Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ROLE PLAY TIMBANG TERIMA KEPERAWATAN


MATA AJAR MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP KEDONGDONG RSUD KLUNGKUNG

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 09

1. Ni Ketut Sri Astuti (219012766)


2. Ni Wayan Aprilia Komala Dewi (219012771)
3. Dewi Edy Tirtawati (219012790)
4. Ni Made Sri Meira Utami (219012848)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA
BALI DENPASAR
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan memaksimalkan
peran dan fungsi perawat, khususnya peranan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat
diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif atar perawat, maupun dengan tim
Kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang mesti ditingkatkan
keefetivitasannya adalah saat pergantian shift atau timbang terima (handover) pasien
(Nursalam, 2015).
Handover merupakan proses pengalihan wewenang dan tanggung jawab utama untuk
memberikan perawatan klinis kepada pasien dari satu pengasuh ke pengasuh yang lain.
Pengasuh termasuk dokter jaga, dokter tetap ruang rawat inap, asisten dokter, praktisi
perawat, perawat terdaftar, dan perawat praktisi berlisesnsi (The Joint Commission Journal
on Quality and Patient Safety, 2010 dalam Hajjul Kamil, 2017).
Timbang terima (handover) keperawatan terjadi ketika seorang perawat menyerahkan
tanggung jawab untuk merawat pasien ke perawat lain, seperti pad akhir dari shift
keperawatan yang dilakukan tiga kali sehari untuk setiap pasien. Dalam praktik sehari-hari
handover dilakukan dengan perawat yang saling berbicara (handover verbal), perawat yang
membaca catatan medis pasien atau melalui kombinasi antara membaca dan berbicara satu
sama lain, serta handover di samping tempat tidur pasien (bedside handover), sehingga pasien
bisa terlibat langsung dalam proses handover yang dilakukan antar perawat (Marian
Smeulers, 2014).
Kejadian buruk dan injury yang terjadi di rumah sakit, salah satu penyebab utamanya
adalah informasi yang tidak akurat, untuk mencegahnya diperlukan informasi yang akurat
tentang keadaan pasien pada setiap pergantian shift oleh perawat (Soep, 2017). Institute of
Medicine (IOM) melaporkan bahwa proses handover yang tidak memadai, berdampak pada
keselamatan pasien yang seringkali terjadi (Friesen, White, & Byers, 2008). Ketika perawat
menyerahkan tanggug jawab perawatan kepada perawat lain, kemungkinan kesalahan
informasi medis yang penting tidak dibagikan secara menyeluruh dan efisien, yang dapat
menyebabkan penundaan dalam perawatan atau diagnosis untuk pasien dan perawatan yang
tidak tepat. Oleh karena itu, timbang terima informasi klinis yang akurat sangat penting untuk
memastikan kesinambungan perawatan dan keselamatan pasien (Marian Smeulers, 2014).
B. Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dberdasarkan rumusan masalah di atas sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari handover.
2. Untuk mengetahui tujuan dari handover.
3. Untuk mengetahui manfaat dari handover.
4. Untuk mengetahui fungsi dari handover.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pelaksanaan handover.
6. Untuk mengetahui prosedur dari pelaksanaan handover.
7. Untuk mengetahui metode dalam pelaksanaan handover.
8. Untuk mengetahui hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan handover.
9. Untuk mengetahui alur dari pelaksanan handover.
10. Untuk mengetahui format pelaksaan handover.
11. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksaan handover.
12. Untuk mengetahui efek dari pelaksanaan handover.
13. Untuk mengetahui pendokumentasian dalam handover.
14. Untuk mengetahui evaluasi dari handover.

C. Manfaat
1. Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan mahasiswa terkait mata kuliah
manajemen keperawatan tentang timbang terima (meliputi pengertian, tujuan, dan tipe
timbang terima).
2. Menambah informasi terutama dalam ilmu manajemen keperawatan yang terkait
timbang terima, sehingga dapat mengetahui prosedur persiapan dan penatalaksanaan
ini dengan baik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Timbang Terima Keperawatan


1. Pengertian Handover
Handover merupakan suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang
berkaitan dengan keadaan pasien. Handover harus dilakukan seefektif mungkin secara
singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus
akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna
(Triwibowo, 2013).
Operan pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima suatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Pada saat operan atau timbang terima anatar
perawat, diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan pasien, intervensi yang
sudah dan yang sudah dan yang belum dilaksanakan, serta respons yang terjadi pada pasien.
Perawat melakukan operan atau timbang terima bersama dengan perawat lainnya dengan cara
berkeliling ke setiap pasien dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien.
Cara ini akan lebih efektif daripada harus nmengahbiskan waktu orang lain sekedar untuk
membaca dokumentasi yang telah kita buat, selain itu juga akan membantu perawat dalam
menerima operan atau timbnag terima secara nyata (Nursalam2015).
2. Tujuan Handover
Operan memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi tentang tugas
perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam
keselamatan pasien dan keefektifan dalam bekerja (Putra, 2016). Sedangkan menurut
Nursalam (2015) Secara umum tujuan timbang terima yaitu mengkomunikasikan keadaan
pasien dan menyampaikan informasi yang penting. Sedangkan tujuan khusus timbang terima
yaitu:
a. Menyampaikan kondisi dan data keadaan pasien (data fokus).
b. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada
pasien.
c. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
Timbang terima (Handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi
komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk
kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.
3. Manfaat Handover
Adapun manfaat operan bagi perawat menurut Nursalam (2015) yaitu:
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
b. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien dilaksanakan secara
berkesinambungan
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
Sedangkan manfaat bagi pasien yaitu pasien dapat menyampaikan masalah secara
langsung bila ada yang belum terungkap (Nursalam, 2015) Adapun manfaat lain dalam
pelaksanaan handover yaitu:
a. Kunci dari operan (handover) yaitu kualitas asuhan keperawatan selanjutnya.
Misalnya penyediaan informasi yang tidak akurat atau adanya kesalahan yang dapat
membahayakan kondisi pasien.
b. Selain mentransfer informasi pasien, operan (handover) juga merupakan sebuah ritual
atau kebiasaan yang dilakukan oleh perawat. Handover mengandung unsur-unsur
kebudayaan, tradisi, dan kebiasaan. Selain itu handover juga sebagai dukungan
terhadap teman sejawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan selanjutnya.
c. Operan (Handover) juga memberikan manfaat katarsis, karena perawat yang
mengalami kelelahan emosional akibat asuhan keperawatan yang dilakukan bisa
diberikan kepada perawat berikutnya pada pergantian shift dan tidak dibawa pulang.
Dengan kata lain, proses handover dapat mengurangi kecemasan yang terjadi pada
perawat.
d. Operan (Handover) memiliki dampak yang positif bagi perawat, yaitu memberikan
motivasi, menggunakan pengalaman dan informasi untuk membantu perencanaan
pada tahap asuhan keperawatan selanjutnya (pelaksanaan asuhan keperawatan
terhadap pasien yang berkesinambungan), meningkatkan kemampuan komunikasi
antar perawat, menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar
perawat, dan perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara komprehensif.
e. Operan (Handover) memiliki manfaat bagi pasien diantaranya, pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang optimal, dan dapat menyampaikan masalah secara langsung
bila ada yang belum terungkap. Bagi rumah sakit, handover dapat meningkatkan
pelayanan keperawatan kepada pasien secara komprehensif (Australian Healthcare
dan Hospitals Association atau AHHA, 2009).
4. Fungsi Handover
Sekecil apapun kegiatan yang akan dilakukan pasti memiliki tujuan dan fungsi maupun
kegunaan, begitu juga operan/timbang terima (handover) yang memiliki 2 fungsi utama yaitu:
a. Sebagai forum untuk bertukar pendapat dan mengekspersikan perasaan perawat.
b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan
tindakan keperawatan (Putra, 2016).
5. Langkah-langkah dalam Handover

6. Prosedur Handover
7. Metode Handover
8. Hal yang perlu diperhatikan dalam Handover
9. Alur Handover
10. Format Handover dengan SBAR
11. Faktor yang mempengaruhi Handover
12. Efek Handover
13. Dokumentasi Handover
14. Evaluasi Handover

B. Proposal Timbang Terima Keperawatan


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Timbang terima (handover) merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
laporan yang berkaitan dengan kondisi pasien. Timbang terima harus dilaksanakan seoptimal
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mendiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan ataupun yang belum dilakukan dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.

B. Saran
Sebagai pemberi pelayanan keperawatan pelaksanaan handover harus dilaksanakan
dengan baik dengan melakukan komunikasi yang efektif baik antar perawat, tim kesehatan
lain, ataupun pasien dan keluarganya sehingga terciptanya asuhan keperawatan yang optimal
dan mencegah kejadian yang tidak diingikan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan PPOK

A. Asuhan Keperawatan PPOK


1. Defisini PPOK
2. Klasifikasi PPOK
3. Gejala Klinis PPOK
4. Komplikasi PPOK
5. Diagnosis
6. Penatalaksanaan
Lampiran 3 Role Play Timbang Terima Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai