PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Pembimbing :
Dr. Nurjazuli,SKM, M.Kes
Dr. Budiyono, SKM, M.Kes
DAFTAR ISI
Halaman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………………………………8
A. Evaluasi ……………………………………………………………………………..8
B. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ……………………………………………..13
C. Cuci tangan pakai sabun ………………………………………………………….29
D. Puskesmas …………………………………………………………………………36
E. Sistem dan Berpikir Sistem Kesehatan ………………………………………….38
F. Kerangka Teori ……………………………………………………………………..43
BAB III
METODE PENELITIAN……………………………………………………………………………….44
A. Kerangka Konsep …………………………………………………………………44
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ……………………………………………………46
C. Jenis Dan Rancangan Penelitian … ……………………………………………..46
D. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………………………………...47
E. Variabel Penelitian, Defenisi Operasioanal dan cara Penguuran …………...48
F. Sumber Data Penelitian ……………………………………………………………..53
G. Instrumen Penelitian …………………………………………………………………54
H. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………………….55
I. Pengolaha dan Analisa Data ………………………………………………………56
J. Jadwal Penelitian …………………………………………………………………….58
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah suatu keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun social yang memungkinkan setiap orang dapat hidup
produktif secara social dan ekonomis yng tertuang dalam undang-undang
Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan .(1) Salah satu
factor penting dalam pembangunan kesejahteraan penduduk di Indonesia
adalah kesehatan, akan tetapi masalah kesehatan di Indonesia masih banyak
ditemukan dan harus diselesaikan. Berdasarkan data dari WHO (world Health
Organization) diare dan ispa yang merupakan(infeksi saluran pernapasan
akut)yang merupakan penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan
yang ada diindonesia.(2)
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan berupaya
meningkatkan derajat kesehatan melalui berbargai program dalam bidang
kesehatan. Program kesehatan yang menjadi fokus kementerian kesehatan
yaitu program kesehatan yang tercakup dalam program Sustainable
Development Goals (SDGs). Salah satu tujuan SDGs dalam bidang
kesehatan terdapat pada point 6 yaitu menjamin ketersediaan dan
pengelolahan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang. Tujuan
program sanitasi total berbasis masyarakat menurut Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 3 tahun 2014 tentang sanitasi sanitasi total berbasis
masyarakat (STBM) yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan mendukung target SDG’s (Sustainable Development Goals) atau
pembangunan berkelanjutan yang ditargetkan akan dicapai pada tahun 2030.
(3)
dalam tahap monitoring.Progres yang dicapai untuk pilar kedua per Oktober
57 % sudah memiliki sarana cuci tangan pakai sabun 43 % belum memiliki
sarana cuci tangan pakai sabun dari 4.278 kk yang ada di wilayah kerja
puskesmas Nangaroro.
Berdasarkan data tersebut penulis terdorong untuk melakukan
penelitian “ Evaluasi pelaksaan pilar kedua cuci tangan pakai sabun pada
program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di Wilayah Kerja
Puskesmas Nangaroro”
B. Rumusan Masalah
Pelaksanaan STBM diwilayah puskesmas Nangaroro Kecamatan
Nangaroro khusus pada pilar kedua sudah berjalan sejak tahun 2013 di
semua Desa namun hingga oktober 2019 hanya 4 (empat) desa yang
mencapai 100 % memiliki sarana CTPS sedangkan 15 desa lainya masih
dalam proses pengrjaan. Progres yang dicapai untuk pilar kedua per Oktober
57 % sudah memiliki sarana cuci tangan pakai sabun 43 % belum memiliki
sarana cuci tangan pakai sabun dari 4.278 kk yang ada di wilayah kerja
puskesmas Nangaroro.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin mengetahui
pelaksanaan STBM oleh petugas khususnya pilar kedua cuci tangan pakai
sabun di wilayah kerja puskesmas Nangaroro ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengevaluasi pelaksanaan pilar kedua cuci tangan pakai sabun
pada program sanitasi total berbasis masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Nangaroro.
2. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi input pelaksanaan pilar kedua pada program sanitasi
total berbasis masyarakat (STBM) di wilayah kerja puskesmas
Nangaroro yang meliputi: ketenagaan (sumber daya manusia), dana
5
F. Keaslian Penelitian
No Judul Penelitian Peneliti/Tahun Metode Hasil
1. Evaluasi Arum Purposive
pelaksanaan Prastyaningsih/2015 sampling Ketidaksesuaian
sisitem informasi pelaksanaan
manajemen pemantauan
pemantauan dengan pedoman
sanitasi total penyelenggaraan
berbasis Ditjen PP dan PL
masyarakat tahun 2011
7
(STBM) pilar
pertama di
Kabupaten Boyolali
2. Evaluasi Afriani Yorince Hasil penelitian
Pencapaian Blegur/ 2016 Penelitian ini menunjukan
Program Sanitasi merupakan bahwa
Total Berbasis penelitian pelaksanaan
Masyarakat deskriptif program Stop
(STBM) Pilar dengan BABS di desa
Pertama Di pendekatan Kambata Tana
Wilayah Kerja kualitatif dan telah
Puskesmas kuantitatif. dilaksanakan dari
Kawangu Informan tahun 2012
Kabupaten Sumba dikumpulkan hingga saat ini,
Timur melalui akan tetapi belum
wawancara berhasil
mendalam mewujudkan
terhadap104 sebagai desa
informan serta SBS
dilakukan
pengamatan
dan telaah
dokumen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Evaluasi
1. Pengertian evaluasi
Evaluasi berasal dari Bahasa inggris “evaluation’ yang diadopsi dalam
perbendaharaan istilah dalam Bahasa Indonesia dengan tujuan
mempertahankan kata aslinya dengan sedikit menyesuaikan dengan lafal
Indonesia menjadi evaluasi yang diartikan memberikan penilaian dengan
membandingkan sesuatu hal dengan sesuatu tertentu. Pengertian evaluasi
menurut kamus Oxfort Advanced Leaner’s Distionary of Current English
evaluasi adalah upaya untuk menentukan nilai atau jumlah dan dalam
kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati-hati, bertanggung jawab,
menggunakan strategi dan dapat dipertanggungjawabkan.(9)
Evaluasi merupakan bagian yang integral dari sebuah fungsi
manajemen yang didasarkan pada suatu sistim informasi manejemen.
Evaluasi dilakukan karena adanya dorongan untuk mengukur pencapaian
hasil kerja atau suatu kegiatan pelaksanaan program terhadap tujuan yang
telah ditetapkan.(10)
Evaluasi merupakan upaya yang dilakukan untuk menghasilkan
informasi tentang nilai-nilai yang telah dicapai dari kebijakan yang telah
dicapai. Fungsi evaluasi untuk memberikan informasi yang valid dan dapat
dipercaya mengenai kinerja kebijakan, kebutuhan, nilai dan kesempatan
yang telah dicapai. Evaluasi berfungsi untuk memberikan informasi yang
valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, seberapa jauh
kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah dicapai. Evaluasi juga
9
dilaksanakan pada tahap akhir dari kegiatan atau beberapa kurun waktu
setelah program dilaksanakan, untuk menilai keberhasilan program
tersebut.(10)
4. Evaluasi Program
Evaluasi program merupakan penilaian terhadap berlangsungnya
sebuah program pemerintah dengan upaya pengumpulan berbagai
informasi untuk dapat memberikan keputusan yang tepat. Salah satu tujuan
dari dilakukannya evaluasi program adalah untuk memperbaiki perencanaan
sebuah program serta pelaksanaan program yang akan datang serta untuk
dapat mengetahui efektifitas tiap komponen dalam program sehingga dapat
menilai secara cermat terlaksananya suatu kebijakan dan juga untuk
mengetahui keefektifan penggunaan metode yang dipilih. Evaluasi terhadap
proses dititikberatkan pada pelaksanaan program, apakah sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan atau tidak.
5. Jenis-jenis evaluasi yaitu, yaitu Ruang Lingkup Evaluasi
a. Evaluasi terhadap masukan (input)
Evaluasi input dilakukan saat sebelum program dimulai. Kegiatan ini
bersifat pencegahan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pemilihan
setiap sumber daya program telah sesuai dengan kebutuhan. Masukan
(input) terdiri dari :
a) Sumber daya manusia
Sumber daya manusia merupakan suatu aspek yang sangat
penting bagi tercapainya keberhasilan dalam
penyelenggaraan pemerintahan , pelaksanaan pembangunan,
dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat
b) Sumber daya dana
Sumber daya dana merupakan suatu aspek yang dapat
menciptakan tambah maupun kurangnya motifasi kerja staf
yang akan mempengarui kinerja sehingga tujuan programpun
tidak tercapai
c) Sarana dan prasarana
12
6. Prosedur Evaluasi
Proses suatu evaluasi pada umumnya memiliki tahapan-tahapannya
sendiri walaupun tidak selalu sama tetapi yang paling penting adalah bahwa
prosesnya sejalan dengan fungsi evaluasi itu sendiri dengan menentukan
apa yang dievaluasi mengacu pada program yang dievaluasi. Banyak
terdapat aspek-aspek yang kiranya dapat dan perlu untuk dievaluasi tetapi
biasanya diprioritaskan untuk dievaluasi adalah hal-hal yang menjadi
kegiatan evaluasi kunci sukses.(13)
13
mencuci tangan pakai sabun; 3) mengelolah air minum dan makanan yang
aman; 4) mengelolah sampah dengan benar; 5) mengelolah limbah cair
rumah tangga dengan aman. Perilaku hygiene dan sanitasi tersebut
merupakan rangkaian kegiatan sanitasi total. Selanjutnya rangkaian perilaku
tersebut disebutkan sebagai pilar sanitasi total berbasis masyarakat
(STBM). Kelima pilar STBM tersebut merupakan suatu kesatuan kegiatan,
namun perlu diprioritaskan pilar yang paling mendesak. Prioritas
berdasarkan kriteria 1) luasnya akibat dampak yang ditimbulkan oleh prilaku
itu, 2) kemampuan masyarakat dalam upaya pengendalian, 3) keterdesakan
untuk ditanggulangi, 4) keterdesakan akibat yang akan timbul apabila
persoalan tidak segera ditanggulangi.(3)
Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dilakukan melalui
pemberdayaan masyarakat dimana masyarakat sadar, mau dan mampu
untuk melaksanakan sanitasi total yang timbul dari dirinya sendiri, bukan
melalui paksaan. Melalui cara ini diharapkan perubahan perilaku tidak terjadi
hanya pada saat pelaksanaan program melainkan berlangsung seterusnya.
(6)
Program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) mengajak masyarakat
untuk menjadi pelaksana sekaligus pengawas proses pelaksanaan program
tersebut. Selain itu masyarakat juga dilibatkan secara langsung dalam
menentukan strategi yang tepat dalam pelaksanaan program STBM dengan
difasilitasi oleh kader atau team STBM. Hal ini dimaksud agar tujuan dari
program tersebut dapat dicapai dengan baik.(15)
Metode yang digunakan dalam program sanitasi total berbasis
masyarakat dengan metode pemicuan. Metode pemicuan ini dilaksanakan
oleh team fasilitator yang telah dilatih dengan cara memicu masyarakat
dalam lingkup kemunitas terlebih dahulu untuk memperbaiki sarana sanitasi
sehingga tercapai tujuan dalam memperkuat budaya prilaku hidup bersih
dan sehat pada masyarakat dan mencegah terjadinya penyakit-penyakit
yang berbasis lingkungan. Faktor-faktor yang harus dilakukan pemicuan
antara lain rasa jijik, rasa malu, takut sakit, aspek agama, privacy, dan
kemiskinan. Setelah dilakukan pemicuan faktor tersebut terlaksana,
16
kuman dengan cara digosokkan, dan tangan pun menjadi harum. Dengan
penggunaan yang benar, sabun memiliki efektifitas dalam meluruhkan
kuman-kuman penyebab penyakit.
b. Saat paling penting untuk CTPS
Tangan adalah anggota tubuh yang paling sering bersentuhan dengan
benda disekitar dan sela[ut benda (mata). Tangan adalah salah satu jalur
utama bibit penyakit masuk kedalam tubuh. Karena itu CTPS sangat penting
untuk dilakukan pada saat-saat sebelum makan pagi, sebelum makan siang,
sebelum makan malam, dan setelah dari toilet. Selain itu mandi
menggunakan sabun sangat efektif untuk meluruhkan kuman-kuman di
bagian tubuh selain tangan.(11)
c. CTPS dapat menjadi perlindungan 10 masalah kesehatan karena
kuman
CTPS dapat mencegah minimal 10 masalah kesehatan karena kuman,
yaitu: radang tenggorokan, masalah saluran pernafasan, disentri, diare,
iritasi kulit, biang keringat, mata merah, jerawat, bau badan, tipus.
Berdasarkan studi penelitian oleh Curtis V. Caimcross, mencuci tangan
pakai sabun dapat menurunkan risiko diare hingga 47%.
d. CTPS adalah kegiatan preventif yang paling murah dan efektif
CTPS merupakan cara yang sederhana dan paling murah yang dapat
dilakukan tanpa memerlukan biaya berlebih atau teknologi, bahkan di
masyarakat kumuh sekalipun. Kampanye CTPS sangat murah jika
dibandingkan dengan bentuk pencegahan penyakit lainnya. Manfaat
kesehatan dari investasi US$3,35 dalam promosi CTPS setara dengan
manfaat kesehatan dari investasi dalam promosi saluran air dan sanitasi
yang mencapai lebih dari US$200. Selain itu Bank Dunia (World Bank)
mencatat Negara sedikitnya menghemat Rp. 33 miliar setiap tahun bila
CTPS dibudayakan. Ongkos ekonomi itu ditimbulkan hanya dari akibat
penyakit diare dan cacingan. Selain itu, biaya bukan merupakan kendala
bagi kampanye CTPS karena hamper semua rumah tangga diseluruh dunia
32
kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis
dan trichuriasis.(25)
D.Puskesmas
1. Konsep Puskesmas
Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat
tingkat pertama di suatu wilayah. Puskesmas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dasar yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar
masyarakat dan sangat strategis dalam upaya meningkatkan status
kesehatan masyarakat. Sebagai sarana pelayanan kesehatan
pemerintah, puskesmas wajib memberikan pelayanan yang bermutu,
terjangkau, adil dan merata bagi semua masyarakat.(26)
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok.(27)
2. Fungsi Puskesmas
a. Penyelenggara UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam menjalankan fungsi sebagai penyelenggara UKM,
puskesmas memiliki wewenang antara lain:
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
diperlukan.
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
4) Menggerakan masyarakat untuk mengidentifikasikan dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
37
a. Objek
Berupa bagian, elemen, ataupun variabel
b. Atribut
Menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.
c. Hubungan internal
Hubungan diantara objek-objek didalamnya
d. Lingkungan
Tempat dimana sistem itu berada.(28)
3. Konsep sistem
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan,
masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik
serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang
membentuk sebuah sistem :
a. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), baik hanya satu atau mungkin
banyak. Tujuan inilah yang menjadi motivasi yang akan mengarahkan
sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu
saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.(2)
b. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam
sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat
berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak
tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah,
sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi. Input berupa
komponen – komponen yang membentuk suau kesatuan yang akan
diproses ini, diklasifikasikan berdasar kegunaannya dalam sistem
tersebut, yaitu :
a) Komponen esensial
Merupakan komponen yang penting dan harus ada dalam
menjalankan fungsi dan mencapai tujuan dari sistem tersebut.
b) Komponen aksesoris
40
g. Lingkungan
41
F .Kerangka Teori
Evaluasi Program
STBM
Output:
1. KK BAB di
jamban sehat
2. Desa ODF
3. Fasilitas cuci
tangan pake
43
Input:
1. Sumber Proses :
daya 1. Perencanaan
manusia 2. Pelaksanaan/
(Man) pemicuan
2. Anggaran 3. Pemantauan
(Money) dan evaluasi
3. Metode 4. Penyusunan
(Method) laporan
4. Peralatan
(Machine)
5. Sistem
kebijakan
6. Waktu
(Time)
Umpan balik
Outcome: Effect:
Menurunnya Perubahan
Penyakit pengetahuan,
Diare/penyakit sikap dan
Berbasis perilaku
Lingkungan
lainnya
METODE PENELITIAN
A. Kerangka konsep
Waktu (Time)
1. Input
Input merupakan komponen atau komponen yang diperlukan
a. Sumber daya manusia (Man)
Sumber daya manusia dalam program sanitasi total berbasis
masyarakat adalah petugas atau pelaksana dari program STBM yakni
sanitarian Puskesmas Nangaroro yang telah dilatih menjadi fasilitator
STBM kecamatan
b. Anggaran (Money)
Anggaran merupakan dana yang digunakan dalam seluruh proses
pelaksanaan program STBM yang terkhusus untuk pilar kedua cuci
tangan pakai sabun
c. Metode(Method)
Metode merupakan tata cara yang digunakan dalam pelaksanaan
program STBM. Metode yang digunakan dalam program STBM yaitu
denagn metode pemicuan.
d. Peralatan (Machine)
45
3. Output
Output merupakan hasil pencapaian dari program sanitasi total berbasis
masyarakat pada pilar kedua cuci tangan pakai sabun pada masyarakat
diwilayah kerja Puskesmas Nangaroro. Output dari pilar kedua cuci tangan
46
pakai sabun pada program sanitasi total berbasis masyarakat adalah jumlah
rumah yang memiliki sarana ctps serta perilaku cuci tangan pakai sabun.
fasiitator
STBM
c.ketersediaan adannya Wawanc Adanya Pemega
Peralatan peralatan yang ara dan media yang ng
digunakan untuk observas memperlan program
mempermudah i car Kesehat
dan pelaksaan an
memperlancar program Lingkun
pelaksanaan contoh gan dan
program cuci peralatan tenaga
tangan pakai sarana ctps Kesehat
sabun serta serta an di
menciptakan kendaraan Desa
efisiensi kerja operasioan yang
al telah
dilatih
menjadi
fasiitator
STBM
d.kecukupan Adanya waktu Wawanc Lamanya Pemega
waktu yang telah ara waktu yang ng
direncanakan dibutuhkan program
untuk mencapai untuk Kesehat
kondisi 100 % mencapai an
memiliki sarana kondisi 100 Lingkun
ctps % gan dan
tenaga
Kesehat
an di
Desa
yang
50
telah
dilatih
menjadi
fasiitator
STBM
e.Ketersediaan Adannya aturan Wawanc SOP atau Pemega
sitem Kebijakan tertulis yang ara peraturan ng
Operasional digunakan daerah program
sebagai acuan Kesehat
dalam an
pelaksanaan Lingkun
STBM gan dan
tenaga
Kesehat
an di
Desa
yang
telah
dilatih
menjadi
fasiitator
STBM
f.Adanya metode Adanya jenis wawanc Dokumen Pemega
yang dilakukan metode ara pelaksanaa ng
pelaksanaan/pe n pemicuan program
micuan STBM Kesehat
an
Lingkun
gan dan
tenaga
Kesehat
51
an di
Desa
yang
telah
dilatih
menjadi
fasilitato
r STBM
2 Proses Rangkaian
pelaksanaan
program STBM
mulai dari
perencaan
hingga
penyusunan
laporan
a.adanya Adanya dokumen wawanc Dokumen Sanitaria
perencanaan perencanaan ara Jadwal n
untuk waktu,tempat kegiatan puskes
pelaksanaan dan sasaran mas
program pemicuan
pembentukan
fasilitator tingkat,
advokasi kepada
tokoh
maasyarakat dan
membentuk
forum diskusi
b.adanya Adanya Wawanc Adanya Fasilitat
pelaksanaan/pe pelaksanaan ara dan daftar hadir or STBM
micuan kegiatan observas pemicuan, dan
52
KK keseluruan
b. Jumlah desa Banyaknya desa Data Jumlah Data
yang sudah yang 100 % sekunder Desa STBM
memiliki sarana memiliki sarana
CTPS CTPS
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dibutuhkan peneliti untuk
menunjang dan mendukung data primer.Data sekunder dalam peneitian
evaluasi pelaksanaan pilar kedua pada program sanitasi total berbasis
masyarakat diperoleh dari data monev STBM dan dokumen STBM
Kabupaten Nagekeo
G. Instrumen Penelitian
54
b. Tape recorder
Tape recorder digunakan untuk merekam semua percakapan atau
pembicaraan dengan responden. Penggunaan tape recorder perlu
mendapatkan persetujuan dari responden.
a. Camera
Camera digunakan untuk memotret berlangsungnya proses
pengambilan data. Hal ini meningkatkan terjaminnya keabsahan
penelitian karena sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar melakukan
pengumpulan data.
55
a. Abstraksi data
1) Proses koding
Proses koding merupakan pengkodean atau pemberian
kode/label pada istilah atau kata-kata yang memiliki arti tertentu
dengan tujuan agar dapat menyerdehanakan dan memfokuskan
suatu karakter tertentu dari suatu data.
2) Membuat tema
Membuat tema merupakan hasil akhir dari pembuatan koding
dengan cara menggabungkan atau mengelompokan kata atau
istilah yang telah dilakukan dan membentuk suatu ide yang
bersifat umum.
3) Penulisan memo
Penulisan memo dilakukan selama penyusunan kategori.
Tujuan penulisan memo adalah mencegah agar data telah
disusun tidak hilang dari ingatan peneliti. Memo yang ditlis dapat
berupa kejadian-kejadian yang diamati atau dialami serta
berbagai ide selama penelitian.
b. Melakukan interpretasi data
Interpretasi data merupakan gambaran yang dituliskan peneliti
tentang intisari, berupa kontruksi ide peneliti atau kombinassi dari
berbagai persepsi dari tema atau kategori yang dihasilkan dan
kemudian dihungkan dngan berbagai literatur sebelumnya.
2. Analisis Data
Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi akan dianalisis
secara diskriptif yaitu tentang evalusai pelaksanaan pilar kedua pada
program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di wilayah kerja
Puskesmas Nangaroro. Analisi dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
a. Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis.
b. Membaca keseluruhan data. Dalam proses ini yang perlu diperhatikan
adalah gagasan umum apa yang terkandung dalam perkataan informan,
57
J. Jadwal penelitian
58
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Wawancara
Evaluasi Pelaksanaan Pilar Kedua Pada Program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Nangaroro Tahun 2019
I. Identitas Informan
1. Tanggal wawancara :
61
2. Nomor :
3. Nama :
4. Jenis Kelamin
II. Karakteristik Informan
1. Umur :
2. Pendidikan terakhir :
3. Lama kerja :
4. Jabatan :
III. Pertanyaan
A. Variabel input
1. Tenaga (sumber daya manusia)
a. Apakah tenaga yang menjalankan program
sudah mencukupi?
b. Apakah perna mengikuti pelatihan terkait
program?jika iya pelatihan apa saja
c. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan
program cuci tangan pakai sabun
d. Apa saja tugas dan tanggung jawab dari
masing-massing tenaga didalam
pelaksanaan program
e. Bagaimana tanggapan anda mengenai
kinerja setiap tenaga yang melaksanakan
program
2. Anggaran
a. Apakah tersedia anggaran untuk
pelaksanaan program?
b. Apakah dana yang disediakan mencukupi?
c. Berasal dari mana saja sumber dana untu
melaksanakan program?
d. Untuk keperluan apa saja dana tersebut
dalam pelaksanaan program
e. Apakah dalam pelksanaan program
petugas meminta kontribusi berupa dana
kepada pemerintah kelurahan/desa?
f. Apakah dalam pelksanaan program
petugas meminta kontribusi berupa dana
kepada kepala keluarga?
3. Peralatan
a. Peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan program
62
6. Metode
a. Apakah ada metode yang dilakkukan untuk
pelaksanaan program?
b. Apakah metode yang dilakukan
memperlancar pelaksanaan program?
c. Apakah ada pengarahan dalam setiap
pelaksanaan program?jika ada seperti apa
dan siapa yang memberikan arahan
d. Apakah ada berita acara setiap
pelaksanaan program? Jika iya bagaimana
bentuk dari berita acara tersebut
B. Variable proses
1. Perencanaan
a. Apakah ada prencanaan untuk pelaksanaan
program?
63
C. Output
1. Jumlah sarana
a. Apakah ada peningkatan jumlah sarana
setelah pelaksanaan program?
b. Apakah ada data sebelum dan sesudah
pelaksanaan program?
2. Jumlah desa
a. Apakah ada peningkatan jumlah desa yang
100 % memiliki saran ctps?
b. Apakah ada data jumlah desa yang 100 %
memiliki sarana ctps?
c. Apakah ada perubahan perilaku ctps pada
masyarakat?
64
Lembar observasi pelaksanaan program STBM pilar kedua cuci tangan pakai
sabun di masyarakat wilayah kerja puskesmas Nangaroro Tahun 2020
Hari/Tanggal :
65
Alamat :
Nama KK :
Jumlah jiwa :
Umur :