Anda di halaman 1dari 34

PENDIDIKAN KESEHATAN

INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)


Di Sekolah SMA 4 PASUNDAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Maternitas II”
Koordinator Mata Kuliah : Lisbet Octovia Manalu .,S.Kep,M.Kep

Dosen Pembimbing : Istianah, S. Kep.,Ners. M. Kep


Di susun oleh :
Kelompok 1
ANNISA FAUZIYAH NY 1116001
ANINDYA RIZKI OP 1116003
ELSA NURLAELA 1116006
IIS INTAN LESTAR 1116007
MUHAMMAD IQBAL 1116010
ANNISA SHIROTUL J 1116011

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
BANDUNG
2018
Latar Belakang

Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di
negara berkembang. Insiden maupun prevalensi yang sebenarnya diberbagai
negara tidak diketahui dengan pasti. IMS merupakan satu kelompok penyakit
yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Berdasarkan laporan –
laporan yang dikumpulkan oleh WHO (World Health Organization), setiap tahun
diseluruh negara terdapat sekitar 250 juta penderita baru yang meliputi penyakit
gonore, sifilis, herpes genetalis dan jumlah tersebut menurut hasil analisis WHO
cenderung meningkat dari waktu kewaktu (Daili, 2004, p.251). Terdapat lebih dari
15 juta kasus IMS dilaporkan pertahun. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-
24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular
IMS, 2 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini (Center for Disease
Control and Preventation,2004). Saat ini di dunia terjadi peningkatan jumlah
penderita HIV/AIDS dari 36.6 juta pada tahun 2002 menjadi 39.4 juta orang pada
tahun 2004 sedangkan di Asia diperkirakan mencapai 8,2 juta orang dengan
HIV/AIDS (UNAIDS, 2004).
Di Indonesia beberapa tahun terakhir ini tampak kecenderungan
meningkatnya prevalensi IMS misalnya prevalensi sifilis meningkat sampai 10%
pada beberapa kelompok WTS (Wanita Tuna Susila), 35% pada kelompok waria
dan 2% pada kelompok ibu hamil, prevalensi gonore meningkat sampai 30 – 40%
pada kelompok WTS dan juga pada penderita IMS yang berobat ke rumah sakit.
Demikian juga prevalensi HIV pada beberapa kelompok perilaku risiko tinggi
meningkat tajam sejak tahun 1993 (Daili, 2004, pp.252-253). Penderita IMS di
Jawa Tengah terdapat 1454 jiwa pada tahun 2003 dan mengalami peningkatan
pada tahun 2004 menjadi 2329 jiwa, untuk semua jenis kasus IMS dan semua
jenis golongan umur (Dinkes Jateng 2004).
Jumlah kasus IMS di Kota Semarang pada tahun 2008 berdasarkan laporan dari
bulan Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 mencapai 481 kasus (Dinas
Kesehatan Provinsi Jateng, 2008). Meskipun demikian kemungkinan kasus yang
sebenarnya dipopulasi masih banyak yang belum terdeteksi. Program pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular seksual mempunyai target bahwa seluruh
kasus IMS yang ditemukan harus diobati sesuai standar (Profil Jateng, 2008). IMS
terjadi pada umur 12-20 tahun, pada tahun 2003 sebanyak 163 kasus terdiri dari
70 kasus pada pria dan 93 kasus pada wanita di Semarang (Dinkes kota Semarang
2004). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2009, ada
beberapa IMS yang mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008 diantaranya
kandidiasis dari 443 menjadi 308, bakteri vagina dari 151 menjadi 144, HIV dari
114 menjadi 9, gonorrhoe dari 120 menjadi 71, condyloma acuminate dari 95
menjadi 68, herpes genetalis dari 68 menjadi 59, AIDS dari 23 menjadi 17 dan
syphilis dari 6 menjadi 2. Demikian pula beberapa kasus yang meningkat antara
lain herpes simplex dari 140 menjadi 149 dan trichomonas vaginalis dari 6
menjadi 9. Pada tahun 2008 ditemukan infeksi menular seksual jenis baru yang
belum ditemukan pada tahun 2009, ada yang mengalami penurunan dibanding
tahun 2008 yaitu clamidia dari 1 menjadi 0 dan chancroid dari 2 menjadi 0
sedangkan yang mengalami peningkatan yaitu NGU (Non Gonore Uretritis) dari
22 menjadi 25. Meskipun begitu belum semua unit pelayanan baik rumah sakit
maupun Puskesmas melaporkan data IMS ke Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Berdasarkan data IMS bulan Februari 2010 di Puskesmas Lebdosari sebagai
Puskesmas induk di daerah lokalisasi penelitian, ditemukan wanita pekerja seks
yang terinfeksi gonore / suspek gonore, kondiloma akuminata dan keluarnya duh
(cairan) tubuh pada vagina wanita pekerja seks. Jumlah penderita gonore / suspek
gonore sebanyak 41 orang (23,7%), yang terdiri dari usia 15 – 24 tahun sebanyak
14 orang (8,1%) dan usia 25 – 49 tahun sebanyak 27 orang (15,6%). Sedangkan
jumlah penderita kondiloma akuminata terdapat 1 orang yaitu usia 25 – 49 tahun.
Jumlah kasus keluarnya cairan pada vagina wanita pekerja seks terdapat 28 orang
(16,2%), yang terdiri dari usia 15 – 24 tahun sebanyak 14 orang (8,1%) dan usia
25 – 49 tahun sebanyak 14 orang (8,1%). Jumlah WPS yang berkunjung ke klinik
IMS pada bulan Februari 2010 sebanyak 173 WPS , masing – masing dengan usia
15 – 24 tahun ada 63 WPS, usia 25 – 49 tahun ada 110 WPS. Dari data Puskesmas
di atas terdapat masalah yaitu semakin tinggi umur wanita pekerja seks maka
semakin rentan mereka terkena infeksi menular seksual. Dari studi kasus yang
peneliti lakukan ada sebagian wanita pekerja seks ataupun pelanggan yang enggan
memakai kondom. Padahal penggunaan kondom bisa memperkecil kejadian
infeksi menular seksual dikalangan wanita pekerja seks tersebut Hanya sebagian
kecil dari mereka yang terbebas dari infeksi kelamin. Di lokalisasi Sunan Kuning
telah didirikan klinik kesehatan dan penyuluhan – penyuluhan kesehatan untuk
para wanita pekerja seks serta pembagian kondom gratis secara rutin setiap 1
minggu sekali / 2 minggu sekali sesuai kebutuhan, yang diselenggarakan oleh
petugas kesehatan. Akan tetapi kejadian infeksi menular seksual di lokalisasi
Sunan Kuning masih cukup tinggi. Berdasarkan estimasi dari Dinas Kesehatan
terdapat sekitar 1500 pekerja seks, yang beroperasi di lokalisasi Sunan Kuning,
Gambilangu dan jalanan. Jumlah pria yang menjadi pelanggan mencapai 30.000
orang setiap minggu dan 50% dari pelanggan tersebut memiliki pasangan tetap
atau istri (LSM Griya Asa, 2005).
Infeksi menular seksual ini tidak hanya berdampak pada diri wanita yang
menderita IMS, tetapi juga bisa menularkan kepada laki – laki yang menggunakan
jasanya kemudian bisa ditularkan keistrinya. Sehingga istrinya berisiko tertular
IMS dari suami yang sejak dulu atau sekarang menggunakan jasa pekerja seks
tanpa menggunakan kondom. Jika si istri kelak hamil bisa ditularkan kejanin yang
dikandungnya yang menyebabkan kelainan pada janin / bayi misalnya bayi berat
lahir rendah (BBLR), infeksi bawaan sejak lahir, bayi lahir mati dan bayi lahir
belum cukup umur (Widyastuti, 2009,p.39) Berdasarkan uraian tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran umur, pendidikan
dan pengetahuan tentang perilaku pencegahan infeksi menular seksual pada
wanita pekerja seks di lokalisasi Sunan Kuning kota Semarang tahun 2010”.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penyakit Sistem Reproduksi


Topik : Infeksi Menular Seksual (IMS)
Sasaran : Siswa/i kelas X SMA 4 PASUNDAN
Pemberi materi : Mahasiswa Keperawatan STIKes RAJAWALI
Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Kamis, 05 April 2018
Waktu : 10.30 – 11.30 WIB
Tempat : Di SMA 4 PASUNDAN

A. Tujuan Institusional (TU)


Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit diharapkan Siswa/i
kelas X SMA 4 PASUNDAN dapat memahami tentang Infeksi Menular
Seksual (IMS)

B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan penyuluhan 60 menit diharapkan peserta
penyuluhan dapat memahami tentang Infeksi Menular Seksual (IMS)
C. Karakteristik Peserta Penyuluhan
Remaja usia 15-17 tahun (Siswa Kelas X SMA 4 PASUNDAN)
D. Analisa Tugas
1. Know
1. Menjelaskan apa itu Infeksi Menular Seksual
2. Menyebutkan penyebab Infeksi Menular Seksual
3. Menjelaskan apa saja gejala terkena Infeksi Menular Seksual
4. Menyebutkan penularan Infeksi Menular Seksual dengan cara apa saja
5. Menyebutkan apa saja jenis Infeksi Menular Seksual
6. Menjelaskan upaya pengendalian Infeksi Menular Seksual
2. Do :
Memberikan tanggapan/pertanyaan pada saat brainstorming dan penyuluhan
berlangsung.
3. Show :
Mendengarkan dengan penuh perhatian saat penyuluhan berlangsung
E. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta penyuluhan diharapkan dapat :
1. Menjelaskan apa itu Infeksi Menular Seksual
2. Menyebutkan penyebab Infeksi Menular Seksual
3. Menjelaskan apa saja gejala terkena Infeksi Menular Seksual
4. Menyebutkan penularan Infeksi Menular Seksual dengan cara apa saja
5. Menyebutkan apa saja jenis Infeksi Menular Seksual
6. Menjelaskan upaya pengendalian Infeksi Menular Seksual
F. Pokok Bahasan
Penyakit sistem Reproduksi

G. Sub Pokok Bahasan


Infeksi Menular Seksual (IMS/PMS)

H. Materi Penyuluhan (Dilampirkan)

I. Alokasi Waktu
1. Apersepsi : 10 menit
2. Kegiatan pembuka : 5 menit
3. Penjelasan/uraian materi : 30 menit
4. Evaluasi dan penutup : 15 menit
J. Strategi Instruksional
1. Menjelaskan materi pengajaran
2. Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah pemahaman peserta
penyuluhan
3. Memberikan kesempatan bertanya pada peserta penyuluhan
4. Mengadakan evaluasi

K. Media Penyuluhan
Leaflet
Power Poin

L. Sumber
Setiyaningrum, E. 2015. Pelayanan Keluarga Berencana & Kesehatan
Reproduksi. Jakarta Timur : CV.Trans Info Media

Masriadi. 2017. EPIDEMIOLOGI PENYAKI MENULARA. DEPOK :


RAJAWALI PERS

Kusmiran, E. 2014. KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DAN WANITA.


Jakarta Selatan : Penerbit Salemba Medika
Lowdermilk, dkk. (2013). Keperawatan Maternitas. Ed.8. Singapura : Elsavier
M. Metode Pengajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab/diskusi

N. Variasi Pengajaran
1. Suara ; intonasi dan volume digunakan untuk memperjelas suatu pernyataan
atau pertanyaan
2. Kontak mata
3. Menggunakan waktu hening sejenak
4. Menggunakan variasi media pengajaran seperti leaflet
O. Evaluasi
1. Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan 3 minggu sebelum kegiatan, materi
penyuluhan telah dipersiapkan 2 minggu sebelum kegiatan, dan
pemberitahuan ke sekolah telah dilakukan 1 minggu sebelum kegiatan.
2. Proses
a. Pesertanya terdiri dari siswa/i kelas x SMA 4 PASUNDAN
b. Tempat : di sekolah SMA 4 PASUNDAN

3. Hasil
Dari pertanyaan yang di berikan kepada siswa/i kelas X SMA
PASUNDAN, peserta mampu menjawab pertanyaan dengan benar.
Sehingga menurut standar penilaian yang ditetapkan, penyuluhan ini
dikatakan berhasil.
PROSES BELAJAR
Tahap Kegiatan peserta Penyuluhan Kegiatan Metode Medi
peserta a
penyuluhan
Pra  Menyiapkan perlengkapan
 Set ruangan
Pembukaa - Mengucapkan salam - Menjawab Tanya
n - Menyampaikan tujuan salam jawab
penyuluhan - Menyetujui
tujuan
penyuluha
n
Uraian  Menjelaskan pengertian  Menceritak Cerama Powe
Materi Infeksi Menular Seksual an h r
(IMS) pengalama point
 Menjelaskan hal-hal yang nnya dan
menyebabkan Infeksi tentang Leafl
Menular Seksual (IMS) Infeksi et
 Menyebutkan tanda dan gejala Menular
Infeksi Menular Seksual Seksual
(IMS) (IMS) Tanya

 Cara penularan Infeksi - Menyima jawab

Menular Seksual k Cerama

 Jenis – jenis Infeksi Menular h

Seksual - Menyima

 Upaya pengendalian Infeksi k dan

Menular Seksual bertanya

- Menyima
k

- Menyima
k
- Menyima
k
Penutup -Menyimpulkan materi  yang -Menyimak Cerama
telah di sampaikan pertanyaan h
-Memberikan kesempatan bertany
a -Mengajukan Tanya
-Menjawab pertanyaan pertanyaan jawab
-Mengakhiri penyuluhan dengan -Menyimak Cerama
mengucapkan salam pertanyaan h
-Menjawab
salam
Materi Penyuluhan
A. PENGAERTIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS / PMS)
Penyakit kelamin (veneral diseases) sudah lama dikenal dan
beberapa diantaranya sangat populer di indonesia yaitu sifilis dan gonore,
dengan samakin majunya ilmu pengetahuan, seiring dengan perkembangan
peradaban masyarakat, banyak ditemukkan penyakit baru, sehingga istilah
tersebut tidak sesuai lagi dan diubah menjadi sexually transmitted disease
(STD) atau penyakit menular seksual (PMS) (Hakim, 2009; Daili,2009).

Infeksi Menular Seksual ( IMS ) Adalah infeksi atau sindrom


penyakit infeksius yang ditularkan terutama melalui hubungan
seksual.Istilah infeksi menular seksual terdiri atas lebih dari 25 organisme
infeksius yang ditularkan melalui aktivitas seksual yang memiliki lusinan
sindromklinis yang disebabkan olehnya.
Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang
penularannya terutama melalui hubungan seksual. WHO menyebutkan
bahwa terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba (baktero,virus, dan parasit)
yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
B. PENYEBAB INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS / PMS)
Infeksi atau penyakit ini penularannya bisa melalui cairan tubuh,
seperti halnya cairan vagina, sperma, dan darah. Namun, sebenarnya
penyebaran pun bisa tetap terjadi tanpa adanya hubungan seksual, seperti
misalnya bayi yang tertular oleh ibunya, entah ketika masih di dalam
kandungan atau setelah dilahirkan. Penyebaran melalui jarum suntik juga
dapat terjadi, apalagi jika jarum suntik tersebut sudah dipakai berulang
kali atau bahkan malah dipakai bergantian. Sebuah jarum suntik sebaiknya
digunakan oleh satu orang saja dan bukan beberapa orang dengan jarum
yang sama karena penularan infeksi menjadi lebih mudah. Di bawah ini
adalah sejumlah penyebab PMS/IMS atau penyakit menular seksual yang
bisa Anda perhatikan dan waspadai.
a) Pemakaian Pil KB
Pelaku seksual yang melakukannya di luar nikah selalu khawatir
akan terjadinya kehamilan, maka akhirnya memilih untuk
menggunakan pil KB supaya kehamilan dapat dicegah. Pil KB pun
dipercaya sebagai sebuah cara untuk memberikan perlindungan
dari IMS yang padahal pendapat seperti itu tidaklah tepat.
Melindungi risiko kehamilan betul, tapi ancaman IMS tidak dapat
dicegah hanya dengan pil KB.
b) Pemakaian Obat Terlarang
Kebanyakan manusia tak lagi stabil mentalnya ketika
mengonsumsi obat-obatan terlarang sehingga mengambil
keputusan pun bisa sangat salah. Salah satu keputusan tidak benar
adalah dengan melakukan hubungan seks di luar nikah serta
menggunakan jarum suntik yang biasanya secara bergiliran.
Keduanya adalah cara tepat untuk menaikkan risiko seseorang bisa
terserang Hepatitis maupun HIV AIDS.
c) Konsumsi Minuman Keras
Meminum minuman beralkohol dan menjadikannya sebuah
kebiasaan apalagi jika konsumsi secara banyak dan terlalu sering.
Pikiran pun akhirnya menjadi tidak jernih sehingga salah
mengambil keputusan. Contoh keputusan di bawah pengaruh
alkohol yang begitu sering kita jumpai adalah perilaku seks yang
menyimpang. Saat kehilangan kesadaran, Anda pun tak tahu siapa
yang menjadi pasangan melakukan hubungan seksual; tentu ini
menjadi penyebab dari munculnya IMS.
d) Kurangnya Pengetahuan tentang Seks
Perempuan adalah makhluk yang paling mudah dan sering
terserang infeksi penyakit menular seksual, khususnya yang masih
pada usia remaja dan juga dewasa muda. Pada usia yang masih
terlalu muda, wanita akan sangat gampang terserang gonorea
maupun klamidia dan juga IMS lainnya dikarenakan belum
berkembangnya serviks wanita secara sempurna.
e) Hubungan Seks tanpa Kondom
Sama halnya dengan pil KB, kondom adalah cara pencegahan
supaya sang wanita tidak hamil ketika melakukan hubungan seks,
terutama yang di luar nikah. Dengan menggunakan kondom,
penularan IMS dapat dicegah saat melakukan hubungan seks dan
risiko transmisi juga akan berkurang dengan cara ini. Maka ketika
tidak menggunakannya, sama saja Anda mengundang virus, bakteri
atau parasit untuk menginfeksi Anda.
f) Bergunta-ganti Pasangan dalam Berhubungan Seks
Seks di luar nikah serta seks bebas semakin meluas saja dan inilah
yang memicu orang untuk semakin gencar untuk bereksperimen
dalam melakukan hubungan seks. Melakukannya dengan banyak
pasangan adalah hal yang akan meningkatkan risiko penyebab IMS
karena kita tidak pernah tahu penyakit seksual apa yang diderita
oleh setiap orang yang menjadi pasangan Anda. Pasangan-
pasangan Anda pun juga berkemungkinan besar adalah tipe yang
sering bergonta-ganti pasangan saat melakukan hubungan seks.
g) Melakukan Seks untuk Gaya Hidup dan Kebutuhan Ekonomi
Melakukan hubungan seks demi bisa bergaya hidup mewah atau
paling tidak memenuhi kebutuhan ekonomi adalah sesuatu yang
sebenarnya termasuk di dalam seks bebas. Pada kasus seks bebas,
ada dua macam yang bisa terjadi, melakukannya dengan orang
yang sama atau berganti-ganti pasangan. Risiko penularan IMS
jelas menjadi lebih tinggi karena melakukan hal tersebut.
h) Virus, Bakteri dan Parasit
Karena berganti-ganti pasangan ketika melakukan hubungan
seksual, kemudian juga menggunakan jarum suntik yang sudah
dipakai orang lain, maka ada beragam parasit, bakteri dan virus
penyakit menular seksual yang bisa menular dan menyebar ke
tubuh Anda. Jenis penyakit-penyakit seksual yang menular dapat
disebabkan salah satu dari ketiga faktor tersebut.
C. GEJALA TERKENA IMS
Terkadang infeksi menular seksual tidak memberikan gejala, baik
pria maupun wanita. Beberapa infeksi menular seksual baru menunjukkan
gejala nya berminggu – minggu, berbulan – bulan, bertahun – tahun
setelah infeksi (Lestari, 2008). Mayoritas infeksi menular seksual tidak
memberikan gejala (asimtormatik) pada perempuan (60-70 % dari infeksi
gonore dan klamida). Pada perempuan, konsekuensi infeksi menular
seksual sangat serius dan kadang – kadang bersifat fatal (misalnya kanker
servic, kehamilan ektopik, dan sepsis). Konsekuensi juga terjadi pada bayi
yang dikandungnya, jika perempuan terinfeksi pada saat hamil (bayi lahir
mati, kebutaan). (kesrepro,2007).
Gejala infeksi menular seksual bisa berupa :
 Gatal dan adanya sekret di sekitar alat kelamin
 Benjolan atau lecet disekitar alat kelamin
 Bengkak atau merah disekitar alat kelamin
 Buang air kecil yang lebih sering dari biasanya
 Demam, Lemah, Kulit menguning dan rasa nyeri disekujur tubuh
 Kehilangan berat badan, Diare, Keringat malam
 Pada wanita bisa keluar darah diluar masa menstruasi
 Rasa panas seperti terbakar atau sakit saat buang air kecil
 Kemerahan di sekitar alat kelamin
 Rasa sakit pada bagian bawah pada wanita diluar masa menstruasi
 Adanya bengkak setelah berhubungan seksual
D. CARA PENULARAN
Cara penularan IMS adalah dengan cara kontak langsung yaitu
kontak dengan ekstudat infeksius dari lesi kulit atau selaput lendir pada
saat melakukan hubunga seksual dengan pasangan yang telah tertular. Lesi
bisa terlihat jelas ataupun tidak terlihat dengan jelas. Pemajanan hampir
selururhnya terjadi karena hubungan seksual (vaginal, oral, anal)
Penularan IMS juga dapat terjadi dengan cara lain, yaitu melalui darah :
 Transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV
 Saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba
 Tertususk jarum suntik yang tiadk steril secara sengaja / tidak
sengaja
 Menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril
 Penggunaan alat pisau cukur secara bersama – sama ( khusunya
jika terluka dan menyisakan darah pada alat )
E. JENIS IMS / PMS
1. Sifilis/ lues/ raja singa
Sipilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh treponema pallidum. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh
manusia melalui selaput lendir (misalnya di vagina atau mulut)
atau melalui kulit. Dalam beberapa jam, bakteri akan sampai ke
kelenjar getah bening terdekat, kemudian menyebar ke seluruh
tubuh melalui aliran darah. Sipilis juga bisa menginfeksi janin
selama dalam kandungan dan menyebabkan cacat bawaan.
Seseorang yang pernah terinfeksi oleh sipilis tidak akan menjadi
kebal dan bia terinfeksi kembali.
Sifilis merupakan penyakit kompleks yang dapat
menyebabkan terjadinya penyakit sistemik serius dan bahkan
kematian bila tidak diobati. Infeksi bermanifestasi dalam berbagai
tahapan dengan gejala dan manifestasi klinis yang berbeda.
Infeksi sifilis setelah 5 -20 tahun akan terjadi lesi pada aorta
yang sangat berbahaya (sifilis kardiovaskuler) atau gumma dapat
muncul di kulit, saluran pencernaan tulang atau pada permukaan
selapu lendir. Stadium awal sifilis jarang sekali menimbulkan
kematian atau disabilitas yang serius, sedangkan stadium lanjut
sifils memperpendek umur, menurunkan kesehatan dan
menururnkan produktivitas dan efiseinsi kerja. Mereka yang
terinfeksi sfilis dan pada saat yang sam juga terkena infeksi HIV
cenderung akan menderita sifilis SPP, oleh karena itu, setiap saat
ada penderita HIV dengan gejala SSP harus dipikirkan
kemungkinan yang berangkutan menderita neurosifilis (neurolues).
Cara penularan sifilis :
 Kontak langsung yaitu kontak dengan eksudet infeksius
dari lesi awal atau selaput lendir pada saat melakukan
hubungan seksual dengan penderita sifilis.
 Penularan karena mencium atau pada saat menimbang bayi
dengan sifilis kongenital jarang sekali terjadi
 Infeksi transplesental terjadi pada saat janin berada di
dalam kandungan ibu yang menderita sifilis
 Transmisi melalui donor bisa terjadi donor menderita sifilis
pada stadium awal
2. Gonore / kencing namah
Infeksi menular seksual yang disebabkann oleh bakteri
doplococcus gram – negatif Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini
melekat dan menghancurkan membaran sel epitel yang melapisi
selaput lendir terutama epitel yang melapisi kenalis endoserviks
dan uretra. Infeksi ekstra genital di faring, anus, dan rektu dapat
dijumpai pada kedua jenis kelamin. Untuk dapat menular, harus
terjadi kontak langsung mukosa ke mukosa. Penularan laki – laki
ke perempuan lebih sering terjadi dari pada penularan dari
perempuan ke laki – laki karena lebih luasnya selaput lendir yang
terpajan dan eksudat yang berdiam lama di vagina. Setelah
terinokulasi, infeksi dapat menyebar ke prospat, vas deferens,
vesikula seminalis, epydydymis, dan testis pada pria, uretra, tuba
fallopi, endometrim,dan rongga peritonium pada perempuan.
Gejala-gejala gonore :
Gejala pada penderita pria biasanya timbul dalam waktu 2-7
hari setelah terinfeksi, gejala nya seperti berikut :
 Tidak enak pada uretra, yang beberapa jam kemudian
diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari
penis
 Sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih,
yang semakin memburuk ketika penyakt ini menyebar ke
uretra bagan atas
 Lubang penis tampak merah dan membengkak
(Martodihardjo sunarko, 2008)
Gejala pada wanita, bisa timbul dalam waktu 7 -21 hari setelah
terinfeksi. Pada wanita seringkali tidak menunjukkan gejala selama
bberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit
tersebut hanya setelah mitra seksualnya tertular. Jika timbul gejala,
biasanya bersifat ringan, tetapi beberapa penderita menunjukkan
gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika
berkemih, keluarnya cairan dari vagina dan demam.
Infeski bisa menyerang leher rahim, rahim, saluran telur,
indung telur, uretra dan rektum; menyebabkan nyer pinggul yang
dalam atau nyeri ketika melakukan ubungan seksual. Nanah yang
keluar bisa berasal dari laher rahim, uretra atau kelenjar di sekitar
lubang vagna (Daili, S. F, 2009).
Infeksi kadang menyebar melalui aliran darah ke 1 atau beberapa
sendi, sendir menjadi bengkaka dan sangat nyeri, sehingga
pergerakannya menjadi terbatas. Infeksi melalui aliran darah juga
bisa menyebabkan timbulnya bintik merah berisi nanah dikulit,
demam, rasa tidak enak badan atau nyeri di beberapa sendi yang
berpindah dari satu sendi lainnya ( sindroma artrisits – dermatis )
( Lumintang. H.,2009 ).
Pencegahan
Adapun pencegahan terhadap penyakit gonoe adalah : ( Daili.
S.F,2009 )
1) Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal, dan
oral dengan orang yang terinfeksi
2) Pemakaian kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat
menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini
3) Hindari hubungan seksul sampai pengobatan antibiotik
selesai
4) Sarnkan untuk pasangan seksual kita untuk diperiksa guna
mencegah infeksi lebih jauh dan mencegah penularan
5) Wanita tuan susila agar selalu memeriksa dirinya secara
teratur, sehingga jika terkena infeksi dapat segera diobati
dengan benar
6) Pengendalian penyakit menular seksual tersebut adalah
dengan meningkatkan keamanan kontak seks dengan
menggunakan upaya pencegahan
Komplikasi yang mungkin terjadi
 Penyakit radang panggul pada perempuan
 Kemungkinan terjadi kemandulan baik pada perempuan
maupun laki-laki
 Infeksi mata pada bayi baru lahir yang dapat menyebabkan
kebutaan
 Kehamilan ektopik
 Memudahkan penularan HIV
3. Herpes genitalis
Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di
daerah kelamin, kulit di sekeliling rectum atau daerah di sekitarnya
yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.
Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu HSV -1 dan HSV – 2. HSV
– 2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan HSV
– 1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jneis virus herpes
simpleks tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling
rectum atau tangan (terutama bantalan kulit) dan bisa ditularkan ke
bagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata). Luka herpes
biasanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita
juga memiliki organisem lainnya pada luka tersebut yang
ditularkan secara seksual (misalnya sifilis dan chancroid).
Herpes genitalis adalah infeksi akut pada genitalis dengan gejala
khas berupa vesikel yang berkelompok pada dasar yang eritem dan
bersifat rekuren.
Gejala
 Gatal –gatal,kesemutan
 Nyeri
 Disertai adanya gelembung – gelembung air orogenitalis
 Demam dan tidak enak badan
 Muncul bercak kemerahan yang kecil, dan diikuti lepuhan
kecil yang terasa nyeri
Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan agar terhindar dari penyakit herpes
genitalis yaitu :
1) memberikan penyuluhan kesehatan pada masyarakat dan
tentang kebersihan perorangan yang bertujuan untuk
mengurangi perpindahan bahan – bahan infeksius
2) mencegah kontaminasi kulit dengan penderita eksim
melalui bahan – bahan infeksius
3) petugas kesehatan harus menggunakan sarung tangan pada
saat erhbungan lansgung dengan lesi yang berpotensi untuk
menular
4. Infeksi pada alat kelamin disebabkan klamida
Klamidia ( chlamydia trachomatis) adalah IMS yang paling
umum dan paling cepat menyebar pada wanita di Amerika Serikat
(CDC, 2006). Salfingitis akut atau penyakit radang panggul
merupakan komplikasi yang paling serius dari infeksi klamidia.
Infeksi klamidia yang terjadi sebelumnya berhubungan dengan
peningkatan risiko untuk terjadinya kehamilan ektopik dan
infertilitas tuba. Selain itu, infeksi klamidia pada serviks yang
menyebabkan inflamasi, ulserasi mikroskopis pada serviks yang
akan mengakibatkan risiko untuk terjadi infeksi HIV.
Gejala-Gejala yang mungkin muncul:
 Cairan vagina/penis encer berwarna putih kekuningan
 Nyeri dirongga panggul
 Pendarahan setelah hubungan seksual (pada perempuan).
Komplikasi yang mungkin terjadi:
 Biasanya menyertai gonore
 Penyakit radang panggul
 Kemandulan akibat perlekatan pada saluran fallopian
 Kehamilan ektopik
 Infeksi mata dan radang paru-paru pada bayi yang baru
lahir
 Memudahkan penularan infeksi HIV

5. HIV / AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang
menurunkan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan, AIDS (Acquired
Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan berbagai
penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh.
Kejadian HIV / AIDS dapat diibaratkan sebagai fenomena
gunung es, yaitu diantara yang terinfeksi, banyak yang tidak
terdeteksi.
AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun
seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui
untuk dapat menerangkan terjadinya defisiensi, tersebut seperti
keganasan, obat – obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah
dikenal dan sebagainya.

Gejala – gejala :
Menurut WHO (2017) gejala HIV bervariasi tergantung pada tahap
infeksi.
 Minggu pertama setelah infeksi awal, individu mungkin
tidak mengalami gejala atau penyakit mirip influenza
termasuk demam, sakit kepala, ruam, atau sakit
tenggorokan.
 Berikutnya karena infeksi semakin memperlemh sistem
kekbaln tubuh, sesorang dapat mengebangkan tanda dan
gejala lainnya seperti kelenjar getah bening yang
membengkak, penurunan berat badan, demam, diare dan
batuk.
 Tanpa pengobatan, mereka juga dapat mengembangkan
penyakit parah seperti TB, meningitis, Kriptokokus, infeksi
bakteri dan kanker yang parah seperti limfoma dan sarkoma
kaposi.
Penularan :
 Media penularan
- Cairan darah
- Cairan sperma
- Cairan vagina
 Cara penularan
- Hubungan seks yang tidak aman, bergnati –
ganti pasangan tanpa memakai kondom
- Penggunaan jarum suntik yang tidak steril (yang
tercemar virus HIV)
- Tranfusi darah dengan pendonor yang terinfeksi
virus HIV
- Wanita hamil dengan HIV kepada janin yang
dikandungnya
Pencegahan :
 Untuk umum
- Tidak melakukan hubungan seksual pranikah
- Setia pada satu pasangan
- Gunakan kondom
- Jangan gunakan narkoba
- Sosialisasi mengenai HIV / AIDS
 Untuk remaja
- Tidak melakukan seks pranikah
- Mencari info tentang HIV / AIDS
- Mendiskusikan HIV / AIDS
- Tidak menggunakan NAPZA (khususnya
metode suntik) dan sebagaiannya.

F. UPAYA PENGENDALIAN / PENCEGAHAN


IMS merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting untuk
dikendalikan secara cepat dan tepat, karena mempunyai dampak selain
pada aspek kesehatan juga politik dan sosial ekonomi. Kegagalan
diagnosis dan terapi pada tahap dini mengakibatkan terjadinya komplikasi
serius seperti infertilitas, kehamilan ektopik, disfungsi seksual, kematian
janin, infeksi neonatus, bayi BBLR (berat badan lahir rendah), kecatatan
bahkan kematian,. Prinsip umum pengendalian IMS adalah bertujuan untk
memutus rantai penularan infeksi IMS dan menegah berkembangnya IMS
dan komplikasinya.
Upaya tersebut meliputi :
1. Upaya promotif
a. Pendidikan seks yang tepat untuk mengikis ketidaktahuan tentang
seksualitas dan IMS
b. Meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan ajaran agama untuk
tidak berhubungan seks selain pasangannya
c. Menjaga keharmonisan hubungan suami istri tidak menyeleweng
untuk meningkatkan ketahanana keluarga
2. Upaya preventif
a. Hindari hubungan seksual dengan berganti – ganti pasangan
atau dengan pekerja seks komersial (WTS)
b. Bila merasa terkena IMS, hindari melakukan hubunga sksual
c. Bila tidak terhindarkan, utnuk mencegah penulara pergunakan
kondom
d. Memberikan penyuluhan dan pemeriksaan rutin pada kelompok
risiko tinggi
e. Penyuluhan dan pemeriksaan terhadap pertner seksual
penderita IMS
3. Upaya kuratif
a. Peningkatan kemampuan diagnosis dan pengobatan IMS yang
tepat
b. Membatasi komplikasi dengan melakukan poengobatan dini
dan efektif baik simtomatik maupun asimtomatik
4. Upaya rehabilitatif
Memberikan perlakuan yang wajar terhadap penderita IMS, tidak
mengucilkannya, terutama oleh keluarga dan pertnernya, untuk
mendukung kesembuhannya.
LAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN INFEKSI
MENULAR SEKSUAL (IMS)
DI SMA 4 PASUNDAN
Hari/Tanggal : Rabu / 5 April 2018
Jam : 10.30 – 11.30 WIB
Tempat : SMA 4 PASUNDAN
1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan, yaitu salah satu kegiatan
mempersiapkan pendidikan kesehatan kepada siswi SMA 4 PASUNDAN
tentang Infeksi Menular Seksual (IMS). Tahap persiapan ini mencakup
pembuatan proposal kegiatan pendidikan kesehatan dan persiapan materi yang
akan disampaikan, termasuk mempersiapkan setting tempat untuk dilakukan
pendidikan kesehatan. Selanjutnya, untuk penetapan jadwal sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan
Kami sekelompok mahasiswa/i bersama dengan dosen pembimbing di
SMA 4 PASUNDAN akan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan
tentang Infeksi Menular Seksual (IMS) pada tanggal 05 April 2018. Acara
penyuluhan dijadwalkan pada pukul 10.30 – 11.30 WIB. Pendidikan
kesehatan dimulai dan dibuka oleh mahasiswa (Muhammad Iqbal Budiman)
sebagai moderator dan dilanjutkan oleh mahasiswa (Anindya Rizki O P dan
Iis intan lestari) sebagai pemateri dalam penyuluhan tersebut.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian maksud dan tujuan penyuluhan
yang akan dilakukan di SMA 4 PASUNDAN yang berisi:
a. Mengenal apa itu IMS ?
b. Apa penyebab dari IMS ?
c. Bagaimana tanda dan gejala IMS ?
d. Bagaimana cara penularan IMS ?
e. Apa saja jenis – jenis IMS ?
f. Bagaimana upaya pencegahan IMS?
Selanjutnya penyuluhan diakhiri dengan sesi diskusi oleh para siswi yang
ingin menanyakan lebih lanjut tentang Infeksi Menular Seksual (IMS).
3. Evaluasi
a. Struktur
1) Peserta yang mengikuti pendidikan kesehatan terdiri dari 30 siswi dari
SMA 4 PASUNDAN.
2) Setting tempat sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
3) Peralatan yang digunakan selama penyuluhan adalah leaflet, laptop,
proyektor dan microphone.
4) Mahasiswa memfasilitasi peserta selama pelaksanaan
b. Proses
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu, 05 April 2018 pukul
10.30 – 11.30 WIB dan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan kontrak
waktu yang telah ditentukan berdasarkan peraturan yang disediakan,
peserta hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Hasil
1) 70% peserta tampak antusias dalam memperoleh informasi tentang
Infeksi menular seksual (IMS)
2) 100% peserta tampak puas dengan hasil diskusi tentang Infeksi
menular seksual (IMS) dengan masukan-masukan yang diberikan oleh
mahasiswa dan pembimbing akademik profesi keperawatan STIKes
Rajawali Bandung.
LAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN INFEKSI
MENULAR SEKSUAL
DI SMA 4 PASUNDAN
Jln. Kebon Jati No.31 Kb. Jeruk, Andir, Kota Bandung.

Hari/Tanggal : Kamis / 05 April 2018


Jam : 10.30 – 11.30 WIB
Tempat : SMA 4 Pasundan Jln. Kebon Jati No.31 Kb. Jeruk, Andir, Kota
Bandung.
1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan, yaitu salah satu kegiatan
mempersiapkan pendidikan kesehatan kepada siswi SMA 4 Pasundan tentang
Infeksi Menular Seksual. Tahap persiapan ini mencakup pembuatan proposal
kegiatan pendidikan kesehatan dan persiapan materi yang akan disampaikan,
termasuk mempersiapkan setting tempat untuk dilakukan pendidikan
kesehatan. Selanjutnya, untuk penetapan jadwal sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan
Kami sekelompok mahasiswa bersama dengan dosen pembimbing di
SMA 4 Pasundan akan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan tentang
Infeksi Menular Seksual pada tanggal 5 April 2018. Acara penyuluhan
dijadwalkan pada pukul 10.30 WIB. Pendidikan kesehatan dimulai dan dibuka
oleh mahasiswa (Muhammad Iqbal Budiman) sebagai moderator dan
dilanjutkan oleh mahasiswa (Anindya Rizki Oktafia Putri dan Iis Intan)
sebagai pemateri dalam penyuluhan tersebut.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian maksud dan tujuan penyuluhan
yang akan dilakukan di SMA 4 Pasundan yang berisi:
a. Mengenal apa itu IMS ?
b. Apa penyebab dari IMS ?
c. Bagaimana tanda dan gejala IMS ?
d. Bagaimana cara penularan IMS ?
e. Apa saja jenis – jenis IMS ?
f. Bagaimana upaya pencegahan IMS?

Selanjutnya penyuluhan diakhiri dengan sesi diskusi oleh para siswi yang
ingin menanyakan lebih lanjut tentang Infeksi Menular Seksual.

3. Evaluasi
a. Struktur
1) Peserta yang mengikuti pendidikan kesehatan terdiri dari 34 siswi dari
SMA 4 Pasundan.
2) Setting tempat sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
3) Peralatan yang digunakan selama penyuluhan adalah leaflet, laptop,
proyektor.
4) Mahasiswa memfasilitasi peserta selama pelaksanaan
b. Proses
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 5 April 2018 pukul
10.30-11.30 WIB dan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan kontrak
waktu yang telah ditentukan berdasarkan peraturan yang disediakan,
peserta hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Hasil
1) 70% peserta tampak antusias dalam memperoleh informasi tentang
Infeksi Menular Seksual
2) 100% peserta tampak puas dengan hasil diskusi tentang Infeksi
Menular Seksual dengan masukan-masukan yang diberikan oleh
mahasiswa dan pembimbing akademik profesi keperawatan STIKes
Rajawali Bandung.
Dokumentasi
DAFTAR HADIR
Tanya Jawab

1. Apa yang dimaksud dengan jengger ayam?


Jawaban : jengger ayam adalah kutil kelamin yang menyerang daerah
sekitar kelamin (KemenKes,2015).

2. Apa yang dimaksud dengan secret?


Jawaban : sekret adalah cairan yang keluar dari saluran pernapasan(dahak
atau sputum) maupun dari alat kelamin (lendir) (Richard, 2007).

3. Apa yang dimaksud dengan penyakit sifilis?


Jawaban : Sipilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
treponema pallidum. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui
selaput lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit(Eny.K,
2014).

4. Bagaimana cara mencegah atau menangani saat susah kencing?


Jawaban : Dianjurkan banyak minum selain itu rutin ganti pakaian dalam
agar menjaga kebersihan kelamin dan mengidari terjadinya infeksi.
Sumber

Setiyaningrum, E. 2015. Pelayanan Keluarga Berencana & Kesehatan


Reproduksi. Jakarta Timur : CV.Trans Info Media

Masriadi. 2017. Epidemiologi Penyaki Menulara. Depok : Rajawali Pers

SKusmiran, E. 2014. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta


Selatan : Penerbit Salemba Medika

Lowdermilk, dkk. (2013). Keperawatan Maternitas. Ed.8. Singapura :


Elsavier

Anda mungkin juga menyukai