PENDAHULUAN
2
berbagai kesalahan tindakan medis (medical error) maupun kejadian yang tidak
diharapkan (Koentjoro, 2007).
3
BAB 2
TIMBANG TERIMA
2.1 Definisi
Timbang terima atau disebut overan atau komunikasi saat serah terima
tugas antar perawat memerlukan suatu komunikasi mengenai kebutuhan pasien,
intervensi yang telah dan belum dilaksanakan serta mengenai respon pasien. Cara
yang dilakukan adalah dengan berkeliling dari pasien ke pasien lain dan
melaporkan kondisi mereka secara akurat di dekat pasien. Cara ini lebih efektif
ketimbang hanya sekedar membaca dokumentasi yang talah dibuat karena perawat
dapat menerima overan secara nyata dan tidak terlalu menyita waktu (Nursalam,
2014).
4
Hand over pasien dirancang sebagai salah satu metode untuk memberikan
informasi yang relevan pada tim perawat setiap pergantian shif, sebagai petunjuk
praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan
pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas pelayanan yang
dilakukan secara tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, sehingga dapat dipahami, dan
akan mengurangi kesalahan, serta menghasilkan peningkatan keselamatan pasien
(Faisal, 2019).
5
(1) Kepemimpinan dalam serah terima pasien: Semakin luas proses serah
terima (lebih banyak peserta dalam kegiatan serah terima), peran pemimpin
menjadi sangat penting untuk mengelola serah terima pasien di klinis. Pemimpin
harus memiliki pemahaman yang komprehensif dari proses serah terima pasien
dan perannya sebagai pemimpin. Tindakan segera harus dilakukan oleh pemimpin
pada eskalasi pasien yang memburuk,
(4) Waktu serah terima pasien: Mengatur waktu yang disepakati, durasi
dan frekuensi untuk serah terima pasien.
(5) Tempat serah terima pasien: Sebaiknya, serah terima pasien terjadi
secara tatap muka dan di sisi tempat tidur pasien. Jika serah terima pasien tidak
dapat dilakukan secara tatap muka, maka pilihan lain harus dipertimbangkan
untuk memastikan serah terima pasien berlangsung efektif dan aman.
telekomunikasi.
6
2.4. Prosedur dalam Timbang Terima
Berikut adalah prosedur timbang terima menurut Nurslam (2014):
7
hasil pengkajian
pasien terkini seperti
tanda vital, skor nyeri,
tingkat kesadaran,
braden score,status
restrain,risiko jatuh,
pivas score, status
nutrisi, kemampuan
eliminasi dan lain-lain.
Jelaskan informasi
klinik lain yang
mendukung.
R : Merekomendasikan
intervensi
keperawatan yang
telah dan perlu
dilanjutkan (refer to
nursing care plan)
termasuk discharge
planning dan edukasi
pasien dan keluarga.
8
mengkaji secara penuh
tentang masalah
keperawatan, kebutuhan dan
intervensi yang telah/belum
dilaksanakan serta hal
penting lain selama masa
perawatan
8. Hal khusus dan memerlukan
perincian matang sebaiknya
dicatat untuk diserah
terimakan ke sif selanjutnya
9
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat
penerima dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang atau
mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk
perawatan dan terapi sebelumnya.
5. Timbang terima tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan
kegagalan informasi atau terlupa.
Berikut beberapa contoh model Timbang terima:
1. Timbang terima dengan menggunakan SBAR
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang
memerlukan perhatian atau tindakan segera (Nursalam, 2014).
S: Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
a. Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan, serta
dokter yang merawat.
b. Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawtan yang belum atau
sudah teratasi/keluhan utama.
B: Background (Info Penting yang Berhubungan dengan Kondisi Pasien
Terkini)
a. Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari setiap
diagnosis keperawatan.
b. Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasive,
dan obat-obatan termasuk cairan infuse yang digunakan.
c. Jelaskan engetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosisi medis.
A: Assessment (Hasil Pengkajian dari Kondisi Pasien Saat Ini)
a. Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti tanda
vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden score,status restrain,risiko
jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-lain.
b. Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.
R: Recommendation
10
Merekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu
dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge planning dan
edukasi pasien dan keluarga.
2. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di
sebutkan bahwa overan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
1) Dilakukan hanya di meja perawat.
2) Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan
munculnya pertanyaan atau diskusi.
3) Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara
umum.
4) Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga
proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak
up to date.
3. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang
sudah menggunakan model bedside handover yaitu timbang terima yang
dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga
pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang
disampaikan dalam proses overan jaga baik secara tradisional maupun bedside
handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan
diantaranya:
11
2.6. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift
2. Dipimpin oleh Karu atau PP
3. Diikuti semua perawat yang sudah dan akan dinas
4. Informasi harus singkat, akurat, sistematis dan menggambarkan kondisi
pasien saat ini (jaga kerahasiaan pasien)
5. Harus berorientasi pada permasalahan pasien
6. Saat timbang terima si bed pasien, menggunakan volume suara yang cukup
agar hal-hal yang mungkin rahasia tidak didengar oleh pasien lain. Hal-hal
yang rahasia sebaiknya tidak dibicarakan langsung di dekat pasien
7. Sesuatu yang mungkin akan membuat pasien terkejut sebaiknya
dibicarakan di nurse station.
1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur
selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibattimbulnya perasaan
mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.
12
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis
hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan
mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991)
mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat
yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi
pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan
masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan
pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
13
keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen
pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang
efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga
kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan
oleh perawat.Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:
identitas pasien, diagnosa medis pesien, dokter yang menangani, kondisi umum
pasien saat ini, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan, intervensi
yang belum dilakukan, tindakan kolaborasi, rencana umum dan persiapan lain
serta tanda tangan dan nama terang.
Situation
Background
Riwayat keperawatan
14
Recomendation: tingkatkan
yang sudah, dilanjutkan, stop,
modifikasi, strategi baru
(Nursalam, 2014)
15
16
2.11. Evaluasi dalam Timbang Terima
1. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain: Catatan timbang terima, status klien dan kelompok
shift timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima
yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan
kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat
primer.
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan
dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan
mengganti shift. Perawat primer malam menyerahkan ke perawat primer
berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan
di nurse stationkemudian ke tempat tidur klien dan kembali lagi ke nurse
station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan
khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5
menit saat klarifikasi ke klien.
3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat
berjalan dengan baik.
17
BAB 3
KASUS HANDOVER
Contoh kasus Handover
Jumlah pasien:
Identitas klien dan diagnosa medis
Data (keluhan/subyektif dan obyektif)
Masalah keperawatan yang masih muncul
Intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan secara murni
Intervensi kolaborasi dan dependen
Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi,
pemerilsaan penunjang).
PP menyampaikan overran pada PP berikutnya mengenai hal yang perlu
disampaikan dalam overran:
OPERAN TIM A
LAPORAN KEGIATAN
1) Ny. Tholhah (42 thn) (5870049) Ca.Mammae post mastektomi / Dr.Nindi
KU: baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C.
Keluhan: nyeri pada luka lengan atas sebelah kanan dengan skala 7. Masalah
keperawatan: Nyeri, Resti infeksi dan gangguan integritas kulit. Rencana yg
sudah dilakukan: monitor TTV, Relaksasi & distraksi, ganti balut, Injeksi
Tramadol 1 ampul, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Rencana yg belum dilakukan:
Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi: Tramadol 3x1
amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada.
2) Ny. Musayadah (47 thn) (5873281) Ca Recti / Dr. Nindi KU : lemah,
komposmentis, pucat, anemis. TD: 100/60, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S:
37 C. Keluhan nyeri diarea anal, skala 7 dari 10. Masalah keperawatan:
Nyeri. Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan
18
relaksasi. Rencana yang belum dilakukan : pemberian asam mefenamat 500
mg peroral.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet.
Persiapan lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke
Internis, Persiapan kolon in loop.
OPERAN TIM B
LAPORAN KEGIATAN
1) Ny. Dewi (41 thn) (5874031) Ca.Mammae / Dr. Samsul KU: baik,
komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C.
Keluhan: takut kalau mau dioperasi. Masalah keperawatan: Ansietas.
Rencana yg sudah dilakukan: monitor TTV, Motivasi individu. Rencana
yg belum dilakukan: Relaksasi, Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x
500 mg, Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan lain : Cek
darah rutin.
2) Ny. Masamah (67 thn) (5870051) Tumor kulit / Dr. Joko KU : baik,
komposmentis. TD: 150/80, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan
nyeri skala 7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri. Resikio tinggi infeksi,
gangguan integritas kulit. Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan
distraksi dan relaksasi, ganti balut, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Rencana yang
belum dilakukan : pemberian asam mefenamat 500 mg peroral, Monitor TTV.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Cefotaxim 2 x 500 mg.
Persiapan lain: Program operasi ditunda besok pagi.
19
BAB 4
PENUTUP
4.1. Simpulan
Timbang terima pasien (hand over) merupakan cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan kondisi
pasien. Timbang terima harus dilakukan seoptimal mungkin dengan menjelaskan
secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaboratif yang sudah dilakukan /belum dan perkembangan pasien saat itu.
Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna
Timbang terima bertujuan untuk kesinambungan informasi mengenai
keadaan klien secara menyeluruh sehingga tercapai asuhan keperawatan yang
optimal.
4.2. Saran
1. Pembagian peran PP dan PA hendaknya lebih jelas baik saat di nurse
stasion atau saat di pasien .
2. Pada laporan timbang terima hendaknya dilengkapi dengan tanda tangan
PP pagi dan PP sore sebagai dokumentasi keperawatan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Australian Healtcare and Hospitals Association, (2009), Clinical handover:
system change, leadership and principle, Australian Healthcare &
Hospitals Association
Faisal,dkk. 2019. Pendampingan Hand Over Pasien Dengan Metode Komunikasi
Situation, Background, Assesment, Recommendation (Sbar) Pada Perawat
Di Rsud Barru Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. (4)1.
Cecep, dkk. 2016. Handover Sebagai Upaya Peningkatan Keselamatan Pasien
(Patient Safety) Di Rumah Sakit. (11) 2.
Friesen, A. M., et al. (2008). Handsoff: Implications for nurses. Ed: Hughes R.G.
Kassean HK, Jaggo ZB. Managing change in the nursing handover from
traditional to bedside handover—A case study from Mauritius. BMC
Nursing. 2005 4(1) Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
21