Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG SERAH TERIMA (HAND OVER)

D
I
S
U
S
U
N
Oleh

Kelompok 1 :

1. SURURIN MAUDHUNAH 160204013


2. BIKA UTAMI 160204008
3. MERI NATALIA SIMARE-MARE 160204033
4. RYZA TIARA 160204006
5. ANDI SAHPUTRA 160204054

DOSEN PEMBIMBING: Ns. Eva Kartika Hasibuan, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kasih dan karunia Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah “MAKALAH TENTANG
SERAH TERIMA (HAND OVER)”

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran


dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing atas arahan dalam pembuatan makalah ini. Kami juga
tidak lupa berterimakasih kepada semua pihak atas bantuan, dukungan dan doa nya.

Pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Untuk itu kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini, masih banyak kelemahan dan kekurangan.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih

Penyusun

(Kelompok 1)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Dan menurut (Swanburg, 2000) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni
tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. (Keliat, 2016).

Dalam kegiatan asuhan keperawatan di butuhkan yaitu kemahiran dalam


berkomunikasi, dan komunikasi yang baik itu mudah di mengerti, singkat, jelas.
Komunikasi juga sangat perlu saat melakukan segala hal dalam kegiatan sehari-hari
perawat dalam tindakan keperawatan maupun dalam bentuk Operan. Dalam operan
ini lah sering terjadi kekeliruan ataupun kesalahpahaman informasi, dan disinilah
perawat sangat di butuhkan dalam kemahiran berkomunikasi.

Pada saat operan antar perawat, diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang
kebutuhan pasien, intervensi yang sudah dan yang belum dilaksanakan, serta
respons yang terjadi pada pasien. Perawat melakukan operan bersama dengan
perawat lainnya dengan cara berkeliling ke setiap pasien dan menyampaikan kondisi
pasien secara akurat di dekat pasien. Cara ini akan lebih efektif dari pada harus
menghabiskan waktu orang lain sekedar untuk membaca dokumentasi yang telah
kita buat, selain itu juga akan membantu perawat dalam menerima operan secara
nyata. (Nursalam, 2015).

Ada berbagai macam model operan yaitu model tradisional dan operan disisi
tempat tidur (bedside) yang penerapannya disesuaikan dengan kondisi masing-
masing ruangan. (Achmad, 2016). Operan tradisional hanya cukup di meja perawat
tanpa mengkonfirmasi keadaan pasien secara langsung. Hal ini menyebabkan
ketidakpuasan dari pasien dan perawat karena tidak ada komunikasi antara perawat
dengan pasien yang nantinya bermanfaat bagi pelayanan yang dilakukan. (Rina,
2016).

Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan


membutuhkan   pengetahuan, keterampilan dan empati. Ini mencakup mengetahui
kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan bagaimana mengatakannya
serta  memiliki  kepercayaan  diri  dan  kemampuan untuk memeriksa bahwa pesan
telah diterima dengan benar. Meskipun digunakan setiap hari dalam situasi klinis,
keterampilan komunikasi perlu dipelajari, dipraktekkan dan disempurnakan oleh
semua perawat sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan jelas, singkat dan
tepat dalam lingkungan yang serba cepat dan menegangkan. Untuk itu diperlukan
pendekatan sistematik untuk memperbaiki komunikasi tersebut salah
satunya  dengan cara komunikasi teknik  SBAR. (Rina, 2016).

Komunikasi Situasion Background Assessment Recommendation (SBAR) dalam


dunia kesehatan dikembangkan oleh pakar Pasien  Safety dari Kaiser Permanente
Oakland California untuk membantu komunikasi antara dokter dan perawat.
Meskipun komunikasi SBAR di desain untuk kumunikasi dalam situasi beresiko
tinggi antara perawat dan dokter, teknik SBAR juga dapat digunakan untuk berbagai
bentuk operan tugas, misalnya operan antara perawat. Di Kaiser tempat asalnya,
teknik SBAR tidak hanya digunakan untuk operan tugas antara klinis tapi juga untuk
berbagai laporan oleh pimpinan unit kerja, mengirim pesan via email atau voice
mail serta bagian IT untuk mengatasi masalah (JCI, 2010 dalam Penelitian Rina,
2016).

1.2 Tujuan
1.      Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapat
pengetahuan tentang Operan/handover dalam melakukan Asuhan Keperawatan.

2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui pengertian dari Operan
b.      Untuk mengetahui Prosedur Operan
c.       Untuk mengetahui hal-hal yang diperhatikan dalam Operan
d.      Untuk mengetahui Komunikasi SBAR
e.       Untuk mengetahui prosedur SBAR dalam Operan

1.3 Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini bermanfaat bagi seorang Perawat, Pasien,
Pendidikan dan Mahasiswa.

1.      Manfaat bagi Perawat


a.       Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
b.      Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat
c.       Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan
d.      Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna dan
meminimalkan terjadinya kesalahan tindakan.

2.      Manfaat bagi Pasien


a.       Pasien dan keluarga menjadi lebih nyaman.
b.      Pasien dan keluarga dapat menyampaikan masalah secara langsung bila
ada yang belum terungkap.
3.      Manfaat bagi Pendidikan
a.       Memiliki mahasiswa/i yang berkompeten
b.      Meningkatkan derajat pendidikan khususnya keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Operan/Handover


Operan merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada perkembangan sosio-
teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam berkomunikasi. Operan shif
berperan penting dalam menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24
jam (Kerr, 2002). Tujuan komunikasi selama operan adalah untuk membangun
komunikasi yang akurat, reliabel, tentang tugas-tugas yang akan dilanjutkan oleh
staf pada shif berikutnya agar layanan keperawatan bagi pasien berlangsung aman
dan efektif, menjaga keamanan, kepercayaan, dan kehormatan pasien, mengurangi
kesenjangan dan ketidak akuratan perawatan, serga memberi kesempatan perawat
meninggalkan pelayanan langsung. (Achmad, dkk, 2016).

Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Operan pasien harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang
tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum
dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus
akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Operan dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat
primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan.
(Nursalam, 2015).

Menurut Keliat, 2009. Operan adalah komunikasi dan serah terima pekerjaan
antara shift pagi , sore dan malam. Operan dari shif malam ke shif pagi dan dari shif
pagi ke shif sore dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan dari shif sore ke
shif malam dipimpin oleh penanggung jawab shif sore.

2.2 Proses Handover / Standart Operasional

STANDARD OPERASIONAL PPROSEDURE


POST CONFERENCE KEPERAWATAN

Definisi Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik


sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien. Conferensi merupakan pertemuan tim yang
dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum
atau setelah melakukan operan dinas, pagi, sore atau
malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan
pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan di
tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi
gangguan dari luar.

Tujuan post conference adalah untuk memberikan


kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.

Syarat pelaksanaan a. Post conference dilakukan sesudah pemberian


asuhan keperawatan
b. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya
tentang keadaan pasien, perencanaan tindakan
rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala
ruangan, ketua tim dan anggota tim

Pelaksanaan a. Adapun panduan bagi Perawat pelaksana dalam


melakukan konferensi adalah sebagai berikut:
(Ratna Sitorus, 2006).
b. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah
dilakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai
dengan jadwal perawatan pelaksana.
c. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA
dalam timnya masing – masing.
d. Penyampaian perkembangan dan masalah klien
berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi
klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
2.3  Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan
1.    Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift
2.    Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP)
3.    Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
4.    Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5.    Operan harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6.    Pada saat Operan di kamar pasien, mengunakan volume suara yang cukup
sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien.
Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didekat
pasien.
7.    Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan
di nurse station.

2.4 Format Operan

FORMAT OPERAN PENDERITA


Nama Pasien : Kamar :
Umur : Dx. Medis :
Tanggal :

Asuhan Operan
Keperawatan Sift Pagi Sift Sore Sift Malam

Masalah Keperawatan

S: S: S:
Data Fokus O: O: O:
(Subyektif & Obyektif) A: A: A:
P: P: P:

Intervensi yang sudah


Dilakukan

Intervensi yang belum


Dilakukan

Hal-hal yang perlu di


Perhatikan (Lab, Obat,-
Advis Medis)

Tanda Tangan PP PP Pagi: PP Sore: PP Malam:


PP Sore: PP Malam: PP Pagi:

Karu: Karu:

2.5 Komunikasi SBAR


Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis untuk
mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan
efisien. Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur SBAR untuk mencapai
keterampilan berfikir kritis serta menghemat waktu. (Rina, 2015)

2.6 Konsep SBAR


Menurut Rina, 2012 konsep SBAR yaitu sebagai berikut;
1.    S (siuation) Situation merupakan kondisi terkini yang sedang terjadi pada
pasien.
a) Mengidentifikasi diri, unit, pasien, dan nomor kamar.
b) Nyatakan masalah secara singkat: apa, kapan dimulai,  dan tingkat
keparahan.
2.    B (background)
Sediakan informasi latar belakang yang sesuai dengan situasi, meliputi:
a) a). Daftar pasien
b) Nomor medical record
c) Membuat diagnosa dan tanggal pendiagnosaan
d) Daftar obat terkini, alergi, dan hasil labor.
e) Hasil terbaru tanda-tanda vital pasien
f) Hasil labor, dengan tanggal dan waktu pengambilan serta hasil dari tes
labor sebagai pembanding
g) Informasi klinik lainnya
h) Background merupakan informasi penting tentang apa yang berhubungan
dengan kondisi pasien terkini.
3.    A (assessment/pengkajian)
Assessment merupakan hasil pengkajian dari kondisi pasien yang terkini
4.    R (recommendation)
Recommendation merupakan apa saja hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah pasien pada saat ini.

2.7 SBAR Model


Menurut Rina, 2012;
1.    Komunikasi menjadi efektif dan efisien
2.    Menawarkan sebuah cara yang simple untuk standart komunikasi dengan
menggunakan 4 elemen umum
3.    Mencerminkan umum dan nursing process
4.    Membuat bahasa yang umum

2.8 Laporan Kondisi Pasien Antar Shift DinaS (Dengan SBAR)


Menurut (Rina, 2012) Sebelum Operan pasien :
1.    Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
2.    Kumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan kondisi pasien yang
akan dilaporkan
3.    Pastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus
dilanjutkan
4.    Baca & pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian perawat shif
sebelumnya.
5.    Siapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian
BAB III
SKENARIO OPERAN

3.1 Pemeran
Karu         : Andi sahputra
Katim       : bika utami

Perawat Sift Malam:


1.      meri natalia simare-mare
2.      ryza tiara

Perawat Sift Pagi:


1.      bika utami
2.      sururin maudhunah

3.2  Naskah Drama Operan


Pagi pukul 7.45 wib, tiba lah perawat Sift Pagi beserta Karu,
Perawat Pagi        : Assalamualaikum,,
Perawat malam     : Walaikumsalam
Bika          : ehh,, sudah datang...
Sururin            : iya, , , alhamdulillah tepat waktu...
Andi       : yasudah, letakkan dulu tasnya di ruang...
bika            : baiklah,,

Detik-detik Proses Operan pun tiba pada jam 08.00 Wib, setelah lengkap Karu, Katim
dan perawat shift pagi datang...
Karu         : (melihat jam) sudah jam 08.00 nih, sudah waktunya operan sift
malam dengan shift pagi...
Andi       : baik pak,, mari kita mulai saja operan pagi ini
Karu         : yasudah, langsung saja...
Assalamualaikum,,, (membuka acara operan)
Sebelum memulai operan ini alangkah baiknya kita berdoa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.. do’a dimulai... selesai...
Baik, untuk Pj malam, bg Surya bisa disampaikan laporan pagi ini,.silahkan...
Andi        : baik, terimakasih..
Untuk operan pagi ini ada 4 pasien.. nah dari ke empat ini ada 2 pasien baru.. di kamar 3
& 4...
Pasien Pertama (PJ Andi)
S :         Tn. F (49 Tahun)
        Kamar 1
        Dx: Asma
        Keadaan komposmetis
        Klien masih sesak napas
        Pernapasan cuping hidung
        Pernapasan cepat
        Terdapat sekret yang kental

B :         Telah diberikan terapi O2 2 liter


        Telah diberikan terapi nebulizar

A :         Pemeriksaan TTV
o   TD : 130/90 mmHg
o   P : 80 x/m
o   R : 30 x/m
o   T : 37 oC
        Diet M2
20 tts
        Terapi IVFD RL  /m

R :         Lakukan pemeriksaan TTV setiap 5 jam


        Lakukan pemberian terapi nebulizer 12 x/j
        Pantau pemberian Terapi O2

Bika        : ada yang perlu di cek bg? cek sputum?


Andi       : tidak ada ratih,,
sururin     : masih sering sesak bapak ini?
andi        : bapak ini masih sesak,, jadi terapi O2 nya tolong nanti di pantau.
sururin     : oh iyaa bg..

Pasien Kedu (PJ andi)


S :         Tn. B (40 Tahun)
        Kamar 2
        Dx: GE
        Pasien mengatakan badannya masih lemas
        Turgor kulit jelek

B :         Kekurangan cairan
20tts
        Telah diberikan terapi IVFD RL  /m

A :         Pemeriksaan TTV
o   TD : 130/80 mmHg
o   P : 80 x/m
o   R : 22 x/m
o   T : 36 oC
        Diet M2

R :         Lanjutkan pemberian terapi IVFD RL 20tts/m


        Diet M2
bika            : bapak ini ada muntah bang?
Andi        : ada tadi malam.. pantau intake & output nya yaa..

Pasien Ketiga (Perawat ryza)


S :         Tn. I (48 Tahun)
        Kamar 3
        Dx: Post Ob Debridemen et DM + selulitas pada lengan
atas sebelah kiri.

B :         Hb 10
        KGD 145

A :         Pemeriksaan TTV
o   TD : 120/90 mmHg
o   P : 70 x/m
o   R : 22 x/m
o   T : 37 oC
        Diet M2
        Urine pekat

R :         Cek Hb
        Kontrol intake & output
        Kontrol TTV setiap 3 jam
        Cek KGD setiap 2 jam

bika            : iya bg,,Hb terakhir berapa td kak yul ?


meri          : terakhir HB nya 10, cek Hb nya lagi nanti jangan lupa.
bika            : baik kak,,,

Pasien Keempat (perawat yuli)


S :         Tn. S (35 Tahun)
        Kamar 4
        Dx: Hepatitis
        Pasien lemas, kurang nafsu makan
        Kelihatan kuning

B :         Bilirubin 2,1 mg/dl (N= 0,1 – 1,2 mg/dl)


        Tidak memiliki riwayat alergi

A :         Pemeriksaan TTV
o   TD : 110/90 mmHg
o   P : 60 x/m
o   R : 24 x/m
o   T : 36,7 oC
        Diet M2
20 tts
        Terapi IVFD RL  /m
R :         Cek Bilirubin
        Cek Hb

meri     : ini HB nya berapa kak?


bika       : hasilnya belum keluar, nanti di ambil ya..
Baik,, itu saja.. ada yang kurang jelas ???
bika     : ya sudah, sudah...
andi        : langsung aja kepasiennya.. bawa statusnya
sururin        : (kamar 1-4) siang bapak,, kami mau operan, ini teman saya
  Ratih, Muksal dan ria yang nanti akan merawat bapak sampai jam
  14.00 siang.. dan ada juga Karu di pagi ini pak, ini pak Fajar.
ryza        : baik,, sudah selesai,
andi         : mari kita kembali keruangan...
Dan penandatangani hasil operan dinas malam.. selanjutnya.....
andi         : operannya sudah selesai, pasti sudah lengkap semua. Nah bagi
yang dinas pagi selamat bertugas. Dan yang shift malam kalau mau pulang silahkan,
dan yang lain menyesuaikan. Dan sebelum mengakhiri hasil operan ini,, kita berdo’a
dulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing, supaya selamat sampai tujuan,
berdo’a dimulai.. berdo’a selesai..
untuk acara selanjutnya, silahkan untuk menyesuaikannya masing-masing.. terimakasih
assalamualaikum..
Perawat    : Walaikumsalam..
Ryza & meri: kalau begitu kami pulang dulu ya.. assalamualaikum...
Perawat    : walaikumsalam..
bika        : iya, hati-hati dijalan..
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Rostandi Purba, Juli. Achmad fathi. 2016. Jurnal Gaya Kepemimpinan
dan   Manajemen Koflik Kepala Ruangan di Instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik
Medan
Rina. 2016. Tesis...
Sugiharto, A. S, Dkk. 2016. Manajemen Keperawatan Aplikasi MPKP di Rumah
Sakit. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai