DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 09
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan memaksimalkan
peran dan fungsi perawat, khususnya peranan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat
diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif atar perawat, maupun dengan tim
Kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang mesti ditingkatkan
keefetivitasannya adalah saat pergantian shift atau timbang terima (handover) pasien
(Nursalam, 2015).
Handover merupakan proses pengalihan wewenang dan tanggung jawab utama untuk
memberikan perawatan klinis kepada pasien dari satu pengasuh ke pengasuh yang lain.
Pengasuh termasuk dokter jaga, dokter tetap ruang rawat inap, asisten dokter, praktisi
perawat, perawat terdaftar, dan perawat praktisi berlisesnsi (The Joint Commission Journal
on Quality and Patient Safety, 2010 dalam Hajjul Kamil, 2017).
Timbang terima (handover) keperawatan terjadi ketika seorang perawat menyerahkan
tanggung jawab untuk merawat pasien ke perawat lain, seperti pad akhir dari shift
keperawatan yang dilakukan tiga kali sehari untuk setiap pasien. Dalam praktik sehari-hari
handover dilakukan dengan perawat yang saling berbicara (handover verbal), perawat yang
membaca catatan medis pasien atau melalui kombinasi antara membaca dan berbicara satu
sama lain, serta handover di samping tempat tidur pasien (bedside handover), sehingga pasien
bisa terlibat langsung dalam proses handover yang dilakukan antar perawat (Marian
Smeulers, 2014).
Kejadian buruk dan injury yang terjadi di rumah sakit, salah satu penyebab utamanya
adalah informasi yang tidak akurat, untuk mencegahnya diperlukan informasi yang akurat
tentang keadaan pasien pada setiap pergantian shift oleh perawat (Soep, 2017). Institute of
Medicine (IOM) melaporkan bahwa proses handover yang tidak memadai, berdampak pada
keselamatan pasien yang seringkali terjadi (Friesen, White, & Byers, 2008). Ketika perawat
menyerahkan tanggug jawab perawatan kepada perawat lain, kemungkinan kesalahan
informasi medis yang penting tidak dibagikan secara menyeluruh dan efisien, yang dapat
menyebabkan penundaan dalam perawatan atau diagnosis untuk pasien dan perawatan yang
tidak tepat. Oleh karena itu, timbang terima informasi klinis yang akurat sangat penting untuk
memastikan kesinambungan perawatan dan keselamatan pasien (Marian Smeulers, 2014).
B. Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dberdasarkan rumusan masalah di atas sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari handover.
2. Untuk mengetahui tujuan dari handover.
3. Untuk mengetahui manfaat dari handover.
4. Untuk mengetahui fungsi dari handover.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pelaksanaan handover.
6. Untuk mengetahui prosedur dari pelaksanaan handover.
7. Untuk mengetahui metode dalam pelaksanaan handover.
8. Untuk mengetahui hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan handover.
9. Untuk mengetahui alur dari pelaksanan handover.
10. Untuk mengetahui format pelaksaan handover.
11. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksaan handover.
12. Untuk mengetahui efek dari pelaksanaan handover.
13. Untuk mengetahui pendokumentasian dalam handover.
14. Untuk mengetahui evaluasi dari handover.
C. Manfaat
1. Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan mahasiswa terkait mata kuliah
manajemen keperawatan tentang timbang terima (meliputi pengertian, tujuan, dan tipe
timbang terima).
2. Menambah informasi terutama dalam ilmu manajemen keperawatan yang terkait
timbang terima, sehingga dapat mengetahui prosedur persiapan dan penatalaksanaan
ini dengan baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6. Prosedur Handover
7. Metode Handover
8. Hal yang perlu diperhatikan dalam Handover
9. Alur Handover
10. Format Handover dengan SBAR
11. Faktor yang mempengaruhi Handover
12. Efek Handover
13. Dokumentasi Handover
14. Evaluasi Handover
A. Simpulan
Timbang terima (handover) merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
laporan yang berkaitan dengan kondisi pasien. Timbang terima harus dilaksanakan seoptimal
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mendiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan ataupun yang belum dilakukan dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
B. Saran
Sebagai pemberi pelayanan keperawatan pelaksanaan handover harus dilaksanakan
dengan baik dengan melakukan komunikasi yang efektif baik antar perawat, tim kesehatan
lain, ataupun pasien dan keluarganya sehingga terciptanya asuhan keperawatan yang optimal
dan mencegah kejadian yang tidak diingikan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan PPOK