Anda di halaman 1dari 27

TIMBANG TERIMA

OLEH:
TEAM PENGAJAR PPL
D E PA R T E M E N M A N A J E M E N
K E P E R AWA T A N
FKIK
PPL
PROFESI NERS FKIK UM BANJARMASIN
APA ITU TIMBANG TERIMA?.......
LATAR BELAKANG

Kebutuhan Dasar yang


diperlukan Pasien
:Asuhan keperawatan
(Safitri,2009)

1. Persiapan di nurse
station
Keselamatan
2. Pelaksanaan di Nurse
pasien
station dan juga lanjut
ke ruang atau bed
Mutu pelayanan
pasien
3. Post timbang terima
Kepuasan pasien
yang dilaksanakan di
nurse station.
PENGERTIAN

Timbang terima/Operan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah


handover, dalam istilah lain operan/timbang terima memiliki beberpa
istilah yaitu handover, handoffs, shift report, signout, signover, cross
coverage, overhand, report nursing,
(Triwibowo, 2013; Nursalam, 2015; Putra, 2016).

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima


laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien. harus dilakukan seefektif
mungkin secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat,
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna (Triwibowo, 2013).
PENGERTIAN
Handover merupakan suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien, Triwibowo (2013). Handover
merupakan pengalihan tanggung jawab profesional dan akuntabilitas untuk
beberapa atau semua aspek perawatan pasien, atau kelompok Pasien, kepada
orang lain atau kelompok profesioanl secara sementara atau permanen (AMA,
2006) dalam Triwibowo, 2013).

Kesimpulannya timbang terima/operan adalah suatu cara dalam


menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien secara akurat lengkap dan jelas oleh perawat secara
langsung pada pergantian shift yang dilakukan tidak hanya di nurse
station tetapi dengan berkeliling ke setiap pasien tanpa membedakan
kebutuhan pasien.
Umum:
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan
informasi yang penting.
Khusus:
1. Menyampaikan kondisi dan data keadaan pasien (data
fokus).
Tujuan 2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam
asuhan keperawatan kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus
ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
(Nursalam, 2015)

Menurut Australian Healthcare dan Hospitala As-sociation atau AHHA


(2009) Tujuan Nasional Clinical Intiative Handover adalah untuk
mengidentifikasi, mengembangkan dan meningkatkan serah terima klinis
dalam berbagai pengaturan kesehatan.
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antarperawat,
2. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antarperawat
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien dilaksanakan
secara berkesinambungan
4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna
5. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
6. Sebagai dukungan terhadap teman sejawat dalam melakukan
Manfaat
tindakan asuhan keperawatan selanjutnya
7. Mengurangi kecemasan yang terjadi pada perawat.
8. Memberikan motivasi perawat
9. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
10. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar
perawat
11. perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara komprehensif.
12. Pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, dan dapat
menyampaikan masalah secara langsung
FUNGSI

Operan/timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama


yaitu:
1. Sebagai forum untuk bertukar pendapat dan
mengekspersikan perasaan perawat

2. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar


dalam penetapan keputusan dan tindakan keperawatan
(Putra, 2016).
LANGKAH-LANGKAH DLM OPERAN
Melaksanakan suatu kegiatan tentunya memiliki beberapa langkah
yang harus dilewati agar kegiatan yang dilakukan bisa terlaksana
secara sistematis, adapun langkah dalam pelaksanaan operan/ timbang
terima (handover) menurut (Nursalam, 2011) yaitu:
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu
mempersiapkan hal-hal apa yang akan disampaiakan.
3. Perawat primer menyampaikan kepada penanggungjawab shift
yang selanjutnya meliputi:
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
d. Penyampaian operan harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-
buru
e. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama secara langsung
melihat keadaan pasien.
HAL-HAL YANGG PERLU DIPERHATIKAN

1. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian sif.


Operan dilaksanakan tepat pada waktu pergantian sif, yang berarti bahwa
operan yang dilaksanakan perawat di ruang rawat harus sesuai dengan jam
yang telah ditentukan dan operan dapat dilaksanakan tepat waktu sehingga
tidak mengganggu jam pulang perawat yang berdinas di shift sebelumnya
serta operan yang diserahkanpun terkesan tidak terburu-buru dan
mengurangi kesalahan dalam operan.

2. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab pasien (PP)


Pelaksanakan operan yang dilaksanakan pada shift pagi dipimpin oleh kepala
ruang sedangkan untuk yang berdinas siang dan malam operan dipimpin oleh
perawat penanggung jawab, dengan hal demikian perawat yang berdinas
berperan sesuai tugas dan tanggung jawabnya sehingga tidak tumpang tindih
pembagian tugas dalam pelaksanaan operan.
HAL-HAL YANGG PERLU DIPERHATIKAN

3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan berdinas.
Operan yang dilaksanakn dihadiri oleh semua perawat yang telah dan yang akan
berdinas sehingga operan yang dilakukan dapat berlangsung dengan baik karena
dihadiri oleh semuaa perawat dikedua belah pihak, dan perawat yang jaga di shift
selanjutnya juga dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang telah dioperkan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas. Oleh karena itu perawat yang berdinas shift selanjutnya datang
lebih awal sesuai waktu yang ditetapkan, dan perawat yang dinas shift
sebelumnyapun dilarang pulang lebih awal sebelum operan selesai dilakukan
secara bersama.

4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan


menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien.
HAL-HAL YANGG PERLU DIPERHATIKAN

5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.


Operan yang dilakukan harus berorientasi pada permasalahan pasien sehingga
perawat yang jaga pada shift selanjutnya akan mengetahui hal apa saja yang
harus diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan, dan operan yang
dilakukan tidak memakan banyak waktu serta operan dapat berjalan dengan
baik, singkat dan efektif.

6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara yang
cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi
pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara
langsung di dekat pasien.

7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya


dibicarakan di nurse station (Nursalam, 2015).
ALUR TIMBANG TERIMA (NURSALAM, 2015)
Handover memiliki beberapa panduan dalam hal
penyampaian pelaporan pada saat pergantian shift, salah
satunya yang sudah direkomendasikan WHO pada
tahun 2007 adalah timbang terima dengan metode
SBAR, SBAR merupakan kerangka acuan dalam
pelaporan kondisi pasien yang memerlukan perhatian
atau tindakan segera.
METODE
1.Diskusi
2.Tanya jawab
EVALUASI DALAM TIMBANG TERIMA
1.Struktur (Input) : sarana dan sarana
penunjang ( Catatan timbang terima, status
pasien dan kelompok shif/perawat)
2.Proses : Nurse station – bed pasien – nurse
station
3.Hasil : dapat dilaksanakan setiap pergantian
shif, setiap perawat dpt mengetahui
perkembnagn pasien, komunikasi antar
perawat berjalan dgn baik.
Faktor yang
mempengaruhi

1. Persepsi
14. sistem nilai
2. Pengetahuan
15. sosial ekonomi
3. Keyakinan
16. peraturan atau kebijakan
4. keinginan,
17. Komunikasi
5. Motivasi
18. Kelelahan
6. Niat
19. budaya organisasi yang
7. Sikap
berbeda
8. Pengalaman
20. Role Model
9. Fasilitas
21. Individu
10. Sosiobudaya
22. batasan waktu yang ketat
11. Tradisi
23. keterbatasan tenaga
12. Kepercayaan
13. Keyakinan
PROSEDUR OPERAN (NURSALAM, 2015)
Di ruang Camar ada sejumlah 4 pasien

1. Tn.D,(20 thn) sudah 2 hari lalu dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa DHF. 
Pada saat dikaji pasien mengeluh sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh badan, klien
tampak meringis, klien lemas karna mual dan muntah tidak nafsu makan dan berat
badan menurun semula berat badan 65 kg menjadi 57 kg, pasien terpasang infus klien
juga demam turun naik pada saat pagi hari dan sore hari, pada saat observasi 
ditemukan tanda-tanda vital tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 110x/menit,pernafasan
29x/menit,suhu 39.6 0C. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan : trombosit :
100.000/mm3 Hb :  11 mg/dl leukosit : 5500. Pada saat sore hari pagi hari dilakukan
pengompresan dan pemberian obat antipiretik, dan pagi dan siang diberikan terapi obat
antipiretik dan infuse.
2. Nn. T umur 21 dirawat 3 hari lalu diruang penyakit dalam dengan diagnose post
apendisitis akut , setelah operasi klien mengeluh nyeri pada luka jahitan post operasi,
pasien tampak  meringis kesakitan, skala nyeri 5 dan pasien mual muntah,   saat
diobervasi ditemukan tanda tanda vital tekanan darah 120/70 suhu : 38 c Nadi : 120 x/
menit RR 18x/mnt.  Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan trombosit : 170.000
Hb : 13mg/dl, leukosit : 120000 pasien diberi terapi obat : Analgetik
3. Nn. K umur 67 thn dirawat 3 hari lalu diruang penyakit dalam dengan diagnose
diabetes melitus, klien mengeluh sering kencing, dan tampak pada bagian kakinya
terdapat ulkus kemerahan yang masih basah yang sudah menghitam, klien
mengatakan luka tersebut tidak begitu dirasakan sakitnya, pada saat dikaji BB
klien 72 kg sebelum sakit 85 kg dgn tinggi 170 cm. hasil pemeriksaan cek gula
darah sewaktu  375 mg/dl TD 160/90 mmHg, Nadi 84 x/menit, RR 22 x/menit,
suhu 37,5C. pasien diberi terapi injeksi insulin.
4. Tn. L 35 tahun dirawat 2 hari lalu dengan diagnosa tuberculosis paru sudah 1
tahun. Pada saat di kaji pasien mengeluh sesak nafas, nyeri dada disertai batuk
produktif dengan sputum, pasien juga mengeluhkan sulit bernafas karena tidak
bisa mengeluarkan sputum, hingga mengganggu tidur pasien, pasien mengeluh
tidak nafsu makan, pasien tampak lemas, pasien juga mengatakan dia pernah
memutuskan OAT karena klien lelah minum obat,  pada saat observasi tanda-
tanda vital ditemukan data TD : 130/90  S : 38.5°C N : 90x/menit RR : 34x/menit.
Pasien diberi terapi obat Streptomisin

Anda mungkin juga menyukai