DISUSUN OLEH :
RETNO TIYASWATI
070117A005
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan
sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Keliat, 2009). Keperawatan
merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan. Sebagai perawat profesional,
perawat harus mampu memberikan perawatan dengan kasih sayang,
perhatian dan rasa hormat terhadap harga diri klien. Sebagai ilmu
pengetahuan, keperawatan merupakan ilmu pengetahuan yang terus
berubah. Untuk dapat bertindak secara profesional, perawat harus dapat
memberikan perawatan secara teliti dan berdasarkan pengetahuan serta
bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain (Potter dan Perry,
2009).
Pada saat perawat melakukan tugasnya, harus sesuai dengan
kewenangan yang dimiliki. Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan
tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standart profesi tenaga kesehatan.
Seorang perawat harus menunjukkan sikap profesionalismenya dalam
menjalankan pekerjaan. Salah satu tugas yang menuntut sikap
profesionalisme seorang perawat adalah bagaimana membangun
komunikasi antar perawat dalam meningkatkan kualitas asuhan pada
pasien melalui timbang terima atau operan pasien antar pergantian shift
jaga perawat (Rifiani, 2013).
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien, bertujuan menyampaikan kondisi atau keadaan secara
umum pasien, menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti
oleh dinas berikutnya. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang
tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan sempurna (Nursalam, 2013).
Operan atau timbang terima merupakan sistim kompleks yang
didasarkan pada perkembangan sosio-teknologi dan nilai-nilai yang
dimiliki perawat dalam berkomunikasi. Operan shift penting untuk
menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam. Operan
pada setiap pergantian shift merupakan periode persiapan perawat yang
telah selesai berdinas pada shift berikutnya saling berkomunikasi untuk
menyampaikan informasi yang berkaitan dengan dinas dan mencocokkan
informasi (Lardner dalam Keliat, 2013).
Ada berbagai macam model operan yaitu model tradisional dan
operan disisi tempat tidur (bedside) yang penerapannya disesuaikan
dengan kondisi masing-masing ruangan. (Achmad, 2012). Operan
tradisional hanya cukup di meja perawat tanpa mengkonfirmasi keadaan
pasien secara langsung. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan dari pasien
dan perawat karena tidak ada komunikasi antara perawat dengan pasien
yang nantinya bermanfaat bagi pelayanan yang dilakukan. (Rina, 2012).
Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan
membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan empati. Ini mencakup
mengetahui kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan
bagaimana mengatakannya
serta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk memeriksa
bahwa pesan telah diterima dengan benar. Meskipun digunakan setiap hari
dalam situasi klinis, keterampilan komunikasi perlu dipelajari,
dipraktekkan dan disempurnakan oleh semua perawat sehingga mereka
dapat berkomunikasi dengan jelas, singkat dan tepat dalam lingkungan
yang serba cepat dan menegangkan. Untuk itu diperlukan pendekatan
sistematik untuk memperbaiki komunikasi tersebut salah satunya dengan
cara komunikasi teknik SBAR. (Rina, 2012).
Pelaksanaan timbang terima (Handover) ini seringkali masih
menjadi permasalahan di setiap Rumah Sakit. Agar pelaksanaan prosedur
timbang terima atau operan pasien yang dilakukan oleh perawat,
dibutuhkan peran kepala ruangan sebagai manajer ruangan dimana salah
satunya fungsi adalah pengarahan. Menurut Keliat (2013), bentuk fungsi
pengarahan kepala ruangan anatara lain adalah operan atau timbang
terima. Fungsi pengarahan ini dilakukan oleh kepala ruangan atau ketua
tim harus dapat mengarahkan stafnya karena implikasi fungsi pengarahan
dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman perawat pelaksana
tentang asuhan keperawatan khususnya pelaksanaan timbang terima.
Sebagai seorang pemimpin, kepala ruangan harus mengetahui
bagaimana mengatur bawahannya dan mampu mempertahankan kualitas
kerja. Pengarahan bisa mencakup penugasan, perintah atau instruksi yang
mudah dimengerti dan diikuti oleh bawahannya agar tujuan organisasi
khususnya asuhan keperawatan dapat tercapai dengan baik. Khusus pada
pelaksanaan timbang terima, dengan adanya pengarahan yang baik
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam menjalin
komunikasi antar perawat dan pemahaman tentang pentingnya timbang
terima akan semakin baik (Kurniadi, 2013).
B. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Bagi RSJ dr. Arif Zainudin Surakarta, hasil observasi ini dapat
dijadikan sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan
dalam mengefektifkan pelayanan rumah sakit pada seluruh
masyarakat khususnya pelayanan keperawatan.
2. Bagi keperawatan
Hasil observasi ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang kurang optimalnya penerapan operan shift jaga atau
handover, sehingga dapat diperbaiki dan ditingkatkan demi
mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu.
3. Bagi perawat
Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar
perawat
Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara
paripurna dan meminimalkan terjadinya kesalahan
tindakan.
4. Bagi mahasiswa praktek Profesi Ners
Hasil observasi ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
kontribusi dalam upaya mengkaji lebih dalam tentang bagaimana
efektivitas fungsi pengarahan dan pelaksanaan timbang terima.
URAIAN TUGAS
A. Sasaran
Kepala Ruang, Ketua Tim, dan Perawat pelaksana di Ruang Sadewa RSJD
dr, Arif Zainudin Surakarta
B. Stategi Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan yang digunakan adalah:
1. Mendiskusikan dengan Kepala Ruang dan Ketua Tim tentang
penyebab tidak optimalnya operan
2. Meresosialisasikan tentang pentingnya adanya operan yang optimal di
Ruang Sadewa
C. Alat dan Bahan
Materi Operan
D. Pengorganisasian dan Uraian Tugas
Penanggungjawab : Retno Tiyaswati
Tugas : Bertanggung jawab atas terlaksananya
resosialisasi tentang adannya operan di Ruang
Sadewa
E. WaktuPelasanaan
Hari/tanggal : 21 Desember 2017
Tempat : Ruang Sadewa
F. Setting Tempat
Keterangan
Penanggungjawab
Peserta
Fasilitator
G. Susunan Acara
Tahap Kegiatan Waktu
Bedside
1. Kepala ruangan memimpin ronde ke tempat tidur pasien
2. Validasi data pasien.
Nurse Station
1. Kepala ruangan merangkum informasi operan, memberikan umpan
balik dan saran tidak lanjut.
2. Menutup operan (doa dan bersalaman).
Nurse Station
Ketua Tim/Penanggung Jawab mulai kegiatan pre-conference bersama
anggota tim/perawat pelaksana.
.
I. Mekanisme Kegiatan Operan
Asuhan Operan
Keperawatan Shift Pagi Shift Sore Shift Malam
Masalah Keperawatan
S: S: S:
Data Fokus O: O: O:
(Subyektif & Obyektif) A: A: A:
P: P: P:
PP Sore: PP Pagi:
PP Malam:
Karu: Karu:
K. Komunikasi SBAR
Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang
logis untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang
lain secara akurat dan efisien. Komunikasi dengan menggunakan alat
terstruktur SBAR untuk mencapai keterampilan berfikir kritis serta
menghemat waktu. (Rina, 2012)
Konsep SBAR
Menurut Rina, 2012 konsep SBAR yaitu sebagai berikut;
1. S (situation) Situation merupakan kondisi terkini yang sedang terjadi
pada pasien.
Mengidentifikasi diri, unit, pasien, dan nomor kamar.
Nyatakan masalah secara singkat: apa, kapan dimulai, dan tingkat
keparahan.
2. B (background)
Sediakan informasi latar belakang yang sesuai dengan situasi, meliputi:
o Daftar pasien
o Nomor medical record
o Membuat diagnosa dan tanggal pendiagnosaan
o Daftar obat terkini, alergi, dan hasil labor.
o Hasil terbaru tanda-tanda vital pasien
o Hasil labor, dengan tanggal dan waktu pengambilan serta hasil dari
tes labor sebagai pembanding
o Informasi klinik lainnya
o Background merupakan informasi penting tentang apa yang
berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
3. A (assessment/pengkajian)
Assessment merupakan hasil pengkajian dari kondisi pasien yang terkini
4. R (recommendation)
Recommendation merupakan apa saja hal yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien pada saat ini.
L. SBAR Model
Menurut Rina, 2012;
Komunikasi menjadi efektif dan efisien
Menawarkan sebuah cara yang simple untuk standart komunikasi dengan
menggunakan 4 elemen umum
Mencerminkan umum dan nursing process
Membuat bahasa yang umum