Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

Seorang Laki-laki 22 Tahun dengan ODS


Astigmatisma Miopia Compositus

Disusun Oleh :
Nurfitrah Sakti

Pembimbing:
dr. Rizal Irvanda, Sp.M

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kardinah Tegal
Fakultas Kedokteran
Universitas Wahid Hasyim Semarang
IDENTITAS PASIEN :

● Nama : Tn. A
● Jenis kelamin : Laki-laki
● Umur : 22 tahun
● Alamat : Jakarta
● Pekerjaan : Mahasiswi
● Agama : Islam
● Suku : Betawi
ANAMNESIS
Autoanamnesis:
Tanggal 28 Januari 2022 di Poliklinik Mata
RSUD Kardinah Tegal
Keluhan Utama

Penglihatan buram saat melihat


jauh sejak 7 tahun yang lalu
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang :

● Pasien mengeluhkan pandangan buram saat melihat jauh sejak 7


tahun yang lalu
● Pasien merasa pusing dan pegal pada sekitar dahi saat melihat jauh,
layar laptop dan handphone
● Pasien lebih nyaman melihat jauh dengan cara memicingkan mata
● Pasien memakai kacamata sejak 7 tahun yang lalu
● Jika tidak menggunakan kacamata saat melihat pasien merasa pusing
● Belum kontrol selama 4 tahun, dengan ukuran terakhir OD S - 2.0
dan OS S - 2.25
● Pandangan berkabut dan silau disangkal
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu


● Tidak terdapat riwayat penyakit ataupun operasi mata sebelumnya
● Tidak terdapat riwayat DM dan Hipertensi
Riwayat Penyakit Keluarga
● Ayah dan adik pasien menggunakan kacamata
● Ayah pasien memilki riwayat lasik kedua mata tahun 2010
● Ibu pasien memiliki riwayat HT
● Tidak terdapat riwayat DM, Glaukoma dan Katarak
Riwayat Kebiasaan
● Pasien sering bermain game (screentime ± 8-9 jam/hari)
● Jarang olahraga
Anamnesis

KEADAAN UMUM : TANDA-TANDA VITAL :

Tekanan darah : 120/80 mmHg


Kesan sakit : Tampak sakit ringan
Nadi : 90x/menit
Kesadaran : GCS (E4M6V5) Compos
Pernapasan : 20x/menit
mentis
Suhu : 36.4o C
PEMERIKSAAN
OFTAMOLOGIS
OD OS

PEMERIKSAAN
6/40 OFTALMOLOGI
Visus 6/40

Orthoporia Kedudukan Bola Mata Orthoporia

Tenang Palpebra dan Konjungtiva Tenang

Jernih Kornea Jernih

Dalam, jernih COA Dalam, jernih

Bulat, isokor, refleks cahaya (+), Pupil Bulat, isokor, refleks cahaya (+),
RAPD: kedua pupil konstriksi RAPD: kedua pupil konstriksi

Kripta baik, warna hitam Iris Kripta baik, warna hitam

Jernih Lensa Jernih

Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan

N/Palpasi TIO N/Palpasi


PEMERIKSAAN
REFRAKSI SUBJEKTIF
OD OS
Pemeriksaan Visus dengan Snellen Chart
6/40 Visus Dasar 6/40
6/6 Dengan Kacamata 6/6
6/6 Pinhole 6/6
Pemeriksaan Trial Lens and Frame dengan Snellen Chart
S – 2.0 → 6/6 Sferis Negatif S – 2.25 → 6/6
C – 1.5, A 160˚ → 6/6 Pinhole C – 1.5, A 140˚ → 6/6
Lensa Silinder
RESUME PASIEN
Pasien laki-laki usia 22 tahun datang ke Poliklinik Mata RSUD Kardinah Tegal
dengan keluhan penglihatan buram saat melihat jauh sejak 7 tahun yang lalu.
Keluhan disertai pusing dan pegal pada sekitar dahi saat melihat jauh dan
melihat gadget. Pasien lebih nyaman melihat jauh dengan cara memicingkan
mata. Pasien memakai kacamata sejak 7 tahun yang lalu..
Pada pemeriksaan refraksi didapatkan visus. Pasien belum melakukan
pemeriksaan kacamata kembali sejak 4 tahun yang lalu, visus dasar ODS 6/40.
Pada pemeriksaan pinhole visus ODS maju menjadi 6/7,5. Pada pemeriksaan
trial lens and frame didapatkan OD S - 2.0 C – 1.5 A 160˚ → 6/6 dan OS S -
2.0 C – 1.5 A 160˚ → 6/6
DIAGNOSIS KERJA

ODS Astigmatisme Miopia


(ringan) Compositus
TATALAKSANA
Koreksi lensa spheris : negatif → kacamata
OD = S - 2.0
OS = S - 2.25

Koreksi lensa Silinder


OD = C – 1.5, A – 160˚
OS = C – 1.5, A – 140˚

Edukasi
PROGNOSIS

Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
ANALISIS
1.Pasien berusia 22 tahun datang ke Poliklinik Mata RSUD Kardinah Tegal  Usia
dewasa muda merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya miopia.
2. Pasien datang dengan keluhan penglihatan buram saat melihat jauh, merasa pusing
dan pegal pada daerah dahi saat melihat jauh, layar laptop dan handphone. Pasien lebih
nyaman melihat jauh dengan cara memicingkan mata  Gejala dari miopia.

3. Pasien memakai kacamata dan belum kontrol selama 4 tahun  Kemungkinan


derajat miopia bertambah.

4. Pasien tidak memiliki keluhan pandangan silau dan berkabut  Pada pemeriksaan
segmen anterior didapatkan lensa jernih  Katarak dapat disingkirkan
ANALISIS
5. Pasien tidak memiliki keluhan sering menabrak pada saat berjalan, lapang pandang
baik. Pada pemeriksaan TIO palpasi didapatkan tekanan bola mata ODS normal  2
dari 3 trias glaukoma dapat disingkirkan sehingga tidak diperlukan PP funduskopi.

6. Pasien tidak memiliki DM dan Hipertensi  Hal ini dapat menyingkirkan diagnosis
ke arah retinopati.

7. Pasien memiliki kebiasaan sering menggunakan gadget ± 8-9 jam/hari  Kebiasaan


dapat meningkatkan derajat miopia.

8. Dari hasil pemeriksaan pinhole setelah menggunakan sferis dengan visus terbaik, yg
awalnya visus belum 6/6 bisa menjadi 6/6 dengan pemeriksaan pinhole  adanya
astigmatisme
TINJAUAN PUSTAKA
Kelainan Refraksi
(Miopia)
MIOPIA

Kelainan refraksi dimana bayangan benda jatuh di depan makula


saat mata tidak berakomodasi
KLASIFIKASI MIOPIA
Berdasarkan bentuk:
1. Miopia Refraktif → diakibatkan media penglihatan seperti
lensa menjadi lebih cembung → pembiasan lebih kuat
2. Miopia aksial → akibat panjang sumbu bola mata, namun
kelengkungan kornea dan lensa normal
KLASIFIKASI MIOPIA
 Berdasarkan derajat keparahan:
- Miopia ringan : -0,25 D s/d -3.00 D
- Miopia sedang : -3.25 D s/d -6.00 D
- Miopia berat : -6.25 D atau lebih
KLASIFIKASI MIOPIA
 Berdasarkan perjalanan:
- Miopia Stasioner → miopia yang menetap setelah dewasa
(17 tahun)
- Miopia Progresif → miopia yang bertambah pada usia
dewasa
- Miopia Maligna → miopia yang berjalan progresif disertai
kelainan pada retina
KOMPLIKASI
- ABLASIO RETINA
- STARBISMUS :
Esotropia bila miopia cukup tinggi
exotropia pada miopia dengan
anisometropia
- AMBLIOPIA
TATA LAKSANA
 Non-bedah :
- Kacamata sferis negatif (lensa cekung)  Lensa negatif
terkecil yang memberikan visus terbaik
- Lensa Kontak
TATALAKSANA
 Operasi:
- PRK (Photorefractive Keratectomy)
- LASIK (Laser Assisted in Situ Keratomileusis)
- LASEK (Laser Epithelium Keratomileusis)
- SMILE ( Small Incision Lentricule Extraction)
TINJAUAN PUSTAKA
Kelainan Refraksi
(ASTIGMATISME)
ASTIGMATISME

Kelainan refraksi dimana sinar sejajar dengan garis pandang oleh


mata tanpa akomodasi dibiaskan tidak pada satu titik tetapi lebih
dari satu titik
ETIOLGI ASTIGMATISME
- Astigmatisme kornea
- Astigmatime lentikular
- Astigmatisme total
KLASIFIKASI ASTIGMATISME

 Berdasarkan posisi garis fokus dalam retina :

1. Astigmatisme Reguler

- Astigmatisme With the Rule

- Astigmatisme Against the Rule

2. Astigmatisme Irreguler
KLASIFIKASI ASTIGMATISME

 Astigmatisme berdasarkan titik fokus :


KLASIFIKASI MIOPIA

 Berdasarkan tingkat kekuatan Dioptri

- Astigmatisme rendah : < 0,50 dioptri

- Astigmatisme sedang : 0,75 s/d 2,75 dioptri

- Astigmatisme tinggi : > 3,00 dioptri


KOMPLIKASI

- Miopia

- Hipermetropia
TATALAKSANA
 Non bedah
- Kacamata lensa silinder
- Lensa kontak
 Operasi
- AK (Astigmatic Keratomy)
- PARK (Photo-Astigmatic Refractive Keratomy)
- LASIK (Laser-Asissted in Situ Keratomileusis)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai