Anda di halaman 1dari 10

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DI KOMUNITAS

Dosenpengampu : Heyrani, S.Si T, M.Keb

DISUSUN OLEH

NURUL AZIZAH DAHLIA (P00324021026)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
PRODI D III KEBIDANAN
2023
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengaruh pemberian makanan pada bayi dan
pengaruh gizi terhadap pertumbuhan dan pengembangan bayi.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Gizi dalam kespro. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang pengaruh pemberian makanan pada bayi bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pembimbing. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada semua teman-teman yang telah membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini

Kendari, 08, Maret, 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ………………………………………………………….iii

BAB II PEMBAHASAN

Pendahuluan
Tugas utama
Tugas tambahan
Kewenangan
Bidan praktik mandiri dan bidan delima

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan………………………………………………….. 17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
a) Latar belakang
Sebelum memahami tugas dan tanggungjawab bidan di komunitas, perlu diketahui
sebelumnya mengenai bidan komunitaas itu sendiri. Bidan komunitas merupakan tenaga
kesehatan tradisional namun professional yang bekerja di masyarakat untuk memberikan
asuhan pada perempuan dan anak dimulai pada masa sebelum kehamilan hingga selesai
persalinan. Bidan dikomunitas tidak bekerja sendiri, namun melakukan setiap aktivitasnya
secara berkelompok (memiliki team). Asuhan yang diberikan tidak hanya berpusat pada
fasilitas kesehatan masyarakat (posyandu, polindes atau puskesmas), namun dapat
memberikan asuhan di rumah (homebirth, ANC di rumah, kunjungan bayi dan nifas di rumah
dan sebagainya) selama keadaan kesehatan ibu dan anak baik (keaadaan normal).
Berdasarkan paparan kompetensi ICM (international confederation of Midwife- organisasi
bidan dunia), kompetensi Bidan no 2 menyatakan bahwa “Midwives provide high quality,
culturally sensitive health education and services to all in the community in order to promote
healthy family life, planned pregnancies and positive parenting”
Yang dapat diartikan bahwa bidan memberikan asuhan berkualitas tinggi, peka terhadap nilai
budaya daam memberikan edukasi dan asuhan di komunitas untuk mempromosikan
kesehatan keluarga, perencanaan kehamilan dan pengetahuan positif mengenai
menjadi orangtua.
BAB II

PEMBAHASAN

.1 Tugas Utama

Bidan pertama kali dilahirkan daan disiapakan untuk mendekatkan pelayanan


terhadap ibu dan anak pada masyarakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa bidan
dilahirkan ditengah masyarakat, namun tugas dan wewenangnya semakin bertambah
dan meningkat yaitu pada pelayanan kesehatan terstier (Rumah sakit). Bidan sebagai
tenaga kesehatan pada tingkat primer (bidan desa, bidan praktek swasta, bidan
puskesmas) memiliki tanggungjawab yang dibatasi oleh UU kesehatan serta peraturan
perundangan berkenaan dengan praktik kebidanan (permenkes 1464). Tugas utama
bidan diantaranya:

a. Pelaksana Asuhan
Memberikan pelayanan kebidanan (Asuhan kebidanan KIA-KB) sesuai
kewenangan dengan memperhatikan program yang ditetapkan pemerintah serta
disessuaikan kebutuhan masyarakat. Melakukan pemantauan KIA dengan
menggunakan PWS KIA (pemantauan wilayah sekitar KIA)
Dapat dijabarkan ssebagai berikut:
1) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai standar profesi
2) Melakukan setiap asuhan dengan melibatkan keluarga
3) Melaksanakan promosi kesehatan terkait pelayanan kebidanan
b. Pengola
ikut serta dalam menjalankan program puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat,
melakukan analisis dan penyelesaian masalah di komunitas dengan berprinsip
pada kebutuhan dan kemampuan masyarakat, melaksanakan kolaborasi dengan
tokoh aga, tokoh masyarakat serta dukun yang berperan di masyarakat daalam
menyelesaikan permasalahan.
c. Pendidik
Memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga
dan masyarakat mengenai kesehatan remaja, kesehatan reproduksi dan pelayanan
kebidanan lainnya
d. Peneliti
Melakukan penelitian dalam asuhan kebidanan sehingga dapat meningkatkan
kualitas asuhan yang diberikan.
.2 Tugas Tambahan
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang bekerja di bawah pengawasan pemerintah
dan senantiasa menjalankan setiap layanan asuhan sesuai dengan program pemerintah.
sehingga dalam hal ini tugass tambahan yang bidan miliki tidak lepas dari program
yang dicanangkan pemerintah, yaitu meliputi:
a.Kesehatan lingkungan (PHBS) dan kesehatan lingkungan

1)Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini
seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada
beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu
persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril,
penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan
kematian ibu dan bayi.
2)Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI
Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi mulai usia nol hingga enam bulan.
3)Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan
dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan.
Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1
bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS
(Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita tersebut.
4)Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti
memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
5)Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun
dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan
sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan
dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan
hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum
menyusui bayi.
6)Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk
jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat
dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah
dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan
dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat
pembersih.
7)Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik
Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat
perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas
bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll yang dilakukan secara
teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).
8)Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan
karena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang
bermanfaat bagi tubuh.
9)Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun
kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya.
10)Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan
dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar,
dan karbon monoksida (CO).

b.Survailance penyakit (Pengendalian penyakit menular (HIV/AIDS) dan


Pengendalian penyakit regenerative) Inovasi pencegahan penularan dari jarum suntik
yang disebut Harm Reduction pada tahun 2006; pencegahan Penularan Melalui
Transmisi Seksual (PMTS) mulai tahun 2010; penguatan Pencegahan Penularan dari
Ibu ke Anak (PPIA) pda tahun 2011; pengembangan Layanan Komprehensif
Berkesinambungan (LKB) di tingkat Puskesmas pada tahun 2012; hingga terobosan
paling baru yang disebut Strategic use of ARV (SUFA) dimulai pada pertengahan
tahun 2013.
c.Issue UU Desa No. 6 tahun 2014 (pasal 71-75, terutama mengenai bantuan dana
1M dari Negara)
d.Permasalahan stunting (37.2%) dan wasting (12.1%)
e.Kesehatan jiwa dan keluarga
f.Akses layanan kesehatan
puskesmas terakreditasi Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
bahwa setiap Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga
tahun sekali. Akreditasi merupakan salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS, sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional Pasal 6 ayat. Tujuan utama akreditasi
Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja melalui perbaikan
yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan
sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan manajemen risiko,
dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.
g.Jaminan kesehatan nasional (BPJS)
h.Penggunaan teknologi tepat guna

2.3 Kewenangan
 Bertanggung jawab terhadap kesehatan ibu dan anak di keluarga maupun masyarakat.
 Bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan kompetensi
serta wewenang.
 Bertanggung jawab memberikan pelayanan kebidanan kepada seluruh orang tanpa
memandang latar belakang, status sosial, dan lainnya serta wajib mengutamakan
kepentingan khalayak ramai daripada kepentingannya sendiri.
 Bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan di Puskesmas sesuai urutan prioritas
masalah berdasarkan wewenang bidan.
 Bertanggung jawab memberikan pendidikan mengenai reproduksi remaja seperti
pernikahan dini, kehamilan dini, aborsi, pergaulan bebas, kesehatan pada remaja, dan
lainnya.
 Bertanggung jawab untuk menurunkan morbilitas serta mortalitas ibu dan anak.
 Bertanggung jawab untuk mengkampanyekan, meningkatkan, dan membina masyarakat
untuk hidup sehat.
 Bertanggung jawab untuk melakukan promosi, pencegahan dan pengendalian penyakit
pada ibu dan anak.

2.4 Bidan Praktik Mandiri dan Bidan Delima

Bidan praktik swasta Bidan praktik swasta atau bidan praktik mandiri merupakan
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan secara mandiri (dilindungi oleh
Permenkes 1464) secara professional dalam lingkup kewenangan praktik kebidanan.
Dalam menjalankan pelayanan mandiri, seorang bidan harus melalui regulasi praktik
yang meliputi perizinan (diperbaharui setiap 5 tahun dengan syarat dan ketetapan
diatur oleh perundang-undangan dan profesi), kelayakan tempat praktik, ketersediaan
alat praktik minimal, kompetensi sebagai bidan dan kelengkapan administrasi sesuai
peraturan perundangan dan standar yang ditetapkan oleh profesi. Ikatan bidan
Indonesia (IBI), sebagai organisasi profesi kebidanan di Indonesia berinisiatif
mengeluarkan “Bidan Delima” sebagai penilaian bagi bidan praktik mandiri yang
memiliki kualifikasi baik serta melakukan pelayanan secara professional di atas
standar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan, dan meningkatkan
profesionalisme asuhan bidan.
makna logo bidan delima: bidan merupakan tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan berkualitas, ramah, aman dan nyaman, terjangkau dalam bidang kesehatan
reproduksi keluarga berencana dan kesehatan umum dasar selama 24 jam. Buah
delima menggambarkan sebagai sesuatu yang cantik, indah, berisi biji dan cairan
manis yang melambangkan kesuburan (kesehatan reproduksi). Warna merah
melambangkan keberanian dalam menghadapi tantangan dan pengabilan keputusan
dengan cepat dan tepat dalam membantu masyarakat. Warna hitam melambangkan
ketegasan dan kesetiaan dalam melayani perempuan tanpa membeda-bedakan. Hati
melambangkan pelayanan bidan yang manusiawi penuh kasih sayang.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Bidan sebagai pemberi asuhan dan layanan pada kesehatan ibu dan anak memiliki tugas,
baik di komunitas maupun di instansi pelayanan kesehatan. Secara umum tugas utama
bidan meliputi asuhan yang berkennaan dengan kesehatan ibu dan anak (dimulai dari
asuhan pra kehamilan hingga persalinan, bayi hingga prasekolah, kesehatan reproduksi
remaja hingga menopause dan keluarga berencana). Berbeda dengan bidan di instansi
pelayanan kesehatan, bidan di komunitas memiliki tugas tambahan yaitu melakukan
program pemerintah berenaan dengan kesehatan, seperti mensukseskan desa siaga,
pencegahan penyakit endemic maupun infeksi yang tengah terjadi di masyarakat,
pemberdayaan masyarakat, PHBS dan lainnya. Namun bidan dalam menjalankan tugas
dan tanggungjawabnya tidak boleh lepas dari permenkes 1464 sebagai aspek legal dan
wujud keprofesionalan tugas bidan.

DAFTAR PUSTAKA
1. CAROLINE S HOMER, DEBORAH V MATHA, G L, JORDAN JW, DAVIS GK.
Community-based continuity of midwifery care versus standard hospital care: a cost
analysis. Australian Health Review. 2001;24(1):9
2. health p. Tujuan, Standar Penilaian dan Dasar Hukum Akreditasi Puskesmas. 2015.
3. ICM. INTERNATIONAL CONFEDERATION OF MIDWIVES. Essential competencies for
basic midwifery practice. UK: ICM; 2013.
4. kesehatan D. Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga. 2014.
5. What is a midwife? If you are wondering 'what is a midwife?', read this article to find out
more about midwifery and the role of midwives in providing antenatal care. [database on the
Internet]. NCT. 2017.
6. puskesmas. akreditasi puskesmas/klinik. 2014.
7. RI k. nilah Terobosan Selama 8 Tahun Pengendalian HIV/AIDS di Indonesia 2014.
8. Shahnaz Kohan, Marziyeh Sayyedi, Nafisehsadat Nekuei, Yousefi4 H. Community-based
maternity care from the view of Iranian midwives: A phenomenological study. Iranian
Journal of Nursing and amidwifery Research. 2015;20(1):7.
9. Tabbassam HF, Menhas R. Role of Community Midwife in Maternal Health Care System
in Rural Areas of Pakistan. American-Eurasian J. Agric. & Environ. Sci. 2014;14(11):4.
10. WHO. Essential Antenatal, Perinatal and Postpartum Care. In: WHO,
editor. geneva2003.

Anda mungkin juga menyukai