Laporan Kasus
OD GLAUKOMA FAKOLITIK
Oleh:
Kurniawati, S.Ked
NIM: 1830912320061
Pembimbing:
BANJARMASIN
April, 2021
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh
disertai peningkatan tekanan intraokular. Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos
yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil
bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar dan berkurangnya pengeluaran
cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil (glaukoma hambatan
pupil).2
1. Glaukoma primer
2. Glaukoma kongenital
3. Glaukoma sekunder
- Perubahan lensa
1
- Kelainan uvea
- Trauma
- Bedah
4. Glaukoma absolut
1. Glaukoma sudut sempit primer dan sekunder, (dengan blockade pupil atau
Pada sebagian besar kasus, glaukoma tidak disertai dengan penyakit mata lainnya
adalah gangguan aliran keluar aqueous humor akibat kelainan sistem drainase sudut
bilik mata depan (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses aqueous humor ke
penyakit mata lain disebut glaukoma sekunder. Golongan penyakit ini sulit
hipermatur. Terjadi reaksi peradangan di bilik mata depan, dan penyumbatan oleh
2
protein-protein lensa, dan menimbulkan peningkatan tekanan intraokular akut.
Pada semua pasien glaukoma, perlu tidaknya diberikan terapi dan efektifitas
Pemeriksaan oftalmologik rutin penting u ntuk semua pasien yang berusia lebih dari
melakukan skrining teratur setiap 2 tahun sekali sejak usia 35 tahun dan setahun
sekali sejak usia 50 tahun. Tujuan terapi glaukoma adalah pengontrolan tekanan
intraokular dengan cara-cara medis dan bedah, serta mengatasi penyakit yang
3
BAB II
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. AK
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Banjar
2. Anamnesis
A. Keluhan Utama:
Pasien datang dengan keluhan utama mata sebelah kanan merah sejak 2.5
bulan yang lalu, pada awalnya mata sebelah kanan pasien terasa silau, mata
sebelah kanan silau jika terkena cahaya dan saat melihat lampu. Kemudian
pasien merasakan mata sebelah kanan seperti ada bayangan, pasien juga
mengeluhkan mata sebelah kanan sering berair. Keluhan lain yang di rasakan
4
yaitu mata kabur. Pasien terkadang mengeluh nyeri di kepala dan tengkuk,
keluhan mual dan muntah disangka, pasien mengatakan mata sebelah kiri tidak
ada keluhan.
E. Riwayat Alergi
Riwayat alergi makanan, alergi obat-obatan, cuaca dingin, debu, dan lainya
F. Riwayat Kebiasaan
G. Riwayat Pengobatan
3. Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
5
Suhu : 36,5 °C
Kepala – leher
C. Status Lokalis
6
Folikel (-) (-)
8. Konjungtiva Bulbi Injeksi Konjungtiva (-) (-)
Injeksi Siliar (-) (-)
Massa (-) (-)
Edema (-) (-)
Subconjunctival bleeding (-) (-)
9. Kornea Bentuk cembung cembung
Kejernihan keruh Jernih
Permukaan Licin Licin
infiltrat (-) (-)
Edema (+) (-)
10 Kamera Okuli Dangkal Dalam
. Anterior
11 Iris Warna Abu-abu Coklat
. hijau
12 Pupil Bulat, Bulat,
. dilatasi (+) normal dan
dan regular (+)
Bentuk
regular(+) diameter 3
diameter 5 mm
mm
Refleks cahaya langsung (-) (+)
Refleks cahaya tidak (-) (+)
langsung
13 Lensa Kejernihan Keruh (+) Jernih (+)
. Iris Shadow (-) (-)
14 Reflek fundus Negatif Positif
.
15 Fonduskopi Makula Retina
. lutea, vena normal:
2 arteri makula
tidak lutea
terlihat tertarik 3-4
jelas mm kearah
temporal
sedikit
dibawah
diskus
optikus
vena lebih
besar dari
arteri
7
16 Tekanan Intraokuler (TIO) 43,4 14,6 mmHg
. mmHg
Foto Klinis
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Slit Lamp
2. Foto fundus
3. Perimetri
4. Usg mata
5. Biometri
E. Dignosis Kerja
OD Glaukoma Facolitik
F. Diagnosis Banding
OD Glaukoma Facolitik
OD Glaukoma Facomorfik
OD Uveitis Anterior
8
G. Penatalaksanaan
Non Farmakologis
rumah
Farmakologis
H. Prognosis
9
BAB III
1. Identifikasi Masalah
SUBJEKTIF
Keluhan mata merah disebelah kanan sejak 2.5 bulan yang lalu. Pasien ini
datang dengan keluhan serangan glaukoma akut yaitu mata merah disebelah kanan
nyeri dikepala dan tengkuk serta mata sebelah kanan terasa silau jika terkena cahaya
dan saat melihat lampu pasien merasakan mata sebelah kanan seperti ada bayangan
dan sering berair keluhan lain yaitu mata kabur. Pemeriksaan menunjukkan TIO yang
tinggi (OD 43,4 mmHg). Perubahan bentuk lensa yang terjadi dalam hal ini adalah
pertambahan kurvatura anteroposterior akibat proses katarak. lensa intumesens akan
ditemukan pada mata yang mengalami glaukoma. Tajam penglihatan akan menurun
drastis sampai 1/300 atau lebih buruk. Akan ditemukan bilik mata depan yang
dangkal. Pada katarak yang asimteris, kedalaman bilik mata depan yang sangat
berbeda antara ke dua mata, sangat membantu dalam diagnostik glaukoma fakolitik.
10
OBJEKTIF
Glaukoma fakolitik menunjukkan gejala sebagai berikut: terjadi secara akut dengan
edema kornea, pasien mengalami nyeri onset akut, penurunan penglihatan, keluar air
mata, dan fotofobia. Pada pemeriksaan ditemukan edema kornea, eksudat seluler
dalam bilik anterior sering dengan hipopion, partikel kristalina pada bilik anterior,
semi dilatasi pupil dengan sudut bilik mata terbuka lebar dan lensa dengan katarak
hipermatur disertai masa seperti susu di dalam bilik mata depan.4
2. Analisa Kasus
A. Definisi
Nilai normal dari tekanan intraokular adalah 10 – 22 mmHg. Ada 3 faktor yang
mempengaruhi tekanan intraokular:
11
C. Klasifikasi glaukoma
Secara definisi, glaukoma primer adalah glaukoma yang terjadi tanpa adanya
hubungan dengan penyakit mata atau penyakit sistemik tertentu yang menyebabkan
peningkatan hambatan aliran aqueous atau sudut tertutup. Glaukoma primer biasanya
mengenai kedua mata. Sebaliknya, glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi
berkaitan dengan adanya penyakit mata atau penyakit sistemik tertentu yang
bertanggung jawab terhadap penurunan aliran aqueous. Glaukoma sekunder
seringkali mengenai mata unilateral.
D. Glaukoma fakolitik
1. Definisi
glaukoma sudut terbuka dengan onset tiba-tiba yang dapat disebabkan oleh katarak
2. EPIDEMIOLOGI
terjadi di negara maju, karena akses yang lebih besar untuk perawatan kesehatan dan
operasi katarak yang lebih awal. Kebanyakan kasus sembuh setelah ekstraksi katarak
12
dengan perbaikan penglihatan dengan sangat baik. Tidak ada predileksi ras dan jenis
kelamin, dan pada biasanya terjadi pada usia tua. Pasien termuda yang dilaporkan
3. ETIOLOGI
Glaukoma fakolitik biasanya terjadi akibat katarak hipermatur, dimana lensa yang
mencair keluar melalui kapsul yang utuh akan tetapi mengalami degenerasi. Masa
lensa yang terdapat di dalam bilik mata depan mengundang sel radang dan sebabkan
penyumbatan trabekular.2,6
tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Aqueous humor adalah suatu cairan
jernih yang mengisi bilik mata depan dan belakang. Volumenya adalah sekitar 250 μl,
humor serupa dengan plasma, kecuali cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, 1
piruvat, dan laktat yang lebih tinggi protein, urea dan glukosa yang lebih rendah.
stroma prosesus ciliares dimodifikasi oleh fungsi sawar dan prosesus sekretorius
epitel siliaris. Setelah masuk ke bilik mata belakang, aqueous humormengalir melalui
pupil ke bilik mata depan lalu ke anayaman trabekular di sudut bilik mata depan.
13
Gambar: Anatomi bilik mata depan 6
Anyaman trabekular terdiri atas berkas-berkas jaringan kolagen dan elastik yang
dibungkus oleh sel-sel trabekular membentuk suatu jaringan dengan ukuran pori-pori
yang semakin mengecil sewaktu mendekati kanal Schlemm. Kontraksi otot siliaris
Saluran eferen dari kanal schlemm (sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena
aqueous) menyalurkan cairan ke dalam sistem vena. Sejumlah kecil aqueous humor
keluar dari mata antara berkas otot siliaris ke ruang suprakoroid dan ke dalam system
14
ga
15
5. PATOGENESIS
berat molekul tinggi yang melalui kapsul lensa anterior intak akibat respon inflamasi
dan penyumbatan trabekular meshwork oleh protein yang memuat makrofag dan
debris inflamasi.5
bilik mata depan. Terjadi reaksi peradangan di bilik mata depan. Obstruksi trabekular
disebabkan oleh protein lensa dengan berat molekul tinggi yang bocor melalui kapsul
intak ke dalam aqous humor. Protein lensa sarat makrofag yang juga berkontribusi
16
6. MANIFESTASI KLINIS
Secara klinis glaukoma terjadi secara akut dengan edema kornea, pasien
khususnya mengalami nyeri onset akut, penurunan penglihatan, keluar air mata, dan
fotofobia. Pada pemeriksaan ditemukan edema kornea, eksudat seluler dalam bilik
anterior sering dengan hipopion, partikel kristalina pada bilik anterior, semi dilatasi
pupil dengan sudut bilik mata terbuka lebar dan lensa dengan katarak hipermatur
Gambar: Katarak morgagni hipermatur dan bahan lensa halus berwarna putih
7. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
akut nyeri, kemerahan, keluar air mata, fotofobia dan penurunan penglihatan lebih
lanjut. Penglihatan mungkin hanya berupa persepsi cahaya yang tidak akurat
2. Pemeriksaan Fisik
17
Tekanan intraokular (IOP) meningkat pada glaukoma fakolitik. Pada
partikel kristalina pada bilik anterior, semi dilatasi pupil, lensa dengan katarak
3. Pemeriksaan Penunjang
hipermatur.3
18
(a) (b) (c)
stroma kornea dengan defek epitel (tanda panah double) di sekeliling area
yang tampak di bawah mikroskop. (b) Lensa kristalina yang diangkat dari
dalam infiltrate, (c) gambar slit lamp setelah 1 bulan operasi meninggalkan
b. Gonioskopi 3
c. Temuan Histologi
19
(a)
(b)
8. DIAGNOSIS BANDING
Glaukoma sudut tertutup akut terjadi bila terbentuk iris bombe yang
menyebabkan oklusi sudut bilik mata depan oleh iris. Ditandai oleh
dan muntah, peningkatan TIO yang mencolok, bilik mata depan dangkal
2. Glaukoma fakomorfik
20
ligament suspensori, hingga menyebabkan lensa lebih ke depan) disertai
bombe. Ruang anterior dangkal dan dilatasi pupil. Lensa biasanya opak.3
3. Glaukoma neovaskular
oleh iskemia retina yang luas seperti terjadi pada diabetik retinopati stadium
lanjut dan oklusi vena sentralis retina iskemik. Glaucoma mula-mula timbul
9. PENATALAKSANAAN
1. Perawatan medis
menggunakan kombinasi obat topikal dan sistemik yang menurunkan TIO. Terapi
a. Beta-bloker
Farmakologi
simpatis.
21
1. Reseptor adrenergik terbagi atas 4 tipe:
A. Reseptor alfa-1 lokasinya pada arteriol, otot dilator pupil dan otot
D. Reseptor beta-2 lokasinya di bronkus dan epitel siliar (β2 > β1).
aqueous.
berguna pada semua tipe glaukoma tapi sekitar 10% populasi tidak ada
TIMOLOL
22
1. Sediaan
2. Efek samping okular termasuk alergi, erosi epitel punktata kornea, dan
kongestif.
pada asma yang sudah ada atau obstruksi pulmonary kronik berat.
tekanan digital pada area sakkus lakrimal selama kurang lebih 3 menit.
terapi.
23
Menutup mata selama 3 menit akan mengurangi absorpsi sistemik sekitar
50%.
Beta-bloker lain
1. Betaxolol (Betopic) 0,5% b.d. meskipun efek hipotensi ocular lebih kecil
3. Carteolol (Teoptic) 1%, 2%, sama dengan timolo tapi juga mempunyai
daripada timolol.
b. Alfa-2-agonis
lebih baik dari betaxolol. Efek samping okular utama adalah konjungtivitis
24
c. Analog Prostaglandin
uveoskleral.
LATANOPROST
4. Efek samping sistemik termasuk sakit kepala dan gejala saluran napas
atas.
Sediaan Lain
d. Miotik
25
Pada glaukoma primer sudut terbuka miotik mengurangi TIO dengan
Pada glaukoma primer sudut tertutup, kontraksi spinkter pupil dan hasil miosis
PILOKARPIN
aqueous.
Dorzolamide 2% t.i.d.
Brinzolamide 1% t.i.d.
Sediaan
Acetazolamide tablet 250 mg. Dosis 250-1000 mg dalam dosis terbagi. Onset
kerja dalam1 jam dengan puncak 4 jam dan durasi mencapai 12 jam.
26
Acetazolamide bubuk 500 mg vial untuk injeksi. Onset kerja tiba-tiba, dengan
puncak pada 30 menit dan durasi sampai 4 jam. Berguna untuk glaukoma akut
sudut tertutup.
g. Agen hiperosmotik
Menghasilkan gradien osmotik antara cairan mata dan plasma. Tidak untuk
Gliserin (larutan 50% dibuat dari Gliserin USP [450 mL, Humco,
sekitar 5 jam.
Manitol (Osmitrol)
Mengurangi TIO ketika tekanan tidak dapat diturunkan dengan cara lain.
Awalnya menilai fungsi ginjal yang memadai pada orang dewasa dengan tes
menghasilkan urin setidaknya 30-50 mL / jam urin lebih dari 2-3 jam. Pada
anak-anak, menilai fungsi ginjal yang adekuat dengan pemberian dosis tes 200
27
2. Perawatan bedah
ke dalam rongga vitreous, prosedur pilihan adalah pars plana vitrectomy dengan
10. KOMPLIKASI
glaukoma yang tidak terkontrol dan atau edema kornea persisten, Komplikasi
bahan lensa ke dalam segmen posterior, luka pada kornea, dan prolaps vitreus.4
11. PROGNOSIS
hasil yang buruk. Pada kebanyakan kasus, pengobatan untuk menurunkan TIO dapat
dihentikan setelah ekstraksi katarak. Sebagian kecil pasien mengalami kenaikan TIO
persisten yang mungkin membutuhkan terapi medis jangka panjang atau filtering
28
8.
29
BAB IV
PENUTUP
Pasien seorang laki-laki umur 50 tahun datang dengan keluhan utama mata
sebelah kanan merah sejak kurang lebih 2.5 bulan yang lalu, pada awalnya mata
sebelah kanan pasien terasa silau jika terkena cahaya dan saat melihat lampu
kemudian pasien merasakan mata sebelah kanan seperti ada bayangan. Pasien juga
mengeluhkan mata sebelah kanan berair. Keluhan lain yang dirasakan yaitu mata
kabur. Pasien terkadang mengeluh nyeri dikepala dan tengkuk keluhan mual muntah
tidak ada pasien mengatakan mata sebelah kiri tidak ada keluhan.
Pemeriksaan status lokalis pada mata ditemukan OD visus 1/00 gerak bola
mata terbatas, infeksi siliar, kornea edema, keruh, COA dangkal, iris berwarna abu-
abu hijau tepi reguler dan terjadi peningkatan tekanan intra okular OD (TIO 43,4
mmHg) Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Sidarta I dan Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Jakarta: Badan
31