I. PENDAHULUAN
Dilihat dari penggunaan lahan terdiri dari lahan pertanian seluas 23.175 Hektar
dan lahan bukan pertanian seluas 8.326 Hektar. Adapun lahan pertanian terdiri dari lahan
sawah seluas3.843 Hektar dan lahan pertanian bukan sawah seluas 19.331 Hektar.
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan
orografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah hujan beragam
menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Rata-rata curah hujan tertinggi terjadi di
Kecamatan Banjarangkan yaitu sebesar 204,58 mm dengan rata-rata hari hujan sebesar 13,08
hari setiap bulannya, sedangkan terendah di Kecamatan Dawan dengan rata-rata curah hujan
sebesar 167,75 mm dan rata-rata hari hujan adalah 11,0 hari setiap bulannya.
Gambar 1 : Peta Kabupaten
Klungkung Sumber : Klungkung
Dalam Angka Tahun 2018
1.2 Pemerintahan
Secara administrasi, Kabuaten Klungkung terbagi menjadi 4 kecamatan, 59
desa/kelurahan, 243dusun/lingkungan. Secara adat terdiri dari 113 desa adat dan 394 banjar
adat. Dibawah kepemimpinan Bupati I Nyoman Suwirta, Kabupaten Klungkung memiliki 38
OPD teknis dan lembaga yang melayani seluruh kebutuhan masyarakat dengan jumlah
Aparatur Sipil Negara sebanyak 4.424 orang per Desember 2017. Adapun rincian jumlah
daerah administrasi di Kabuaten Klungkung ditampilkan pada tabel di bawah ini.
1.4 Sosial
Salah satu faktor keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah tersedianya sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas, oleh karena itu jalur pendidikan formal perlu
ditingkatkan. Di Kabupaten Klungkung, program wajib belajar 9 tahun dan adanya program
sekolah gratis merupakan salah satu wujud nyata pemerintah dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM).
Pembangunan bidang kesehatan pada hakekatnya bertujuan untuk mencapai
kemampuan hidup sehat bagi seluruh rakyat agar dapat meningkatkan kesejateraan rakyat
secara optimal. Guna mencapai kemampuan hidup sehat maka perlu di dukung oleh sarana
dan prasarana yang memadai. Sarana kesehatan di Kabupaten Klungkung tahun 2017 terdiri
dari 4 unit Rumah Sakit Umum, 9 Unit Puskesmas, dan 10 unit Klinik Kesehatan yang
tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Klungkung.
Sesuai dengan falsafah Negara, dimana pelayanan kehidupan menganut agama dan
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa senantiasa akan dikembangkan dan ditingkatkan
untuk membina kehidupan dan sekaligus mengatasi masalah sosial budayayang mungkin
dapat menghambat kehidupan bangsa. Mayoritas pemeluk agama di Kabupaten Klungkung
tahun 2019 adalah umat Hindu, yaitu sebanyak 298.548 orang. Pemeluk agama lain yaitu
umat Islam sebanyak 9.773 Orang, Budha sebanyak 1044 Orang, Protestan sebanyak 399
Orang, Katholik sebanyak 155 orang dan Konghuchu sebanyak 18 orang.
Di sektor Peradilan, di Kabupaten Klungkung pada tahun 2019 terjadi sebanyak
6.362 kasus, yang terdiri dari 96 tindak pidana umum, 2 tindak pidana khusus (korupsi) dan
6.264 tindak pidana cepat (pelanggaran lalu-lintas). Sedangkan jumlah perkara yang diputus
oleh Pengadilan Negeri Klungkung adalah sebanyak 6.863 perkara pidana dan 323 perkara
perdata. Dari Rumah Tahanan Kabupaten Klungkung dilaporkan bahwa Narapidana yang
selesai menjalankan hukuman tahun 2017 sebanyak 57 orang. Pada bagian lain, jumlah
kejahatan/pelanggaran yang dilaporkan ke Polres Klungkung sebanyak 190 perkara dan
seluruhnya telah diselesaikan.
1.5 Pertanian
Komoditas yang disajikan pada sub sektor tanaman pangan mencakup tanaman padi
dan palawija. Produksi pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 3.068 Ton
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan
produktivitas sebesar 1,41 Kwintal per Hektar dan kenaikan luas panen seluas 392 Hektar.
Tanaman palawija meliputi tanaman jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai
dan kacang hijau. Produktivitas palawija secara umum tahun 2019 mengalami penurunan,
sedangkan ubi kayu dan jagung mengalami peningkatan produksi.
Tahun 2019 sawi dan cabai tetap menjadi komoditi sayuran utama di Kabupaten
Klungkung dimana sawi mengalami peningkatan produksi dan cabai mengalami penurunan
produksi. Produksi sawi meningkat sebesar 1.502 Ton atau menjadi 6.080 Ton, sedangkan
produksi cabai turun hingga mencapai 4.235 ton atau dengan kata lain menurun lebih dari
80 persen dari tahun sebelumnya.
Tanaman perkebunan yang diusahakan adalah kelapa, kopi, cengkeh, vanili, jambu
mete dan kakao. Luas lahan perkebunan sebagian besar digunakan untuk menanan kelapa dan
hanya sebagian kecil saja yang digunakan untuk menanam kopi. Hal ini dikarenakan tanaman
kopi lebih cocok ditanam di daerah dingin sedangkan di Kabupaten Klungkung sebagian
besar cuacanya panas.
Di Kabupaten Klungkung juga memiliki potensi peternakan yang besar. Ternak
dibedakan menjadi 3, yaitu : Ternak Besar (sapi, kerbau, kuda), Ternak Kecil (Kambing,
Domba, Babi) serta Ternak Unggas (Ayam, Itik, dll). Ternak besar yang banyak
dibudidayakan di Kabupaten Klungkung adalah sapi potong dimana lebih dari 50 persen
populasinya diternakkan di Kecamatan Nusa Penida. Sapi Nusa Penida merupakan salah satu
komoditas andalan Kabupaten Klungkung.
1.6 Perikanan
Kondisi geografis Kabupaten Klungkung yang merupakan kepulauan dengan garis
pantai sepanjang 77 Kilometer membuatnya memiliki potensi sumberdaya Kelautan dan
Perikanan yang besar. Tidak hanya kegiatan penangkapan ikan saja yang bisa dikembangkan,
budidaya ikan, pengolahan dan garam sangat mungkin untuk dikembangkan di Kabupaten
Klungkung. Selain itu, Klungkung juga memiliki zona konservasi perairan yang ditetapkan
secara resmi melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 24 Tahun 2014
tentang Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida Kabupaten Klungkung
Provinsi Bali.
Pada subsektor Perikanan Tangkap, komoditas utamanya adalah Tongkol selain itu
Kabupaten Klungkung juga memiliki komoditas unggulan lain seperti Lobster Pasir,Lemuru
serta jenis – jenis ikan Karang seperti Kerapu, Kakap, Baronang dan sejenisnya. Adapun data
jumlah rumah tangga perikanan tangkap di Kabupaten Klungkung dapat dilihat pada tabel
berikut.
Mayoritas nelayan di Kabupaten Klungkung adalah nelayan kecil yang masih bersifat
tradisional. Hal ini disebabkan oleh karena adat budaya Bali yang tidak memungkinkan
seseorang untuk bepergian terlalu lama karena terikat dengan kegiatan adat. Armada yang
digunakan pun masih tergolong sederhana. Adapun keragaan armada perikanan tangkap di
Kabupaten Klungkung ditampilkan pada tabel dibawah ini.
1 2 3 4 5
1. Tanpa Motor - 51 51
2. Motor Tempel 1.110 973 973
3. Kapal Motor - - -
4. Tanpa Perahu - 21 21
JUMLAH TOTAL 1.110 1.045 1.045
Hasil produksi perikanan laut menurut Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan
Kabupaten Klungkung jenis ikan diklasifikasikan menjadi 8 jenis. Dari data yang diperoleh
melalui sampling nelayan, produksi perikanan laut terus mengalami penurunan. Hal ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya perubahan iklim yang sangat ekstrim yang
dipicu oleh pemanasan global dan banyaknya nelayan yang beralih profesi karena tidak
menentunya hasil melaut. Adapun data produksi perikanan laut Kabupaten Klungkung
disajikan pada tabel berikut.
1 2 3 4 5
1. Tongkol 1.701,0 1.462,3 1.190,0
9 0 1
2. Cakalang 48 73 23,99
3. Tembang 2,30 15,60 10,78
4. Teri - - -
5. Cucut - - -
6. Ikan Karang 11,20 17,50 1,50
7. Cumi – cumi - - -
8. Kakap 1,40 8,20 4,44
Pada sub sektor pengolahan ikan, terdapat beberapa jenis usaha pengolahan ikan
diantaranya adalah Pemindangan, Pengolahan kerupuk ikan, pengolahan kerupuk rumput
laut, pengolahan sabun rumput laut, pembekuan ikan serta industri chip rumput laut
oleh sebuah perusahaan swasta bernama PT. Algaemas Prima yang berkedudukan du Desa
Jumpai, Kecamatan Klungkung. Pengolahan ikan terbesar di Kabupaten Klungkung adalah
Pindang baik itu Tongkol maupun Tengiri. Pengolah ikan pindang Tongkol, sebagian besar
berada di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan. Sedangkan untuk pengolah Pindang Lemuru
berada di Dusun Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan.
Selain ikan, Klungkung juga memiliki potensi Garam. Karena diusahakan secara
tradisional, usaha Garam di Kabupaten Klungkung digolongkan kedalam Usaha Garam
Rakyat. Hanya ada 1 kelompok Garam yang ada di Kabupaten Klungkung, yaitu KUGAR
Sarining Segara yang beranggotakan 17 orang. Selain itu masih ada 3 orang petani garam
tradisional yang tidak ikut berkelompok yang berada di Desa Pesinggahan, Kecamatan
Dawan. Hal ini karena mereka berada diluar Desa Kusamba tempat Kedudukan Kugar
Sarining Segara.
1.12 Transportasi
Panjang jalan menurut status jalan Kabupaten Klungkung pada tahun 2017 mencapai
453,804 Km. Pada tahun 2019 di Kabupaten Klungkung masih terdapat jalan rusak berat
sepanjang 52,265 Km. Sebagian besar jalan yang rusak tersebut berada di Kecaatan Nusa
Penida. Hal ini dikarenakan topografi di Kecamatan Nusa Penida sangat terjal dan akses
pengangkutan barang masih sulit sehingga untuk melakukan perbaikan jalan disana
diperlukan upaya dan biaya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan di Klungkung
daratan.
Untuk penyeberangan ke Kepulauan Nusa Penida, bisa dilakukan melalui Pantai
Sanur, Pelabuhan Tribuwana (Kusamba), Pelabuhan Banjar Bias (Kusamba) maupun
melalui Kapal Roro dari Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem. Sedangkan di
Kepulauan Nusa Penida sendiri terdapat beberapa pelabuhan, diantaranya Banjar Nyuh,
Banjar Buyuk, Sampalan, Pelabuhan Mentigi (Kapal Roro), Kampung Toya Pakeh, Bias
Munjul (Lembongan), Jungutbatu, dan Tanjung Sanghyang (Lembongan).
Pada masa kerajaan Klungkung, status kepulauan Nusa Penida dipandang potensial
sebagai wilayah pengasingan yaitu pembuangan orang bermasalah dari Klungkung, Gianyar dan
Bangli (Sedimen, 1984). Kepulauan Nusa Penida dianggap memiliki kelebihan karena jauh
dari Bali daratan, arus lautnya deras, dan bergelombang tinggi sehingga sulit bagi para napi
meloloskan diri. Alasan lainnya, kondisi geografi kepulauan Nusa Penida tandus dan musim
kemarau yang relatif panjang. Ditambah lagi stereotip bahwa Nusa Penida menjadi pusat ilmu
hitam masa itu. Faktor inilah yang mungkin menyebabkan beberapa literasi barat memberikan
predikat bandit island (pulau penjahat)
Kepulauan Nusa Penida sendiri yakni potensi bidang perekonomian terletak di sumber
pencarian di perairan laut, yang dimana Pulau Nusa Penida sendiri membidangi di bidang hasil
Rumput laut. dan Pariwisata