Anda di halaman 1dari 26

TIMBANG TERIMA (OPERAN)

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen


Dengan Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

Taufiq Ginajar 220110166102

Teguh Muhammad R 220110166138

Tina Lestari 220110166048

Toni Arisandi 220110166020

Trisna Rosanti 220110166120

Widi Naluri Arti 220110166028

Widia Ayu Novianti 220110166062

Yolanda 220110166017

Yulpiana Arunita 220110166065

Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran


Jalan Proklamasi No.5 Telp (0262) 232212 Tarogong Kidul
Kabupaten Garut
2019
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya karena penulis masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah manajemen keperawatan yaitu
membuat makalah dengan judul “timbang terima atau operan “ Sebelumnya
kami ucapkan terima kasih kepada Bapak H.Kosim S.Kep.,Ners M.M.,.karena
telah memberikan bimbingannya terkait dengan makalah ini dan kepada semua
pihak yang telah berkontribusi sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik yang
membangun dan bimbingan dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua dan dapat
memberikan informasi bagi para pembaca.

Garut, September 2019

Penulis

ii
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi terhadap Berbagai informasi mengenai
perkembangan pasien antar profesi kesehatan di rumah sakit
merupakan komponen yang fundamental dalam perawatan
pasien (Riensenberg 2010)
Menurut Alvarado, et al (2006), ketidak akuratan
informasi dapat menimbulkan dampak yang serius pada pasien,
dari data yang didapat hampir 70% kejadian sentinel yaitu
kejadian yang mengakibatkan kematian atau cidera yang serius
dirumah sakit yang disebabkan karena buruknya komunikasi .
Pernyataan yang sama diungkapkan Angood (2007)
dimana berdasarkan hasil kajian data terhadap adanya adverst
event ,near miss dan santrial event dirumah sakit masalah yang
utama adalah komunikasi
Komunikasi berbagai macam informasi yang diberikan
oleh perawat dalam pertukaran shift yang lebih dikenal dengan
timbang terima (handover) sangat membantu dalam perawatan
pasien Alvarado, et al (2006).
Timbang terima pasien adalah salah satu bentuk
komunikasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien. Timbang terima pasien dirancang sebagai salah
satu metode untuk memberikan informasi yang relevan pada tim
perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik
memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan

ii
4

pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas


pelayanan (Rushton, 2010).
Timbang terima/operan adalah transfer tentang informasi
(termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan
perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang
pertanyaan, klasifikasi, konfirmasi tentang pasien, tanggung jawab utama
dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan
melanjutkan perawatan (Rushton, 2010).
Menurut (AHHA 2009) salah satu manfaat dari timbang
terima adalah Peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang
berkelanjutan.
Salah satu metode komunikasi yang saat ini dipakai adalah adalah
komunikasi SBAR ( situasion, bayground, assesmen, recommendation)
metode komunikasi tersebut menyediakan cara yang efektif,efisien,dan
sederhana untuk menyampaikan informasi, penelitian efektifitas
dokumentasi SBAR yang dilakukan Karima Velji (2010) mendapatkan
hasil dimana penggunaan dokumentasi SBAR memiliki potensi untuk
meningkatkan komunikasi tim interpersonal dalam konteks rehabilitasi
dan merupakan kontribusi berharga dalam praktek keselematan

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian timbang terima (operan) ?
2. Apa tujuan timbang terima (operan) ?
3. Apa manfaat timbang terima (operan) ?
4. Apa saja prinsip-prinsip timbang terima (operan) ?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi timbang terima
(operator) ?
6. Apa saja jenis-jenis timbang terima (operan) ?
7. Bagaimana proses timbang terima (operan) ?
8. Bagaimana alur timbang terima (operan) ?
9. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam timbang terima

ii
5

(operan) ?
10. Bagaimana renstra timbang terima (operan) ?
11. Bagaimana format operan penderita ?
12. Apa yang dimaksud komunikasi SBAR ?
13. Bagaimana konsep SBAR ?
14. Apa saja model SBAR ?
15. Bagaimana laporan kondisi pasien antar shift dinas (dengan
SBAR) ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui konsep timbang terima atau
operan pasien

2. Tujuan khusus

1. Mahasiswa mengetahui pengertian timbang terima (operan)


2. Mahasiswa mengetahui tujuan timbang terima (operan)
3. Mahasiswa mengetahui manfaat timbang terima (operan)
4. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip-prinsip timbang terima (operan)
5. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbang terima
(operator) ?
6. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis timbang terima (operan)
7. Mahasiswa mengetahui timbang terima (operan)
8. Mahasiswa mengetahui alur timbang terima (operan)
9. Mahasiswa mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam timbang
terima (operan)
10. Mahasiswa mengetahui renstra timbang terima (operan)
11. Mahasiswa mengetahui format operan penderita
12. Mahasiswa mengetahui komunikasi SBAR
13. Mahasiswa mengetahui model SBAR

ii
6

14. Mahasiswa mengetahui laporan kondisi pasien antar shift dinas (dengan
SBAR)

ii
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Timbang Terima (Operan)


Menurut Australian Medical Association/AMA (2006), timbang
terima merupakan pengalihan tanggung jawab profesional dan
akuntabilitas untuk beberapa atau semua aspek perawatan pasien, atau
kelompok pasien, kepada orang lain atau kelompok profesional secara
sementara atau permanen.
Operan merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada
perkembangan sosio-teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam
berkomunikasi. Operan shif berperan penting dalam menjaga
kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam (Kerr, 2002).

Menurut Keliat, 2009. Operan adalah komunikasi dan serah terima


pekerjaan antara shift pagi , sore dan malam. Operan dari shif malam ke
shif pagi dan dari shif pagi ke shif sore dipimpin oleh kepala ruangan,
sedangkan operan dari shif sore ke shif malam dipimpin oleh penanggung
jawab shif sore.
Timbang terima/operan adalah transfer tentang informasi
(termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan
perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan,
klasifikasi, konfirmasi tentang pasien, tanggung jawab utama dan
kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan
melanjutkan perawatan (Rushton, 2010).
Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Operan pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan

ii
8

sempurna. Operan dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada


perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara
tertulis dan lisan. (Nursalam, 2011).
Nursalam (2016) menjelaskan bahwa timbang terima atau
handover adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu
laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat itu.

B. Tujuan Timbang Terima (Operan)


Menurut Nursalam (2012) tujuan dilaksanakan timbang terima adalah:
1. Mengomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi
yang penting. Cara berkomunikasi dapat dilakukan dengan SBAR.
2. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
3. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan
dalam asuhan keperawatan kepada pasien.
4. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak
lanjuti oleh perawat dinas berikutnya.
5. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

C. Manfaat Timbang Terima (Operan)


Manfaat timbang terima menurut AHHA (2009) adalah:
1. Peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang berkelanjutan.
Misalnya, penyediaan informasi yang tidak akurat atau adanya
kesalahan yang dapat membahayakan kondisi pasien.
Selain mentransfer informasi pasien, timbang terima juga merupakan
sebuah kebudayaan atau kebiasaan yang dilakukan oleh perawat.
Timbang terima mengandung unsur-unsur kebudayaan, tradisi, dan
kebiasaan. Selain itu, timbang terima juga sebagai dukungan terhadap
teman sejawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
selanjutnya.

ii
9

2. Timbang terima juga memberikan “manfaat katarsis” (upaya untuk


melepaskan beban emosional yang terpendam), karena perawat yang
mengalami kelelahan emosional akibat asuhan keperawatan yang
dilakukan bisa diberikan kepada perawat berikutnya pada pergantian
dinas

D. Prinsip-Prinsip Timbang Terima (Operan)


Friesen, White dan Byers (2009) memperkenalkan enam standar prinsip
timbang terima pasien, yaitu :
1. Kepemimpinan dalam timbang terima pasien Semakin luas proses
timbang terima (lebih banyak peserta dalam kegiatan timbang terima),
peran pemimpin menjadi sangat penting untuk mengelola timbang
terima pasien di klinis. Pemimpin harus memiliki pemahaman yang
komprehensif dari proses timbang terima pasien dan perannya sebagai
pemimpin. Tindakan segera harus dilakukan oleh pemimpin pada
eskalasi pasien yang memburuk.
2. Pemahaman tentang timbang terima pasien
Mengatur sedemikian rupa agar timbul suatu pemahaman bahwa
timbang terima pasien harus dilaksanakan dan merupakan bagian
penting dari pekerjaan sehari-hari dari perawat dalam merawat pasien.
Memastikan bahwa staf bersedia untuk menghadiri timbang terima
pasien yang relevan untuk mereka. Meninjau jadwal dinas staf klinis
untuk memastikan mereka hadir dan mendukung kegiatan timbang
terima pasien. Membuat solusi-solusi inovatif yang diperlukan untuk
memperkuat pentingnya kehadiran staf pada saat timbang terima
pasien.
3. Peserta yang mengikuti timbang terima pasien
Mengidentifikasi dan mengorientasikan peserta, melibatkan mereka
dalam tinjauan berkala tentang proses timbang terima pasien.
Mengidentifikasi staf yang harus hadir, jika memungkinkan pasien
dan keluarga harus dilibatkan dan dimasukkan sebagai peserta dalam
kegiatan timbang terima pasien. Damultidisiplin, timbang terima

ii
10

pasien harus terstruktur dan memungkinkan anggota dalam tim


multiprofesi hadir untuk pasiennya yang relevan.
4. Waktu timbang terima pasien
Mengatur waktu yang disepakati, durasi dan frekuensi untuk timbang
terima pasien. Hal ini sangat direkomendasikan, dimana strategi ini
memungkinkan untuk dapat memperkuat ketepatan waktu. Timbang
terima pasientidak hanya pada pergantian jadwal kerja, tapi setiap kali
terjadi perubahan tanggung jawab misalnya ketika pasien diantar dari
bangsal ke tempat lain untuk suatu pemeriksaan. Ketepatan waktu
timbang terima sangat penting untuk memastikan proses perawatan
yang berkelanjutan, aman dan efektif.
5. Tempat timbang terima pasien
Sebaiknya, timbang terima pasien terjadi secara tatap muka dan di sisi
tempat tidur pasien. Jika tidak dapat dilakukan, maka pilihan lain
harus dipertimbangkan untuk memastikan timbang terima pasien
berlangsung efektif dan aman. Untuk komunikasi yang efektif,
pastikan bahwa tempat timbang terima pasien bebas dari gangguan
misalnya kebisingan di bangsal secara umum atau bunyi alat
telekomunikasi.

E. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Timbang Terima (Operator)


Menurut Agustin, Wijaya, & Habibi 2014 :
1. Faktor Penghambat
a. Faktor penghambat
b. Hambatan komunikasi
c. Masalah yang berhubungan dengan standar
d. Ketersediaan sumber daya
e. Faktor lingkungan
f. Efektifitas waktu
g. Kesulitan yang berhubungan dengan kompleksitas keadaan pasien
h. Pendidikan dan pelatihan yang kurang serta faktor individu
2. Faktor pendukung

ii
11

a. Ketrampilan komunikasi
b. Strategi/standar timbang terima
c. Penggunaan teknologi
d. Dukungan lingkungan
e. Pendidikan dan pelatihan
f. Keterlibatan staf serta kepemimpinan

F. Jenis-Jenis Timbang Terima (Operan)


Menurut Hughes (2008) beberapa jenis timbang terima pasien yang
berhubungan dengan perawat, antara lain:
Timbang terima pasien antar dinas
1. Metode timbang terima pasien antar dinas
Dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, antara lain
secara lisan, catatan tulisan tangan,dilakukan di samping tempat tidur
pasien, melalui telepon atau rekaman, nonverbal, dapat menggunakan
laporan elektronik, cetakan computer atau memori.
2. Timbang terima pasien antar unit keperawatan
Pasien mungkin akan sering ditransfer antar unit keperawatan selama
mereka tinggal di rumah sakit.
3. Timbang terima pasien antara unit perawatan dengan unit pemeriksaan
diagnostik.
Pasien sering dikirim dari unit keperawatan untuk pemeriksaan
diagnostik selama rawat inap. Pengiriman unit keperawatan ke tempat
pemeriksaan diagnostik telah dianggap sebagai kontributor untuk
terjadinya kesalahan.
4. Timbang terima pasien antar fasilitas kesehatan
Pengiriman pasien dari satu fasilitas kesehatan ke fasilitas yang lain
sering terjadi antara pengaturan layanan yang berbeda. Pengiriman
berlangsung antar rumah sakit ketika pasien memerlukan tingkat
perawatan yang berbeda.
5. Timbang terima pasien dan obat-obatan

ii
12

Kesalahan pengobatan dianggap peristiwa yang dapat dicegah,


masalah tentang obat-obatan sering terjadi, misalnya saat mentransfer
pasien, pergantian dinas, dan cara pemberitahuan minum obat sebagai
faktor yang berkontribusi terhadap kesalahan pengobatan dalam
organisasi perawatan kesehatan.

G. Proses Timbang Terima (Operan)


Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan 5 menit Ners station PPdan PA
setiap pergantian shift/ operan
2. Prinsip timbang terima semua
pasien baru masuk dan pasien
yang dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang
memiliki permasalahan belun/
dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih
lanjut
3. PP menyampaikan timbang
terima pada PP berikutnya, hal
yang perlu disampaikan dalam
timbang terima:
4. Jumlah pasien
5. Identitas klien dan diagnosis
medis
6. Data (keluhan/ subjektif dan
objektif)
7. Masalah keperawatan yang
masih muncul
8. Intervensi keperawatan yang
belum dilaksanakan (secara
umum).
9. Intervensi kolaboratif dan
dependen.
10. Rencana umum dan persiapan
yang perlu dilakukan
(persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang, dll).
Pelaksanaan 1. Kedua kelompok dinas sudah 20 menit Ners station KARU, PP
siap (shift jaga) dan PA
2. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan.
3. Kepala ruang membuka acara
timbang terima.

ii
13

4. Perawat yang melakukan


timang terima dapat
melakukan klarifikasi, tanya
jawab, dan melakukann
validasi terhadap hal-hal yang
telah ditimbang terimakan an
berhak menanyakan mengenai
hal-hal yang kurang jelas.
5. Kepala ruangan/ PP
menanyakan kebutuhan dasar
pasien
6. Penyampaian yang jelas,
singkat, dan padat.
7. Perawat yang melaksanakan
timbang terima mengkaji
secara penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan, dan
tindakan yang telah/ belum
dilaksanakan serta hal-hal
penting lainnya selama masa
perawatan.
8. Hal-hal yang sifatnya khusus
dan memerlukan perincian
yang matang sebaiknya dicatat
secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada
petugas berikutnya.
9. Lama timbang terima hntuk Ruang
tiap pasien tidak lebih dari perawatan
lima menit kecuali pada
kondisi khusus dan
memerlukan keterangan yang
rumit
1. Diskusi. 5 menit Ners station KARU, PP
2. Pelaporan untuk timbang dan PA
terima dituliskan secara
langsung pada format timbang
terima yang ditandatangani
oleh PP yang jaga saat itu dan
PP yang jaga berikutnya
diketahui oleh kepala ruang.
3. Ditutup oleh kepala ruang

H. Alur Timbang Terima (Operan)


Alur dan format pedoman operan di ruang MPKP menurut
(Achmad, dkk., 2012) adalah sebagai berikut:

ii
14

Nurse Station:
1. Operan dipimpin kepala ruangan
2. Ketua Tim melaporkan secara verbal dan tertulis kondisi pasiennya
berdasarkan dokumentasi keperawatan.
3. Ketua Tim/Penanggung jawab sif dan perawat pelaksana dalam tim
mencatat hariannya
4. Proses klasifikasi informasi.

Bedside
1. Kepala ruangan memimpin ronde ke tempat tidur pasien
2. Validasi data pasien.

Nurse Station
1. Kepala ruangan merangkum informasi operan, memberikan umpan balik dan
saran tidak lanjut.
2. Menutup operan (doa dan bersalaman).

Nurse Station
Ketua Tim/Penanggung Jawab mulai kegiatan pre-conference bersama
anggota tim/perawat pelaksana.

I. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Timbang Terima (Operan)


Menurut (Nursalam, 2012) :
1. Dilaksanakan tepat waktu pergantian shif.
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau pergantian jawab pasien (PP).
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat,
sistematis, dan menggambarkan kondisi pasien
saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Operan (handover) harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat operan di kamar pasien, menggunakan volume
suara yang cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak
mendengar sesuatu yang rahasia bagi pasien. Sesuatu
yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan
secara langsung didekat pasien.

ii
15

7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien


terkejut dan syok sebaiknya dibicarakan di
nurse station.

J. Renstra Timbang Terima (Operan)


1. Pelaksanaan Operan
a. Hari/ tanggal :
b. Pukul :
c. Topik :
d. Tempat :
2. Metode
a. Diskusi
b. Tanya jawab
3. Media
a. Status klien
b. Buku Operan
c. Alat tulis
d. Leaflet
e. Sarana dan prasarana perawatan
4. Pengorganisasian
a. Kepala ruangan :
b. Perawat primer (pagi) :
c. Perawat primer (sore) :
d. Perawat associate (pagi) :
e. Perawat associate (sore) :
f. Perawat associate (malam) :
g. Perawat associate (libur) :
h. Pembimbing/ supervisor :
5. Uraian kegiatan
a. Prolog

ii
16

Pada hari....... jam....... seluruh perawat ( PP dan PA) shift pagi


dan sore serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk
melakukan operan.
b. Sesi I di Nurse station
Kepela ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului
dengan doa dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk
melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas
kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (sore). PP dan PA
shift sore memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan
yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi
kolaboratif dan dependen, rencana umum dan persiapan yang
perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dll),
hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah
melakukan timbang terima di nurse station berupa laporan tertulis
dan lisan, kemudian diteruskan di ruang perawatan pasien
c. Sesi II di Ruang Perawatan pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat
ketempat pasien. PP dinas selanjutnya mengklarifikasi dan
memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga yang
mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami
masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan
tidak lebih lima menit perpasien. Bila terdapat hal-hal yang
bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka
dapat dilakukan di nurse station setelah kunjungan kepasien
berakhir.
d. Epilog
Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang
bersifat rahasia. Setelah proses operan selesai dilakukan, maka
kedua PP menandatangani laporan operan dengan diketahui oleh
kepala ruangan.
6. Evaluasi
Menurut Nursalam, 2012 :

ii
17

a. Struktur (input)
Pada operan, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain: catatan timbang terima, status klien dan kelompok
shift oepran. Kepala ruang selalu memimpin kegiatan operan yang
dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan pagi
ke sore. Kegiatan oepran pada shift sore ke malam dipimpin oleh
perawat primer yang bertugas pada saat itu.
b. Proses
Proses operan dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti
shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya
yang akan mengganti shift. Operan pertama dilakukan di nurse
station kemudian ke ruang perawatan pasien dan kembali lagi ke
nurse station. Isi operan mencakup jumlah pasien, diagnosis
keperawatan, dan intervensi yang belum/sudah dilakukan. Waktu
unutuk setiap pasien tidak lebih dari lima menit saat klarifikasi ke
pasien.
c. Hasil
Operan dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik.

K. Format Operan Penderita

Nama Pasien : Kamar :


Umur : Dx. Medis :
Tanggal :

Asuhan Operan
Keperawatan Sift Pagi Sift Sore Sift Malam

Masalah Keperawatan

S: S: S:
Data Fokus O: O: O:

ii
18

(Subyektif & Obyektif) A: A: A:


P: P: P:

Intervensi yang sudah


Dilakukan

Intervensi yang belum


Dilakukan

Hal-hal yang perlu di


Perhatikan (Lab, Obat,-
Advis Medis)

Tanda Tangan PP PP Pagi: PP Sore: PP Malam:


PP Sore: PP Malam: PP Pagi:

Karu: Karu:

L. Komunikasi SBAR
Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat
yang logis untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada
orang lain secara akurat dan efisien. Komunikasi dengan menggunakan
alat terstruktur SBAR untuk mencapai keterampilan berfikir kritis serta
menghemat waktu. (Rina, 2012)

M. Konsep SBAR
Menurut Rina, 2012 konsep SBAR yaitu sebagai berikut;
1. S (siuation) Situation merupakan kondisi terkini yang sedang terjadi
pada pasien. Mengidentifikasi diri, unit, pasien, dan nomor kamar.
Nyatakan masalah secara singkat: apa, kapan dimulai, dan tingkat
keparahan.

ii
19

2. B (background). Sediakan informasi latar belakang yang sesuai


dengan situasi, meliputi: Daftar pasien, Nomor medical record,
Membuat diagnosa dan tanggal pendiagnosaan, Daftar obat terkini,
alergi, dan hasil labor, Hasil terbaru tanda-tanda vital pasien, Hasil
labor, dengan tanggal dan waktu pengambilan serta hasil dari tes labor
sebagai pembanding, Informasi klinik lainnya. Background
merupakan informasi penting tentang apa yang berhubungan dengan
kondisi pasien terkini.
3. A (assessment/pengkajian). Assessment merupakan hasil pengkajian
dari kondisi pasien yang terkini
4. R (recommendation). Recommendation merupakan apa saja hal yang
perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien pada saat ini.

N. Model SBAR
Menurut Rina, 2012;
1. Komunikasi menjadi efektif dan efisien
2. Menawarkan sebuah cara yang simple untuk standart
komunikasidengan menggunakan 4 elemen umum
3. Mencerminkan umum dan nursing process
4. Membuat bahasa yang umum

O. Laporan Kondisi Pasien Antar Shift Dinas (Dengan SBAR)


Menurut (Rina, 2012) sebelum operan pasien :
1. Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
2. Kumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan
kondisipasien yang akan dilaporkan
3. Pastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan
yang harus dilanjutkan
4. Baca & pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian
perawat shif sebelumnya.
5. Siapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.

ii
20

BAB III
ROLEPLAY

A. Kasus Roleplay
Pada hari Rabu tanggal 18 September 2019 pukul 13:30 di ruang
cempaka rumah sakit medika akan melaksanakan operan dari dinas pagi
ke dinas siang, ketua Tim perawat pelaksana melakukan persiapan operan
yang meliputi persiapan status pasien, buku timbang terima dan alat tulis.
Metode yang di terapkan untuk operan adalah metode diskusi. Ruangan
untuk diskusi di persiapkan di ruangan diskusi atau nurse station. Perawat
pelaksana menyiapkan pendataan yang akan di sampaikan pada operan
yaitu pasien baru, pasien bermasalah, identiatas klien, diagnosa klien, DS
dan DO, diagnosa keperawatan, intervensi yang sudah di lakukan,
intervensi kolaboratif, jumlah klien, pemeriksaan penunjang dan
menyiapkan berita acara timbang terima. Memastikan kehadiran kepala
ruangan atau CI, ketua tim atau perawat primer, perawat pelaksana atau
perawat asosiatif supervisior, meyiapkan buku catatan untuk mencatat
informasi yang di peroleh dari timbang terima. Pasien berjumlah 3 orang
yaitu Ny. Tina 20 Tahun dengan diagnosa medik typoid abdomen, Ny.
Widia 21 tahun dengan diagnosa medik DHF dan Ny. 20 Yolanda tahun
dengan diagnosa medik DM tipe II.

B. Pemeran Roleplay
Karu : Ns Teguh
Katim pagi : Ns Taufik
Perawat pagi 1 : Ns Yulpiana
Perawat pagi 2 : Ns Trisna
Katim siang : Toni
Perawat siang 1 : Widi
Perawat siang 2 : Trisna
Pasien 1 : Tina
Pasien 2 : Yolanda

ii
21

Pasien 3 : Widia

C. Naskah Roleplay
Semua perawat sift pagi dan siang berserta karu berkumpul di
nurse station untuk melakukan operan pukul 13 :30
Ns Teguh :Asalamualaikum wr wb, selamat siang rekan-rekan
semua. (semua menjawab salam)
Ns Teguh : Pada siang hari ini sebelum operan di mulai marilah kita
buka operan ini dengan membaca bismilah bersama-sama
(bismilahirohmanirohim). Untuk katim pagi saya
persilahkan untuk menyampaikan operan kepada katim
siang dan perawat yang sift siang
Ns Taufiq : Asalamualaikum. Terimakasih untuk kesempatannya.
Saya Taufiq sebagai ketua tim yang berdinas tadi pagi,
yang beranggotakan Ns.Yulpi dan Ns.Trisna. Disini saya
akan menyampaikan keadaan secara umum dari 3 pasien
di ruang cempaka untuk hari ini, yaitu:
1. Ny. Tina 20 Tahun dengan diagnosa medik typoid
abdomen, tadi pagi tidak ada kejadian khusus dan
mendapatkan antibiotik. Rencana selanjutnya siang ini
injeksi criprofloksasin, monitor intake nutrisi dan
relaksasi progresif.
2. Ny. Widia 21 tahun dengan diagnosa medik DHF hari
ke 5 sudah tidak demam, keadaan sudah mulai
membaik dengan trombosit 14000, pasien rencana
pulang. Rencana pengambilan sample darah untuk
pemeriksaan lab.
3. Ny. 20 Yolanda tahun dengan diagnosa medik DM
tipe II dengan ulkus dekubitus, ttv terakhir 110/80
mmHg. RR 18 x/permenit, nadi 80, suhu 37. Tadi
pagi tidak ada kejadian khusus dan mendapatkan
terapi antibiotik, antipiretik, dan injeksi insulin 6 unit.

ii
22

Rencana selanjutnya siang ini akan diberikan injeksi


insulin 8 unit dan mobilisasi.
Ns Teguh : Silahkan ada yang mau bertanya?
Ns Toni : Maaf Ns, untuk anggota yang dinas siang ada yang tidak
hadir dan akan digantikan oleh Ns Trisna.
Ns Teguh : Baik kalau begitu.
Ns widi : Maaf Ns. Izin bertanya untuk mobilisasi Ny. Yolanda
dilakukan berpa jam sekali?
Ns Yulpiana : Untuk mobilisasi Ny. Yolanda dilakukan setiap 2 jam
sekali.
Ns Toni : Izin bertanya Ns. Untuk pemberian insulin diberikan
lewat apa?
Ns Trisna : Untuk pemberiannya dilakukan lewat Sc dan diberikan
30 menit sebelum makan.
Ns Toni : Apakah pemeriksaan GDS sudah dilakukan pada dinas
pagi?
Ns Yulpiana : Pemeriksaan GDS belum dilakukan tetapi untuk
pemeriksaan GDP sudah dilakukan yaitu 400 ml/dl.
Ns Taufik : Jadi untuk pemeriksaan GDS bisa dilakukan pada dinas
siang.
Ns Teguh : Apakah semuanya sudah jelas? Kalau sudah jelas mari
kita keruangan pasien.

Perawat dinas pagi melakukan serah terima status klien dengan


perawat siang kemudian perawat yang dinas pagi, dinas siang ketua tim,
dan kepala ruangan pergi ke ruangan pasien untuk mengklarifikasi data
pada pasien .
Ns Teguh : Assalamualaikum. Selamat siang Bu.
Semua Pasien : Waalaikumsalam. siang juga Ns. (semua pasien)
Ns Yulpiana : Selamat pagi Bu, Ini Ny. Tina dengan diagnosa typoid
abdomen. Ibu ini Ns Widi yang berdinas siang yang akan

ii
23

menggantikan saya untuk merawat ibu. Ibu bila ada


sesuatu silahkan pada Ns Widi.
Ns Widi : Selamat pagi ibu, saya Ns Widi yang akan merawat ibu
dari pukul 14.00 sampai 20.00. jika ibu perlu sesuatu
silahkan tekan saja tombol ini (sambil menunjukan
tombol). Bagaimana bu keadaannya sekarang ?
Ny.Tina : Selamat siang, saya tidak nafsu makan Ns saya merasa
mual dan pusing.
Ns Widi : Ibu walaupun ibu merasa mual dan pusing ibu harus tetap
makan supaya tubuh ibu bisa lebih kuat jadi ibu tidak akan
merasa lemas dan supaya ibu bisa segera pulih.
Ny. Tina : Baik Ns kalau begitu saya akan makan walaupun saya
merasa mual.
Ns Taufik : Selamat siang Bu. Ini Ny. Yolanda dengan diagnoa DM
tipe II Ibu ini Ns Toni yang berdinas siang yang akan
menggantikan saya untuk merawat ibu. Ibu bila ada
sesuatu silahkan pada Ns Toni.
Ns Toni : Selamat pagi siang, saya Ns Toni yang akan merawat ibu
dari pukul 14.00 sampai 20.00. jika ibu perlu sesuatu
silahkan tekan saja tombol ini (sambil menunjukan
tombol). Bagaimana keadaannya hari ini bu ?
Ny. Yolanda : Selamat siang. Nyeri di punggung saya berkurang setelah
dilakukan mobilisasi, saya merasa lebih baik Ns.
Ns Toni : Alhamdulillah kalau begitu bu insha allah kami akan
merawat ibu dengan seoptimal mungkin.
Ny. Yolanda : Terima kasih Ns.
Ns Trisna : Selamat siang Bu, saya Ns Trisna yang berdinas pagi tadi
merawat ibu untuk siang ini pukul 14.00 sampai 20.00
saya yang akan merawat ibu kembali. Bila ibu perlu
sesuatu silahkan pada saya dengan menekan tombol ini.
Bagaimana keadaannya bu ?

ii
24

Ny. Widia : Selamat siang Ns. Saya merasa sudah lebih sehat, saya
ingin segera pulang ke rumah.
Ns Trisna : Iya bu, insha allah ibu akan segera pulang setelah
dilakukan tes lab kembali dan hasilnya baik.
Ny.Widia : Baik Ns, terima kasih.

Setelah selesai mengkalirifikasi data dan melakukan perkenalan


perawat yang baru, perawat yang dinas pagi, perawat yang dinas siang
kepala tim, ketua ruangan kembali ke nurse station.
Ns Teguh : Demikianlah hasil laporan dari yang berdinas pagi untuk
yang berdinas siang ada yang inin ditanyakan lagi.
Semua Ns : Sudah cukup.
Ns Teguh : Kalau begitu saya ucapkan selamat beristirahat untuk
yang berdinas pagi dan selamat bertugas untuk yang
berdinas siang. Mari kita tutup dengan doa untuk berdoa
mulai.
Semua Ns : (berdoa dalam hati)
Ns Teguh : Berdoa selesai. Semoga kegiatan kita hari ini bisa
mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Semua Ns : Aamiin.

Setelah operan selesai perawat yang dinas pagi menandatangani


berita acara. Perawat dinas pagi selesai melaksanakan tugasnya dan
perawat dinas siang akan melaksanakan tugas nya merawat pasien.

ii
25

BAB IV

A. Kesimpulan
timbang terima merupakan pengalihan tanggung jawab atau
menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum
dilakukan serta perkembangan pasien saat itu lengkap dengan tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum
dilakukan serta perkembangan pasien saat itu

B. SARAN
Timbang terima yang benar harus dilaksanakan di semua pelayanan rumah
sakit, selain informasi yang jelas pembagian peran pun hendaknya lebih
jelas dan harus dipahami oleh PP dan PA yang sedang berdinas

ii
26

DAFTAR PUSTAKA

Alvarado, K., Lee, R., Christoffersen, E., Fram, N., Boblin, S., Poole,
N., et al. (2006). Transfer of acountability : Transforming shift
handover to enhance patient safety. Health Care Quarterly.
Special Issue (9), 75 – 79.
Angood. (2007). Why the joint comission cares about handoffs strategy.
Forum : Reducing Risk During Handoffs, 25 (1), 5 7.
Fauziah, U. A., & MEDIKA, I. C. Pelaksanaan Timbang Terima Pasien Dengan
Dokumentasi Keperawatan Metode Soap.

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Riesenberg, A, L., Leitzsch, J., & Cunningham, M. (2010). Nursing handoffs : A
systemic review of the literature : surprisingly little is known about what
constitutes best practice. American Journal of Nursing, 110(4), 24-34.
Rostandi Purba, Juli. Achmad fathi. 2012. Jurnal Gaya Kepemimpinan
dan Manajemen Koflik Kepala Ruangan di Instalasi Rindu A RSUP H.
Adam Malik Medan
Rushton. H. C. (2010). Ethics of Nursing Shift Report. AACN : Advanced Critical
Care : Ethics in Critical Care, 21(4) : 380 – 384.
Sugiharto, A. S, Dkk. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi MPKP di Rumah
Sakit. Jakarta: EGC
Prayitno, A. (2017). Gambaran Pelaksanaan Timbang Terima Perawat Di Ruang
Rawat Inap Rsud Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta (Doctoral
dissertation, STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta)

ii

Anda mungkin juga menyukai