Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PUSKESMAS DISASTER PLAN

BANJIR DI WILAYAH PUSKESMAS SENDANG


KABUPATEN CIREBON

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Persyaratan Dalam Menempuh Kepaniteraan
Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pembimbing:
dr. Gita Handayani Tarigan, MPH

Disusun oleh :
Mochammad Yusuf Koesasih 030.016.094

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PERIODE 5 APRIL – 30 APRIL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
Jakarta
PENDAHULUAN 

Menurut UU No.24 Tahun 2007 Pasal 1, ayat 1, bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis. Sedangkan pada pasal 2 dijelaskan mengenai defisini bencana alam
adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor. Kerugian atau resiko atas terjadinya bencana tergantung pada daya tahan
manusianya, lingkungan, dan infrastruktur yang tersedia di tempat tersebut. Semakin besar
bencana yang terjadi, maka kerugian akan semakin besar apabila manusia, lingkungan, dan
infrastruktur yang ada semakin rentan.

Berkaitan dengan potensi banjir, wilayah kelurahan Sendang sangat rentan terkena banjir.
Karena hampir seluruh desa wilayah Puskesmas Sendang dialiri sungai dan anak sungai Cipager
serta aliran irigasi, dan adanya tanah persawahan yang lapang serta adanya perkebunan dan
akibat dari banjir ini dapat berdampak pada desa-desa di sekitarnya, di antaranya adalah
Puskesmas Sendang. Banjir di Kecamatan Sendang disebabkan oleh tingginya curah hujan
dengan curah hujan .

Melihat sifat bencana alam yang sangat tiba-tiba oleh sebab itu perlunya manajemen
disaster plan pada wilayah Puskesmas Sendang sebaiknya harus dibuat sesegera mungkin untuk
dapat menanggulangi bencana agar dapat mecengah munculnya korban jiwa akibat banjir
tersebut.
Gambaran Wilayah Puskesmas Sendang

1.1 Wilayah Pusesmas

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa letak wilayah kerja Puskesmas Sendang barada di
wilayah Kota Kabupaten Cirebon. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten sekitar 1 Kilometer. Secara
umum Puskesmas Sendang merupakan dataran rendah. Adapun batas wilayah kerja
Puskesmas adalah sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tengah Tani, wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Astapada,
- Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Sumber, wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sumber,
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Wanasaba Kidul,
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cempaka, wilayah kerja UPTD Puskesmas
Talun.
Berdasarkan pemetaan bencana, resiko terjadinya bencana cukup tinggi, karena hampir
seluruh desa wilayah Puskesmas Sendang dialiri sungai dan anak sungai Cipager serta aliran
irigasi, dan adanya tanah persawahan yang lapang serta adanya perkebunan. Resiko bencana
yang mungkin terjadi adalah banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor.

1.2 Data Penduduk


Puskesmas Sendang berlokasi di Jalan Syech Nurjati Nomor 351 Kelurahan Sendang,
Kecamatan SumberKabupaten Cirebon, Puskesmas Sendang berlokasi di Jalan Syech Nurjati
Nomor 351 Kelurahan Sendang, Kecamatan SumberKabupaten Cirebon, dengan wilayah kerja
secara administratif meliputi 4 (empat) Kelurahan membawahi 21 RW (Rukun Warga) dan 76
RT (Rukun Tetangga). Kelurahan terjauh dengan jarak 2 km, yaitu Kelurahan Pejambon,
Kelurahan terdekatdengan jarak tempuh 0,2 km, yaitu Kelurahan Sendang yang merupakan
lokasi keberadaan Puskesmas SendangKelurahan terdekatdengan jarak tempuh 0,2 km, yaitu
Kelurahan Sendang yang merupakan lokasi keberadaan Puskesmas Sendang.

Tabel 1

Gambaran Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sendang Menurut Kriteria Desa, Luas Wilayah,
Waktu Tempuh,RT/RW,Jumlah Rumah dan Jumlah KK Tahun 2019
Waktu Jumlah
Desa
Luas Jarak Ke Tempu
Desa Gondo
N Wilay Puskesm h Ke Jumlah Jumlah
Kelurahan Tertin k
o ah as Puskes R Rumah KK
g gal Ende RT
(Ha) (Meter) mas W
mik
(Menit)
1 Kemantren 0 0 120 1.000 5 21 6 930 1295
2 Sendang 0 0 110 500 5 21 5 1082 1406
3 Gegunung 0 0 98 1.000 8 13 4 932 1152
4 Pejambon 0 0 137 1.500 10 21 6 1047 1333
Jumlah 0 0 465 4.000 28 76 21 3991 5.186

Dari data diatas dapat dilihat bahwa dari 4 Kelurahan yang terdekat adalah Kelurahan
Sendang, dan desa terjauh adalah Kelurahan Pejambon. Selain itu Kelurahan Sendang
merupakan Kelurahan yang mempunyai wilayah terluas dan dengan jumlah rumah terbanyak.
Jumlah KK terbanyak ada di Kelurahan Sendang. Estimasi jumlah penduduk di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Sendang adalah 17.874 jiwa yang terdiri dari 5.142 KK, dengan jumlah
penduduk laki-laki 9.157 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 8.717 jiwa.
Tabel 2
Distribusi Frekwensi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah Jiwa
Miskin di Wilayah Kerja Puskesmas Sendang Tahun 2019

Jumlah Penduduk
No Desa Perempua Jiwa
Laki-laki Jumlah
n Miskin
1 Kemantren 2.348 2.225 4.573 1.511
2 Sendang 2.028 2.212 4.240 2.136
3 Gegunung 2.675 2.494 5.169 3.242
4 Pejambon 2.395 2.185 4.580 2.627
Jumlah 9.446 9.116 18.562 9.516

Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada perempuan.
Tabel 3

Distribusi Frekwensi Penduduk Menurut Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Sendang

No Pekerjaan Jumlah
1 Petani 207
2 Pedagang 1598
3 Karyawan Swasta 1694
4 Buruh 1972
5 PNS / TNI / Polri 254
6 Tidak Bekerjja 2863
7 Wiraswasta 271
Jumlah 8859

Dari tabel diatas dapat dilihat, pedagang merupakan mata pencaharian penduduk
terbanyak.Data diatas menggambarkan sosial ekonomi keluarga di Puskesmas
Sendangmenengah ke bawah.
2.Analisis Komponen Bencana
2.1 Rumus Hazard Analisis   

 R = H x VC     Keterangan : R : Risk (Risiko)

H : Hazard (Ancaman)
V : Vulnerability (Kerentanan)
C : Capacity (Kapasitas)

2.2 Hazard
Berdasarkan pemetaan bencana, resiko terjadinya bencana cukup tinggi, karena hampir
seluruh desa wilayah Puskesmas Sendang dialiri sungai dan anak sungai Cipager serta aliran
irigasi, dan adanya tanah persawahan yang lapang serta adanya perkebunan. Resiko bencana
yang mungkin terjadi adalah banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor.

2.3 Vulnerability / Kerentanan

2.3.1 Manusia / Fisik

Kelurahan Sendang merupakan salah satu kelurahan yang memiliki cukup banyak
penduduknya menurut data dari laporan puskesmas sedang tahun 2019 sebanyak 18.562 yang
terbagi atas laki laki sebanyak 9.446dan perempuan sebanyak 9.116 dengan proporsi
usia lanjut sebanyak 1120 jiwa..

2.3.2 Infrastruktur
Dari fasilitas pelayanan kesehatan, PKM Sendang hanya mempunya 1 unit Pustu,
2 Poskesdes, dan 3 BPS dan 3DPS dan 1 Klinik Kesehatan Swasta. Akses masyarakat ke
pelayanan kesehatan sudah cukup mudah karena di masing-masing Kelurahan sudah
mempunyai tenaga dan tempat fasilitas pelayanan kesehatan, dengan keadaan/ kondisi
sarana yang masih dalam keadaan baik.
2.3.3 Sosial Ekonomi

Tingkat Pendidikan
No Desa
SD SMP SLTA Akd - PT Jumlah
1 Kemantren 1801 732 1182 309 4024
2 Sendang 1583 711 849 175 3318
3 Gegunung 2406 758 831 123 4118
4 Pejambon 2047 636 538 85 3306
Jumlah 7837 2837 3400 692 14766
Dari tabel diatas dapat dilihat masih banyak Penduduk mempunyai tingkat
pendidikan SD dan SMP. Hal ini menggambarkan lebih dari setengahnya
Penduduk di Puskesmas Sendang berpendidikan rendah.

No Pekerjaan Jumlah
1 Petani 207
2 Pedagang 1598
3 Karyawan Swasta 1694
4 Buruh 1972
5 PNS / TNI / Polri 254
6 Tidak Bekerjja 2863
7 Wiraswasta 271
Jumlah 8859
Dari table diatas dapat digambarkan bagaimana perekonomian yang terjadi
di wilayah puskesmas sendang, yang mayoritas dari mereka tidak memiliki pekerjaan.
2.4 Capasitas

Kualitatif

Beberapa upaya telah dilakukan oleh puskesmas sepeerti melakukan edukasi dan sosialisasi
mengenai bagaimana pelaksanaan ketika banjir sedang terjadi dan melakukan pendataan
terhadap korban banjir.

Kuantitatif

Ketersediaan sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Bandarharjo sebagian besar masing
belum sesuai dengan analisis beban kerja, seperi dokter umum, perawat, bidan, apoteker, asisten
apoteker, penyuluh kesehatan, santarian, analisis kesehatan, perekam medis, petugas kebersihan
dan tenaga komputer, akibatnya terdapat beberapa tenaga kerja yang ikut bekerja yang bukan
bidangnya, seperti dokter gigi yang membantu melayani KIA. Upaya yang dapat dilakukan untuk
peningkatan kapasitas kuantitatif antara lain adalah melibatkan relawan yang dapat direkrut dari
Fakultas Kedokteran, Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan, yang mana ketiganya
terdapat beberapa di kota Semarang. Sementara itu upaya yang dapat dilakukan untuk peralatan
adalah menyediakan jumlah perbekalan yang cukup, untuk bencana banjir yang perlu
diutamakan adalah penyediaan balut bidai, anestesi, alat jahit, obat-obatan, dan tandu.
Strategi dan upaya penanggulangan bencana

a. Pra bencana :
1. Mengikuti informasi berita tentang cuaca dan segera mengeluarkan peringatan bahaya
apabila terjadi di diduga akan terjadi bencana sehingga dapat sesegera mungkin
dilakukan evakuasi sebelum terjadi bencana, seperti pada banjir ketika debit sungai dan
curah hujan tinggi segera keluarkan himbauan pada masyarakat terutama lokasi yang
berpotensi mengalami kerusakan terparah supaya segera mengungsi ke tempat kerabat
yang tak terdampak atau menempatkan barang-barang berharga di tempat yang lebih
tinggi dan aman

2. Membuat sistem peringatan dini bencana alam dan mengadakan perlengkapan


keselamatan

3. Segera mengevakuasi kelompok rentan ketika sudah tampak tanda-tanda banjir akan
terjadi, terutama di musim penghujan dan peningkatan debit air sungai dengan cepat

4. Menghubungi Layanan Panggilan Darurat 112 yang tersedia 24 jam

b. Saat bencana
1. Pemberitahuan dan segera melakukan penyebaran informasi ketika banjir terjadi, serta
informasi terkait banjir susulan atau prakiraan kenaikan tinggi air

2. Tim Reaksi Cepat segera menyisir lokasi terutama lokasi terdampak yang paling berat
serta lokasi dengan jumlah penduduk rentan terbanyak, dengan bekerja sama secara lintas
sektor seperti TNI POLRI, Satgas PBP, SAR

3. Segera mengungsi ke lokasi yang aman bila ketinggian banjir bertambanh dengan
cepat

4. Bekerja sama dengan RHA


5. Membangun pos kesehatan di lokasi pengungsian

6. Membantu penyaluran bantuan yang menunjang kehidupan terutama di bidang


kesehatan seperti obat-obatan dan alat kesehatan

c. Pasca bencana
1. Membantu penyaluran logistik kebutuhan sehari-hari

2. Memperbaiki dan membersihkan sarana dan prasarana yang terdampak banjir

3. Bekerja sama secara lintas sektor, seperti bidang psikologis untuk melakukan kegiatan
pengkajian psikologis pada masyarakat yang terdampak

4. Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan terjadinya banjir

5. Mengikutsertakan masyarakat untuk melakukan kegiatan pembersihan saluran air


sekitar rumah atau membuat sumur resapan

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan

1. Melakukan pelatihan kesiapsiagaan bencana secara rutin dan memastikan bahwa


seluruh sumber daya manusia puskesmas baik tenaga medis dan non medis

2. Membuat dan menyebarkan informasi terkait bencana terutama bencana yang mungkin
terjadi di wilayah tersebut seperti banjir dengan berbagai jenis media informasi

3. Menanamkan pemahaman pada masyarakat terkait tanda banjir terutama ketika curah
hujan meningkat dan debit air sungai meningkat, supaya melakukan persiapan sebelum
terjadi banjir

4. Bekerja sama dengan Satuan Tugas Penanggulangan Bencana & Pengungsi untuk
memberikan pelatihan dan bimbingan

5. Bekerja sama dengan kepala desa, ketua RT, ketua RW setempat untuk membantu
mengarahkan masyarakat untuk mengikuti pelatihan kebencanaan dan penyuluhan
tentang bencana
6. Menentukan tempat-tempat titik kumpul atau lokasi pengungsian seperti dataran atau
lapangan terbuka yang aman, tidak terdampak bencana atau mengungsi ke bangunan-
bangunan yang tidak terkena banjir seperti sekolah, balai desa, tempat ibadah

7. Memasang tanda yang dapat dilihat oleh masyarakat bahwa lokasi tersebut dapat
digunakan sebagai titik kumpul ketika bencana terjadi. Perhatikan bagaimana akses ke
tempat tersebut, sebaiknya mudah diakses oleh kendaraan roda empat serta memiliki
akses ke sumber air

8. Membuat sistem peringatan dini bencana alam dan mengadakan perlengkapan


keselamatan

9. Membuat rambu-rambu dan jalur evakuasi bencana

10. Membuat dan melakukan perawatan atau normalisasi sungai, kanal, tanggul, atau
parit drainase

11. Melakukan sistem penghijauan atau lahan terbuka sebagai daerah penyerapan air
Referensi
1. Indonesia. Undang-Undang RI No.24 Tahun 2007. Penanggulangan Bencana:Jakarta;
2007 Availabel from : https://bnpb.go.id/ppid/file/UU_24_2007.pdf
2. Data Puskesmas Sendang Kabupaten Cirebon tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai