Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN P2P

PUSKESMAS DEMPET TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk mendapatkan bangsa yang memiliki kesadaran,kemauan dan
kemampuan hidup sehat dibutuhkan kesjasama masyarakat dalam menciptakan
pembangunan kesehatan .kemauan,dan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat sehingga setiap orang dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Pembangunan kesehatan di Indonesia masih perlu berbenah yang
terkonsentrasi guna mewujudkan pembangunan kesehatan yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan masyarakat yang optimal.
Puskesmas merupakan sebuah institusi pelayan kesehatan yang berbasis
masyarakat yang ikut berperan sebagai perangkat pembangunan kesehatan
milik pemerintah.
Puskesmas juga merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKP maupu UKM
di strata pertama pelayanan kesehatan dan merupakan Unit pelaksanaan teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten atau kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan sebagai tugas pembangunan kesehatan di Kabupaten atau
kota.
Pencegahan dan pengendalian penyakit menular merupakan program pelayanan
kesehatan puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penularan penyakit
menular/infeksi(misalnya TB,DBD,Kusta,IMS,HIV dll).

II. LATAR BELAKANG


A. KEADAAN UMUM

Puskesmas Dempet merupakan Puskesmas di bawah Dinas Kesehatan


Kabupaten Demak, terletak di Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Provinsi Jawa
Tengah, yang mempunyai wilayah kerja 16 Desa. Kondisi wilayah kerja Puskesmas
Dempet merupakan pedesaaan, mata pencaharian sebagian besar di bidang
pertaniaan.

Wilayah kerja Puskesmas Dempet adalah :

a. Desa Dempet
b. Desa Sidomulyo
c. Desa Botosengon
d. Desa Merak
e. Desa Karangrejo
f. Desa Kunir
g. Desa Kebonsari
h. Desa Kramat
i. Desa Brakas
j. Desa Kedungori
k. Desa Harjowinangun
l. Desa Gempoldenok
m. Desa Kuwu
n. Desa Jerukgulung
o. Desa Baleromo
p. Desa Karangrejo

B. KEADAAN GEOGRAFI

Puskesmas Dempet merupakan salah satu pelayanan kesehatan di


kabupaten Demak yang terletak 10 km di sebelah timur Ibu Kota Kabupaten
Demak secara geografis terletak pada garis lintang 7 0’ – 80’ lintang selatan
dan garis bujur 1100’ – 1110’ bujur timur. Keadaan alamnya sebagian besar
terdiri dari persawahan yang membentang dibagian utara dan timur serta
sungai di bagian selatan.
Puskesmas Dempet berbatasan dengan :
- Sebelah Utara : Kecamatan Gajah, Kab. Demak
- Sebelah Timur : Kabupaten Grobogan
- Sebelah Selatan : wilayah kerja Puskesmas Kebonagung dan
Kecamatan Kebonagung
- Sebelah Barat : Kecamatan Wonosalam
- Gambar 01. Peta wilayah Puskesmas Dempet kab. DemakTahun
2015

Sumber : http://www.puskesmasdempet.blogspot.com
Desa yang wilayahnya hampir seluruhnya persawahan adalah desa
merak yang terletak paling timur berbatasan langsung dengan Kabupaten
Grobogan. Untuk jangkauan terjauh dari pusat kota kecamatan adalah desa
Merak dan Brakas yaitu sekitar9 km, sedangkan terdekat adalah Desa Dempet.
Jalan utama di kecamatan Dempet termasuk jalan antar kecamatan yang
menghubungkan kecamatan Wonosalam dengan kecamatan Gajah dan
Kecamatan Godong Kab. Grobogan itu juga ada jalan penghubung antar desa
yang berupa aspal dan cor beton. Dan hampir semua kantor desa berada di
dalam Desa kecuali desa Dempet dan desa Botosengon yang berada jalan
penghubung antar kecamatan. Kehidupan masyarakat di wilayah Puskesmas
Dempet merupakan berprofesi 90 % petani dengan luas wilayah 6161 Ha, 6.87
% dari wilayah Kabupaten Demak.
C. KEADAAN PENDUDUK
Jumlah Penduduk
Tabel 01.Jumlah Penduduk wilayah Puskesmas Dempet Menurut DesaTahun
2018
NO DESA/KELURAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 DEMPET 3568 3607 7175
2 BOTOSENGON 1253 1321 2574
3 KEDUNGORI 1614 1562 3176
4 JERUKGULUNG 1129 1168 2297
5 KARANGREJO 1141 1237 2378
6 MERAK 2162 2183 4345
7 BRAKAS 1603 1521 3124
8 KUNIR 2044 2031 4075
9 BALEREJO 2280 2302 4582
10 BALEROMO 1565 1629 3194
11 KUWU 1503 1585 3088
12 KEBONSARI 1051 1003 2054
13 SIDOMULYO 2563 2598 5161
14 GEMPOL DENOK 887 910 1797
15 KRAMAT 2386 2387 4773
16 HARJOWINANGUN 2908 2835 5743
JUMLAH 29657 29879 59536
Sumber : Kecamatan Dempet Tahun 2018

Penduduk wilayah kerja Puskesmas Dempet berdasarkan kantor


kecamatan Dempet tahun 2019 memiliki jumlah penduduk sebesar 59536 jiwa
yang tersebar di 16 desa / kelurahan dengan luas wilayah 6161 ha (6,87 km2)ha
dan yang terbanyak adalah desa Dempet dengan jumlah penduduk 7175 jiwa dan
yang paling kecil adalah desa Gempoldenok 910 jiwa. Sedangkan menurut
kepadatan penduduk, daerah terpadat di kelurahan Dempet yaitu 130 jiwa/ km2,
sedangkan untuk penduduk terjarang di desa Kebonsari 37 jiwa/km2, sedangkan
kepadatan rata-rata adalah 63 jiwa/ km2.
Grafik 02. Jumlah Penduduk wilayah Puskesmas Dempet berdasarkan Desa
Tahun 2018
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000 Series1
0

Sumber : Kecamatan Dempet tahun 2019

Puskesmas Dempet mempunyai tanggung jawab yang cukup besar dibidang


pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Dengan melakukan kegiatan-kegiatan
yang berupa Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan
sehingga diharapkan akan bisa merubah perilaku masyarakat dibidang kesehatan
dan mencapai derajat kesehatan yang optimal.

D. SARANA DAN PRASARANA

NO SARANA DAN PRASARANA JUMLAH


1 PUSKESMAS INDUK 1
2 PUSKESMAS PEMBANTU 1
3 PKD 17
4 MOBIL PUSLING 1
5 MOBIL AMBULAN 1
7 KENDARAAN RODA DUA 6
8 PERALATAN MEDIS (Penambahan bertahap)

Jumlah Ketenagaan Puskesmas Dempet

1. Dokter Umum :2
2. Dokter Gigi :2
3. Perawat PNS :7
4. Perawat Honda :2
5. Perawat Obsorsing :12
6. Perawat Gigi :2
7. Bidan Puskesmas :2
8. Bidan Poned :3
9. Bidan Obsorsing :7
10. Bidan Desa : 19
11. Bidan Obsorsing :7
12. Perawat Gizi :2
13. Higiene Sanitasi :1
14. Asisten Apoteker :1
15. Tenaga Non Medis :3
16. Jaga Malam :1
17. Juru Masak Dan CS ;3

E. DATA PENDUKUNG
PRESENTASI PENDERITA PENYAKIT MENULAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS
DEMPET TAHUN 2018

JUMLAH JENIS PENYAKIT MENULAR


NAMA LEPT
NO OSP
DESA / KEL
RIRO
PENDUDUK IMS HIV HEPATITIS TBC KUSTA MALARIA DBD SIS
DEMPET 7175 0 0 2 5 1 0 4 0
1
BOTOSENGO
2574 0 0 1 0 0 0 0 0
N
2
KEDUNGORI 3176 0 2 1 2 0 0 0 1
3
JERUKGULUN
2297 0 0 3 2 0 0 0 0
G
4
KARANGREJO 2378 0 0 1 4 0 0 2 2
5
MERAK 4345 0 0 2 2 0 0 2 0
6
BRAKAS 3124 0 0 3 1 0 0 1 0
7
KUNIR 4075 0 0 0 2 1 0 4 1
8
BALEREJO 4582 0 0 0 4 1 1 2 0
9
BALEROMO 3194 0 0 1 2 0 0 1 1
10
KUWU 3088 0 0 2 4 0 0 5 0
11
KEBONSARI 2054 0 0 1 2 0 0 3 0
12
SIDOMULYO 5161 0 1 2 1 0 1 3 0
13
GEMPOL
1797 0 0 1 0 0 2 6 0
DENOK
14
KRAMAT 4773 0 0 1 3 1 0 0 0
15
HARJOWINA
5743 0 2 2 3 2 0 3 1
NGUN
16
JUMLAH 59536 0 5 23 35 6 4 23 6

Grafik 03 P2M Puskesmas Dempet tahun 2018

DEMPET
HARJOWINANGUN 5 BOTOSENGON
4.5
4
KRAMAT 3.5 KEDUNGORI
3 IMS
2.5
GEMPOL DENOK 2 JERUKGULUNG HIV
1.5 HEPATITIS
1
0.5 TBC
SIDOMULYO 0 KARANGREJO
KUSTA
MALARIA
KEBONSARI MERAK DBD
LEPTOSPRIROSIS
KUWU BRAKAS

BALEROMO KUNIR
BALEREJO
Grafik P2M Puskesmas Dempet tahun 2018

Program tersebut bertujuan untuk menurunkan insiden dan prevalensi


penyakit menular serta mencegah terjadinya penularan.maka prioritas
peningkatan Pelayanan Upaya Kesehatan di Puskesmas Dempet adalah :
1. Ketersediaan sarana dan prasarana yg memadai di Puskesmas Dempet
2. Peningkatan penyuluhan.
3. Pertemuan linsek dan lintas program.
4. Meningkatkan pelayanan di puskesmas maupun di pkd.
5. Meningkatkan komitmen pada kepuasan pelanggan.
6. Meningkatkan pengetahuan masyarakat yang berdampak pada perubahan
perilaku gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit menular.
7. Menghilangkn stigma masyarakat tentang penyakit menular.

F. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1) Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan penyakit
menular.
2) Tujuan Khusus
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan penyakit
hiv/Aids
b. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit hepatitis B.
c. Menurunkan angka kematian dan penularan akibat penyakit DBD
d. Menurunkan angka kematian dan penularan akibat penyakit malaria.
e. Menurunkan angka kematian dan penularan akibat penyakit tbc.
f. Menurunkan angka kematian dan penularan akibat penyakit kusta
g. Tercapainya angka kesembuhan pengobatan > 80%.
h. Tercegahnya kejadian luar biasa ( KLB ) untuk semua penyakit.

G. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN


No Kegiatan Pokok Reincian kegiatan
1 Penyuluhan Disediakan alat komunikasi
Penyuluhan di lakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap masyarakat luas.
Kegiatan dalam Penyuluhan langsung kepada perorangan
gedung. atau kelompok penderita di puskesmas /
PKD.
Penyuluhan tidak langsung melalui media
foster/pamlet.
Kegiatan diluar Penyuluhan melalui pemutaran film/ siaran
gedung keliling dan lewat media radisional.dan juga
dilakukan terhadap kelompok masyarakat
melalui posyandu dan sekolah.
Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan
Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap
kegiatan di unitnya.
Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi
terjadinya peningkatan kasus penyakit menular
serta menindak lanjuti terjadinya KLB.
Penyuluhan tentang TBC serta kunjungan dan
follow up ke rumah pasien
Pencatatan dan Pelaporan kasus
Penemuan secara dini penderita dengan
penyakit menular.
Pengobatan penderita secara lengkap
Koordinasi dengan petugas laboratorium
terhadap penderita/tersangka TBC untuk
mencari BTA +
2 Deteksi Dini Dengan melalui penyuluhan terhadap
pasien dan atau hasil pemeriksaan yang
menunjukan kecenderungan berkembang
atau meluasnya penyakit atau kejadian
kesakitan akibat faktor resiko penularan,
tenaga Kesehatan harus melakukan deteksi
dini.
Deteksi dini dilakukan dengan cara :
a. Pangamatan fisik
b. Anamnese terhadap penderita.
c. Analisis terhadap keadaan yang
kemungkinan berresiko.
3 Follow - up Memelihara harapan dan optimisme yang
relistis serta kebutuhan dan harapan
pelanggan dilaksanakan secara mandiri
atau bekerjasama dengan kepentingan dan
pihak terkait lainya.

Intervensi dapat berupa


a. Melakukan pengawasan dan
penilaian untuk gejala gejala penyakit
menular.dan kesetiaan terhadap
pengobatan.
b. Perbaikan dan pembangunan sarana
c. Menilai dan mengelola kondisi dan
kebutuhan akan intervensi penyakit
menular disetiap kunjungan.

H. CARA DAN MELAKSANAKAN KEGIATAN


Secara umum dalam pelaksanaan kegiatan upaya pengendalian dan
pencegahan penyakit menular Membetuk team,rapat kordinasi lintas program
maupun lintas sektor dan pada kegiatan pertemuan lainnya..

I. SASARAN
Masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dempet dengan indikasi
penyakit menular dan tidak menular, penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi serta calon jamaah Haji

J. Kegiatan Pokok P2

Dalam mencapai sasaran dan tujuan pengendalian penyakit menular, maka

Strategi Pengendalian Penyakit menular dijabarkan dalam 4 kegiatan pokok

yaitu:

a. Promosi penanggulangan penyakit menular.

b. Kemitraan

c. Peningkatan penemuan kasus dan kualitas tatalaksana kasus penyakit

menular.

d. Peningkatan kualitas sumber daya

K. Surveilans P2

a. Pemantauan dan evaluasi

b. Pengembangan program P2..

Dalam pelaksanaannya kegiatan P2 mengacu kepada pendekatan

Manajemen Pemberantasan Penyakit Menular Berbasis Wilayah atau

dengan kata lain diarahkan menanggulangi secara komprehensif faktor-


faktor yang berhubungan dengan kesakitan dan kematian balita termasuk

faktor resiko lingkungan, faktor resiko kependudukan dan penanganan kasus

yang dilakukan secara terpadu dengan mitra kerja terkait yang didukung

oleh surveilans yang baik serta tercemin dalam perencanaan dan

penganggaran kesehatan secara terpadu (P2KT).

Secara rinci kegiatan pokok PROGRAM P2 dijabarkan sebgai berikut:

1. Promosi Penanggulangan Penyakit menular.

Pemberantasan penyakit menular di Indonesia mencakup kegiatan advokasi,

bina suasana dan gerakan masyarakat. Tujuan yang diharapkan dari

kegiatan promosi balita secara umum adalah meningkatnya pengetahuan,

sikap dan tindakan masyarakat dalam upaya dalam penanggulangan

penyakit menular. Sasaran promosi dalam P2 mencakup sasaran primer (

masyarakat dan lingkungan ), sasaran sekunder (petugas kesehatan dan

petugas lintas program serta lintas sektor), dan sasaran tersier (pengambil

keputusan). Pesan pokok, metode dan media yang digunakan sesuai

dengan sasaran.

2. Kemitraan

Merupakan faktor penting untuk menunjang keberhasilan program.

Pembangunan kemitraan dalam program P2 diarahkan untuk meningkatkan

peran serta masyarakat, peran serta lintas program dan lintas sektor terkait

serta peran pengambil keputusan termasuk penyandang dana. Dengan

demikian pembangunan kemitraan diharapkan pendekatan pelaksanaan

program pemberantasan penyakit menular khususnya dapat terlaksana

secara terpadu dan kompherensif. Dengan kata lain intervensi

pemberantasan penyakit menular tidak hanya tertuju pada penderita saja,

tetapi juga terhadap faktor resiko (lingkungan dan kependudukan) dan faktor

lain yang berpengaruh melalui dukungan peran aktif sektor lain yang

berkompeten.

3. Peningkatan Penemuan dan Tatalaksana Kasus


Kegiatan ini merupakan kegiatan terpenting, karena keberhasilan upaya

penurunan kematian yang diakibatkan penyakit menular pada masyarakat

ditentukan oleh keberhasilan upaya penemuan dan tatalaksana penderita ini.

Dalam kebijakan dan strategi Program P2 maka penemuan dan tatalaksana

penderita ini dilaksanakan di rumah tangga dan masyarakat (keluarga, kader

dan posyandu), di tingkat pelayanan kesehatan swasta (praktek dokter,

poliklinik swasta, RS swasta). Dengan demikian yang melaksanakan kegiatan

secara langsung adalah tenaga kesehatan di sarana-sarana kesehatan tersebut

dan kader posyandu di masyarakat.

Adapun prosedur penemuan dan tatalaksana penderita di masing-masing

sarana/tingkatan mengacu pada tatalaksana standar yang ditetapkan.

Sedangkan tatalaksana kasus penyakit menular dilaksanakan melalui

pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) disarana kesehatan

dasar. Disamping itu perlu dilakukan audit kasus dalam upaya peningkatan

kualitas tatalaksana kasus yang dilaksanakan dengan koordinasi tingkat

kabupaten/kota.

4. Peningkatan Kualitas Sumber Daya

a. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam program P2 meliputi kader, petugas

kesehatan yang memberikan tatalaksana di sarana pelayanan kesehatan

(Polindes, Pustu, Puskesmas, RS, Poliklinik), pengelola program P2 di

puskesmas, kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Upaya peningkatan kualitas

SDM P2 dilakukan di berbagai jenjang melalui kegiatan pelatihan, setiap

pelatihan yang dilakukan perlu ditindaklanjuti dengan supervisi dan monitoring

serta pembinaan di lapangan. Selanjutnya pelaksanaan pelatihan secara

terpadu dengan program lain perlu dikembangkan, terutama pelatihan

menyangkut aspek manajemen atau pengelola program P2 dilakukan pula

melalui kegiatan magang, asistensi tatalaksana oleh dokter ahli, studi banding,

seminar dan workshop sesuai dengan kebutuhan.


b. Logistik

Dukungan logistik sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan program

P2 Aspek logistik Pemberantasan Penyakit menular mencakup peralatan,

bahan dan sarana yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan.

Sampai saat ini logistik kegiatan distandarisasi, dari logistik untuk kegiatan

penemuan dan tatalaksana penderita dan logistik untuk kegiatan komunikasi

dan penyebaran informasi.

Untuk kegiatan penemuan dan tatalaksana penderita mencakup obat

dan alat bantu hitung pernapasan (soundtimer).

Untuk kegiatan komunikasi dan penyebaran informasi, logistik yang telah

disediakan program meliputi media cetak dan elektronik.

5. Surveilans P2

Untuk melaksanakan kegiatan pencegahan, pemberantasan dan

penanggulangan penyakit termasuk IMS.HIV.MALARIA DBD,TB,KUSTA secara

efektif dan efisien, diperlukan data dasar (baseline) dan data program yang

lengkap dan akurat. Upaya dalam mendapatkan data atau informasi tersebut

diatas dilakukan melalui kegiatan surveilans epidemiologi yang aktif dengan

diferivikasi oleh survey atau penelitian yang sesuai. Surveilans epidemiologi

ISPA diarahkan untuk mendapatkan data dan informasi yang dapat digunakan

sebagai landasan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program

pemberantasan Penyakit menular secara efektif dan efisien serta mampu

mengantifikasi kecenderungan-kecenderungan yang mungkin muncul.

Namun demikian secara umum pelaksanaan surveilans Program P2 mengikuti

langkah-langkah surveilans epidemiologi pada umumnya, sebagaimana

diuraikan berikut:

a. Tujuan Surveilans

Menyediakan informasi tentang situasi dan besarnya masalah penyakit menular

khususnya kejadian di masyarakat beserta faktor resikonya dan informasi lain


yang diperlukan bagi upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

secara efektif sehingga angka kesakitan dan kematian balita akibat penyakit

menular dapat diturunkan sesuai tujuan.

b. Kegiatan

1) Pengumpulan data

Data penyakit menular dikumpulkan di sarana kesehatan tingkat pertama (rawat

jalan rumah sakit, Puskesmas, Pustu dan Posyandu, serta pelayanan

kesehatan swasta) dengan menggunakan formulir, kartu atau buku khusus.

Selanjutnya kasus penyakit menular dari sarana tersebut dilaporkan ke

puskesmas yang menangani wilayah kerja dari sarana kesehatan yang

bersangkutan, secara aktif (melaporkan sendiri) maupun pasif (puskesmas

menjemput laporan dari sarana kesehatan di wilayah kerjanya) dengan

menggunakan instrumen standar yang dibuat oleh puskesmas. Puskesmas

selanjutnya meneruskan laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk

laporan kasus dari rumah sakit, laporan langsung ke Dinas Kesehatan (Subdin

P2M).

2) Pengolahan dan Analisa Data

Data yang telah terkumpul, baik dari institusi sendiri maupun dari luar

selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisa. Pengolahan dan analisa data

dilaksanakan baik oleh puskesmas, Kabupaten/kota maupun Propinsi.

3) Penyajian Data Umpan Balik

Sebagai bahan atau dasar bagi kepentingan pelaksanaan kegiatan atau

perbaikan pelaksanaan kegiatan, hasil kerja survailans P2 perlu disajikan dan

disebarluaskan atau diumpanbalikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya

secara teratur, baik kalangan internal maupun eksternal.

4) Peningkatan Jaringan Informasi

Jaringan informasi antara Kabupaten/Kota, Provinsi dan pusat sangat

diperlukan untuk membangun sistem informasi kesehatan yang handal


sehingga mampu meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaannya

pemberantasan penyakit menular antar berbagai jenjang dari mulai

perencanaan sampai dengan evaluasi program.

6. Pemantauan dan Evaluasi

Kegiatan pokok ini terdiri dari dua kegiatan penting, yaitu pemantauan

(monitoring) dan penilaian (evaluasi).

a. Pemantaauan Pemberantasan Penyakit menular (monitoring) dimaksudkan

untuk memantau secara teratur kegiatan dan pelaksanaan program agar dapat

diketahui apakah kegiatan program dilaksanakan sesuai dengan yang telah

direncanakan dan digariskan oleh kebijaksanaan program. Pelaksanaan

pemantauan Pemberantasan Penyakit menular dapat memanfaatkan kegiatan

supervisi dan bimbingan tehnis, Pencatatan Pelaporan Pemberantasan

Penyakit menular, dan Pemantauan program P2M & PL di Kabupaten/kota.

b. Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah pencapaian hasil kegiatan telah

memenuhi target yang diharapkan, mengidentifikasi masalah dan hambatan

yang dihadapi serta menyusun langkah-langkah perbaikan selanjutnya

termasuk perencanaan dan penganggaran. Kegiatan evaluasi dilaksanakan di

berbagai jenjang administrasi kesehatan, baik ditingkat pusat, provinsi maupun

Kabupaten/Kota.

c. Peningkatan Manajemen Program, aspek manajemen program P2 yang

masih memerlukan perhatian terus ditingkatkan diantaranya aspek

perencanaan, pembiayaan, dan administrsi. Aspek manajemen tersebut diatas

merupakan beban kerja terbesar untuk unit yang mengelola Pemberantasan

Penyakit menular baik di tingkat pusat, provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Kegiatan ini juga dilaksanakan diberbagai tingkat administrasi kesehatan.

Peningkatan manajemen program pada aspek perencanaan dilakukan melalui

penerapan perencanaan dan penganggaran kesehatan terpadu (P2KT) dalam

perencanaan kegiatan program P2 .

Penerapan P2KT dalam pelaksanaan program P2 akan efektif bila didukung

kinerja surveilans yang mampu memberikan informasi yang lengkap dan akurat
sehingga menghasilkan perencanaan program P2 berdasarkan fakta (evidence

based planning). Dalam meningkatkan manajemen pembiayaan, diupayakan

penggalian potensi sumber biaya masyarakat, swasta, organisasi non

pemerintah, dan lembaga-lembaga donor, mengingat kemampuan pemerintah

dalam penyediaan biaya untuk program cukup terbatas.

sedangkan potensi sumber dana dari masyarakat atau swasta belum teralokasi

dengan baik. Untuk itu dalam mewujudkan pembiayaan program P2 yang

memadai di berbagai jenjang administrasi kesehatan, perlu diupayakan secara

terus-menerus penggalian potensi sumber biaya non pemerintah.

D. Pengembangan Program

Dalam upaya pencapaian tujuan pemberantasan penyakit menular khususnya,

perlu dilakukan pengembangan program sesuai dengan tuntutan perkembangan

di masyarakat. Pengembangan program P2 dilakukan diantaranya melalui

kegiatan penelitian, uji coba konsep-konsep intervensi baru seperti pendekatan

tatalaksana penderita penyakit menular , pencegahan dan penanggulangan

faktor resiko baik dilingkungan maupun kependudukan, peningkatan kemitraan,

peningkatan manajemen dan sebagainya serta kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya

seperti pertemuan kajian program, seminar, workshop dan sebagainya.

C. Faktor-faktor Keberhasilan

Untuk meningktkan keberhasilan pengendalian penyakit menular tidak

dapat dilaksanakan hanya dari jajaran kesehatan saja namun harus didukung

pemangku kepentingan dan masyarakat agar dapat mencapai tujuan.

Pelaksanaan pengendalian penyakit menular memerlukan komitmen

pemerintah pusat, pemeritah daerah, dukungan dari lintas program, lintas

sektor serta peran serta masyarakat termasuk dunia usaha. Pedoman ini

mengulas situasi pengendalian pneumonia, kebijakan dan strategi, kegiatan

pokok, peran pemangku kepentingan, tantangan dan pengembangan ke depan

sesuai dengan visi misi dan rencana strategis Kementerian Kesehatan.

Peningkatan pelaksanaan pengendalian penyakit menular perlu didukung

dengan berbagai kegiatan pengendalian baik sarana, prasarana, sumber daya


manusia dan semua sumber dana pendukung program yang tersedia baik

APBN maupun APBD untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam mencapai

tujuan program dan target yang telah ditentukan sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi masing-masing jajaran kesehatan, pemangku kepentingan dan

masyarakat itu sendiri.

L. JADWAL PELAKSANAAN
Tahun 2018
J F M A M J J A S O N D
No Kegiatan
a e a p e u u g e k o e
n b r r i n l s p t p s
1 Penyuluhan X X X X X X X X X X X X
2 Kunjungan Rumah X X X X X X X X X X X X
3 Rapat lintas sektor X X
4 Rapat lintas program X X X X

M. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi kegiatan Upaya Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
lintas program Puskesmas Dempet dilakukan tiap tribulan sesuai dengan
jadwal kegiatan di atas dengan hasil yang dicapai pada bulan tersebut

N. PENCATATAN , PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil kegiatan dicatat dan dilaporkan kepala Puskesmas Dempet dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Demak

Dempet, Januari 2018

Mengetahui Ketua UKM Petugas P2


Puskesmas Puskesmas
Dempet Dempet

Khoiriyatun Sudarsono Skep


NIP. 198801022011011007 NIP. 19780602 2006041014

Mengetahui
Kepala Puskesmas
Dempet

Drg. Moh Baehqi.MM


NIP.19710224200212 1 003

Anda mungkin juga menyukai