Anda di halaman 1dari 25

TEKNIK PANTAI DAN

PELABUHAN
RENCANA INDUK
PELABUHAN GUNAKSA
KELOMPOK 2
RONA SOSIAL
KAWASAN
KARAKTERISTIK
EKONOMI
KARAKTERISTIK EKONOMI
Kabupaten Klungkung yang merupakan territorial dari pelabuhan Nusa Penida,
memiliki distribusi PDRB yang paling banyak disumbang oleh sektor pertanian
dalam arti luas, yaitu sebanyak 27,33% pada tahun 2003. Lalu disusul oleh
sektor perdagangan, hotel dan restoran sebanyak 20,28%. Tempat ketiga
disumbang oleh sektor jasa kemasyarakatan yaitu sebanyak 18,13% dan
penyumbang empat terbanyak adalah sektor angkutan, penyimpanan dan
komunikasi sebanyak 15,63%. Nilai absolut PDRB Kabupaten Klungkung
sebanyak Rp 567,01 triliun yang banyak dikontribusi oleh sektor pertanian dalam
arti luas sebanyak Rp 154,98 triliun atau 27,33%. Produksi pertanian ini meliputi
produksi perikanan laut, perkebunan (kelapa, cengkeh, vanili dan kakao),
peternakan (babi, kambing, kerbau, kuda, domba, sapi dan unggas), dan hasil
olahan ternak.
KARAKTERISTIK EKONOMI
Distribusi persentase PDRB Kabupaten
Klungkung mempunyai pola yang agak
berbeda dengan PDRB Provinsi Bali.
Provinsi Bali lebih banyak kontribusi dari
sektor tersier yang terbanyak sumbangan
dari sektor perdagangan, hotel dan
restoran, sedangkan di Kabupaten
Klungkung masih lebih bertumpu pada
sector Pertanian.

Sumber: Klungkung Dalam Angka 2006.


PERTUMBUHAN
EKONOMI
PERTUMBUHAN EKONOMI
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Klungkung mengalami peningkatan
ratarata 10% setahun dalam tiga tahun
terakhir (2005-2007) atas harga
berlaku, sedangkan atas harga konstan
sebanyak 3,1%. Sektor yang paling
tinggi pertumbuhannya adalah sektor
pengangkutan dan komunikasi. Tabel
menunjukkan tahun 2003 pertumbuhan
ekonomi mengalami sedikit penurunan Sumber: Klungkung dalam Angka 2006, 2007, 2008
dari 11,56% menjadi 8,98%. Penurunan
ini merupakan kontribusi dari
penurunan sektor pertanian.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Apabila dilihat dari harga konstan
kondisinya terbalik yaitu terjadi
kenaikan laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Klungkung selama tiga
tahun terakhir, yaitu dari 4,56% tahun
2005, turun menjadi 3,07% tahun 2006
lalu naik menjadi 4,55% pada tahun
2007. Seperti yang terlihat pada tabel
kenaikan laju pertumbuhan ekonomi
yang terbanyak selama tiga tahun
adalah pada penggalian, dan jasa. Sumber: Klungkung dalam Angka 2006, 2007, 2008
Sektor bangunan juga tinggi kecuali
pada tahun 2007.
PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai output dari total barang
dan jasa yang dimiliki (berupa uang) dalam suatu daerah dalam jangka waktu
tertentu, biasanya setahun. Besarnya PDRB suatu daerah merupakan indikator
kemajuan dalam melaksanakan pembangunan ekonomi yang diperlukan sebagai
salah satu cara untuk mensejahterakan masyarakat di daerah tersebut. PDRB
merupakan nilai yang dapat dicapai dari 9 lapangan usaha yaitu:
1. Sektor Pertanian: Tanaman pangan, tanaman perkebunan, perternakan,
kehutanan dan perikanan;
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian: Minyak dan gas bumi, pertambangan
tanpa migas dan penggalian;
3. Sektor Industri Pengolahan: Industri migas dan industri tanpa migas;
4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih: Listrik, gas kota dan air bersih;
5. Sektor Bangunan/Konstruksi: Pembuatan bangunan, jalan, jembatan dan
lainlain;
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran: Perdagangan besar dan eceran, hotel serta
restoran;
7. Pengangkutan dan Komunikasi: Angkutan kereta api, angkutan jalan raya,
angkutan laut, angkutan sungai dan penyeberangan, angkutan udara serta jasa
penunjang angkutan;
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan: Bank, lembaga keuangan non
bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan;
9. Jasa-jasa: Sosial kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi serta jasa perorangan
dan rumah tangga.
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Perhitungan laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan masalah yang
sangat komplek dan untuk mengetahuinya diperlukan studi yang khusus dan
mendalam. Data mengenai besarnya tingkat pendapatan penduduk berdasarkan
pada perhitungan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Nilai PDRB
perkapita kabupaten Klungkung atas dasar harga berlaku terus meningkat pada
tahun 2000 mencapai Rp.5.212.671,72 dan tahun 2004 mencapai
Rp.7.780.546,44. Sedangkan Nilai PDRB perkapita tahun 2004 atas dasar harga
konstan 2000 Kabupaten Klungkung mencapai Rp.5.846.698,50 (Klungkung
Dalam Angka, 2006).
SISTEM JARINGAN
TRANSPORTASI
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
1. Transportasi Darat
Prasarana perhubungan darat di Kabupaten Klungkung cukup memadai, terdapat
17,40 km jalan negara (arteri primer), 15,57 km jalan provinsi (kolektor rovinsi),
342,46 km jalan kabupaten (kolektor kabupaten) dan 212,726 km jalan desa
(lokal). Jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Klungkung daratan tercatat
3.830 unit, tercatat 753 mobil penumpang, 98 Mobil Bus Umum, 611 unit mobil
barang umum, 2.317 mobil barang tidak umum, dan 51 mobil barang dinas.
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
2. Transportasi Laut
Kabupaten Klunkung daratan yang meliputi wilayah Kecamatan Klungkung,
Kecamatan Banjarangkan dan Kecamatan Dawan, sampai saat ini akses
transportasi laut yang tersedia menuju kawasan Nusa Penida sebagai kawasan
terluas di kabupaten Klungkung adalah transportasi laut atau penyeberangan.
Kabupaten Klungkung (daratan) sampai saat ini belum mempunyai pelabuhan
penyeberangan yang representatif seperti pelabuhan Mentigi yang terletak di
Nusa Penida atau pelabuhan Padangbai di Kabupaten Karangasem.
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
Lanjutan Transportasi Laut
Pelabuhan penyeberangan tradisional yang ada di Kabupaten Klungkung daratan
adalah Kusamba, Banjar Bias dan Banjar Tribuana yang ketiganya terletak di
Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, dimana semua pelabuhan tersebut
mempunyai kapasitas yang sangat terbatas. Di Kecamatan Nusa Penida terdapat
8 (delapan) buah pelabuhan peyeberangan tradisional, yaitu Tanjung Sanghyang,
Jungut Batu, Toya Pakeh, Banjar Nyuh, Buyuk, Sampalan, Bias Munjul dan
Mentigi. Pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan penyeberangan tradisional
sebagai arus penumpang dan barang di Nusa Penida.
POTENSI DAERAH
SEKTOR NON MIGAS
POTENSI DAERAH SEKTOR NON MIGAS
1. Pertanian
Produksi Padi dalam tahun 2007 mencapai 35.536 ton gabah kering giling
dengan luas panen 5.732 Ha dan rata-rata produksi mencapai 62,94 kw/ha. Bila
dibandingkan dengan produksi tahun 2006 produksi mengalami penurunan
sebesar 5,52 % penurunan ini disebabkan luas panen yang berkurang sebesar 80
Ha dan menurunnya rata-rata produksi kwintal/ha sebesar 3,21 %. Jagung
merupakan salah satu komoditas pangan selain beras dan juga dimanfaatkan
untuk makanan ternak. Selama tahun 2007 produksi mencapai 11.364 ton pipilan
kering yang tersebar di tiga kecamatan yakni Nusa Penida 11.112 ton,
Banjarangkan 27 ton pipilan kering dan Dawan 225 ton pipilan kering.
POTENSI DAERAH SEKTOR NON MIGAS
Lanjutan Pertanian
Dalam tahun 2007 produksi ubi kayu mencapai 36.255 ton dan luas panen 2.103
ha. Kecamatan Nusa Penida sebagai penghasil terbesar yakni 35.543 ton ubi
basah kemudian disusul Banjarangkan 571 ton dan Dawan 141 ton. Selama
tahun 2007 dengan luas panen ubi jalar 204 ha mencapai produksi 3.935 ton ubi
basah dengan rata-rata produksi 207,78 kw/ha. Kacang tanah mencapai 5.767 ton
pada tahun 2007 dan Kedelai luas panen 1.021 ha dengan produksi mencapai
1.774 ton.
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
2. Perkebunan
Tanaman perkebunan yang diusahakan adalah kelap, kopi, cengkeh, panili,
jambu mete, kapok, kakao, kemiri, kenanga. Luas areal tanaman kelapa tahun
2007 adalah 3.049 hektar, yang tersebar di empat kecamatan dengan produksi
mencapai 3.033.502 ton. Dalam tahun 2007 luas tanam kopi 83 hektar dan
tersebar di tiga kecamatan serta produksinya mencapai 40 ton. Luas areal
tanaman cengkeh tahun 2007 adalah 356 hektar dan produksinya mencapai 1.100
ton.
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
3. Peternakan
Ternak sapi pada tahun 2007 sebanyak 44.059, Kuda untuk menarik dokar
populasinya 3 ekor, populasi kambing sebanyak 632 ekor, populasi babi tahun
2007 yaitu babi lokal 19.797 ekor serta babi sadle back dan landrace yaitu
15.001 ekor.
4. Perikanan
Perikanan yang diusahakan adalah perikanan darat dan perikanan laut. Produksi
perikanan laut tahun 2007 mencapai 2.394 ton yang terdiri dari ikan tongkol
1.628 ton, tembang 311 ton, cucut 29 ton, kakap 1 ekor dan lainnya 426 ton.
roduksi perikanan darat hasil penangkapan di perairan umum, kolam dan sawah
tahun 2007 hanya mencapai 0,2 ton. Rumput laut hanya diusahakan di Nusa
Penida dengan produksi dalam tahun 2007 mencapai 91.320 ton.
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
5. Industri
Perusahaan yang dominan di Kabupaten Klungkung adalah golongan industri
rumah tangga dan industri kecil. Perusahaan industri rumah tangga di Kabupaten
Klungkung selama tahun 2007 sebanyak 4.849 dengan menyerap tenaga kerja
13.191 orang sedangkan jumlah perusahaan industri kecil 938 buah dengan
menyerap tenaga 6.724 orang. Perusahaan industri sedang yaitu 23 perusahaan
dengan menyerap tenaga kerja 745 orang. Produksi industri sedang adalah
tekstil, pakaian jadi dan kulit, industri barang-barang dari kayu, industri dasar
logam dan industri lainnya.
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
6. Pertambangan dan Penggalian
Jenis bahan galian pasir dan penggaraman terbanyak ada di kecamatan Dawan
dan tanah liat ada di kecamatan Banjarangkan dan Dawan
.
7. Perdagangan
Jumlah usaha perdagangan barang dan jasa yang memiliki TDP di Kabupaten
Klungkung tahun 2007 masing-masing menurut bentu yaitu usaha perseorangan
adalah 70 buah, PT 8 buah, CV 24 buah dan koperasi 4 buah. Jumlah SIUP yang
diterbitkan di Kabupaten Klungkung pada tahun 2007 sebanyak 106 buah
masing-masing menurut kecamatan adalah 7 buah Kecamatan Nusa Penida, 29
buah Kecamatan Banjarangkan, 59 buah Kecamatan Klungkung dan 11 buah di
Kecamatan Dawan.
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
Lanjutan Perdagangan
Peranan golongan usaha kecil dalam menyerap tenaga kerja sehingga dapat
mengurangi pengangguran. Pada tahun 2007 jumlah tenaga kerja yang terserap
sebanyak 4.575 orang dengan tingkat pendidikan SD 371 orang, SLTP 540
orang, SLTA 3.048, Sarjana muda 79 orang dan sarjana 139 orang.
THANKS…

Anda mungkin juga menyukai