PENELITIAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENYAKIT
INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) PADA IBU RUMAH
TANGGA DI PUSKESMAS TULANG BAWANG BARAT
Nurmala*, Idawati*
*Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang
Data Pasien Puskesmas Kibang Budi Jaya pada tahun 2015 menunjukkan terdapat sebanyak 4 (3,17%)
kasus kasus IMS. Kejadian IMS di salah satu Puskesmas Tulang Bawang Barat memiliki prevalensi
kejadian IMS yang lebih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan
dan sikap tentangpenyakitIMS pada Ibu Rumah Tangga di Puskesmas Tulang Bawang Barat. Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan desaincrossectional. Subjek penelitian
ini adalah ibu rumah tangga yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Kibang Budijaya. Teknik sampling
menggunakan accidental sampling sehingga jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 69 responden.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan proporsi
responden didominasi responden yang berusia>16 tahun, berpendidikan rendah, berstatus menikah,
berpengetahuan kurang tentang IMS dan sebagian besar memiliki sikap yang negatif tentang IMS.
Penelitian ini menyarankan agar meningkatkan akses pelayanan dalam bentuk konseling kesehatan
seksual di tempat-tempat atau kegiatan yang sudah umum ada, baik di Posyandu, maupun pemeriksaan
VCT, dan pada saat pemeriksaan IVA, bidanjuga dapat mengambil peran aktif dalam rangka memberikan
informasi IMS kepada ibu rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Tulang Bawang Barat.
[186]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357
dengan rincian sebanyak 481 (41,0%) dengan jenis Sifilis dan gonore, sedangkan
kasus sifilis, 475 (40,5%) kasus gonorrhea di Puskesmas Kibang Budi Jaya pada
91 (7,8%), dan 127 (10,8%) kasus IMS tahun 2015 terdapat sebanyak 4(3,17%)
lainnya, sedangkan pada tahun 2014 kasus, dari 126 kunjungan yaitu penyakit
ditemukan 1.393 kasus IMS dengan rincian IMS dengan jenis Sifilis (Ditjen P2P
574 (41,2%) sifilis, 511 (36,7%) gonore Kemenkes RI, 2015).
dan 121 (8,7%) kasus IMS lainnya pada Berdasarkan data tersebut diatas
tahun 2015 kejadian IMS sebanyak 365 kejadian IMS di Puskesmas Kibang Budi
kasus (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jaya memiliki prevalensi kejadian IMS
Lampung, 2015). yang lebih tinggi bila dibandingkan
Faktor yang dapat mempengaruhi Puskesmas Panaragan Jaya hal tersebut
tingginya insiden IMS, antara lain: mengindikasikan bahwa Puskesmas
Perubahan demografik secara luar biasa, Kibang Budi Jaya merupakan puskesmas
meningkatnya jumlah penduduk dengan yang memiliki fasilitas lebih lengkap
pesat, pergerakan masyarakat yang seperti pemeriksaan PAP Smear, sehingga
bertambah, dengan berbagai alasan. indikasi terhadap kejadian IMS lebih dapat
Misalnya : pekerjaan, liburan, pariwisata, diketahui.
rapat/kongres/seminar, kemajuan social
ekonomi, terutama dalam bidang industry
menyebabkan lebih banyak kebebasan METODE
social dan lebih banyak waktu yang
terbuang. Perubahan sikap dan tindakan Rancangan penelitian yang
akibat perubahan – perubahan demografik digunakan adalah penelitian deskriptif
di atas, terutama dalam bidang agama dan yaitu suatu metode penelitian yang
moral. Kelalaian beberapa Negara dalam dilakukan dengan tujuan untuk membuat
pemberian pendidikan kesehatan dan gambaran tentang suatu keadaan secara
pendidikan seks khususnya. Perasaan aman objektif. Penelitian dilakukan untuk
pada penderita karena kemudahan memperoleh Gambaran Pengetahuan Dan
memperoleh obat antibiotik yang dijual Sikap Tentang Penyakit Infeksi Menular
bebas. Akibat dari pemakaian antibiotic Seksual (IMS) Pada Ibu Rumah Tangga Di
tanpa petunjuk yang sebenarnya, maka Puskesmas Tulang Bawang Barat. Analisis
timbul resistensi kuman terhadap antibiotic data yang digunakan dalam penelitian ini
tersebut. Fasilitas kesehatan yang kurang adalah deskriptif dengan analisis univariat
memadai trutama fasilitas laboratorium yang dilakukan terhadap tiap variabel dari
dan klinik pengobatan. Banyaknya kasus hasil penelitian, untuk mengetahui
asimtomatik, merasa tidak sakit, tetapi distribusi frekuensi variabel.
dapat menulari orang lain (Daili, 2010).
Data yang diperoleh di Kabupaten
Tulang bawang barat pada tahun 2013 HASIL
sebanyak 95 kasus dengan rincian
sebanyak 32 kasus sifilis, 57 kasus Analisis Univariat
gonorhe dan 15 kasus HIV AIDS, pada
tahun 2014 sebanyak 7 kasus HIV AIDS, Tabel 1: Distribusi Frekuensi Ibu Rumah
tahun 2015 sebanyak 8 kasus HIV AIDS. Tangga Berdasarkan Umur
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
kejadian IMS di Kabupaten Tulang Usia f %
Bawang Barat (Profil Dinas Kesehatan >16 tahun 60 87
Kabupaten Tulang Bawang Barat, 2015). ≤16 tahun 9 13
Sebagai perbandingan hasil pre Jumlah 69 100
survey di Puskesmas Panaragan jaya tahun
Diketahui bahwa distribusi frekuensi
2015 terdapat sebanyak 2 (2,56%) kasus
umur ibu rumah tangga didominasi oleh
dari 78 kunjungan berupa penyakit IMS
[187]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357
responden yang berusia > 16 tahun yaitu pada pernyataan tentang pengertian
sebanyak 60 orang (87,0%). penyakit ketika dinyatakan bahwa
penyakit Infeksi Menular Seksual adalah
Tabel 2: Distribusi Frekuensi Ibu rumah penyakit yang menyerang pada alat
Tangga Berdasarkan Pendidikan kelamin perempuan atau laki-laki akibat
melakukan hubungan seksual dinyatakan
Pendidikan f % ‘Ya’ oleh sebanyak 26 (37,7%) responden,
Rendah 56 81,2 dinyatakan tidak oleh sebanyak 19 (27,5%)
Tinggi 13 18,8 responden dan dinyatakan ‘tidak tahu’ oleh
Jumlah 69 100 sebanyak 24 (34,8%) responden. Hasil ini
menunjukkan bahwa proporsi ibu rumah
Diketahui bahwa distribusi frekuensi tangga yang mengetahui pengertian IMS
tingkat pendidikan ibu rumah tangga lebih lebih sedikit dibandingkan dengan ibu
dari separuh berpendidikan rendah yaitu yang tidak mengetahui pengertian IMS.
sebanyak 56 orang (81,2%). Pada pernyataan tentang gejala ibu
yang menderita penyakit Infeksi Menular
Tabel 3: Distribusi Frekuensi Ibu Rumah Seksual adalah nyeri disekitar alat kelamin
Tangga Berdasarkan Status yang dinyatakan ‘Ya’ oleh sebanyak 17
Penikahan (24,6%) dan dinyatakan tidak tahu oleh 31
(44,9%) responden serta dinyatakan tidak
Status Pernikahan f % oleh sebanyak 21 (30,4%) responden.
Menikah 53 76,8 Hasil ini menunjukkan bahwa banyak ibu
Cerai/Janda 16 23,2 yang kurang memahami bahwa salah satu
Jumlah 69 100 gejala IMS adalah adanya nyeri di sekitar
alat kelamin.
Diketahui bahwa distribusi frekuensi Pada pernyataan tentang apa yang
status pernikahan ibu rumah tangga harus dilakukan oleh penderita Penyakit
sebagian besar berstatus menikah yaitu Infeksi Menular Seksual agar sembuh
sebanyak 53 orang (76,8%). dengan tidak berhubungan seksual
samasekali dinyatakan oleh sebanyak 12
Tabel 4: Distribusi Frekuensi Pengetahuan (17,4%) yang menjawab ya sementara
tentang Penyakit Infeksi Menular sebagian besar lainnya menjawab tidak dan
Seksual (IMS) pada Ibu rumah tidak tahu. Data ini menunjukkan bahwa
Tangga ibu rumah tangga banyak yang tidak
mengetahui bahwa salah satu upaya tidak
Pengetahuan f %
tertular IMS adalah dengan tidak
Kurang 41 59,4
melakukan hubungan seksual sama sekali.
Cukup 18 26,1
Pengetahuan responden paling
Baik 10 14,5 rendah tampak dari pernyataan; ‘menurut
Jumlah 69 100 ibu apa saja yang dapat menyembuhkan
Diketahui bahwa tingkat (IMS) yang dijawab dengan jawaban
pengetahuan tentang penyakit Infeksi menggunakan obat kanker yang dinyatakan
Menular Seksual (IMS) pada ibu rumah oleh 32 (46,4%) dengan pernyataan tidak
lebih banyak yang berpengetahuan kurang tahu. Pada pernyataan tentang HIV adalah
yaitu sebanyak 41 (59,4%). virus yang mengganggu sistem kekebalan
dalam tubuh manusia yang dapat menular
melalui kontak dengan darah sebagian
PEMBAHASAN besar memberikan pernyataan tidak tahu
yaitu sebanyak 40 (58,0%).
Analisis Item Berdasarkan penjelasan dan hasil
Berdasarkan hasil analisis terhadap penelitian tentang pengetahuan di atas
item pertanyaan maka diketahui bahwa maka dapat diketahui ada beberapa
[188]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357
pengetahuan yang kurang baik terkait bahwa responden memiliki usia > 16
dengan penyakit infeksi menular seksual Tahun yaitu sebesar 71.3%, sedangkan
yang perlu mendapat perhatian, yaitu usia <16 Tahun sebesar 28.8%. Hasil
tentang kurang pahamnya responden penelitian tidak sejalan dengan teori Noor
tentang apa yang harus dilakukan penderita (2007) menyatakan bahwa umur adalah
IMS agar sembuh, kurangnya pengetahuan lama waktu hidup atau ada. Umur
tentang bahwa HIV merupakan virus yang merupakan salah satu sifat karakteristik
mengganggu sistem kekebalan dalam tentang orang yang sangat utama. Umur
tubuh manusia yang dapat menular melalui mempunyai hubungan dengan tingkat
kontak dengan darah, serta kurangnya keterpaparan, besarnya rresiko serta sifat
pengetahuan obat dan langkah apa yang resistensi.
dapat dilakukan untuk menyembuhkan Secara konseptual umur
IMS. didefinisikan dengan adalah satuan waktu
Hasil analisis item sikap juga yang mengukur waktu keberadaan suatu
menggambarkan sikap reponden tentang benda atau makhluk, baik yang hidup
Infeksi Menular Seksual (IMS). maupun yang mati. Menurut Andri (2009)
berdasarkan hasil penelitian diketahui yaitu usia turut mempengaruhi seseorang
bahwa pada pernyataan; ‘menurut saya dalam mempersepsi suatu objek yang
HIV/AIDS dapat disembuhkan dengan memungkinkan seseorang memeproleh
cara minum obat antibiotik’ dijawab oleh pengalaman serta pengetahuan yang lebih
responden dengan jawaban beragam, luas, oleh karenanya usia ibu dijadikan
sebanyak 19 (27,5%) menyatakan sangat sebagai salah satu indikator yang
setuju dan sebanyak 35 (50,7%) memungkinkan seseorang mendapatkan
menyatakan sangat tidak setuju. Hasil stimuli yang menginformasikan sesuatu
pernyataan sangat tidak setuju yang untuk memperoleh pengalaman yang baru.
jumlahnya lebih banyak dari yang tidak Berdasarkan pemaparan tersebut
setuju mengindikasikan bahwa responden penulis berpendapat bahwa umur atau usia
banyak yang tidak memahami bahwa ibu akan mengantarkan ibu untuk
HIV/AIDS dapat disembuhkan dengan memahami tentang penyakit Infeksi
mengkonsumsi antibiotik merupakan Menular Seksual (IMS). Secara
pernyataan yang tidak sesuai atau kurang kontekstual dapat dijelaskan bahwa beda
tepat. usia, beda pula risiko dan kondisi yang
Hasil penelitian menggambarkan akan dialami baik dari aspek fisiologis,
proporsi ibu rumah tangga di Puskesmas aspek psikologis dan aspek lainnya. Secara
Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang fisiologis usia berhubungan dengan
Bawang Barat Tahun 2017 lebih banyak struktur organ, fungsi faal, komposisi
didominasi oleh ibu rumah tangga yang biokimiawi termasuk sistem hormonal
berusia >16 tahun (87,0%). seorang wanita. Perbedaan fungsi faal,
Distribusi umur yang paling banyak komposisi biokimiawi, dan sistem
memiliki rentang umur antara >16 tahun hormonal pada suatu periode umur
menunjukkan bahwa masyarakat umumnya menyebabkan perbedaan pada kontrasepsi
di Puskesmas Kibang Budi Jaya yang dibutuhkan oleh masing-masing umur
menjalankan perannya sebagai ibu rumah dan keseluruhannya berkaitan dengan
tangga dalam usia yang produktif. Dilihat perannya sebagai ibu rumah tangga. Secara
dari aspek demografis diketahui perubahan psikologis usia berkaitan dengan
sikap masyarakat tentang pernikahan yang pengalaman, lingkungan, dan proses
kecenderungan usia menikah dilakukan belajar yang dialaminya, sejauh dan
setelah anak menyesaikan pendidikan atau sebanyak apa informasi tentang infeksi
tidak menikah dahulu sebelum bekerja. menular seksual yang bisa diperoleh oleh
Hasil penelitian ini sejalan dengan individu.
hasil penelitian Putri (2015) yang
menghasilkan proporsi dari penelitiannya
[189]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357
[190]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357
[191]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357
[192]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357
[193]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357
[194]