Anda di halaman 1dari 26

LENSOMETER

PENDAHULUAN
Lensa adalah suatu media yang mempunyai daya pembiasan. Kita mengenal dua jenis lensa untuk mengkoreksi kelainan refraksi, yaitu lensa spheris dan lensa cylinder Untuk mengetahui kekuatan dioptri suatu lensa secara akurat, kita memerlukan suatu alat yang benar. Walaupun dengan tehnik netralisasi kita dapat mengetahui kekuatan lensa tetapi cara ini kurang efesien dan kurang dapat dipertanggungjawabkan keakuratannya

Istilah lensometer atau focimeter berasal dari bahasa inggris. Istilah lainnya adalah ultimeter dan vertometer. Kata ini berasal dari bahasa belanda. Semua kata ini mempunyai arti yang sama, yaitu alat untuk menentukan kekuatan lensa.

DASAR OPTIK DAN KONSTRUKSI Semua jenis lensometer mempunyai dasar optik dan konstruksi yang sama, dimana lensa yang akan diukur ditempatkan pada stop lensa yang berada di antara teleskop dan lensa standar

Jarak antara kekuatan dioptri suatu lensometer dapat diukur dari kekuatan lensa standar yang dipakai, sebagian besar lensometer menggunakan lensa standar dengan kekuatan +22 Dioptri dan +27 Dioptri.
Apabila suatu lensometer menggunakan lensa standar dengan kekuatan +27 dioptri, maka target lensa standar akan bergerak 1.37 mm pada tiap dioptri dari ambang batas dan jika suatu lensometer menggunakan lensa standar +22 Dioptri maka target lensa akan bergerak 2.06 mm tiap dioptri dari ambang batas.

jika power lensa standar dari suatu lensometer semakin besar, maka gerakan target per dioptri akan semakin sempit/kurang dari ambang batas Para pabrik pembuat lensometer mempunyai kesepakatan bahwa ketepatan dioptri dan jarak per dioptri menjadi keistimewaan dari masing-masing lensometer

Lensometer badal

Lensometer screen

Salah satu parameter yang menentukan ketepatan lensometer adalah kwalitas dari lensa standar. Sedikit saja terdapat penyimpangan pada lensa standar akan mempengaruhi kwalitas bayangan yang dihasilkan.
Penyimpangan pada lensa standar akan lebih terlihat apabila lensometer digunakan untuk mengukur lensa-lensa berkekuatan minus tinggi

Kegunaan lensometer - menentukan power suatu lensa - menentukan titik api (optic centrum) lensa - menentukan axis (sumbu utama) lensa - mengetahui derajat prisma suatu lensa - mengetahui kwalitas suatu lensa

Dilihat dari bentuk target , lensometer terbagi dalam 3 jenis, yaitu:

Target berbentuk titik Target berbentuk garis Target layar

Target lensometer

CARA PENGGUNAAN LENSOMETER


PENGUKURAN LENSA SPHERIS tempatkan skala pada posisi 0 dan target terlihat jelas dengan cara memutar power Putar ocular (eye piece) sampai angka-angka dan garis-garis pada target dan skala terlihat jelas dan tajam Letakkan lensa yang akan diukur pada posisi back vertex Putar power sampai garis-garis pada target terlihat bersih dan tajam pada kedua merediannya Baca angka yang tertera/ terlihat pada skala

PENGUKURAN LENSA CYLINDER ATAU KOMBINASI Tempatkan posisi skala power pada 0 Putar ocular hingga angka-angka dan garis-garis pada target terlihat jelas dan tajam Letakkan lensa yang akan diukur pada posisi back vertex Putar power sehingga terlihat garis yang paling jelas dengan menggunakan tangan kanan Luruskan garis dengan memutar axis lensometer menggunakan tangan kiri Pada target akan terlihat hanya satu meredian saja yang fokus sedangkan meredian lainnya terlihat kabur

Lihat pada skala berapa powernya Putar kembali power sehingga akan terlihat lagi garis paling jelas dan tajam yang arahnya berlawanan/ tegak lurus dengan meredian yang pertama Axis tidak usah diputar lagi Baca pada skala berapa power yang didapat Power pertama/ yang nilainya paling besar adalah power spheris sedangkan nilai cylinder adalah selisih antara power pertama dan kedua Axis yang dipakai adalah meredian pada power kedua/ power dengan nilai terkecil

Contoh :

S -1.50 pada meredian 90

S 2.00 pada meredian 0

Power lensa pada meredian 90 adalah S -1.50 dan pada meredian 0 (180) adalah S-2.00 jadi power lensa adalah :
Power dg nilai terbesar

S -1.50 C -0.50 X 0

Meredian pd power terkecil

Selisih power 1 dan 2

PENGUKURAN LENSA BIFOKAL Pada prinsipnya cara pengukuran sama dengan lensa spheris atau cylinder untuk segmen jauhnya Sedangkan untuk menentukan power addition (add) adalah power lensa pada bagian segmen dekat/ baca dikurangi dengan power segmen jauhnya Untuk lensa power kombinasi, tentukan meredian yang yang akan dijadikan patokan penghitungan sehingga perhitungan tidak usah dilakukan dua kali Axis lensa bagian atas harus sama dengan axis lensa bagian bawah POWER ADDITION SELALU POSIIF

Contoh : Pada lensa bifokal terdapat keterangan sbb: Segmen jauh: pada meredian 45 power lensa S +1.25 D Pada meredian 135 power lensa S + 2.00 D Segmen dekat : pada meredian 135 power lensa S +4.50 Maka lensa itu mempunyai ukuran : S +2.00 C -0.75 x 45 add +2.50 D

Pengukuran lensa Progressive Pada prinsipnya sama dengan pengukuran lensa bifokal Ada patokan-patokan pada pengukuran lensa progressive sesuai standar internasional yang disebut PAL

Penentuan Titik Api (Fokus) Lensa Penentuan titik fokus lensa sangat penting dalam membuat lensa koreksi sehingga lensa koreksi berfungsi secara optimal, yaitu kesesuaian dengan jarak PD, tinggi pupil pada lensa progressive, tinggi segmen pada lensa bifokal

Setelah power lensa spheris atau cylinder telah diketahui, lihat pada target apakah titik-titik atau garis-garis tersebut sudah berada di tengah-tengah target

Jika belum tepat berada di tengah target, gesergeser lah lensa baik ke kanan kiri atau atas bawah secara perlahan agar power dan axis yang sudah tepat tidak berubah lagi Perhatikan posisi lensa harus sejajar, jangan miring Tekan spotting ke permukaan lensa sehingga tergambar tiga buah titik pada lensa Titik fokus lensa adalah ada di bagian tengah dari ketiga titik tersebut

Fokus lensa harus tepat di tengah target

SEBAB-SEBAB KETIDAKTEPATAN HASIL PENGUKURAN LENSA OLEH LENSOMETER

Oculer belum distel dengan baik sebelum lensometer digunakan, adalah sangat penting untuk menyetel oculer sampai target terlihat fokus dan terang pada skala 0. Apabila fokus oculer ini diabaikan maka dapat mengakibatkan kesalahan lebih dari 0.25 D Posisi lensa yang salah kalibrasi lensometer didasari pada asumsi bahwa permukaan belakang lensa adalah tepat berada pada stop lensa.

pada lensa yang terlalu cembung posisi lensa agak sedikit ke belakang, atau apabila lensa terlalu cekung, lensa agak sedikit ke depan stop lensa. Untuk mengatasi hal ini, Essilor menggabungkan skala nonlinier dalam lensometer untuk mengimbangi perubahan posisi vertex lensa dengan perubahan pada power lensa.
Apabila ketelitian alat ini dapat dipertanggungjawabkan dalam pengukuran back vertex lensa kaca mata, maka dapat dipergunakan sebagi petunjuk apabila alat ini dipakai untuk mengukur front vertex lensa

Lensometer yang kotor Keadaan lensometer yang kotor, terutama pada bagian dalam dari alat ini menyebabkan target atau skala terlihat kabur bahkan garis-garis target terlihat membias dan tidak tajam Kwalitas lensa yang buruk Pada proses pembuatan lensa ada kalanya terjadi masalah pada hasilnya, seperti permukaan lensa yang bergelombang, optic centrum yang tidak terletak tepat di tengah lensa sehingga menimbulkan efek prisma

TRANSPOSISI / KONVERSI Untuk memudahkan dalam pembuatan kacamata, khususnya lensa cylinder atau kombinasi, biasanya dianjurkan supaya resep kacamata dibuat menggunakan power cylinder negatif. Apabila resep kacamata masih menggunakan cylinder positif, maka kita transposisi terlebih dahulu.

Cara untuk transposisi / konversi adalah sbb: - Nilai spheris merupakan hasil penjumlahan antara spheris dan cylinder - Power cylinder tetap hanya berubah tanda. Minus jadi plus dan sebaliknya - Axis 90 ke atas di kurangi 90 - Axis 89 ke bawah ditambah 90 contoh: S -1.00 C -3.00 X 45 S -4.00 C +3.00 X 135 S -0.50 C +2.00 X 120 S +1.50 C -2.00 X 30

Anda mungkin juga menyukai