Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidup sehat adalah hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang,
mengingat manfaat yang ditimbulkan akan sangat banyak, mulai dari konsentrasi
kerja, kesehatan dan kecerdasan anak sampai dengan keharmonisan keluarga.
Menciptakan hidup sehatpun sangatlah mudah serta murah, mengingat biaya yang
harus dikeluarkan untuk pengobatan apabila mengalami gangguan kesehatan
cukup mahal.
Setiap manusia yang hidup di dunia ini memerlukan lingkungan yang
bersih dan sehat agar dapat memberikan kenyamanan hidup. Oleh karena itu,
manusia wajib peduli terhadap lingkungan dengan cara menjaga, memelihara dan
menciptakan lingkungan hidup yang baik.
Perilaku merupakan wujud tindakan seseorang berdasarkan pemahaman
dan kemauan terhadap sesuatu yang dihadapi. Sedangkan lingkungan hidup
merupakan wahana dimana mahluk dapat bertahan dan berkembang biak.
Untuk mewujudkan sebuah bangsa yang lebih sehat, masyarakat diajak
berkomitmen untuk melakukan hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan
sehat. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support)
dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Sehingga keluarga dan
masyarakat itu dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat mengenali
dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara
dan meningkatkan kesehatannya.

1
Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan. Perilaku hidup
yang bersih dan sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada
seluruh anggota keluarga. Peranan keluarga dalam sebuah rumah memegang
kunci utama untuk meningkatkan kualitas kesehatan sejak dini. Karena jika
keluarga sehat, akan membentuk masyarakat yang sehat pula. Untuk itu, Sehat
harus diawali dari dalam rumah sendiri.
Dengan menerapkannya terlebih dahulu di lingkungan rumah tangga,
maka otomatis akan lebih mudah menerapkan ke lingkungan yang lebih luas lagi,
yaitu masyarakat. Karena kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku
dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di
rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan
oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangakan oleh semua pihak secara
keseluruhan (totalitas)

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari diselesaikannya makalah ini adalah :
a. Menambah pengetahuan pembaca mengenai Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
khususnya di dalam rumah tangga
b. Mengetahui definisi dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
c. Mengetahui tujuan dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
d. Mengetahui manfaat dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
e. Mengetahui sasaran dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
f. Mengetahui indikator-indikator Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah
Tangga

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi PHBS di Rumah Tangga


Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat :
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan
kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007).

Pengertian (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) PHBS di Rumah Tangga :


PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di
Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga
sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap
anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang
kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).

PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk


menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun
pada keluarga, artinya harus ada komunikasi antara kader dengan
keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan
kesehatan (Depkes RI, 2007).

2.2 Tujuan PHBS di Rumah Tangga


I. Tujuan Umum :
Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di
seluruh Indonesia
II. Tujuan Khusus :

3
a) Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan
anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS.
b) Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.
2.3 Manfaat PHBS di Rumah Tangga
I. Manfaat PHBS bagi rumah tangga :
a. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah
sakit
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas
c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan
meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi
seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal
usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.

II. Manfaat PHBS bagi masyarakat :


a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan,
tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air,
ambulans desa dan lain-lain.

2.4 Sasaran PHBS di Rumah Tangga


Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :
1. Pasangan Usia Subur
2. Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
3. Anak dan Remaja
4. Usia Lanjut
5. Pengasuh Anak

4
2.5 Indikator PHBS di Rumah Tangga
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan
Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang
memenuhi 7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai
berikut :

Tujuh Indikator PHBS di Rumah Tangga :


1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya). Tenaga kesehatan
merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga
keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat
diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang
aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya
kesehata lainnya.
Apa tanda – tanda persalinan :
a. Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan
semakin kuat
b. Rahim terasa kencang bila diraba terutama pada saat mulas
c. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
d. Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan
lahir
e. Merasa seperti mau buang air besar
Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah :
a. Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)
b. Tetap tenang dan tidak bingung
c. Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui
hidung dan mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa
sakit.

5
.Tanda bahaya persalinan :
a. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas
b. Keluar darah dari jalan lahir sebeium melahirkan
c. Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir
d. Tidak kuat mengejan
e. Mengalami kejang-kejang
f. Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas
g. Air ketuban keruh dan berbau
h. Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar
i. Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat

2. Bayi diberi ASI eksklusi


Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia 6
bulan. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yar
cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang
dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan
(kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap
penyakit
Apa saja keunggulan ASI :
a) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta kecerdasan.
b) Mengandung zat kekebalan.
c) Melindungi bayi dari alergi.
d) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi
dalam keadaan segar.
e) Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan
kapan saja dan di mana saja.
f) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi.

6
Kapan dan bagaimana ASI diberikan :
 Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan
mendapat dukungan dari keluarga.
 Bayi segera diteteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit
setelah melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan
menghentikan pendarahan.
 Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu
berikan ASI sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu
dibatasi, dan berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian.
 Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia
6 bulan, selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
dalam bentuk makanan lumat dan jumlah yang : sesuai dengan
perkembangan umur bayi. 5.Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi
berusia 2 tahun.

Bagiamana cara menyusui yang benar :


 Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangannya
dengan menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih.
 Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah direndam
terlebih dahulu dengan air hangat.
 Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai,
pikiran ibu harus dalam keadaan tenang (tidak tegang).
 Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.
 Upayakan badan bayi menghadap kepada badan ibu, rapatkan dada bayi
dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu.
 Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
 Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu bagian dalam.
 Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan
sampai bayi merasa kenyang.

7
 Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan
dengan kapas yang telah direndam air hangat.
 Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang
terhisap bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu dan
perlahan-lahan diusap belakangnya sampai bersendawa. Udara akan keluar
dengan sendirinya.

Apa manfaat memberikan ASI?


a) Bagi Ibu:
o Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi
o Mengurangi pendarahan setelah persalinan,
o Mempercepat pemulihan kesehatan ibu.
o Menunda kehamilan berikutnya.
o Mengurangi risiko terkena kanker payudara.
o Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap saat bayi
membutuhkan
b) Bagi bayi :
o Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng
o Bayi tidak sering sakit
c) Bagi Keluarga :
o Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu
formula dan perlengkapannya.
o Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula,
misalnya merebus air dan pencucian peralatan.

Bagaimana cara menjaga mutu dan jumlah produksi ASI:


1.Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan sayuran dan
buah-buahan. Makan lebih banyak dari biasanya.
2.Banyak minum air putih paling sedikit 8 gelas sehari.
3.Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1 -2 jam dan menjaga
ketenangan pikiran,

8
4.Susui bayi sesering mungkin dan kedua payudara kin dan kanan secara
bergantian hingga bayi tenang dan puas.

3. Penimbangan bayi dan balita


Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan
setiap bulan dan mengetahui apakah bayi dan balita berada pada kondisi gizi
kurang atau gizi buruk.
Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap buian mulai umur 1 bulan
sampai 5 tahun di Posyandu. Manfaat penimbangan balita setiap bulan di
Posyandu :
a. Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.
b. Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.
c. Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/pilek/diare),
berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat
badannya BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk
sehingga dapat segera dirujuk ke Puskesmas.
d. Untuk mengetahui kelengkapan Imunitasi.
e. Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.

4. Mencuci tangan dengan air dan sabun


Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air
bersih dan sabun :
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat
makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa
menimbulkan penyakit.
Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena
tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.

9
Manfaat mencuci tangan :
o Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
o Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri,
Typhus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pemapasan Akut
(ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
o Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.

5. Menggunakan air bersih


Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan
sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari
penyakit.

6. Menggunakan jamban sehat


Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran dan air untuk membersihkannya.
Syarat jamban sehat :
o Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
o Tidak berbau.
o Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
o Tidak mencemari tanah disekitarnya.
o Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
o Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
o Penerangan dan ventilasi cukup.
o Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
o Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

10
Cara memelihara jamban sehat :
o Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
o Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan
bersih.
o Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
o Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran,
o Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
o Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.

7. Rumah bebas jentik


Rumah bebas Jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan Jentik secara berkala tidak terdapat Jentik nyamuk. Yang perlu
dilakukan agar Rumah Bebas Jentik :
a) Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus
(Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).
b) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong
nyamuk penular berbagai penyakit seperti Denam Berdarah Dengue,
Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah} di tempat-tempat
perkembangbiakannya
c) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
o Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti
bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air
minum burung.
o Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung
air hujan.
o Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik
yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik
kresek,dll)

11
Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat
8. Makan buah dan sayur setiap hari
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat
penting, karena:
 Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan
dan pemeliharaan tubuh.
 Mengandung serat yang tinggi.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari


Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30
menit dalam sehari, sehingga, dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat
tubuh lainnya.

10. Tidak merokok dalam rumah


Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok
ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan
sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling berbahaya adalah
Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO).
o Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusakjantung dan aliran
darah.
o Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker
o CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa
oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.

12
2.6 Persentasse Pencapaian Rumah Tangga Yang berPHBS di Indonesia
Gambaran data dan Informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2018
sebagai berikut :
TABEL 7.10
KABUPATEN/KOTA YANG MEMILIKI KEBIJAKAN PHBS
TAHUN 2018
No Provinsi Jumlah Jumlah %
Kabupaten/ Kabupaten/Kota
Kota dengan Kebijakan
PHBS
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Aceh 23 16 69,57
2 Sumatera Utara 33 15 45,45
3 Sumatera Barat 19 16 84,21
4 Riau 12 8 66,67
5 Jambi 11 10 90,91
6 Sumatera Selatan 17 12 70,59
7 Bengkulu 10 10 100,00
8 Lampung 15 15 100,00
9 Kepulauan Bangka Belitung 7 7 100,00
10 Kepulauan Riau 7 7 100,00
11 DKI Jakarta 6 6 100,00
12 Jawa Barat 27 22 81,48
13 Jawa Tengah 35 35 100,00
14 DI Yogyakarta 5 5 100,00
15 Jawa Timur 38 33 86,84
16 Banten 8 8 100,00
17 Bali 9 9 100,00
18 Nusa Tenggara Barat 10 9 90,00
19 Nusa Tenggara Timur 22 6 27,27
20 Kalimantan Barat 14 6 42,86
21 Kalimantan Tengah 14 14 100,00
22 Kalimantan Selatan 13 11 84,62
23 Kalimantan Timur 10 9 90,00
24 Kalimantan Utara 5 2 40,00
25 Sulawesi Utara 15 8 53,33
26 Sulawesi Tengah 13 11 84,62
27 Sulawesi Selatan 24 23 95,83
28 Sulawesi Tenggara 17 6 35,29
29 Gorontalo 6 6 100,00
30 Sulawesi Barat 6 6 100,00
31 Maluku 11 7 63,64
32 Maluku Utara 10 2 20,00
33 Papua Barat 13 1 7,69
34 Papua 29 2 6,90
514 363 70,62
Sumber: Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2019 per 31 Januari 2019

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat di desa
kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kegiatan PHBS ini sendiri memiliki manfaat
baik bagi rumah tangga itu sendiri maupun masyarakat. Sasaran dari kegiatan
PHBS rumah tangga ini adalah : Pasangan Usia Subur, Ibu Hamil dan Ibu
Menyusui, Anak dan Remaja, Usia Lanjut, Pengasuh Anak.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS
di Rumah Tangga yaitu meliputi 7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup
Sehat.
Tujuh indikator PHBS :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5. Menggunakan air bersih
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
Tiga indikator gaya hidup sehat :
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

Berdasarkan data dan Informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2018


persentase rumah tangga yang ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

14
Sulawesi Tenggara secara nasional sebesar 35,29%. Dimana dari 17 kabupaten
yang melaksanakan kebijakan dari PHBS hanya 6 Kabupaten/Kota saja.

3.2 Kritik dan Saran


Dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat kesalahan dan
kelemahan. Baik isi makalah maupun tata bahasa penulisan yang di buat oleh
penulis. Oleh karena itu, kami mengharapkan tanggapan dan koreksi yang
membangun dari pembaca sehingga ke depannya makalah yang di buat akan lebih
baik pada masa yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://promkes.kemkes.go.id/phbs
http://febri-yunaldi-chaniago.blogspot.com/2013/02/makalah-perilaku-hidup-
bersih-dan-sehat.html

16

Anda mungkin juga menyukai