Anda di halaman 1dari 13

KESATUAN GERAK

PKK – BANGGA KENCANA – KESEHATAN

LAPORAN PERILAKU HIDUP BERSIH


DAN SEHAT (PHBS)
2021

KECAMATAN GUNUNGHALU
KABUPATEN BANDUNG BARAT
KATA PENGANTAR

Segala puji dan sanjungan hanya kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat , hidayah serta taufik –Nya, atas perkenan-Nya pula kami
Tim Pelaksana KESATUAN GERAK PEMBERDAYAAN DAN
KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) - BANGGA KENCANA - DAN
KESEHATAN TAHUN 2021 Kecamatan Gununghalu Kabupaten Bandung Barat
dapat menyusun laporan dengan lancar sesuai harapan. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW.
Pembuatan dan penyusunan laporan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
ini bertujuan untuk menjadi bahan evaluasi dan tindak lanjut kegiatan sebagai acuan
program di tahun yang akan datang.
Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran pengurus TP PKK Kabupaten dan
Kecamatan, DP2KBP3A, Kesehatan serta semua pihak yang telah membantu,
membina, membimbing dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kesatuan gerak ini.
Semoga amal kebaikannya di terima oleh Allah SWT.
Aamiin Yaa Robbal Alamin…

Gununghalu, Oktober 2021


Ketua,

NY. TITIN HARI MUSTIKA

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II HASIL KEGIATAN .......................................................................... 4
A. Pengertian PHBS .......................................................................... 4
B. Manfaat Penerapan PHBS di Tatanan Rumah Tangga.................. 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10
A. Kesimpulan ................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu hak azasi manusia yang fundamental


dan unsur penting dari kesejahteraan, maka kegiatan pembangunan harus dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi- tingginya. Pemerintah
selalu berusaha untuk memenuhi hak warga negaranya. Upaya kesehatan yang
dilakukan salah satunya melalui penyediaan fasilitas kesehatan yang dapat
menjangkau keseluruhan masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan terdepan
yang dapat menjangkau kesehatan telah dibangun sejak beberapa dekade yang
lalu yakni puskesmas.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabpaten yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. Puskesmas mempunyai visi tercapainya kecamatan sehat menuju
terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat
kecamatan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat., memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata serta memiliki derajat kesehatan setingi- tingginya.
Untuk dapat melakukan pembangunan kesehatan di wilayah kerja,
puskesmas melakukan upaya yang terdiri dari upaya wajib dan upaya
pengembangan (pilihan) yang secara nyata dilaksanakan dalam berbagai program
dan pelayanan kesehatan. Upaya- upaya kesehatan tersebut diselenggarakan
dalam menerapkan perangkat manjemen. Fungsi manajemen yang strategis
adalah pada perencanaan. Kegiatan akan berhasil jika direncanakan dengan
berbasis data dan informasi.
Dalam rangka mengoperasionalkan paradigma sehat khususnya yang
berkaitan dengan promosi kesehatan di Indonesia, Menteri Kesehatan Republik
Indonesia membuat Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2269/MENKES/ PER/ XI/ 2011 yang mengatur upaya peningkatan perilaku

1
hidup bersih dan sehat atau disingkat PHBS di seluruh Indonesia dengan
mengacu kepada pola manajemen PHBS, mulai dari tahap pengkajian,
perencanaan dan pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian. Upaya tersebut
dilakukan untuk memberdayakan masyarakat dalam memelihara, meningkatkan
dan melindungi kesehatannya sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu
secara mandiri dan ikut aktif dalam meningkatkan status kesehatannya. Kita
menyadari bahwa upaya tersebut bukanlah suatu hal yang mudah, karena upaya
ersenut berkaitan sangat erat dengan masalah perilaku sedangkan masalah
perilaku merupakan masalah yang khas dan kompleks.
Sebagaimana kita ketahui bahwa persentase rumah tangga yang telah
mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu Indikator
Kinerja Utama dari Kementerian Kesehatan.
Cakupan rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat di
wilayah kerja puskesmas Gununghalu tahun 2020 sebesar 51,01 %. Angka ini di
bawah target yaitu 100%. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang berada
di wilayah kerja puskesmas Gununghalu, yang membawahi sembilan (9) desa,
yaitu desa Gununghalu, Sirnajaya, Wargasaluyu, Celak, Sukasari, Tamanjaya,
Bunijaya, Sindangjaya dan Cilangari belum sepenuhnya berperilaku hidup bersih
dan sehat dengan baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami penyuluh PHBS perlu
menganalisis serta melakukan intervensi terhadap masalah- masalah seputar
aspek kesehatan di masyarakat, dengan melakukan pemantuan dan penyuluhan
kembali untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan PHBS masyarakat pada
tatanan rumah tangga.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui cakupan pencapaian PHBS tatanan rumah tangga dan
memberikan pengalaman terhadap masalah- masalah kesehatan masyarakat
yang ada di lapangan secara nyata, mencoba melakukan upaya- upaya
pemecahan masalah serta melakukan intervensi kesehatan masyarakat dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja
puskesmas Gununghalu.

2
b. Tujuan Khusus
 Mampu mengenal struktur masyarakat yang ada di wilayah kerja
puskesmas Gununghalu;
 Mampu mengetahui struktur dan cara kerja institusi kesehatan dalam hal
ini puskesmas Gununghalu;
 Mampu menganalisis, mengidentifikasi, menentukan masalah kesehatan
dan alternatif pemecahannya di wilayah kerja puskesmas Gununghalu;
 Mampu menyusun perencanaan untuk memecahkan masalah kesehatan
(PHBS tatanan rumah tangga) di wilayah kerja puskesmas Gununghalu;
 Mampu melakukan intervensi untuk memecahkan masalah (PHBS
tatanan rumah tangga) di wilayah kerja puskesmas Gununghalu;
 Mampu menggunakan sumberdaya yang ada untuk memecahkan
masalah kesehatan masyarakat (PHBS tatanan rumah tangga) di wilayah
kerja puskesmas Gununghalu;

3
BAB II
HASIL KEGIATAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

A. Pengertian PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku


kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan
aktif dalam kegiatan- kegiatan kesehatan di masayarakat.
PHBS di tatanan Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya
penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, tatanan rumah tangga sehat dapat
diwujudkan dalam perilaku sehat dan lingkungan sehat.

Terdapat 10 indikator PHBS di Rumah Tangga yaitu sebagai berikut :


1) Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu
persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Disamping itu
dengan ditolong oleh tenaga kesehatan, apabila terdapat kelainan dapat
diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
Jika ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan maka peralatan yang
digunakan aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya. Yang dimaksud dengan tenaga kesehatan disini
seperti : dokter, bidan dan tenaga medis lainnya.

2) Memberi Bayi ASI Eksklusif


Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi , karena ASI adalah
makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan zat gizi yang cukup dan
sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga tumbuh dan berkembang dengan baik.
Manfaat pemberian ASI eksklusif:

4
a. Bagi Ibu :
 Mencegah perdarahan, menyusui bayi segera setelah lahir dapat
mendorong terjadinya kontraksi rahim dan mencegah terjadinya
perdarahan. Ini dapat membantu mempercepat proses kembalinya
rahim ke posisi semula;
 Mengurangi berat badan, menyusui juga dapat membantu ibu
mengurangi berat badan, sebagai informasi ketika menyusui itu
berarti sama dengan membakar kalori sebesar 200 hingga 500 kalori
perhari. Jumlah kalori yang sama jika anda berenang selama
beberapa jam atau naik sepeda selama satu jam;
 Mengurangi resiko terkena kanker payudara dan kanker rahim,
menyusui dapat mengurangi resiko terkena kanker payudara.
Diperkirakan persentase pencegahannya mencapai 20%. Beberapa
laporan penelitian juga menyebutkan bahwa menyusui juga dapat
membantu mengurangi resiko terkena kanker indung telur dan
kanker rahim;
 Ungkapan kasih sayang, menyusui juga merupakan ungkapan kasih
sayang yang nyata dari ibu kepada bayinya. Hubungan batin antara
ibu dan bayi akan terjalin erat karena saat menyusui bayi menempel
pada tubuh ibu. Bayi bisa mendengarkan detak jantung ibu,
merasakan kehangatan, sentuhan kulit ibu dan dekapan ibu;
 Praktis dan ekonomi. Selain komposisinya yang sempurna, ASI juga
sangat praktis dan ekonomis. Sekarng harga susu formula cenderung
terus meningkat, memberi ASI dapat mengurangi biaya untuk susu
formula yang cukup tinggi. Selain itu ASI sangat praktis, ibu tidak
perlu repot mencuci dan merebus botol pada masa pemberian ASI
eksklusif, sehingga bisa menambah waktu istirahat bagi ibu.
Khususnya di malam hari;
 Sebagai alat kontrasepsi, pemberian ASI secara eksklusif dapat
berfungsi sebagai alat kontrasepsi. Walaupun ini hanya berlaku
selama empat (4) bulan setelah melahirkan, dan dengan catatan
harus bersifat eksklusif . hisapan bayi pada payudara ibu
merangsang hormon prolaktin dapat menghambat terjadinya
pematangan sel telur sehingga menunda kesuburan;

5
b. Bagi bayi
ASI mengandung antibodi dalam jumlah yang besar. Antibodi tersebut
membanyu bayi menjadi tahan terhadap penyakit, selain itu juga
meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi.
Hormon yang terdapat di dalam ASI menciptakan rasa kantuk dan rasa
nyaman. Hal ini dapat membantu menenangkan kolik atau bayi yang
sedang tumbuh gigi dan membantu membuat bayi tertidur setelah
makan.
Menyusui membantu perkembangan otak. Bayi yang diberi ASI rata-
rata memiliki IQ 6 poin lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang
diberi susu formula.
Menyusui secara psikologis baik bagi bayi dan meningkatkan ikatan
dengan ibu.
3) Menimbang Bayi dan Balita Setiap Bulan
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya
setiap bulan. Menimbang secara rutin di posyandu akan terlihat
perkembangan berat badannya apakah naik atau tidak. Manfaatnya adalah :
 Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat;
 Untuk mengetahui dan mencegah bila ada gangguan pada pertumbuhan
balita;
 Untuk mengetahui balita sakit (demam, batuk, pilek, diare), balita dengan
berat badan di bawah garis merah dan dicurigai gizi buruk maka balita
akan dirujuk ke puskesmas;
 Saat menghadiri posyandu secara rutin, maka ibu akan mendapat
penyuluhan tentang gizi yang penting untuk menambah pengetahuan ibu
agar mampu memantau pertumbuhan bayi dan balita.
4) Menggunakan Air Bersih
Air sangat banyak perannya dalam kehidupan sehari- hari, misalnya untuk
minum, mandi, mencuci dan lain- lain. Manfaat menggunakan air bersih
diantaranya agar terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, kolera,
disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit dan keracunan.
Syatat- syarat air bersih yaitu sebagai berikut :

6
 Syarat fisik, antara lain:
a) Air harus besih dan tidak keruh;
b) Tidak berwarna apapun;
c) Tidak berasa apapun;
d) Tidak berbau apapun ;
e) Suhu antara 10- 25 derajat celcius (sejuk);
f) Tidak meninggalkan endapan.
 Syarat kimiawi, antara lain:
a) Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun;
b) Tidak mengandung zat- zat kimiawi yang berlebihan;
c) Cukup yodium;
d) pH air anatar 6,5 – 9,2.
 Syarat mikrobiologi, antara lain : tidak mengandung kuman- kuman
penyakit seperti disentri, fhypus, kolera, dan bakteri patogen penyebab
penyakit.

5) Mencuci Tangan dengan Air Bersih Yang Mengalir dan Sabun


Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir adalah salah satu tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air
mengalir dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan
mata rantai kuman.
6) Menggunakan WC/ Jamban Sehat
Anggota rumah tangga menggunakan WC yang sehat untuk Buang Air Besar
(BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) yaitu yang memenuhi syarat kesehatan
(leher angsa dengan septic tank, cemplung tertutup yang terjaga
kesehatannya).
Syarat jamban yang sehat sesuai kaidah- kaidah kesehatan adalh sebagai
berikut :
 Tidak mencemari sumber air minum;
 Tidak berbau tinja dan tidak bebas dijamah oleh serangga maupun tikus;
 Air seni, air bersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah, lantai
sedikitnya berukuran 1 x 1 meter dan dibuat cukup landai. Miring ke
arahlobang jongkok;
 Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya;

7
 Dilengkapi dengan dinding dan penutup;
 Cukup penerangan dan sirkulasi udara;
 Luas ruangan yang cukup;
 Tersedia air dan alat pembersih.

7) Memberantas Jentik di Rumah Sekali Seminggu


Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk dengan pola
melaksanakan 3 M, yaitu :
 Menguras tempat penampungan air bersih sekurang- kurangnya
seminggu sekali;
 Menutup rapat- rapat tempat penampungan air; dan
 Mengumpul, mengubur atau memanfaatkan barang- barang bekas yang
dapat menampung air;
 Memantau jentik nyamuk secara berkala.

8) Makan Buah dan Sayur Setiap Hari


Mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya
setiap hari karena buah mengandung vitamin, mineral dan serat yang
mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta memelihara
pencernaan.
9) Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari
Aktifitas fisik bisa berupa olah raga, jalan santai, ataupun maraton yang
bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesehatan tubuh.
10) Tidak Merokok di Dalam Rumah/ Ruangan
Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang- orang
disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok di dalam rumah/
ruangan.

B. Manfaat Penerapan PHBS di Tatanan Rumah Tangga


1) Bagi Rumah Tangga
a) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit;
b) Anak tumbuh sehat dan cerdas;
c) Anggota keluarga giat bekerja;

8
d) Pengeluaran biaya rumah tangga ditujukan untuk memenuhi gizi
keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan
keluarga.
2) Bagi Masyarakat
a) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat, mencegah dan
menanggulangi masalah- masalah kesehatan;
b) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada;
c) Masyarakat mampu menembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Tabungan Ibu Bersalin
(Tabulin), arisan jamban, ambulans desa dan lain- lain.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan intervensi yang telah dilakukan di Puskesmas


Gununghalu dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Terlaksananya penyuluhan tentang PHBS dalam tatanan rumah tangga di
desa- desa, khususnya Desa Wargasaluyu RW 08;
b. Terlaksananya kunjungan rumah yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Gununghalu dalam hal ini RT 01 Desa Wargasaluyu;
c. Adanya poster dan sticker tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dalam tatanan rumah tangga yang disebarkan di Posyandu dan
rumah warga.

B. Saran
a. Diharapkan adanya peningkatan dan perhatian pada program promosi
kesehatan khususnya program PHBS di tatanan rumah tangga seperti
pembuatan iklan masyarakat serta pengadaan poster dan sticker PHBS di
dalam tatanan rumah tangga dan penyebaran ke rumah warga;
b. Melakukan pengawasan dalam meningkatkan cakupan PHBS di dalam
tatanan rumah tangga;
c. Meningkatkan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang
PHBS di dalam tatanan rumah tangga;
d. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor antar instansi
terkait.

10

Anda mungkin juga menyukai