Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha
Esa) karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami dpat menyusun Pedoman Mutu UPTD
Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan dengan baik.
Pedoman Mutu Puskesmas ini disusun sebagai dasar atau panduan untuk meningkatkan
mutu pelayanan dan mutu kinerja serta sebagai acuan dalam membangun sisitem manajemen
mutu yang baik terukur dan terarah di UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan
Denpasar Selatan.
Pedoman mutu Puskesmas ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu saran dan masukkan
yang bersifat membangun sangat kami harapkan sebagai bahan untuk mengadakan perbaikan
dalam penyusunan Pedoman Mutu Puskesmas.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................ii
Daftar isi ..............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Proses Pelayanan......................................................................................................8
C. Ruang Lingkup .......................................................................................................9
D. Tujuan Pedoman Mutu............................................................................................12
E. Landasan Hukum....................................................................................................12
BAB II SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan Umum........................................................................................................15
B. Pengendalian Dokumen ...............................................................................................16
BAB III PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas.....................................................................25
B. Pelayanan Klinis............................................................................................................47
BAB IV PENUTUP
Lampiran
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Profil Organisasi
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.Yang berfungsi
sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga
dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Untuk memenuhi fungsinya maka Puskesmas mempunyai kegiatan/ Upaya kesehatan
wajib yang terdiri dari upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KB), upaya
Promosi Kesehatan, upaya Kesehatan Lingkungan, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya Pengobatan Dasar. Selain itu,
UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan juga mempunyai
kegiatan/ upaya kesehatan pengembangan yang meliputi upaya kesehatan sekolah, upaya
kesehatan masyarakat, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya
kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut, Upaya Kesehatan Remaja dan upaya pembinaan
pengobatan tradisional serta sarana penunjang Laboratorium.
Dalam usaha mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, maka pembangunan
kesehatan terutama di tingkat yang paling dasar yaitu tingkat puskesmas perlu lebih
diperhatikan dan ditingkatkan.Hal ini didukung dengan adanya pelayanan – pelayanan
ditingkat desa yaitu dengan adanya PKD, Puskesling dan Puskesmas Pembantu serta
penyebaran tenaga di tingkat Desa dengan menempatkan Bidan di Desa.
UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan kecamatan Denpasar Selatan terletak di Jl.
Danau Buyan III, Kelurahan Sanur Kecamatan Denpasar Selatan yaitu pada 18 o.40.976` LS
dan 115o.15.430` BT, berdiri tanggal 1 Oktober 1983 dengan luas wilayah 13,11 km 2. UPTD
Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan merupakan 1 (satu) dari empat
puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan.
Batas wilayah UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan adalah :
Utara : Kelurahan Kesiman
Timur : Selat Badung
Selatan : Kelurahan Sidakarya
Barat : Kelurahan Panjer
4
Peta wilayah UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan
seperti tampak pada gambar berikut :
5
Keadaan Wilayah Puskesmas secara umum adalah sebagai berikut :
Tabel I.1 Data Wilayah UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar
Selatan Tahun 2016
Jarak
Desa Desa Luas Wkt
Tempu
No Kelurahan/Desa Tertingga Gondok Wilayah h
Tempuh Ket
l Endemis ( Km2 ) ( Menit )
( Km )
Puskesmas 0 0 13,11 - -
6
seluruh wilayah UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan diikuti
oleh Desa Sanur Kauh dengan jumlah penduduk sebesar : 15868 jiwa ( 27.29% ), Kelurahan
Renon sebanyak 14268 jiwa (24,54%) dan Desa Sanur Kaja dengan jumlah penduduk
sebesar 10.008 jiwa ( 17.21% ). Pada tahun 2018 terjadi peningkatan jumlah
penduduk ,Kelurahan Renon merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk terbesar yaitu :
21628 jiwa ( 31,52 %) dari seluruh wilayah UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan
Kecamatan Denpasar Selatan diikuti oleh kelurahan Sanur dengan jumlah penduduk
sebesar : 18164jiwa ( 26,48% ), Desa Sanur Kauh sebanyak 17871 jiwa (26,05%) dan Desa
Sanur Kaja dengan jumlah penduduk sebesar 10943jiwa ( 15,95% ). Pada tahun 2019 juga
terjadi peningkatan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Kelurahan Renon merupakan
kelurahan dengan jumlah penduduk terbesar yaitu : 22087 jiwa ( 31,52 %) dari seluruh
wilayah UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan diikuti oleh
kelurahan Sanur dengan jumlah penduduk sebesar : 18548jiwa ( 26,47% ), Desa Sanur Kauh
sebanyak 18250 jiwa (26,04%) dan Desa Sanur Kaja dengan jumlah penduduk sebesar
11174jiwa ( 15,94%).
Sex ratio adalah perbandingan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan disuatu
wilayah. Sex ratio penduduk wilayah UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan
Denpasar Selatan seimbang antara jumlah penduduk laki laki dengan penduduk perempuan,
dimana sex ratio adalah 100% artinya penduduk laki-laki sama jumlahnya dengan penduduk
perempuan. Tingkat kepadatan penduduk wilayah UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan
Kecamatan Denpasar Selatantahun 2019 adalah 5344/km2 dan umur harapan hidup Tahun
2019 adalah 71,5 tahun.
Adapun visi misi, moto, dan tata nilai UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan
Kecamatan Denpasar Selatan, sebagai berikut :
VISI
Prima dalam pelayanan demi terwujudnya masyarakat sehat dan mandiri
MISI
1) Menyelenggarakan upaya kesehatan meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan
rehalibitatif secara berkesinambungan.
2) Menyelenggarakan upaya kesehatan secara profesional dan bertanggung jawab sesuai
standar mutu.
3) Mengembangkan upaya kesehatan inovatif sesuai dengan sumber daya yang dimiliki
dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
4) Memberdayakan masyarakat dibidang kesehatan agar terwujud masyarakat mandiri.
TUJUAN PUSKESMAS
Memberikan Pelayanan Kesehatan Bermutu untuk meningkatkan Kualitas Kesehatan
Masyarakat
Kebijakan Mutu
a. Mengutamakan pelayanan kepada masyarakat
b. Memberikan pelayanan kesehatans ecara cepat, tepat dan sesuai standar
c. Meningkatkan kompetensi petugas
d. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Akreditasi
B. Proses Pelayanan
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi pukesmas, yang
meliputi: persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen,
manajemen sumber daya, proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan Manajerial,
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Dalam
penyelenggaraan Manajerial, UKM dan UKP memperhatikan keselamatan sasaran/pasien
dengan menerapkan manajemen risiko.Ruang Lingkup layanan di PuskesmasII Denpasar
Selatan meliputi:
1. Upaya Kesehatan Masyarakat
- Promosi Kesehatan (Promkes)
- Kesehatan Lingkungan (Kesling)
- KIA dan KB
- Gizi
- Pengendalian Penyakit(P2)
- Perawatan Kesehatan Masyarakat(Perkesmas)
- Kesehatan Jiwa
- Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)
- Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Komplementer (Yankestradkom)
- Kesehatan Olah Raga
- Kesehatan Indera
- Kesehatan Lansia
- Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
2. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
- Rawat Jalan
- Layanan Tindakan
- Laboratorium
8
- Kefarmasian
Pedoman Mutu ini mencakup Proses Kegiatan Upaya Kesehatan dan Pelayanan
Kesehatan beserta seluruh pendukungnya yang menjadi bagian yang tak terpisahkan.
C. Ruang Lingkup
1. Layanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan kesehatan yg
dilaksanakan melalui pendekatan promotif, preventif dengan sasaran adalah masyarakat
yang berada diwilayah kerja puskesmas. Kegiatan upaya meliputi :
a. Upaya Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah salah satu program puskesmas yang berfokus pada
pelayanan preventif dan promotif kepada masyarakat. Kegiatannya meliputi
penyuluhan kesehatan dan pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Diantara kegiatannya juga meliputi pembinaan desa siaga kesehatan, kerjasama lintas
sektor dan upaya dalam merumuskan kebijakan bersama dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Dalam promosi kesehatan juga terdapat upaya Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS).
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan yaitu upaya pelayanan kesehatan lingkungan puskesmas
untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,
pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran
lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat. Untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
c. Upaya Perbaikan Gizi
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu upaya pokok Puskesmas
yaitu kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang
Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY),
Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan
Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.Upaya perbaikan gizi
masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat.
d. Upaya KIA/KB
Upaya KIAadalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi dan anak balita serta anak
prasekolah. Upaya kesehatan ibuditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga
mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka
kematian ibu. Upaya keluarga berencana adalah membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan sosial – ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran
9
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Tujuannya menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu dan
bayi serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun
keluarga kecil yang berkualitas. Upaya Kesehatan Remaja juga tercantum dalam
Upaya KIA/KB. Pelaksanaan upaya ini dilakukan untuk membina remaja dalam
menjaga kesehatan reproduksi, konsultasi masalah remaja dan menjadi generasi
berencana sesuai dengan tujuan pemerintah.
e. Upaya Pengendalian Penyakit(P2)
1. Pengendalian Penyakit menular yaitu upaya pelayanan kesehatan Puskesmas untuk
mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi,untuk melindungi
masyarakat dari tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yang sakit, cacat dan/atau
meninggal dunia, serta untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat penyakit
menular.
2. Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah Malaria, demam berdarah
dengue, diare, polio, filaria, kusta tuberkulosis paru, HIV/AIDS, pneumonia, dan
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pengendalian Penyakit
Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa. Prioritas penyakit tidak menular yang
ditanggulangi adalah penyakit jantung dan gangguan sirkulasi, diabetes melitus dan
kanker.
3. Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus
terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan
kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien
f. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
Pelaksanaan Perkesmas bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal. Untuk mengupayakan terbinanya kesehatan masyarakat,
maka diharapkan 40 % keluarga rawan kesehatan memperoleh kunjungan rumah dan
pembinaan kesehatan oleh tenaga kesehatan melalui kegiatan perkesmas.
Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan,
ketidakmauan maupun ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah
kesehatannya. Prioritas sasaran adalah yang mempunyai masalah kesehatan terkait
dengan masalah kesehatan prioritas daerah yaitu belum kontak dengan sarana
pelayanan kesehatan atau sudah memanfaatkan tetapi memerlukan tindak lanjut.
Fokus utama pada keluarga rawan kesehatan yaitu keluarga miskin yang rentan dan
keluarga yang termasuk resiko tinggi. Keluarga yang tidak mendapat pelayanan
perkesmas merupakan beban sosial dan ekonomi serta dapat berdampak buruk
terhadap masyarakat lainnya. Pemerintah memiliki tanggung jawab melindungi
10
kesehatan masyarakat dan memberikan akses ke pelayanan kesehatan terutama bagi
keluarga yang memiliki hambatan untuk mencapai pusat-pusat pelayanan kesehatan.
Penduduk rawan ini telah menjadi salah satu bagian sasaran program Perkesmas di
Puskesmas.
b) Pelayanan Klinis
Pelayanan klinis adalah pelayanan perorangan yang dilakukan untuk pasien
dengan melibatkan seluruh tim kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan klien.
Kegiatan pelayanan klinis dimulai dari anamnesa sampai dengan tindakan dan atau
pengobatan yang sesuai dengan diagnosanya.
Pelayanan klinis meliputi:
1) Pelayanan Umum
2) Pelayanan Gigi
3) Pelayanan UGD
4) Pelayanan KIA
5) Pelayanan KB
6) Pelayanan Imunisasi
7) Pelayanan Konsultasi Gizi
8) Pelayanan konsultasi Sanitasi
9) Pelayanan VCT
11
10) Pelayanan IMS
c) Pelayanan Laboratorium
Pelayanan laboratorium adalah salah satu pelayanan penunjang yang dilakukan
untuk membantu penegakan diagnose suatu penyakit. Kegiatan pelayanan
laboratorium dilaksanakan dimulai dari permintaan pemeriksaan sampai diperoleh
hasil laboratorium. Permintaan pemeriksaan berasal dari rujukan internal maupun
eksternal.
Jenis jenis pemeriksaan laboratorium terdiri dari :
1) Pemeriksaan darah rutin
2) Pemeriksaan Widal
3) Pemeriksaan urin rutin
4) Pemeriksaan feses
5) Pemeriksaan reagen stik (gula darah, asam urat dan kolesterol)
6) Pemeriksaan Golongan Darah
7) Pemeriksaan Anti HIV
8) Pemeriksaan VDRL
9) Pemeriksaan TPHA Rapid Test
10) Pemeriksaan Malaria
11) Pembuatan dan Pemeriksaan Preparat dahak
12) Pemeriksaan IMS
d) Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya (SDM, Sarana
Prasarana, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta administrasi) dan
pelayanan farmasi klinis (penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat,
informasi obat, dan pencatatan /penyimpanan resep) dengan memanfaatkan tenaga,
dana, prasarana, sarana dan metode tata laksana yang sesuai dalam upaya mencapai
tujuan yang ditetapkan.
E. Landasan Hukum
Pedoman Manual Mutu UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan
tahun 2019 disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Kesehatan
12
3. Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 37 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan
4. Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik IndonesiaNomor 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
6. Peraturan Menteri KesehatanRepublik IndonesiaNomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
7. Peraturan Menteri KesehatanRepublik IndonesiaNomor44 Tahun 2016 tentang
Pedoaman Manajemen Pusat Kesehatan Masyarakat
8. Peraturan Menteri KesehatanRepublik IndonesiaNomor: 828/Menkes/SK/IX/2008
tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota
9. Peraturan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor: 374/Menkes/SK/V/2009
tentang Sistem Kesehatan Nasional
C. Definisi
1. Pelanggan adalah organisasi ataupun orang yang membeli produk atau jasa
puskesmas secara rutin atau berkesinambungan karena produk atau jasa yang
dibelinya merasa sangat bermanfaat
2. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.
3. Pedoman mutu adalah dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu suatu
organisasi.
4. Dokumen adalah informasi atau data dan media pendukungnya
5. Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau bukti aktivitas
yang dilakukan.
6. Proses adalah kumpulan kegiatan saling terkait atau berinteraksi yang mengubah
masukan menjadi keluaran.
7. Indikator mutuadalah goal atau target dari suatu organisasi dalam melakukan suatu
proses yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
8. Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan
tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan
13
9. Perencanaan mutu adalah dokumen yang berisi prosedur dan sumber daya yang
diperlukan, harus diterapkan oleh siapa dan kapan pada suatu proyek, produk, proses,
atau kontrak tertentu.
10. Kebijakan mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah organisasi
yang terkait dengan mutu seperti dinyatakan secara formal oleh pimpinan puskesmas.
11. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
atau tujuan
12. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
suatu proses
13. SOP adalah urutan langkah-langkah dimana pekerjaan tersebut dilakukan,
berhubungan dengan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana
melakukannya, dimana melakukannya dan siapa yang melakukannya.
14. Lokakarya mini puskesmas adalah suatu bentuk upaya untuk penggalangan dan
pemantauan berbagai kegiatan puskesmas melalui pertemuan.
15. KAK(Kerangka Acuan Kegiatan) adalah uraian tentang latar belakang , tujuan, ruang
lingkup,masukan yang dibutuhkan dan hasil yang diharapkan dari suatu kegiatan.
16. Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan , kepemimpinan dan cara bertindak
17. Audit internal adalah merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu
pernyataan , pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna
memberikan suatu pendapat.
18. Rapat tinjauan manajemen adalah pertemuan yang dilakukan oleh manajemen secara
periodik untuk meninjau kinerja sistem manajemen mutudan kinerja pelayanan.
19. SMD (Survai Mawas Diri) adalah kegiatan pengenalan , pengumpulan dan
pengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat
setempat dibawah bimbingan petugas kesehatan atau perawat di desa.
20. MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) adalah merupakan suatu upaya bersama yang
dilakukan oleh puskesmas dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk bersama-
sama mengidentifikasi permasalahan kesehatan masyarakat dan mengenali potensi-
potensi yang dimiliki untuk memecahkan masalah tersebut.
21. RPK ( Rencana Pelaksanaan Kegiatan) adalah perencanaan kegiatan atau aktifitas ,
sarana, dana, tenaga yang dibutuhkan , jadwal waktu, pembagian tugas dan
tanggungjawab para pelaksana pada tahun yang sedang berjalan.
22. RUK ( Rencana Usulan Kegiatan )adalah perencanaan kegiatan atau aktifitas ,
sarana, dana, tenaga yang dibutuhkan , jadwal waktu, pembagian tugas dan
tanggungjawab para pelaksana untuk tahun berikutnya.
23. Keluhan Pelanggan adalah feedback atau umpan balik dari pelanggan yang cendrung
bersifat negatif yang ditujukan kepada puskesmas
24. Manajemen resiko adalah proses identifikasi, evaluasi,mengendalikan, dan
meminimalkan resiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh. Manajemen resiko
14
klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal keadaan yang menempatkan pasien
pada suatu resiko dan tindakan untuk mencegah terjadinya resiko tersebut.
25. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) adalah pendekatan sistematik yang
menerapkan suatu metode pentabelan untuk membantu proses pemikiran yang
digunakan untuk mengidentifikasi mode kegagalan potensial dan efeknya.
26. Panduan adalah buku yang menyajikan informasi dan memandu atau memberikan
tuntunan untuk melakukan apa yang disampaikan di dalam buku tersebut. Dimana
informasiyang disampaikan di dalam buku tersebut dapat dipahami dan diterapkan
dengan baik.
27. SGL adalah sumur gali
28. JE adalah imunisasi Japanese Encephalitis yang merupakan imunisasi untuk
mencegah penyakit peradagan otak oleh virus japanese Encephalitis
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN
A. PERSYARATAN UMUM
1. Sistem Manajemen Mutu Dinas UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan
Denpasar Selatandibuat berdasarkan standar akreditasi puskesmas.
2. Seluruh fungsi ataupun kegiatan termasuk kegiatan yang dikontrakkan pada pihak luar
dikendalikan sesuai sistem manajemen mutu ini.
3. Sumberdaya maupun informasi yang diperlukan untuk menjalankan sistem manajemen
mutu dipastikan dipenuhi, termasuk sumberdaya untuk mendukung pencapaian
sasaran-sasaran mutu yang ingin dicapai.
4. Manajemen memantau, mengukur, menganalisa setiap proses atau kegiatan dan
melakukan tindakan perbaikan.
15
Pedoman Manajemen Mutu ini disiapkan oleh Tim Manajemen Mutu UPTD Puskesmas
II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan dan disahkan oleh Kepala Puskesmasserta
didelegasikan kepada Penanggung Jawab Mutu yang telah ditunjuk oleh Kepala Puskesmas.
Penanggung Jawab Mutu bertanggung jawab untuk menjamin sistem manajemen mutu
dengan semua kebijakan/ persyaratan yang tertuang didalamnya dipahami oleh karyawan
dan pimpinan serta dilaksanakan secara konsisten berdasarkan persyaratan akreditasi
puskesmas.Pedoman Manajemen Mutu ini termasuk dokumen yang dikendalikan, sehingga
tata cara pengendaliannya mengikuti ketentuan sebagaimana tertuang dalam prosedur
pengendalian dokumen. Pedoman ManajemenMutu ini akan ditinjau ulang 1 (satu) tahun
sekali untuk penyesuaian atau perbaikan. Bagian atau unit kerja mengidentifikasi proses-
proses yang diperlukan dalam Sistem Manajemen Mutu dan menentukan urutan serta
interaksinya dalam suatu “Peta Proses” (lampiran 2). Proses proses ini dikelola sesuai
persyaratan stakeholder, mengacu kepada persyaratan akreditasi dan peraturan serta
undang-undang yang berlaku.
Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan
Denpasar Selatan mencakup :
1. Kebijakan Mutu dan indikator Mutu (Kinerja)
2. Pedoman Mutu
3. Dokumen lain yang diperlukan untuk merencanakan, menjalankan dan mengendalikan
proses-proses seperti :Surat Keputusan (SK), Pedoman atau Panduan, Kerangka Acuan
Kegiatan (KAK), Standar Operasional Prosedur (SOP), Formulir-formulir dan yang
berhubungan dengan proses kerja.
4. Rekaman –Rekaman
Indkator Mutu / Kinerja ditetapkan pada masing masing program dan pada tiap unit kerja
di lingkungan UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan. Indikator
Mutu/Kinerja ini ditunjang oleh perencanaan untuk dapat mencapainya dan dilakukan
pemantauan terhadap hasil yang dicapainya secara periodik. Indikator Mutu/ kinerja yang
tidak tercapai akan dilakukan analisa dan tindakan koreksi yang sesuai. Indikator Mutu/
kinerja yang ditetapkan selalu mencerminkan Kebijakan Program atau unit kerja. Pedoman
mutu ini mencakup apa yang dipersyaratkan oleh Standar Akreditasi Puskesmas. Rekaman-
rekaman yang disimpan dan dipelihara oleh unit – unit kerja mencakup yang dipersyaratkan
oleh standar Akreditasi Puskesmas yang diperlukan sebagai bukti objektif atas efektifitas
proses-proses yang ada. Semua dokumen dalam Sistem Manajemen Mutu dikendalikan. Tata
cara pengendalian dokumen sebagaimana dipersyaratkan Standar Akreditasi Puskesmas
tercakup dalam “ Posedur Pengendalian Dokumen”. Semua rekaman yang diperlukan juga
16
dikendalikan, sebagaimana yang dipersyaratkan Standar Akreditasi Puskesmas dan tata
caranya diuraikan dalam “Prosedur Pengendalian Rekaman”.
B. Pengendalian Dokumen
Ruang lingkup pengendalian dokumen berlaku terhadap dokumentasi Sistem Manajemen
Mutu yang diterapkan di UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar
Selatanyang berhubungan dengan itu.
1. Tanggung jawab
Tanggung-jawab untuk memperoleh keyakinan, bahwa semua dokumen yang
berhubungan dengan Sistem Manajemen Mutu dikendalikan dengan baik, terletak pada
Penanggung Jawab Manajemen Mutu.
2. Identifikasi dokumen
Penomoran/ identifikasi dokumen mengikuti aturan sebagai berikut
1.
2.
a. Penomoran Kebijakan/ Surat Keputusan mengikuti cara seperti berikut :
800/ZZ/YY
1) ZZ = Nomor urut
2) YY = Tahun penertiban
3) Contoh = 800/020/2016
b. Penomoran SOP, daftar tilik, Rencana Mutu, Rencana Manajemen Mutu, Maping
kompetensi. XX/YYY/ZZ
1) XX = Jenis Dokumen
2) YYY = Kode Unit Layanan
3) ZZ = Nomor urut dokumen
4) Contoh = SOP/APOTEK/01
KAK/PROMKES/01
DT/IMS/01
c. Penomoran daftar tilik di sudut kanan mengikuti cara sebagai berikut :
DT/YYY/ZZ
DT = Daftar tilik
YYY = Kode Unit Layanan
ZZ = Nomor urut formulir
Contoh = Nomor : DT/PMKP/01
Revisi : 00
Tgl. Berlaku : 01 Desember 2016
Penomoran Formulir disudut kanan mengikuti cara sebagai berikut :
FM/YYY/ZZ
17
FM = Formulir
YYY = Kode Unit Layanan
ZZ = Nomor urut formulir
Contoh = Nomor : FM/PMKP/01
Revisi : 00
Tgl. Berlaku :01 Desember 2016
2 KEPEGAWAIAN KEPEG
3 KEUANGAN KEU
6 UKS UKS
7 UKGS UKGS
8 UKGM UKGM
9 KESLING KESLING
11 PKPR PKPR
12 GIZI GIZI
13 P2 TB TBC
14 P2 HIV/AIDS HIV
15 P2 DIARE DIARE
16 P2 ISPA ISPA
17 PS KUSTA KUSTA
18 P2 DBD DBD
19 P2 MALARIA MAL
20 P2 IMUNISASI IMUN
21 P2 RABIES RABIES
18
22 P2 SURVEILENS SURVEI
23 PERKESMAS PERKESMAS
25 YANKESTRADKOM TRADKOM
29 UKK UKK
34 RUANG LAYANAN KB KB
19
48 JEJARING FASKES JFAS
12. Singkatan dan terminologi yang digunakan dalam rekam medis, adalah :
a. Ruang Layanan Umum dan Ruang Tindakan
Singkatan / Keterangan Hct Hematokrit
Istilah HB Hemoglobin
TB Tinggi badan
DL Pemeriksaan Darah
Lengkap LK Lingkar Kepala
PB Panjang Badan
WBC White Blood Cell
b. Ruang Layanan KB
20
Singkatan / Keterangan
Istilah
21
Inj. Injeksi
Depo Depoprogestin
(suntik KB 3 Bulan)
Cyclo Cyclogenston
(Suntik KB 1 bulan)
F. Up Follow Up
Aksp. Akseptor
Th/ Terapi
Haid HTA
KB Keluarga Berencana
Cryo Cryoterapi
Istilah
EO Extra Oral
IO Intra Oral
IP Iritati Pulpae
HP Hiperemia
Pulpae
NP Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi
NP Nefrosa Pulpa
GMK Gingivitis
Marginalis
22
Kronis
BT Belum Tumbuh
Pulp Pulpitis
TS Tumpatan
Sementara
GR Gangren Radiks
(sisa akar)
GF Goyang
Fisiologis
Persist Persistensi
PD Periodontitis
Period Periodontitis
RA Rahang Atas
RB Rahang Bawah
Tump Tumpatan
GP Gangren Pulpa
Calc Calculus
23
d. Ruang Layanan KIA
Singkatan / Keterangan DJJ Denyut Jantung
Janin
Istilah
HTA Hari Terakhir Haid
TFU Tinggi Fundus
Uteri
Istilah
HepB Hepatitis B
DT Difteria Tetanus
HiB Haemophilus
Influenza type B
Kel Keluhan
Inj. Injeksi
Penta Pentabio
BB Berat Badan
PB Panjang Badan
LK Lingkar Kepala
S Temperatur
24
BAB III
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
1) Program wajib;
a. Sasaran promkes;
25
b. Sasaran kesling;
c. Sasaran KIA/KB;
d. Sasaran P2M;
e. Sasaran Gizi
f. Sasaran perkemas;
2) Program pengembangan;
a. Sasaran kesehatan remaja;
b. Sasaran kesehatan usila;
c. Sasaran kesehatan jiwa;
d. Sasaran kesehatan olah raga;
26
3. Pembelian dan Pengadaan
UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan
memastikan pembelian maupun pengadaan material/peralatan untuk keperluan
pelayanan kepada masyarakat diperoleh dari institusi yaitu:
Kegiatan Pembelian:
1) Kegiatan pembelian secara langsung sesuai kebutuhan dan perencanaan
puskesmas;
2) Pembelian menggunakan
ekatalog. Kegiatan
Pengadaan:
1) Dinas Kesehatan :
Untuk pengadaan bahan obat-obatan, cairan dan reagensia serta perbekalan
kesehatan lainnya.
27
Kebijakan dan Prosedur Tugas dan Wewenang serta Tata Kerja Tim Audit
Internal, Tim Manajemen resiko atau Tim Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien serta Tim Survei (PMKP) atau Kepuasan Pelanggan.
Validasi ini termasuk untuk proses dimana ketidaksesuaian terjadi baik
sebelum pelayanan penyelenggaraan upaya dilakukan maupun setelah
program atau kegiatan dilakukan.
48
dengan keputusan kepala puskesmas. Audit internal dilakukan berdasarkan
prosedur dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Standar Operasional
Prosedur (SOP) audit internal UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan
Kecamatan Denpasar Selatan. Metode audit dilakukan dengan cara wawancara
langsung kepada audite dan pengamatan secara langsung (observasi). Setiap
temuan audit dicatat dan didokumentasikan dalam Laporan Ketidaksesuaian
dan digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi tindakan koreksi yang
dilakukan. Ketua tim audit internal melaporkan hasil kegiatan dan temuan
audit yang tidak dapat terselesaikan kepada Wakil Manajemen Mutu dengan
tembusan kepada Kepala UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan
Denpasar Selatan sebagai bahan masukan untuk Rapat Tinjauan Manajemen
(RTM). Persiapan dan penjadwalan, pelaksanaan serta pelaporan audit, tindak
lanjut atas ketidaksesuaian yang ditemukan dan uraian- uraian lainnya secara
rinci dijelaskan pada Kebijakan dan Prosedur Tanggung Jawab, Wewenang
dan Tata Kerja Tim Audit Internal.
49
5.5.5 Wakil Manajemen Mutu bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
pemantauan.
52
UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan
menetapkan persyaratan yang terkait dengan ruang lingkup penerapan
Sistem Manajemen Mutu dalam pelayanan pelayanan klinis. Penetapan
persyaratan tersebut termuat dalam Kebijakan dan Prosedur Penetapan
Persyaratan Sasaran Pelayanan Klinis meliputi.
53
UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar
Selatan memastikan pembelian maupun pengadaan material/peralatan
untuk keperluan pelayanan klinis kepada masyarakat diperoleh dari
institusi yaitu:
Kegiatan Pembelian:
1) Kegiatan pembelian secara langsung sesuai kebutuhan dan
perencanaan puskesmas.
2) Pembelian menggunakan ekatalog.
Kegiatan Pengadaan:
1) Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Denpasar
Untuk pengadaan bahan obat-obatan, bahan habis pakai, alkes, meubelair.
54
lanjut dan bahan perbaikan yang akan dilakukan oleh Tim Audit Internal,
Tim Manajemen resiko atau Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien serta Tim Survei atau Kepuasan Pelanggan. Mekanisme dan tata
cara validasi terhadap pelayanan klinis secara rinci sebagaimana diatur
dalam Kebijakan dan Prosedur Tugas, Wewenang dan Tata Kerja Tim
Audit Internal, Tim Manajemen Risiko atau Tim Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP) serta Tim Survei atau Kepuasan Pelanggan.
Validasi ini termasuk untuk proses dimana ketidaksesuaian terjadi baik
sebelum pelayanan dilakukan maupun setelah diberikan.
Hak Pasien :
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Puskesmas.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban Pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga Pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
55
7. Memilih dokter, dokter gigi, dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Puskesmas.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun
di Puskesmas.
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data medisnya.
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di puskesmas.
Kewajiban Pasien :
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Puskesmas.
2. Menggunakan fasilitas Puskesmas secara bertanggung jawab.
3. Menghormati hak Pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di Puskesmas.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya.
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan di Rumah Sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan
56
setelah mendapatkan penjelasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan untuk
penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya.
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
1) Hak pasien.
2) Mendidik pasien dan keluarga.
3) Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.
4) Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
5) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
6) Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
7) Komunikasi merupakan kunci staf untuk mencapai keselamatan pasien.
6.1 Audit Internal:
Untuk memastikan efektifitas Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan,
di UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Selatan
dilakukan audit internal secara periodik, yang dilakukan terjadwal dan
dilakukan pembahasan dalam pertemuan internal tim audit internal dan unit
terkait yang diperlukan. Audit dilakukan oleh petugas /tim yang telah dibentuk
dengan keputusan kepala puskesmas. Audit internal dilakukan berdasarkan
prosedur dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Standar Operasional
Prosedur (SOP) audit internal UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan
Kecamatan Denpasar Selatan. Metode audit dilakukan dengan cara
wawancara langsung kepada audite dan pengamatan secara langsung
(observasi). Setiap temuan audit dicatat dan didokumentasikan dalam Laporan
Ketidaksesuaian dan digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi tindakan
koreksi yang dilakukan. Ketua tim audit internal melaporkan hasil kegiatan
dan temuan audit yang tidak dapat terselesaikan kepada Wakil Manajemen
Mutu dengan tembusan kepada Kepala UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan
Kecamatan Denpasar Selatan sebagai bahan masukan untuk Tinjauan
Manajemen. Persiapan dan penjadwalan, pelaksanaan serta pelaporan audit,
tindak lanjut atas ketidaksesuaian yang ditemukan dan uraian-uraian lainnya
secara rinci dijelaskan pada Kebijakan dan Prosedur Tugas Pokok, Wewenang
dan Tata Kerja Tim Audit Internal.
58
tindakan perbaikan dilaksanakan sesuai kebutuhan untuk memastikan
kesesuaian produk atau layanan klinis.
59
3) Tim atau individu petugas yang ditunjuk oleh Wakil Manajemen Mutu
diberikan surat penugasan oleh Wakil Manajemen Mutu dengan diketahui
oleh Kepala UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar
Selatan
4) Setiap berkas yang masuk harus melewati inspeksi agar apabila terjadi
kekurangan/ketidaksesuaian dapat dilengkapi dan dilakukan inspeksi
ulang.
5) Wakil Manajemen Mutu bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
pemantauan.
30
Analisis data menyediakan informasi yang berkaitan dengan:
1) Kepuasan pasien terhadap pelayanan klinis.
2) Kesesuaian terhadap persyaratan atau standar pelayanan klinis.
3) Karakteristik dan kecenderungan dari proses-proses pelayanan termasuk
peluang untuk tindakan pencegahan.
Hasil dari data Tinjauan Manajemen, yang meliputi:
1) Hasil Tinjauan Manajemen sebelumnya yang belum terselesaikan.
2) Hasil audit internal, hasil audit mutu kinerja dan hasil audit mutu layanan
klinis.
3) Temuan antisipatif manajemen resiko terhadap layanan klinis.
4) Hasil kegiatan umpan balik dan survei pelanggan layanan klinis.
5) Tindakan-tindakan koreksi dan pencegahan layanan klinis yang dilakukan.
6) Kebijakan mutu dan layanan klinis puskesmas.
7) Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu dan
layanan/penyelenggaraan kegiatan layanan klinis.
8) Informasi yang berkaitan dengan pelayanan klinis dan produk-produk
layanan klinis yang tidak sesuai.
31
(SOP) yang tidak sesuai.
5) Peninjauan terhadap sasaran yang tidak dapat dipenuhi.
6) Hasil akhir yang tidak dapat di terima yang berasal dari proses kajian,
verifikasi, validasi dan modifikasi, desain dan pengembangan layanan klinis.
7) Proses kerja layanan klinis yang buruk/tidak memenuhi persyaratan dari
personil dan sistem (SOP).
8) Komplain dari pelanggan UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan
Denpasar Selatan atau pihak-pihak yang dapat diidentifikasi secara jelas
9) Temuan hasil audit yang tidak memuaskan dari unit terkait.
10) Ketidaksesuaian yang teridentifikasi ke dalam proses monitoring dan
pengukuran dari pelayanan klinis.
11) Ketidaksesuaian yang ditemukan setiap personil dituangkan dalam formulir
permintaan tindakan koreksi dan diajukan kepada Wakil Manajemen Mutu
untuk segera dilakukan tindakan perbaikan. Mekanisme tindakan koreksi
diuraikan dalam Kebijakan dan Prosedur Tindakan Koreksi.
12) Keluhan dari pelanggan UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan
Denpasar Selatan (baik lisan maupun tertulis) diterima oleh bagian layanan
keluhan, keluhan tersebut didapat dari kotak saran, media informasi atau
secara langsung dan dituangkan dalam buku keluhan masyarakat pada tim
survei dan keluhan pelanggan selanjutnya dilaporkan ke Wakil Manajemen
Mutu untuk mencari penyebab keluhan dan melaksanakan tindak lanjut
keluhan pelanggan.
32
BAB III
PENUTUP
33
Lampiran 1 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan
Denpasar Selatan.
34
Lampiran 2 Peta Proses (alur ) Pelayanan
35
Lampiran 3 Indikator mutu Indikator Kinerja
36
37
31