Di susun Oleh:
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 10
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan orientasi
hidup sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat, yang bertujuan
untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik secara fisik,
mental, spiritual, maupun sosial.
Perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga, dengan
membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap, serta perilaku sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat. Melalui PHBS diharapkan masyarakat dapat
mengenali dan mengatasi masalah sendiri dan dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoadmodjo S,
2007).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS adalah upaya untuk memperkuat
budaya seseorang, kelompok maupun masyarakat agar peduli dan mengutamakan
kesehatan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih berkualitas. PHBS merupakan
perilaku yang harus dipraktikkan secara terus menerus agar menjadi suatu pola
kebiasaan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara umum tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat ditatanan sarana kesehatan
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penulisan ini bertujuan agar mahasiswa :
Terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal
pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang
menjaga kebersihan dan memenuhi standar Kesehatan.
1
C. Metode Penulisan
Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan
melakukan penelusuran pustaka, pencarian sumber-sumber yang relevan dan
pencarian data melalui internet. Data informasi yang digunakan yaitu data skripsi,
media elektronik, dan beberapa pustaka yang relevan.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam tugas ini, disusun sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan penulisan,
metode penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI.Bab ini berisi landasan teori tentang pembahasan
pengertian, manfaat, indikator PHBS ditatanan sarana kesehatan.
BAB III KESIMPULAN.Bab ini membahas tentang kesimpulan mengenai
pembahasan diatas.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian PHBS Di tatanan Sarana Kesehatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Kesehatan adalah upaya
untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau
dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan
aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit
di institusi kesehatan.(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia).
3
tidak memadainya fasilitas sanitasi seperti ketersediaan air bersih, jamban dan
pengelolaan limbah. Institusi Kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat seperti rumah sakit, puskesmas dan klinik swasta.
Lalu lalang berkumpulnya orang sakit dan sehat di institusi kesehatan dapat
menjadi sumber penularan penyakit bagi pasien, petugas kesehatan maupun
pengunjung. Terjadinya infeksi oleh bakteri atau virus yang ada di institusi kesehatan,
penularan penyakit dari penderita yang dirawat di institusi kesehatan kepada penderita
lain atau petugas di institusi kesehatan ini disebut dengan Infeksi Nosokomial. Infeksi
Nosokomial dapat terjadi karena kurangnya kebersihan institusi kesehatan atau
kurang higienis, tenaga kesehatan yang melakukan prosedur medis tertentu kurang
terampil. Penularan penyakit juga dapat terjadi karena tidak memadainya fasitftas
institusi kesehatan seperti ketersediaan air bersih, jamban, pengelolaan sampah dan
limbah.Juga perilaku dari pasien, petugas kesehatan dan pengunjung seperti
membuang sampah dan meludah sembarangan. Dengan tidak diterapkannya Perilaku
Hidup Bersih dari Sehat (PHBS) di institusi Kesehatan dapat membuat orang sakit
bertambah sakit dan yang sehat menjadi sakit. Berdasarkan data tahun 2004 dan
Departemen Kesehatan, ternyata infeksi Nosokomial merupakan salah satu
penyumbang penyakit tertinggi.
4
Sehat. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua pihak ikut memelihara, menjaga dan
mendukung terwujudnya Institusi kesehatan Sehat.Berdasarkan data Kementerian
Kesehatan tahun 2004 ternyata infeksi rumah sakit merupakan salah satu penyumbang
penyakit tertinggi. Persentase tingkat risiko terjangkitnya infeksi rumah sakit di
Rumah Sakit Umum mencapai 93,4% sedangkan Rumah Sakit Khusus hanya 6,6%,
1,6-80,8 % diantaranya merupakan penyakit saluran pencernaan.
Pasien,
Keluarga pasien,
Pengunjung,
Petugas kesehatan,
Karyawan.
5
Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain
dalam pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan.
6
f. Kemudian Pimpinan Institusi Kesehatan mem-bentuk Keiompok Kerja
Penyusunan Kebijakan PHBS di Institusi Kesehatan.
3. Pembuatan Kebijakan PHBS di tatanan Sarana Kesehatan
Kelompok Kerja membuat kebijakan yang jelas, tujuan dan cara
melaksanakannya.
4. Penyiapan Infrastruktur
Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawas
PHBS di Institusi Kesehatan.
Instrumen Pengawasan
Materi sosialisasi penerapan PHBS di Institusi Kesehatan.
Pembuatan dan penempatan pesan-pesan PHBS di tempat-tempat yang
strategis di institusi kesehatan.
Mekanisme dan saluran pesan PHBS di Institusi Kesehatan.
Pelatihan bagi pengelola PHBS di Institusi Kesehatan.
5. Sosialisasi Penerapan PHBS di tatanan Sarana Kesehatan
Sosialisasi penerapan PHBS di Institusi Kesehatan di lingkungan
internal.
Sosialisasi tugas dan.penanggung jawab PHBS di Institusi Kesehatan.
6. Penerapan PHBS Di tatanan Sarana Kesehatan
Penyampaian pesan PHBS di Institusi Kesehatan kepada pasien dan
pengunjung seperti melalui penyuluhan, penyebarluasan informasi
melalui media poster, stiker, papan pengumuman, kunjungan rumah
dsb.
Penyediaan sarana dan prasarana PHBS di Institusi Kesehatan seperti
air bersih, jamban sehat, tempat sampah, tempat cuci tangan dsb.
Pelaksanaan pengawasan PHBS di Institusi Kesehatan.
7. Pengawasan dan Penerapan sanksi
Pengawas PHBS di Institusi Kesehatan mencatat pelanggaran dan menerapkan
sanksi sesuai dengan Peraturan Daerah setempat seperti larangan merokok di
sarana kesehatan dan membuang sampah sembarangan.
8. Pemantauan dan Evaluasi
Lakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik tentang kebijakan
yang dilaksanakan.
7
Minta pendapat Pokja PHBS di Institusi Kesehatan dan lakukan kajian
terhadap masalah yang ditemukan.
Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan.
8
BAB III
KESIMPULAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Kesehatan adalah upaya
untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu,
mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan
berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah
penularan penyakit di institusi kesehatan.(Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia). Tujuan dari PHBS sendiri yaitu mngembangkan perilaku hidup bersih
dan sehat di institusi kesehatan, mencegah terjadinya penularan penyakit di
institusi kesehatan, menciptakan Institusi kesehatan yang sehat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Intan Suciati. 2020. Sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Tatanan
Instansi Kesehatan. Di akses melalui https://kkn.undiksha.ac.id/blog/sosialisasi-
phbs-prilaku-hidup-bersih-dan-sehat-di-tatanan-instansi-kesehatan
https://puskesmasbatuputihberau.wordpress.com/promkes/info-kesehatan/perilaku-
hidup-bersih-dan-sehat-phbs-di-institusi-kesehatan/
https://promkes.kemkes.go.id/content/?p=1646
https://web.rshs.or.id/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs-di-fasilitas-pelayanan-
kesehatan/
10