Tentang :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang timbang terima / operan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang timbang terima / operan ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
Daftar isi
Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1 pendahuluan
a. Latar belakang masalah
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
Bab 2 pembahasan
a. Pengertian timbang terima
b. Proses timbang terima
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan
d. Alur operan
e. Renstra operan
f. Format operan
g. Komunikasi SBAR
h. Model SBAR
Daftar pustaka
BAB I pendahuluan
a. LATAR BELAKANG
Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (Gilles,
1989). Dan menurut (Swanburg, 2000) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni
tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. (Keliat, 2009).
Pada saat operan antar perawat, diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan
pasien, intervensi yang sudah dan yang belum dilaksanakan, serta respons yang terjadi pada
pasien. Perawat melakukan operan bersama dengan perawat lainnya dengan cara berkeliling ke
setiap pasien dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien. Cara ini akan
lebih efektif dari pada harus menghabiskan waktu orang lain sekedar untuk membaca
dokumentasi yang telah kita buat, selain itu juga akan membantu perawat dalam menerima
operan secara nyata. (Nursalam, 2011).
Ada berbagai macam model operan yaitu model tradisional dan operan disisi tempat tidur
(bedside) yang penerapannya disesuaikan dengan kondisi masing-masing ruangan. (Achmad,
2012). Operan tradisional hanya cukup di meja perawat tanpa mengkonfirmasi keadaan pasien
secara langsung. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan dari pasien dan perawat karena tidak ada
komunikasi antara perawat dengan pasien yang nantinya bermanfaat bagi pelayanan yang
dilakukan. (Rina, 2012).
Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan
membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan empati. Ini mencakup mengetahui kapan harus
berbicara, apa yang harus dikatakan dan bagaimana mengatakannya
serta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk memeriksa bahwa pesan telah diterima
dengan benar. Meskipun digunakan setiap hari dalam situasi klinis, keterampilan komunikasi
perlu dipelajari, dipraktekkan dan disempurnakan oleh semua perawat sehingga mereka dapat
berkomunikasi dengan jelas, singkat dan tepat dalam lingkungan yang serba cepat dan
menegangkan. Untuk itu diperlukan pendekatan sistematik untuk memperbaiki komunikasi
tersebut salah satunya dengan cara komunikasi teknik SBAR. (Rina, 2012).
Dari hasil uraian di atas terdapat kaitannya operan terhadap komunikasi perawat dalam
melakukan kegiatan sehari-hari maupun saat menerapkan asuhan keperawatan. Maka dari itu
kelompok tertarik untuk membahas materi Operan demi memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keperawatan disemester genap ditahun 2019 ini.
b. Rumusan masalah
1. apa Pengertian timbang terima
2 bagaimanaProses timbang terima
3 apa Hal-hal yang perlu diperhatikan
4 bagaimana Alur operan
5 apa saja Renstra operan
6 bagaimana Format operan
7 bagaimana cara Komunikasi SBAR
8 apa saja Model SBAR
c. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapat pengetahuan tentang
Operan dalam melakukan Asuhan Keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari Operan
b. Untuk mengetahui Prosedur Operan
c. Untuk mengetahui hal-hal yang diperhatikan dalam Operan
d. Untuk mengetahui Komunikasi SBAR
e. Untuk mengetahui prosedur SBAR dalam Operan
d. Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini bermanfaat bagi seorang Perawat, Pasien, Pendidikan dan
Mahasiswa.
b. Pasien dan keluarga dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Operan
Timbang terima memiliki bebrapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya handover,
handoffs, shift report, sign out, sign over dan cross coverange. Handover adalah komunikasi
verbal dari informasi pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. (Achmad,
dkk, 2012). Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Operan pasien harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien
saat itu.
Menurut Keliat, 2009. Operan adalah komunikasi dan serah terima pekerjaan antara shift pagi ,
sore dan malam. Operan dari shif malam ke shif pagi dan dari shif pagi ke shif sore dipimpin
oleh kepala ruangan, sedangkan operan dari shif sore ke shif malam dipimpin oleh penanggung
jawab shif sore. Operan shif berperan penting dalam menjaga kesinambungan layanan
keperawatan selama 24 jam (Kerr, 2002).
Nursalam (2008) menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu
(laporan) yang berkairan dengan keadaan klien. Handover adalah waktu dimana terjadi
perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang
lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat, tentang rencana
perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang akan terjadi, dan antisipasinya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa timbang terima/ operan adalah cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. dilakukan oleh perawat
primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam
secara tertulis dan lisan DENGAN menjelaskan secara singkat, jelas SERTA lengkap tentang
tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta
perkembangan pasien saat itu.
B. Proses Operan
Tahap kegiatan waktu tempat pelaksanaan
Persiap 1. Timbang terima dilaksanakan setiap -menit Nurse PP-PA
an pergantian sif/ operan. station
2. Prinsip timbang terima, semua pasien baru
masuk dan pasien yang dilakukan timbang
terima khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum/dapat teratasi serta
yang membutuhkan observasi lebih lanjut.
3. PA/PP menyampaikan timbang terima
kepada PP (yang menerima pendelagasian)
berikutnya, hal yang perlu disampaikan dalam
timbang terima:
a. aspek umum yang meliputi: M1 s/d M5;
b. jumlah pasien;
c. identitas pasien dan diagnosis medis;
d. data (keluhan/subjektif dan objektif);
e. masalah keperawatan yang masih muncul;
f. intervensi keperawatan yang sudah dan
belum dilaksanakan (secara umum);
g. intervensi kolaboratif dan dependen;
h. rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang, dan program lainnya
pelaksa Nurse Station -menit Nurse KARU-PP-
naan 1. Kedua kelompok dinas sudah siap (sif jaga). station/ru PA
2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan anagan/b
buku catatan. ad
3. Kepala ruang membuka acara timbang pasien
terima.
4. Penyampaian yang jelas, singkat dan padat
oleh perawat jaga (NIC).
5. Perawat jaga sif selanjutnya dapat
melakukan klarifikasi, tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang
telah ditimbang terimakan dan berhak
menanyakan mengenai hal-hal yang kurang
jelas.
Di Bed Pasien
6. Kepala ruang menyampaikan salam dan PP
menanyakan kebutuhan dasar pasien.
7. Perawat jaga selanjutnya mengkaji secara
penuh terhadap masalah keperawatan,
kebutuhan, dan tindakan yang telah/belum
dilaksanakan, serta hal-hal penting lainnya
selama masa perawatan.
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan
memerlukan perincian yang matang sebaiknya
dicatat secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada petugas berikutnya.
Post 1. Diskusi. - menit Nurse KARU-PP-
handov 2. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan station PA
er secara langsung pada format timbang terima
yang ditandatangani oleh PP yang jaga saat
itu dan PP yang jaga berikutnya diketahui oleh
Kepala Ruang.
3. Ditutup oleh KARU.
d.alur operan
Alur dan format pedoman operan di ruang MPKP menurut (Achmad, dkk., 2012) adalah
sebagai berikut:
Nurse Station:
Operan dipimpin kepala ruangan Ketua Tim melaporkan secara verbal dan tertulis
kondisi pasiennya berdasarkan dokumentasi keperawatan. Ketua Tim/Penanggung
jawab sif dan perawat pelaksana dalam tim mencatat hariannya Proses klasifikasi
informasi.
Bedside
Kepala ruangan memimpin ronde ke tempat tidur pasien Validasi data pasien
Nurse Station
Kepala ruangan merangkum informasi operan, memberikan umpan balik dan saran
tidak lanjut. Menutup operan (doa dan bersalaman).
Nurse Station
Ketua Tim/Penanggung Jawab mulai kegiatan
pre-conference
bersama anggota tim/perawat pelaksana.
e. RENSTRA TIMBANG TERIMA
Pelaksanaan Timbang Terima
Hari/tanggal :
Pukul :
Topik :
Tempat :
Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
Media
1. Status pasien
2. Buku timbang terima
3. Alat tulis
4. Leaflet
5. Sarana dan prasarana perawatan
Pengorganisasian
Kepala Ruang :
Perawat Primer (pagi) :
Perawat Primer (sore) :
Perawat Associate (pagi) :
Perawat Associate (sore) :
Perawat Associate (malam) :
Perawat Associate (libur) :
Pembimbing/Supervisor :
Uraian Kegiatan
1. Prolog
Pada hari …… jam ……….. seluruh perawat (PP dan PA) sif pagi dan sore serta kepala
ruang berkumpul di nurse station untuk melakukan timbang terima.
2. Session I di Nurse Station
Kepala ruang memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa dan kemudian
mempersilakan PP dinas pagi untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien
selama bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (sore). PP dan PA sif sore
memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan
persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dan lain-
lain), serta hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah
melakukan timbang terima di nurse station berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian
diteruskan di ruang perawatan pasien.
3. Session II di ruang perawatan/bed pasien
Seluruh perawat dan kepala ruang bersama-sama melihat ke bed pasien. PP dinas
selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien atau
keluarga yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami
masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan. Bila terdapat hal-hal yang bersifat
rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse
station setelah kunjungan ke pasien berakhir.
4. Epilog
Kembali ke Nurse Station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia.
Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP menandatangani
laporan timbang terima dengan diketahui oleh kepala ruang.
Evaluasi
1. Struktur (Input)
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain:
catatan timbang terima, status pasien dan kelompok sif timbang terima. Kepala
ruang/Nurse in charge (NIC) memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan
pada pergantian sif yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada sif
sore ke malam dipimpim oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti sif. Perawat primer mengoperkan
ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti sif. Timbang terima pertama
dilakukan di nurse station kemudian ke ruang perawatan pasien dan kemabali lagi ke
nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatan,
intervensi yang belum/sudah dilakukan.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian sif. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antarperawat berjalan dengan baik
f. Format operan
G. Komunikasi SBAR
Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis untuk
mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan
efisien. Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur SBAR untuk mencapai
keterampilan berfikir kritis serta menghemat waktu. (Rina, 2012)
Konsep SBAR
Menurut Rina, 2012 konsep SBAR yaitu sebagai berikut;
1. S (siuation) Situation merupakan kondisi terkini yang sedang terjadi pada pasien. -
Mengidentifikasi diri, unit, pasien, dan nomor kamar. - Nyatakan masalah secara
singkat: apa, kapan dimulai, dan tingkat keparahan.
2. B (background) Sediakan informasi latar belakang yang sesuai dengan situasi,
meliputi: - Daftar pasien - Nomor medical record - Membuat diagnosa dan tanggal
pendiagnosaan - Daftar obat terkini, alergi, dan hasil labor. - Hasil terbaru tanda-tanda
vital pasien - Hasil labor, dengan tanggal dan waktu pengambilan serta hasil dari tes
labor sebagai pembanding - Informasi klinik lainnya Background merupakan informasi
penting tentang apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
SBAR Model
Menurut Rina, 2012;
1. Komunikasi menjadi efektif dan efisien
2. Menawarkan sebuah cara yang simple untuk standart komunikasi dengan
menggunakan 4 elemen umum
3. Mencerminkan umum dan nursing process
4. Membuat bahasa yang umum
METODE PENELITIAN
metode pada penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2017 sampai Januari 2018 di
pavilion Maria, pavilion Lukas, pavilion Hanna, pavilion Ester RSU GMIM Pancaran
Kasih Manado. Populasi pada penelitian ini yaitu perawat pelaksana di ruang rawat inap
bangsal sebanyak 44 perawatdan sampel sebanyak
44 perawat yang di ambil menggunakan total sampling. Instrumen dalam penelitian ini
berupa berupa kuesioner timbang terima sebanyak 20 pertanyaan dengan kriteria baik=
>50 dan kriteria kurang= ≤50 dan kuesioner kinerja sebanyak 29 pertanyaan dengan
kriteria baik= >72,5 dan untuk kriteria kurang baik= ≤72. Pengelolahan data melalui
editting, koding, processing, cleaning. Analisa data univariat dan bivariat menggunakan
uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05).
Total 44 100
Total 44 100
Total 44 100
n % n % n %
Baik 3 86,3 2 4,5 4 90.9
8 8 4 0 2 0.03
Kurang baik 2 4,54 2 4,5 4 9.08 6
4
Pembahasan
Karakteristik perawat yang bekerja di ruang rawat inap bangsal RSU GMIM Pancaran
Kasih Manado jika dilihat dari umur paling banyak adalah perawat dengan usia 26-35
tahun yaitu sebanyak 25 perawat (56,8%) hasil tersebut berarti bahwa hampir semua
perawat pelaksana yang ada di ruang rawat inap bangsal RSU GMIM Pancaran Kasih
Manado berada pada masa produktif/ lebih muda, sehingga setiap perawat memiliki
motivasi untuk bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik (Depkes RI, 2009).
Masa kerja perawat yang ada di ruang rawat inap bangsal didapatkan jumlah
terbanyak adalah responden yang memiliki masa kerja ≤3 tahun yaitu sebanyak 27
responden. Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja
disuatu tempat (Handoko, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kanestren (2009)
dengan judul analisis hubungan karakteristik individu dengan kinerja perawat di unit
rawat inap RS Pertamina Jaya Jakarta menyatakan bahwa lama kerja memiliki
hubungan yang signifikan dengan kinerja perawat.
Hasil penelitian yang dilakukan pada 44 perawat pelaksana di ruang rawat inap bangsal
RSU GMIM Pancaran Kasih Manado ditemukan 40 perawat yang menyatakan bahwa
timbang terima berjalan baik dengan 38 perawat memiliki kinerja yang baik sedangkan 2
perawat lainnya memiliki kinerja kurang baik hal tersebut dapat terjadi karena berbagai
hal, jika dilihat dari hasil yang ada, 2 responden yang menilai timbang terima baik
namun memiliki kinerja yang kurang baik merupakan responden dengan masa kerja >20
tahun sehingga kemungkinan besar penyebabnya yaitu kejenuhan kerja (burnout) pada
pekerjaan rutin. Kemungkinan juga kurangnya pola pengembangan karir yang baik,
promosi yang diharapkan tidak tercapai maupun minimnya reward dari pemimpin
terhadap pegawai yang sudah lama bekerja serta terdapat perbedaan gaji dengan
karyawan baru. Pendapat tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nely
dan Novi (2013) dimana didapatkan hasil yaitu perawat yang mengalami burnout
merupakan perawat yang memiliki masa kerja >11 tahun. Hasil penelitian ini juga
ditemui bahwa terdapat 4 perawat pelaksana yang menyatakan bahwa timbang terima
diruang rawat inap bangsal RSU GMIM Pancaran Kasih Manado berjalan kurang baik
dengan 2 perawat memiliki kinerja kurang baik dan 2 lainnya memiliki kinerja baik.
Kinerja seorang perawat tidak hanya dipengaruhi
oleh timbang terima namun ada banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Penelitian
yang dilakukan oleh Indriana, Indar & Asiah (2013) pada perawat diruang rawat inap
Rumah Sakit Ibnu Sina YBWUMI Makassar didapatkan hasil bahwa kepemimpinan,
pelatihan, rekan kerja, pengakuan, sistem imbalan, memiliki hubungan dengan kinerja
seorang perawat.Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwik
(2014) di ruang rawat bedah dan ruang penyakit dalam RSUD Dr. Pringadi Medan yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara penerapan
timbang terima dengan keselamatan pasien. Penelitian tersebut juga sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulistiani, R., Hanny, H., Luknis, S. (2013) di ruang
rawat inap Rumah Sakit ditemukan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi
organisasi dengan kinerja perawat pelaksana. Riesenbug (2010) berpendapat bahwa
komunikasi terhadap berbagai informasi mengenai perkembangan pasien antar profesi
kesehatan di Rumah Sakit merupakan komponen yang fundamental dalam perawatan
pasien. Berdasarkan penjabaran hasil penelitian diatas maka peneliti menyimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara timbang terima (operan shift) dengan kinerja perawat.
Hasil tersebut sesuai dengan perhitungan menggunakan uji Chi Square yang dibaca
pada Fisher’s Exact Testdidapatkan nilai p = 0,036. Hal ini berarti bahwa nilai p lebih
kecil dari nilai a = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
timbang terima (operan shift) dengan kinerja perawat pelaksana.
KESIMPULAN JURNAL
Hasil penelitian yang dilakukan pada 44 perawat pelaksana di ruang rawat inap bangsal
RSU GMIM Pancaran Kasih Manado dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Timbang terima (operan shift) yang ada di ruang rawat inap bangsal RSU GMIM
Pancaran Kasih Manado berada pada kriteria yang baik.
2. Sebagian besar perawat pelaksana di ruang rawat inap bangsal RSU GMIM
Pancaran Kasih Manado memiliki kinerja yang baik
3. Hasil terdapat hubungan yang signifikan antara timbang terima (operan shift) dengan
kinerja perawat perawat pelaksana di ruang rawat inap bangsal RSU GMIM Pancaran
Kasih Manado