Anda di halaman 1dari 9

Makalah Asuhan Kebidanan Komunitas

“ASUHAN POSNATAL DAN ASUHAN BBL DAN NEONATUS”

OLEH

NAMA : Nurul Azizah Dahlia

NIM : P00324021026

KELAS : 2A KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KENDARI

JURUSAN D-III KEBIDANAN

TAHUN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah tepat waktu.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen mata kuliah.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Nama Penulis

Nurul Azizah Dahlia


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari
pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Masa nifas di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu
lamanya.dalam masa nifas ini,bidan mempunyai peran dan tanggung jawab untuk mendeteksi komplikasi
pada ibu untuk melihat perlu atau tidaknya rujukan,memberikan konseling pada ibu dan keluarganya
mengenai cara mencegah perdarahan. Mengenali tanda-tanda bahaya,memfasilitasi hubungan dan ikatan
batin antara ibu dan bayinya memulai dan mendorong pemberian ASI. Maka dari itu kita harus melakukan
asuhan pada ibu nifas berdasarkan sstandar-standar asuhan pada ibu nifas serta kunjungan rutin rumah
untuk pencegahan AKI dan AKB secara dini.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asuhan Posnatal Di Komunitas


Asuhan Postnatal di Komunitas
Asuhan ibu postnatal adalah suatu bentuk menejemen kesehatan yang dilakukan pada ibu nifas di
masyarakat. Asuhan kebidanan postnatal di komnunitas adalah pemberian asuhan secara menyeluruh
tidak hanya kepada ibu nifaas akan tetapi pemberian asuhan yang melibatkan seluruh keluarga dan
anggota keluarga masyarakat di sekitar ibu nifas. Asuhan ini merupakan kelanjutan asuhan dari
rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya. (Ambarwati, Eni. 2008)
2.1.1 Standar Pelayanan Minimal Alat
Standar pelayanan minimal adalah suatu ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib yang berhak diperoleh bagi setiap warga secara minimal. Pelayanan dasar
yang dimaksud adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. Dalam
standar pelayanan minimal bidan juga harus menyediakan kebutuhan alat dan obat yang diperlukan
dalam pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas, alat yang digunakan untuk melakukan
pemeriksaan harus steril dan bersih. Untuk peralatan tidak steril berjumlah 15, peralatan steril
berjumlah

Peralatan Tidak Steril


1.Handuk bersih
2.Handuk / kain bersih untuk menyelimuti bayi
3.Pembalut wanita
4.Sarung atau kain kering dan bersih untuk alas
5.Kain / selimut yang kering untuk menyelimuti ibu
6.Tensimeter
7.Stetoskop 
8.Termometer
9.Stopwatch
10.Bengkok
11.Palu reflect
12.Pen light
13.Handscoen
14.Cold chain
15.Safety box

Peralatan Steril
1.Sarung tangan
2.Kapas DTT
3.Pinset anatomis
4.Pinset Sirurgi
5.Handscoen
6.Spuit ukuran 1 ml
7.Spuit ukuran 3 ml
8.Jarum ukuran 25-27

Obat
1.Vaksin BCG dan Polio 1
2.Asam Mefenamat 500 mg
3.Amoxicilin 250 mg
4.Tablet Fe
5.Vitamin A
6.Paracetamol 500 mg

Administrasi
1.Buku KIA
2.Kohort Ibu
3.Kohort Bayi
4.Kartu pencatatan

1.Standart 15 Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa Nifas


a.Tersedia vaksin, alat suntik, tempat penyimpanan vaksin da tempat pembuangan benda tajam
yang memadai
b.Tersedianya tablet besi dan asam folat
c.Tersedia alat/perlengkapan, misalnya untuk membersihkan tangan, yaitu sabun, air bersih, dan
handuk bersih, sarung tangan bersih/DTT
d.Tersedia kartu pencatatan, kartu ibu, kartu bayi, kartu KIA

2.1.2 Standar Tempat


Standar pelayanan minimal dalam asuhan kebidanan juga harus menyediakan tempat sesuai
dengan standart yang harus disediakan yakni tempat yang nyaman dan bersih yang dapat
mendukung pemberian asuhan terhadap pasien dengan maksimal serta kriteria-kriteria yang harus
dipenuhi di dalamnya. Standar tempat yg dibutuhkan dalam asuhan postnatal adalah:
1.Tempat Di Rumah Bidan:
a.Ruang nifas minimal mempunyai:
-Ukuran minimal 2x3 m untuk 1 tempat tidur
-Jumlah tempat tidur maksimal 5 (lima) tempat tidur disesuaikan dengan luas ruangan.
-Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan mudah dibersihkan, keras, rata,
tidak licin.
-Akses keluar masuk pasien lebar minimal 90 cm.
-Ruangan bersih dan tidak berdebu.
-Tersedia tempat untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan tersedia sabun atau antiseptik.
b.Ruang periksa mempunyai luas minimal 2x3 meter.
c.Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai:
-Ruang pemeriksaan KIA
-Ruang nifas
-Ruang administrasi / kegiatan lain sesuai kebutuhan
-Ruang Tunggu
-Kamar mandi
d..Semua ruangan mempunyai ventilasi (jendela/lubang udara) dan penerangan
2.Di Rumah Pasien
Sesuai dengan keadaan rumah pasien, diusahakan ruangan yang digunakan pasien bersih dan
nyaman

2.1.3 Standar Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas
a.Pernyataan standar Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah
pada hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses
pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang
kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, ;erawatan bayi baru lahir,
pemberian ASI, imunisasi dan KB.

b.Tujuan Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan
memberikan penyuluhan ASI eksklusif.

c.Prasyarat
-Bidan sudah dilatih dengan tepat dan terampil untuk mendampingi persalinan dan memberikan
perawatan bayi baru lahir dengan segera.
-Bidan sudah terlatih dan terampil untuk emeriksa dan menilai bayi baru lahir dengan
menggunakan skor Apgar, ,enolong bayi untuk memulai terjadinya pernapasan dan
melakukan resusitasi. bayi baru lahir, mengenal tanda– tanda hipotermi dan dapat melakukan
tindakan yang tepat untuk mencegah dan menangani hipotermi, pencegahan infeksi pada bayi baru
lahir, mengenali tanda–tanda hipoglikemia dan melakukan penatalaksanaan yang tepat jika
hipoglikemia terjadi
-Kartu Ibu, Kartu Bayi dan buku KIA
-Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang efektif.

d.Proses Bidan harus:


-Pada kunjungan rumah, sapalah ibu atau suami atau keluarganya dengan ramah
-Tanyakan pada ibu dan suami atau keluarganya jika ada masalah atau kekhawatiran tentang ibu
atau bayinya
-Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayi
-Periksa tanda-tanda vital ibu (suhu, nadi, dan tekanan darah)
-Periksa payudara ibu, amati apabila puting retak dan tanda-tanda saluran ASI tersumbat atau
infeksi payudara
-Periksa involusi uterus (pengecilan uterus sekitar 2 cm per hari selama 8 hari pertama)
-Periksa lochea yang pada hari ketiga seharusnya mulai berkurang dan berwarna coklat, dan pada
hari ke delapan dank e sepuluh menjadi sedikit dan berwarna merah muda. Jika ada kelainan segera
rujuk (lihat tanda-tanda bahaya). Jika dicurigai sepsis puerperalis gunakan standar 23, untuk
penangan perdarahan pasca persalinan gunakan standar 22.
-Tanyakan kepada ibu apakh ibu meminum tablet sesuai ketentuan (sampai 42 hari
setelah post partum.
-Bila ibu menderita anemia masa hamil atau mengalami perdarahan berat selama proses persalinan
periksa hB pada hari ketiga, menasehati ibu supaya makan-makanan bergizi dan berikan tablet Fe.
-Berikan penyuluhan kepada ibu tentang kebersihan diri, memakai pembalut yang bersih, makan-
makanan yangbergizi, istirahat cukup, dan cara merawat bayi
-Bicarakan pemberian ASI dan bila mungkin apakah bayi menyusu dengan baik
-Nasehati ibu mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
-Bicarakan tentang KB dan kapan senggama dapat dimulai, sebaiknya hal ini di diskusikan dengan
suami
-Catat dengan tepat semua yang di temukan, jika ada hal-hal yang tidak normal segera rujuk ibu
dan bayi ke rumah sakit
2.2 Jadwal Kunjungan Di Rumah dan Di Pelayanan Kesehatan
Kunjungan pada masa nifas dilakukan minimal 4 x. Adapun tujuan kunjungan rumah untuk menilai
keadaan ibu dan bayi baru lahir serta mencegah, mendeteksi dan menangani komplikasi pada masa
nifas. Kunjungan rumah memiliki keuntungan sebagai berikut: bidan dapat melihat dan berinteraksi
dengan keluarga dalam lingkungan yang alami dan aman serta bidan mampu mengkaji kecukupan
sumber yang ada, keamanan dan lingkungan di rumah. Sedangkan keterbatasan dari kunjungan
rumah adalah memerlukan biaya yang banyak, jumlah bidan terbatas dan kekhawatiran tentang
keamanan untuk mendatangi pasien di daerah tertentu. (Saleha, Siti. 2009) Jadwal kunjungan rumah
pada masa nifas sesuai dengan program pemerintah meliputi:
1.Kunjungan I (6-8 jam postpartum).
2.Kunjungan II (6 hari postpartum).
3.Kunjungan III (2 minggu postpartum).
4.Kunjungan IV (6 minggu postpartum).

1.Kunjungan I (6-8 jam postpartum)


1.Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
2.Deteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta lakukan rujukan bila perdarahan
berlanjut.
3.Pemberian ASI awal.
4.Konseling ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan karena atonia uteri.
5.Mengajarkan cara mempererat hubungan ibu dan bayi baru lahir. 6.Menjaga bayi tetap sehat
melalui pencegahan hipotermi.
2.Kunjungan II (6 hari postpartum)
1.Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi baik, tunggi fundus uteri di
bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
2.Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
3.Memastikan ibu cukup istirahat, makanan dan cairan.
4.Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
5.Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
3.Kunjungan III (2 minggu postpartum)
1.Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi baik, tunggi fundus uteri di
bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
2.Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
3.Memastikan ibu cukup istirahat, makanan dan cairan.
4.Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
5.Memberikan konseling tentang BBL
4.Kunjungan IV (6 minggu postpartum)
1.Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
a.Endometritis
b.Peritonitis
c.Bendungan ASI
d.Mastitis
e.Abses Payudara
f.Tromboflebitis
g.Depresi postpartum

2.3 Postpartum Group


Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu post partum di komunitas salah satunya adalah dalam
bentuk kelompok. Ibu post partum dikelompokkan dengan mempertimbangkan jarak antara satu
orang ibu post partum dengan ibu post partum lainnya. Kelompok postpartum merupakan salah
satu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu nifas. Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah,
dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul masa nifas. Kegiatan dapat dilaksanakan di
salah satu rumah ibu post partum/ posyandu dan polindes. Kegiatannya dapat berupa penyuluhan
dan konseling.tentang :
1.Kebersihan diri
2.Istirahat
3.Gizi Pendidikan untuk ibu menyusui harus:
a.Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
b.Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukup
c.Minum sedikitnya 3 liter per hari (8 gelas sehari), anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui
d.Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan
e.Minum kapsul vitamin A 200.000 IU agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui
ASI
4.Lochea Pembagian lochea antara lain:
a.Lochea rubra (1-3 hari postpartum): Warna merah segar dan berisi gumpalan darah, sisa selaput
ketuban, sisa vernik, lanugo.
b.Lochea sanguolenta (3-7 hari postpartum): Berwarna merah kekuningan, berisi darah dan vernik
kaseosa.
c.Lochea serosa (7-14 hari postpartum): Berwarna kekuning-kuningan, berisi serum
d.Lochea alba ( 14-40 hari post partum): Berwarna putih.
6.Involusi uterus Setelah bayi dilahirkan
uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga
dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi placenta. Pada
involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses proteolitik, berangsur-angsur akan
mengecil sehingga akhir kala nifas besarnya seperti semula dengan berat 30 gram.
7.Senggama Secara fisik untuk memulai hubungan suami istri
begitu darah merah berhenti, ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa
nyeri. Memulai hubungan suami istri tergantung pada pasangannya.
8.Keluarga berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.Setiap
pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang
keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan
mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

2.4 Jadwal kunjungan bayi baru lahir


a.24 jam setelah pulang awal
1)Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan dengan berat badan lahir dan berat badan
pada saat pulang.
2)Jaga selalu kehangatan bayi
3)Komunikasikan kepada orangtua bayi bagaimana caranya merawat tali pusat.
b. 1 minggu setelah pulang
1)Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan saatini dengan berat badan saat bayi
lahir. Catat penurunan dan penambahan ulang BB bayinya.
2)Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
3)Lihat keadaan suhu tubuh bayi 4)Kaji keadekuaatan suplai ASI 4 minggu setelah kelahiran
5)Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan dengan pengukuran pada kelahiran dan pada
usia 6 minggu
6) Perhatikan nutrisi bayi
7) Perhatikan penyakit pada bayi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas mulai kunjungan masa nifas rumah pada hari ketiga,
minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi
melalui penanganan tali pusat. Penemuan dini, penanganan atau perujukan komplikasi yang benar.
Memberikan penjelasan tentang kesehatan, mungkin terjadi pada masa nifas. Secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, perawatan BBL, pemberian ASI, imunisasi, dan KB. Maka dari itu
standar meengenai asuhan post ntal sudah disusun sedemikian rupa karena standar-standar tersebut
pentting diterapkan untuk penatalaksanaan dan pengawasan ibu post natal, serta kunjungan rutin yang
dapat memantau lebih baik kondisi ibu masa nifas dan kesehatan bayinya.

B. Saran
Bagi seorang bidan perlu untuk meningkatkan pelayanan bagi ibu dalam masa nifas. Memenuhi
standart pelayanan minimal yang ditentukan untuk mendukung optimalnya pelayanan pada ibu nifas.
Dalam mencegah risiko yang dapat timbul pada masa nifas, ibu sebaiknya tetap memeriksakan
kondisinya dan bayi ke pelayanan kesehatan terdekat. Sesegera mungkin meminta tenaga kesehatan
atau pergi ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan dan asuhan jika dalam kondisi atau
keadaan yang tidak baik atau gawat yang dapat mengancam kesehatan ibu dan bayi.

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati. Eni. 2008.Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendekia. Hlm: 116-121.
Saleha, Siti. 2009.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Hlm: 83-94.
Sulistyawati, Ari. 2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi. Hlm:165-171

Anda mungkin juga menyukai