,5%) dan pemberian vaksin
Wilayah Kerja Puskesmas Mutiara Barat yaitu sebanyak 29 desa. Dengan jumlah
penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bulan November tahun 2017
yaitu sebanyak 426 jiwa. Penyakit jaringan otot dan jaringan pengikat 376 jiwa,
Tukak Lambung sebanyak 203 jiwa, CC sebanyak 197 jiwa, Penyakit kulit infeksi
99 jiwa, penyakit kulit alergi sebanyak 92 jiwa, kecelakaan dan ruda paksa
rumah sehat yaitu dengan jumlah penduduk 20.179 jiwa, 5.379 KK dengan
jumlah rumah sebanyak 3891 rumah. Namun, yang termasuk dalam kategori
rumah sehat yaitu sebanyak 3445 rumah (88,53%) dan 11,47% lainnya termasuk
yaitu di 29 desa dengan jumlah penduduk sebanyak 20.695 jiwa dan balita
sebanyak 2.276 jiwa (10,99%). Dan yang telah memenuhi imunisasi HB 0 sebanyak
268 jiwa, BCG sebanyak 211 jiwa, Polio 1 sebanyak 164 jiwa, DPT/HB-HIB(1)
sebanyak 133 jiwa, Polio 2 sebanyak 115 jiwa, DPT/HB-HIB(2) sebanyak 92 jiwa,
3
Polio 3 sebanyak 76 jiwa, DPT/HB-HIB(3) sebanyak 76 jiwa, Polio 4 sebanyak 88
termasuk 10 penyakit dalam katagori Kejadian Luar Biasa (KLB). Penyakit ISPA
tinggal dan musim serta faktor lainnya, sehingga ketertarikan tersebut peneliti
Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie berdasarkan data yang telah ada dan hanya
4
1.3.2 Sasaran
Berdasarkan tujuan diatas yang menjadi sasaran dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Distribusi penyakit ISPA berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas Mutiara
Barat Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie tahun 2017.
b. Distribusi penyakit ISPA berdasarkan kelompok umur di Puskesmas
Mutiara Barat Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie tahun 2017.
c. Distribusi penyakit ISPA berdasarkan Desa di wilayah kerja Puskesmas
Mutiara Barat Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie tahun 2017.
d. Distribusi penyakit ISPA berdasarkan Pendataan Rumah Sehat di
Puskesmas Mutiara Barat Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie tahun
2017.
Puskesmas Mutiara Barat Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie Tahun 2017 yaitu
5
Mendapatkan masukkan mengenai masalah distribusi perkembangan
data dari Wilayah Kerja Puskesmas Mutiara Barat Kecamatan Mutiara Kabupaten
Kesehatan Masyarakat.