Anda di halaman 1dari 16

PAPER TIMBANG TERIMA PASIEN

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan


Dosen Pengampu : Prestasianita Putri, S. Kep., Ns., M. Kep.

OLEH KELOMPOK 1 C

Aisyah Cahya Nabila 19010006


Anita Fatimatuz Zahro 19010012
Anton Adi Saputra 19010013
Az Zahra Rany Hardina 19010020
Diana Pertiwi 19010038
Dita Puri Indah Herning Budi Rahayu 19010043
dodi kurniawan 19010044

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS Dr. SOEBANDI


YAYASAN PENDIDIKAN JEMBER INTERNASIONAL
SCHOOL TAHUN AJARAN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran danfungsi mandiri merupakan satu
upaya dalam meningkatkanprofesionalisme pelayanan keperawatan. Hal ini berkaitan
dengantuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan danperubahan
memerlukan pengelolaan secara professional denganmemperhatikan setiap perubahan yang
terjadi. Tuntutan masyarakatterhadap kualitas pelayanan dirasakan sebagai suatu fenomena
yangharus direspn oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusifdengan belajar
tentang konsep pelayanan keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan
peran dan fungsi perawat, terutama perandan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat
diwujudkan dengan baikmelalui komunikasi yang efektif antar pearawat, maupun dengan
timkesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harusditingkatkan efektifitasnya
adalah saat prgantian shift, yaitu saat timbang terima klien.
Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikandan menerima
informasi yang berkaitan dengan keadaan klien.Timbang terima harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan komplit tentang tindakanmandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan saat itu.Informasi yang disampaikan harus
akurat sehingga kesinambunganasuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Timbangterima dilakukan oleh perawat primer.
Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat pentingkarena dengan
timbang terima ini maka pelayanan asuhankeeperawatan yang diberikan akan bisa dilaksanakan
secaraberkelanjutan, dan mewujudkan tanggung jawab dan tanggung gugatdari seorang
perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan denganbaik, maka akan muncul keracunan dari
tindakan keperawatan yangdiberikan karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan
sebagaidasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan menurunkankualitas pelayanan
keperawatan dan menurunkan tingkat kepuasanpasien. Kegiatan timbang terima yang telah
dilakukan perludipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dasar timbang terima pasien danpendelegasian tugas ?
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui bagaimana konsep dasar timbang terima pasien danpendelegasian
tugas

 
 
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Timbang Terima Pasien


1. Pengertian
Menurut Nursalam (2011) definisi timbang terima adalahsuatu cara dalam menyampaikan
dan menerima sesuatu(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang
terimamerupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantiandinas. Selain laporan antar
dinas, dapat disampaikan jugainformasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telahatau
belum dilaksanakan.
Timbang terima merupakan sistem kompleks yangdidasarkan pada perkembangan sosio-
teknologi dan nilai-nilaiyang dimiliki perawat dalam berkomunikasi. Timbang terimadinas
berperan penting dalam menjaga kesinambungan layanankeperawatan selama 24 jam (Kerr,
2002). Menurut AustralianMedical Association/AMA (2006), timbang terima
merupakanpengalihan tanggung jawab profesional dan akuntabilitas untukbeberapa atau semua
aspek perawatan pasien, atau kelompokpasien, kepada orang lain atau kelompok profesional
secarasementara atau permanen.
Timbang terima merupakan komunikasi yang terjadi padasaat perawat melakukan
pergantian dinas, dan memiliki tujuanyang spesifik yaitu mengomunikasikan informasi
tentangkeadaan pasien pada asuhan keperawatan sebelumnya.
2. Tujuan Timbang Terima
Menurut Australian Health Care and Hospitals Association /
AHHA (2009) tujuan timbang terima adalah untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan
meningkatkan timbangterima klinis dalam berbagai pengaturan kesehatan.
a. Menurut Nursalam (2011) tujuan dilaksanakan timbangterima adalah:
Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum
b. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjutioleh dinasberikutnya.
c. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya
3. Manfaat timbang terima menurut AHHA (2009) adalah:
a. Peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang berkelanjutan.
b. Selain mentransfer informasi pasien, timbang terima jugamerupakan sebuah
kebudayaan atau kebiasaan yangdilakukan oleh perawat. Timbang terima mengandung
unsur-unsur kebudayaan, tradisi, dan kebiasaan.
c. Timbang terima juga memberikan “manfaat katarsis” (upaya untuk melepaskan beban
emosional yang terpendam), karena perawat yang mengalami kelelahan emosional
akibat asuhan keperawatan yang dilakukan bisa diberikan kepadaperawat berikutnya
pada pergantian dinas dan tidak dibawa pulang,
d. Timbang terima memiliki dampak yang positif bagi perawat,yaitu memberikan
motivasi, menggunakan pengalaman dan informasi untuk membantu perencanaan pada
tahap asuhankeperawatan selanjutnya (pelaksanaan asuhan keperawatanterhadap pasien
yang berkesinambungan), meningkatkankemampuan komunikasi antar perawat,
menjalin suatuhubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat,serta perawat
dapamengikutiperkembangan pasien secara komprehensif.
e. Selain itu, timbang terima memiliki manfaat bagi pasiendiantaranya, pasien
mendapatkan pelayanan kesehatanyang optimal, dan dapat menyampaikan masalah
secaralangsung bila ada yang belum terungkap.
Menurut Nursalam (2011) timbang terima memberikanmanfaat bagi perawat dan bagi pasien.
Bagi perawat manfaattimbang terima adalah meningkatkan kemampuan komunikasiantar
perawat, menjalin hubungan kerjasama dan
bertanggung jawab antar perawat, pelaksanaan asuhan keperawatanterhadap pasien yang
berkesinambungan, perawat dapatmengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
Sedangkanbagi pasien, saat timbang terima pasien dapat menyampaikanmasalah secara
langsung bila ada yang belum terungkap.

4. Prinsip Timbang Terima
Friesen, White dan Byers (2009) memperkenalkan enam standar prinsip timbang terima pasien,
yaitu :
a. Kepemimpinan dalam timbang terima pasienSemakin luas proses timbang terima (lebih
banyak pesertadalam kegiatan timbang terima), peran pemimpin menjadisangat penting
untuk mengelola timbang terima pasien diklinis. Pemimpin harus memiliki pemahaman
yang komprehensif dari proses timbang terima pasien danperannya sebagai pemimpin.
b. Pemahaman tentang timbang terima pasienMengatur sedemikian rupa agar timbul suatu
pemahamanbahwa timbang terima pasien harus dilaksanakan danmerupakan bagian
penting dari pekerjaan sehari-hari dariperawat dalam merawat pasien. Memastikan
bahwa stafbersedia untuk menghadiri timbang terima pasien yangrelevan untuk mereka.
Meninjau jadwal dinas staf klinisuntuk memastikan mereka hadir dan mendukung
kegiatantimbang terima pasien. 
c. Peserta yang mengikuti timbang terima pasienMengidentifikasi dan mengorientasikan
peserta, melibatkanmereka dalam tinjauan berkala tentang proses timbangterima pasien.
Mengidentifikasi staf yang harus hadir, jikamemungkinkan pasien dan keluarga harus
dilibatkan dandimasukkan sebagai peserta dalam kegiatan timbang terimapasien. Dalam
tim multidisiplin, timbang terima pasien harusterstruktur dan memungkinkan anggota
multiprofesi hadiruntuk pasiennya yang relevan.
d. Waktu timbang terima pasien Mengatur waktu yang disepakati, durasi dan frekuensi
untuktimbang terima pasien. Hal ini sangat direkomendasikan,dimana strategi ini
memungkinkan untuk dapat memperkuatketepatan waktu.
e. Tempat timbang terima pasienSebaiknya, timbang terima pasien terjadi secara tatap
mukadan di sisi tempat tidur pasien. Jika tidak dapat dilakukan,maka pilihan lain harus
dipertimbangkan untuk memastikantimbang terima pasien berlangsung efektif dan
aman. Untukkomunikasi yang efektif, pastikan bahwa tempat timbangterima pasien
bebas dari gangguan misalnya kebisingan dibangsal secara umum atau bunyi alat
telekomunikasi.
f. Proses timbang terima pasien
1) Standar protocol
Standar protokol harus jelas mengidentifikasi pasien danperan peserta, kondisi
klinis dari pasien, daftarpengamatan/pencatatan terakhir yang paling
penting,latar belakang yang relevan tentang situasi klinis pasien,penilaian dan
tindakan yang perlu dilakukan.
2) Kondisi pasien memburuk
Pada kondisi pasien memburuk, meningkatkanpengelolaan pasien secara cepat
dan tepat padapenurunan kondisi yang terdeteksi.
3) Informasi kritis lainnya
Prioritaskan informasi penting lainnya, misalnya:tindakan yang luar biasa,
rencana pemindahan pasien,kesehatan kerja dan risiko keselamatan kerja
atautekanan yang dialami oleh staf.
 
5. Jenis Timbang Terima
Menurut Hughes (2008) beberapa jenis timbang terimapasien yang berhubungan
dengan perawat, antara lain:
a. Timbang terima pasien antar dinasMetode timbang terima pasien antar dinas dapat
dilakukandengan menggunakan berbagai metode, antara lain secaralisan, catatan tulisan tangan,
dilakukan di samping tempattidur pasien, melalui telepon atau rekaman, nonverbal,
dapatmenggunakan laporan elektronik, cetakan computer ataumemori.
b. Timbang terima pasien antar unit keperawatanPasien mungkin akan sering ditransfer antar
unitkeperawatan selama mereka tinggal di rumah sakit.
c. Timbang terima pasien antara unit perawatan dengan unitpemeriksaan diagnostik.Pasien
sering dikirim dari unit keperawatan untukpemeriksaan diagnostik selama rawat inap.
Pengiriman unitkeperawatan ke tempat pemeriksaan diagnostik telahdianggap sebagai
kontributor untuk terjadinya kesalahan.
d. Timbang terima pasien antar fasilitas kesehatanPengiriman pasien dari satu fasilitas
kesehatan ke fasilitasyang lain sering terjadi antara pengaturan layanan yangberbeda.
Pengiriman berlangsung antar rumah sakit ketikapasien memerlukan tingkat perawatan yang
berbeda.
e. Timbang terima pasien dan obat-obatanKesalahan pengobatan dianggap peristiwa yang
dapatdicegah, masalah tentang obat-obatan sering terjadi,misalnya saat mentransfer pasien,
pergantian dinas, dancara pemberitahuan minum obat sebagai faktor yangberkontribusi
terhadap kesalahan pengobatan dalamorganisasi perawatan kesehatan.

6. Hambatan dalam Timbang Terima
Engesmo dan Tjora (2006); Scovell (2010) dan Sexton, et al.,(2004) menyatakan bahwa
terdapat beberapa faktor yang dapatmenghambat dalam pelaksanaan timbang terima,
diantaranya adalah
:a. Perawat tidak hadir pada saat timbang terima
b. Perawat tidak peduli dengan timbang terima, misalnyaperawat yang keluar masuk pada saat
pelaksanaantimbang terima
c. Perawat yang tidak mengikuti timbang terima makamereka tidak dapat memenuhi kebutuhan
pasien merekasaat ini
7. Langkah –langkah pelaksanaan Timbang TerimaMenurut Nursalam (2011)
langkah-langkah dalam pelaksanaantimbang terima adalah:
a. Kedua kelompok dinas dalam keadaan sudah siap.
b. Dinas yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlumempersiapkan hal-hal apa yang
akan disampaikan.
c. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawabdinas yang selanjutnya meliputi:
1) Kondisi atau keadaan pasien secara umum.
2) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima timbangterima.
3) Rencana kerja untuk dinas yang menerima timbangterima.
4) Penyampaian timbang terima harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru.
5) Perawat primer dan anggota kedua dinas bersama-sama secara langsung melihat keadaan
pasien.
 

8. Pelaksanaan Timbang Terima yang baik dan benarMenurut AMA (2006) pelaksanaan


timbang terima yang baikdan benar diantaranya:
a. Timbang terima dilakukan pada setiap pergantian dinasdengan waktu yang cukup panjang
agar tidak terburu-buru.
b. Pelaksanaan timbang terima harus dihadiri semua perawat,kecuali dalam keadaan darurat
yang mengancam kehidupanpasien.
c. Perawat yang terlibat dalam pergantian dinas harusdiberitahukan untuk mengetahui
informasi dari dinasselanjutnya.
d. Timbang terima umumnya dilakukan di pagi hari, namuntimbang terima juga perlu
dilakukan pada setiap pergantiandinas.
e. Timbang terima pada dinas pagi memungkinkan tim untukmembahas penerimaan pasien
rawat inap danmerencanakan apa yang akan dikerjakan.
f. Timbang terima antar dinas, harus dilakukan secaramenyeluruh, agar peralihan ini
menjamin perawatan pasiensehingga dapat dipertahankan jika perawat absen untukwaktu
yang lama, misalnya selama akhir pekan atau saatmereka pergi berlibur.

B. Metode Timbang Terima
1. Timbang terima dengan metode tradisionalBerdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Kassesan dan Jagoo (2005) di sebutkan bahwa operan jaga (handover) yangmasih tradisional
adalah:
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidakmemungkinkan munculnya pertanyaan
atau diskusi.
 
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikankondisi secara umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dankeluarga, sehingga proses informasi
dibutuhkan olehpasien terkait status kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan
model bedsidehandover yaitu handover yang dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan
melibatkan pasien atau keluarga pasiensecara langsung untuk mendapatkan
feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baiksecara
tradisional maupun bedside handover tidak jauhberbeda, hanya pada handover memiliki
beberapa kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambilkeputusan terkait kondisi penyakitnya
secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antarapasien dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang padakondisi pasien secara khusus.

Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentangkerahasiaan pasien jika ada
informasi yang harus ditundaterkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
a. Menggunakan Tape recorderMelakukan perekaman data tentang pasien
kemudiandiperdengarkan kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu
berupa one waycommunication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken Melakukan pertukaran informasi dengan
berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis written Melakukan pertukaran informasi dengan melihat
padamedical record saja atau media tertulis lain.Berbagai metode yang digunakan tersebut
masih relevanuntuk dilakukan bahkan beberapa rumah sakit menggunakanketiga metode untuk
dikombinasi.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevanuntuk dilakukan bahkan beberapa
rumah sakit menggunakanketiga metode untuk dikombinasi.
C. Persiapan Timbang Terima
1. Kedua kelompok yang akan melakukan timbang terimasudah dalam keadaan siap.
2. Kelompok yang akan bertugas atau yang akan melanjutkandinas sebaiknya menyiapkan
buku catatan
D. Efek Timbang Terima
Timbang terima memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diriseorang perawat sebagai
pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari timbang terima menurut Yasir (2009) adalah
sebagaiberikut:
1. Efek Fisiologis
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam,banyak gangguan dan biasanya
diperlukan waktu istirahatuntuk menebus kurang tidur selama kerja malam.
Menurutnyakapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk danlelah menurunnya
nafsu makan dan gangguan pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengaruh adanya gangguan kehidupan keluarga,efek fisiologis hilangnya waktu
luang, kecil kesempatan untukberinteraksi dengan teman, dan mengganggu aktivitaskelompok
dalam masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja dinas malam yang diakibatkanoleh efek fisiologis dan efek
psikososial. Menurunnya kinerjadapat mengakibatkan kemampuan mental menurun
yangberpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan sepertikualitas rendah dan
pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Dinas kerja menyebabkan gangguan gastro intestinal, masalahini cenderung terjadi pada usia
40-50 tahun, dinas kerja jugadapat menjadi masalah terhadap keseimbangan kadar guladalam
darah bagi penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh dinas kerja terhadap kesehatan dankeselamatan kerja yang dilakukan Smith et
al dalam Wardana(1989), melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggiterjadi pada
akhir rotasi dinas kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja.
Tetapi tidak semuapenelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaanindustri terjadi
pada dinas malam.

E. Dokumentasi Timbang Terima
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakandalam komunikasi
keperawatan. Hal ini digunakan untukmemvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi
antar timkesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan.
Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan
kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, danakan dikerjakan
oleh perawat.
Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:
1. Identitas pasien.
2. Diagnosa medis pesien.
3. Dokter yang menangani.
4. Kondisi umum pasien saat ini.
5. Masalah keperawatan.
6. Intervensi yang sudah dilakukan.
7. Intervensi yang belum dilakukan.
8. Tindakan kolaborasi.
9. Rencana umum dan persiapan lain.
10. Tanda tangan dan nama terang.

Manfaat pendokumentasian adalah:


1. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.
2. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenagakesehatan lainnya tentang apa yang
sudah dan akandilakukan kepada pasien.
3. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karenaberbagai informasi mengenai pasien
telah dicatat (Suarli &Yayan B, 2009)

F. Konsep Pendelegasian Tugas
1. Pengertian
Pendelegasian adalah proses penyerahan tugas dari seseorang kepada rang lain. Pendelegasian
merupakan pengambilan keputusan, tugas- tugas mana yang dikerjakanmanajer sendiri serta
mana yang diserahkan kepada dan dikerjakan oleh orang lain (karyawan/staf). Pendelegasian
ditujukan sebagai proses pembelajaran kepada karyawan/ stafyang lebih junior, serta
pengembangan kepribadian dantanggung jawab karyawan yang menerima tugas dari pimpinan.
Pendelegasian bukan semata-mata hanya penyerahantugas, tetapi juga berikut tanggung jawab
pelaksanaannya olehmereka yang menerima tugas tersebut. Dalam hal ini termasukotoritas
pelaksanaannya walaupun menggunakan atas namapimpinan.
Pendelegasian merupakan salah satu elemen penting dalamfungsi pembinaan. Sebagai manajer
perawat dan bidanmenerima prinsip=prinsip delegasi agar menjadi lebih produktifdalam
melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.

2. Alasan Pendelegasian Tugas 
Ada beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan
1. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidanmencapai hasil yang lebih baik dari
pada semua kegiatanditangani sendiri
2. Agar organisasi berjalan lebih efisien
3. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidanmemusatkan perhatian terhadap
tugas – tugas prioritasyang lebih penting.
4. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuktumbuh dan berkembang, bahkan
dapat dipergunakansebagai bahan informasi untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan
Manajer perawat/bidan sebenarnya lebih cermatdalam mendelegasikan tugas dan weenangnya,
mengingatkegiatan perawat dan bidan berhubungan dengankeselamatan orang lain. Oleh
karena itu sebelummendelegasikan tugas/wewenang hendaknya dipahamibenar tingkan
kemampuan dari perawat/bidan yang akandiberikan delegasi.
3. Cara Melakukan Pendelegasian.
a. Membuat perencanaan kedepan dan mencegah masalah
b. Menetapkan tujuan dan sasaran yang realistis
c. Menyetujui standar kerja
d. Menyelaraskan tugas atau kewajiban dengan kemampuan bawahan
e. Melatih dan mengembangkan staf bawahan denganmemberikan tugas dan wewenang baik
secara tertulismaupun lisan
f. Melakukan control dan mnengkoordinasikan pekerjaan bawahan dengan mengukur
pencapaian tujuan berdasarkan standard serta memberikan umpan balik prestasi yang
dicapai
g. Kunjungi bawahan lebih sering dan dengarkan keluhan-keluhannya
h. Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya denganmemberikan ide-ide baru yang
bermanfaat i. Memberikan reward atas hhasil yang dicapai 
j. Jangan mengambil kembali tugas yang sudahdidelegasikan

4. Teknik Pendelegasian
Manajer perawat/bidan pada seruh tingkatan dapatmenyiapkan tugas-tugas yang dapat
didelegasikan darieksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau kepalaunit, dan dari
kepala unit sampai perawat/bidan klinis. Delegasimencakup kewenangan untuk persetujuan,
rekomendasi ataupelaksanaan. Tugas- tugas seharusnya dirangking denganwaktu yang
diperlukan untuk melaksanakannya dan sebaiknyasatu kewajiban didelegasikan pada satu
waktu.

5. Hambatan dalam Delegasia. 
Hambatan pada delegator
1) Kemampuan yang diragukan oleh dirinya sendiri
2)Meyakini bahwa sseorang “mengetahui semuarincian”
3)“saya dapat melakukan lebih baik oleh diri saya sendiri” buah pikiran yang keliru
4) Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalammendelegasikan
5) Rasa tidak aman
6) Takut tidak disukai
7) Penolakan untuk mengakui kesalahan
8) Kurangnya kepercayaan pada bawahan
9) Kesempurnaan, menyebabkan kontrol yangberlebihan
10) Kurangnya keterampilan organisasional dalammenyeimbangkan beban kerja
11) Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yangsepadan dengan tanggung jawab
12) Keseganan untuk mengembangkan bawahan
13) Kegagalan untuk menetapkan control dan tindak lanjutyang efektif.

b. Hambatan pada yang diberi delegasi
1) Kurangnya pengalaman
2) Kurangnya kompetensi
3) Menghindari tanggung jawab
4) Sangat tergantung dengan bos
5)Kekacauan(disorganization) 
6) Kelebihan beban kerja
7) Terlalu memperhatikan hal-hal yang kurangbermanfaat

c. Hambatan dalam situasi
1) Kebijakan tertuju pada satu orang
2) Tidak ada toleransi kesalahan
3) Kekritisan keputusan
4) Urgensi, tidak ada waktu untuk mengerjakan
5) Kebingungan dalam tanggung jawab dari kewenangan
6) Kekurangan tenaga

6. Delegatif Efektif 
Agar pendelegasian menjadi efektif, diperlukan cara untukmenanggulangi hambatan tersebut di 
atas, Louis Allenmengemukakan beberapa teknik khusus untuk membantumanager perawat dan
bidan dalam melakukan delegasi:
a. Tetapkan tujuan, perawat/bidan pelaksana harusdiberitahu maksud dan pentingnya tugas
yangdidelegasikan
b. Tegaskan tanggung jawab dan wewenangnya dan berikaninformasi yang jelas apa yang
harus dipertanggungjawabkan serta sumber-sumber yangtersedia untuk pelaksanaan tugasnya
sebagaiperawat/bidan
c. Berikan motivasi dan dorongan agar percaya diri dalammenerima tanggung jawab
d. Meminta penyelesaian tugas yang didelegasikan dalambatas waktu yang jelas
e. Berikan latihan untuk mengembangkan pekerjaannya agarmenjadi lebih baik
f. Adakan pengawasn yang memadai baik langsung maupunmelalui laporan. Tegaskan kapan
laporan harus selesaidan hal-hal yang diperluka dalam laporan (singkat danpadat)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Timbang terima merupakan sistem kompleks yang didasarkan padaperkembangan sosio-
teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawatdalam berkomunikasi. Timbang terima dinas
berperan penting dalammenjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam
(Kerr,2002).
Timbang terima merupakan komunikasi yang terjadi pada saatperawat melakukan
pergantian dinas, dan memiliki tujuan yangspesifik yaitu mengomunikasikan informasi tentang
keadaan pasienpada asuhan keperawatan sebelumnya
Pendelegasian adalah proses penyerahan tugas dari seseorangkepada rang lain.
Pendelegasian merupakan pengambilan keputusan,tugas- tugas mana yang dikerjakan manajer
sendiri serta mana yangdiserahkan kepada dan dikerjakan oleh orang lain (karyawan/staf).
Pendelegasian bukan semata-mata hanya penyerahan tugas,
tetapi juga berikut tanggung jawab pelaksanaannya oleh mereka yangmenerima tugas tersebut.
Dalam hal ini termasuk otoritaspelaksanaannya walaupun menggunakan atas nama pimpinan.

B. Saran
Sebagai pemberi pelayanan keperwatan, perawat kiranya lebihmematuhi SOP yang
ditetapkan, menerapkan kerjasama dengan timkesehatan dalam pemberian peleyanan
kesehatan, menerapkankomunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarga serta
tenagakesehatan lainnya, peka dalam menyelesaikan masalah terhadapkejadian tidak
diharapkan, mendokumentasikan dengan benar semuaasuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien dan keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Am Zebua. 2015. Penerapan timbang terima pasien diakses
dihttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/590494/Chapter%2011.pdf . Pada
tanggal 16 Desember 2017
Anita. (2016). Timbang terima pasien diakses
dihttp://diglin.unimas.ac.id/files/disk.145/jtptunimas-gdl-anitanuurl.723-3-babii.pdf . Pa
da tanggal 16 Desember 2017
Nursalam. (2002).Manajemen keperwatan : aplikasi dalam praktikkeperawatan professional 
. Jakarta : Salemba Medika
Gillies. (1989).Managemen keperawatan suatu pendekatan system, edisiterjemahan
. Jakarta : Alih bahasa Dika Sukmana,dkk
SKENARIO ROLE PLAY MANAJEMEN KEPERAWATAN

TIMBANG TERIMA

Brian : kepala shift malam

Anis : perawat

Elok : perawat

M. Fadin : pasien

M. Samsul : kepala ruangan

Reky :kepala shift pagi

Sulih : perawat

Pagi hari di Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya di ruangan shofa marwah. Terlihat
perawat shif t malam , ketua tim perawat shift malam, kepala ruangan, perawat shift pagi dan
kepala ruangan, perawat shift pagi, juga kepala tim shift pagi. Sedang berkumpul di stasiun
perawat. Para perawat tengah mempersiapkan timbang terima.

Karu : “ Assalamualaikum wr.wrb. selamat pagi . sebelum kita memulai rutinitas pagi ini, .
. marilah kita berdoa sejenak. Berdoa di mulai”
Para perawat beserta kepela ruangan berdoa bersama – sama

Karu :” Rekky tolong dibacakan laporan tindakan keperawatan semalam. Untuk perawat
. pagi perhatikan”.

Brian : “ terimakasih pak. Pasien masih tetap terdiri 5 pasien. Tidak ada pasien baru yang .
datang pak, BOR 6. Kondisi pasien baik tidak ada keluhan apapun. Intervensi yang
dilakukan tetap, dan tetap di lanjutkan. Obat oral atau injeksi juga masih sama dengan
dosis dan jenis yang diberikan ”

Karu : “ siapa saja dokter yang visite?”

Brian :” dr cicik visite pukul 08.00 malam pada Tn A dan Tn fadin. Tn Fadin di rencanakan
pulang pagi ini. Kondisi Tn Fadin sudah membaik. Juga Ny. F di jadwalkan utuk
fisioterapi siang nanti”

Reky :” tindakan semalam, beserta intervensi yang di berikan sama dengan shift siang
kemarin? Dan Ny F baru mulai di jadwalkan fisoterapi ”

Brian :” iya”

Karu :” baik, saya kira laporan sudah jelas. Kita berkeliling sekarang”

Para perawat berkeliling menghampiri para pasien, untuk menyapa dan


memperkenalkan perawat shift pagi, yang akan menggantikan posisi perawat
shift malam untuk .

Karu : “ Assalamualaikum Tn Fadin, bagimana kedannya?”

Fadin :” Waalaikum salam suster, saya sudah mendingan, sudah tidak sesak dari kemarin
sore “
Karu :” saya sangat senang mendengarnya. Bapak juga akan pulang pagi ini. Disebelah
kanan saya perawat shift pagi yang akan menggantikan perawat shift malam untuk
merawat bapak”

Elok :” Tn Fadin jam dinas saya dan pak brian sudah selesai dan akan di gantikan
oleh rekan – rekan saya.
Rekky :”bapak perkenalkan nama saya reky kepala tim perawat pagi ini , dan kedua
rekan perawat wanita ini”

Anis :” perkenalkan pak nama saya anis dan rekan saya sulih kami akan merawat
anda pagi ini sampai jam sift berakhir siang hari”

Karu : “ sulih tolong anda off kan

infusnya”

Sulih :” permisi Tn Fadin saya akan melepas infus nya. Tangannya juga sedkit
mengalami plebitis. Ditahan pak sakitnya.”

Karu :” baik kalo begitu pak kami akan menyapa pasien yang lain. Permisi pak selamat
ber istirahat” Fadin:” terimakasih suster”
“ thanks nurse’s”

Setelah usai berkeliling perawat pagi sudah muali beraktifitas dan perawat malam
sudah kembali ke rumah masing – masing

Brian :” kerja bagus perawat

Elok”

Elok : “ terima kasih pak, untuk kesembuhan pasien akan saya beri yang terbaik”
Reky :” anis tolong segera siapkan dokumen asuhan keperawatan antar nyonya F
untuk fisioterapi.”
Anis :” baik pak reky, akan saya siapkan”

Anda mungkin juga menyukai