Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KOMUNIKASI EFEKTIF SBAR


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan
Dosen pengampu Davi Sundarai, SKM., S.Kep., MM

Disusun oleh:
Tasya Khairunnisa
029P.A16.029

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadiran ALLAH SWT yang telah memberikan kesehatan
dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Selawat dan
salam penulis sanjungkan kepada Nabi Besar MUHAMMAD SAW yang telah
membawa umatnya dari alam kegelapan kealam yang berilmu pengetahuan.
Penulis mengucapkan ribuan terimakasih kepada Dosen pengasuh yang
telah membimbing penulis menyelesaikan tugas yang Judul “Komunikasi SBAR”
pada Mata Kuliah “Manajemen Keperawatan” dengan sebaik mungkin. Penulis
sadar bahwa dalam tugas ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan baik
dalam penulisannya maupun isinya. Oleh karna itu, penulis mengharap kritik dan
saran yang sifat nya membangun guna memperbaiki tugas yang akan datang. akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I, PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II, OPERAN............................................................................................ 3
A. Pengertian Operan...................................................................................... 3
B. Hal-hal yang perlu diperhatikan................................................................. 4
C. Alur OPeran................................................................................................ 4
D. Renstra Operan........................................................................................... 5
E. Format Operan............................................................................................ 8
F. Komunikasi SBAR..................................................................................... 9
G. SBAR Model.............................................................................................. 10
H. Laporan Kondisi Pasien Antar Shift Dinas................................................. 10
BAB III, SKENARIO OPERAN...................................................................... 11
A. Pemeran...................................................................................................... 11
B. Naskah Drama Operan................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17
  

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan asuhan keperawatan di butuhkan yaitu kemahiran dalam
berkomunikasi, dan komunikasi yang baik itu mudah di mengerti, singkat,
jelas. Komunikasi juga sangat perlu saat melakukan segala hal dalam kegiatan
sehari-hari perawat dalam tindakan keperawatan maupun dalam bentuk
Operan. Dalam operan ini lah sering terjadi kekeliruan ataupun
kesalahpahaman informasi, dan disinilah perawat sangat di butuhkan dalam
kemahiran berkomunikasi.
Pada saat operan antar perawat, diperlukan suatu komunikasi yang jelas
tentang kebutuhan pasien, intervensi yang sudah dan yang belum
dilaksanakan, serta respons yang terjadi pada pasien. Perawat melakukan
operan bersama dengan perawat lainnya dengan cara berkeliling ke setiap
pasien dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien. Cara
ini akan lebih efektif dari pada harus menghabiskan waktu orang lain sekedar
untuk membaca dokumentasi yang telah kita buat, selain itu juga akan
membantu perawat dalam menerima operan secara nyata. (Nursalam, 2011).
Ada berbagai macam model operan yaitu model tradisional dan operan
disisi tempat tidur (bedside) yang penerapannya disesuaikan dengan kondisi
masing-masing ruangan. (Achmad, 2012). Operan tradisional hanya cukup di
meja perawat tanpa mengkonfirmasi keadaan pasien secara langsung. Hal ini
menyebabkan ketidakpuasan dari pasien dan perawat karena tidak ada
komunikasi antara perawat dengan pasien yang nantinya bermanfaat bagi
pelayanan yang dilakukan. (Rina, 2012).
Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan
membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan empati. Ini mencakup
mengetahui kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan bagaimana
mengatakannya serta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk
memeriksa bahwa pesan telah diterima dengan benar. Meskipun digunakan

1
setiap hari dalam situasi klinis, keterampilan komunikasi perlu dipelajari,
dipraktekkan dan disempurnakan oleh semua perawat sehingga mereka dapat
berkomunikasi dengan jelas, singkat dan tepat dalam lingkungan yang serba
cepat dan menegangkan. Untuk itu diperlukan pendekatan sistematik untuk
memperbaiki komunikasi tersebut salah satunya dengan cara komunikasi
teknik SBAR. (Rina, 2012).
Komunikasi Situasion Background Assessment Recommendation (SBAR)
dalam dunia kesehatan dikembangkan oleh pakar Pasien Safety dari Kaiser
Permanente Oakland California untuk membantu komunikasi antara dokter
dan perawat. Meskipun komunikasi SBAR di desain untuk kumunikasi dalam
situasi beresiko tinggi antara perawat dan dokter, teknik SBAR juga dapat
digunakan untuk berbagai bentuk operan tugas, misalnya operan antara
perawat. Di Kaiser tempat asalnya, teknik SBAR tidak hanya digunakan untuk
operan tugas antara klinis tapi juga untuk berbagai laporan oleh pimpinan unit
kerja, mengirim pesan via email atau voice mail serta bagian IT untuk
mengatasi masalah (JCI, 2010 dalam Penelitian Rina, 2012).
Dari hasil uraian di atas terdapat kaitannya operan terhadap komunikasi
perawat dalam melakukan kegiatan sehari-hari maupun saat menerapkan
asuhan keperawatan. Maka dari itu kelompok tertarik untuk membahas materi
Operan demi memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan
disemester ganjil ditahun 2014 ini.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Operan
2. Untuk mengetahui Prosedur Operan
3. Untuk mengetahui hal-hal yang diperhatikan dalam Operan
4. Untuk mengetahui Komunikasi SBAR
5. Untuk mengetahui prosedur SBAR dalam Operan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Operan
Operan merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada perkembangan
sosio-teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam berkomunikasi.
Operan shif berperan penting dalam menjaga kesinambungan layanan
keperawatan selama 24 jam (Kerr, 2002). Tujuan komunikasi selama operan
adalah untuk membangun komunikasi yang akurat, reliabel (Lardner, 1996),
tentang tugas-tugas yang akan dilanjutkan oleh staf pada shif berikutnya agar
layanan keperawatan bagi pasien berlangsung aman dan efektif, menjaga
keamanan, kepercayaan, dan kehormatan pasien, mengurangi kesenjangan dan
ketidak akuratan perawatan, serga memberi kesempatan perawat meninggalkan
pelayanan langsung. (Achmad, dkk, 2012).
Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Operan pasien harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan
yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Operan dilakukan oleh perawat primer keperawatan
kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara
tertulis dan lisan. (Nursalam, 2011).
Menurut Keliat, 2009. Operan adalah komunikasi dan serah terima
pekerjaan antara shift pagi , sore dan malam. Operan dari shif malam ke shif pagi
dan dari shif pagi ke shif sore dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan
dari shif sore ke shif malam dipimpin oleh penanggung jawab shif sore.

3
B. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP)
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Operan harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat Operan di kamar pasien, mengunakan volume suara yang cukup
sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi
klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara
langsung didekat pasien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station.

C. Alur Operan
Alur dan format pedoman operan di ruang MPKP menurut (Achmad, dkk.,
2012) adalah sebagai berikut:
Nurse Station:
1.      Operan dipimpin kepala ruangan
2.      Ketua Tim melaporkan secara verbal dan tertulis kondisi pasiennya
berdasarkan dokumentasi keperawatan.
3.      Ketua Tim/Penanggung jawab sif dan perawat pelaksana dalam tim
mencatat hariannya
4.      Proses klasifikasi informasi.

Bedside
1.      Kepala ruangan memimpin ronde ke tempat tidur pasien
2.      Validasi data pasien.

4
Nurse Station
1.      Kepala ruangan merangkum informasi operan, memberikan umpan balik
dan saran tidak lanjut.
2.      Menutup operan (doa dan bersalaman).

Nurse Station
Ketua Tim/Penanggung Jawab mulai kegiatan pre-conference bersama
anggota tim/perawat pelaksana.

D. Renstra Operan
a. Pelaksanaan Operan
Hari/ tanggal :
Pukul :
Topik :
Tempat :
b. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
c. Media
1. Status klien
2. Buku Operan
3. Alat tulis
4. Leaflet
5. Sarana dan prasarana perawatan
d. Pengorganisasian
Kepala ruangan :
Perawat primer (pagi) :
Perawat primer (sore) :
Perawat associate (pagi) :
Perawat associate (sore) :

5
Perawat associate (malam) :
Perawat associate (libur) :
Pembimbing/ supervisor :
e. Uraian kegiatan
1. Prolog
Pada hari....... jam....... seluruh perawat ( PP dan PA) shift pagi dan sore
serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan
operan.
2. Sesi I di Nurse station
Kepela ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan
doa dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk melaporkan
keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan
berdinas selanjutnya (sore). PP dan PA shift sore memberikan klarifikasi
keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
(secara umum), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan
persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang dll), hal yang belum jelas atas laporan yang telah
disampaikan. Setelah melakukan timbang terima di nurse station berupa
laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di ruang perawatan pasien
3. Sesi II di Ruang Perawatan pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ketempat
pasien. PP dinas selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data
langsung kepada pasien atau keluarga yang mengalami masalah khusus.
Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan tetap
dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih lima menit perpasien. Bila
terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu
diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station setelah kunjungan
kepasien berakhir.

6
4. Epilog
Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat
rahasia. Setelah proses operan selesai dilakukan, maka kedua PP
menandatangani laporan operan dengan diketahui oleh kepala ruangan.
f. Evaluasi
1. Struktur (input)
Pada operan, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara
lain: catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift oepran.
Kepala ruang selalu memimpin kegiatan operan yang dilaksanakan pada
pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore. Kegiatan oepran
pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas
pada saat itu.
2. Proses
Proses operan dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat
primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti
shift. Operan pertama dilakukan di nurse station kemudian ke ruang
perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi operan mencakup
jumlah pasien, diagnosis keperawatan, dan intervensi yang belum/sudah
dilakukan. Waktu unutuk setiap pasien tidak lebih dari lima menit saat
klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Operan dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik.

7
E. Format Operan

FORMAT OPERAN PENDERITA


Nama Pasien : Kamar :
Umur : Dx. Medis :
Tanggal :

Asuhan Operan
Keperawatan Sift Pagi Sift Sore Sift Malam

Masalah Keperawatan

S: S: S:
Data Fokus O: O: O:
(Subyektif & Obyektif) A: A: A:
P: P: P:

Intervensi yang sudah


Dilakukan
Intervensi yang belum
Dilakukan
Hal-hal yang perlu di
Perhatikan (Lab, Obat,-
Advis Medis)
Tanda Tangan PP PP Pagi: PP Sore: PP Malam:
PP Sore: PP Malam: PP Pagi:

Karu: Karu:

8
F. Komunikasi SBAR
Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis
untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara
akurat dan efisien. Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur SBAR untuk
mencapai keterampilan berfikir kritis serta menghemat waktu. (Rina, 2012)

Konsep SBAR
Menurut Rina, 2012 konsep SBAR yaitu sebagai berikut;
1. S (siuation) Situation merupakan kondisi terkini yang sedang terjadi pada
pasien.
- Mengidentifikasi diri, unit, pasien, dan nomor kamar.
- Nyatakan masalah secara singkat: apa, kapan dimulai, dan tingkat
keparahan.
2. B (background)
Sediakan informasi latar belakang yang sesuai dengan situasi, meliputi:
- Daftar pasien
- Nomor medical record
- Membuat diagnosa dan tanggal pendiagnosaan
- Daftar obat terkini, alergi, dan hasil labor.
- Hasil terbaru tanda-tanda vital pasien
- Hasil labor, dengan tanggal dan waktu pengambilan serta hasil dari tes
labor sebagai pembanding
- Informasi klinik lainnya
Background merupakan informasi penting tentang apa yang berhubungan
dengan kondisi pasien terkini.
3. A (assessment/pengkajian)
Assessment merupakan hasil pengkajian dari kondisi pasien yang terkini
4. R (recommendation)
Recommendation merupakan apa saja hal yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien pada saat ini.

9
G. SBAR Model
Menurut Rina, 2012;
1. Komunikasi menjadi efektif dan efisien
2. Menawarkan sebuah cara yang simple untuk standart komunikasi dengan
menggunakan 4 elemen umum
3. Mencerminkan umum dan nursing process
4. Membuat bahasa yang umum

H. Laporan Kondisi Pasien Antar Shift DinaS (Dengan SBAR)


Menurut (Rina, 2012) Sebelum Operan pasien :
1. Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
2. Kumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan kondisi pasien yang
akan dilaporkan
3. Pastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang
harus dilanjutkan
4. Baca & pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian perawat shif
sebelumnya.
5. Siapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.

10
BAB III
SKENARIO OPERAN

A.      Pemeran
Karu : Fajar Satria Maha
Katim : Istikaratih

Perawat Sift Malam:


1.      Surya Nanda (Pj Shift Malam)
2.      Yuliana

Perawat Sift Pagi:


1.      Muksalmina
2.      Nuria Sari

B.       Naskah Drama Operan


Pagi pukul 7.45 wib, tiba lah perawat Sift Pagi beserta Karu,
Perawat Pagi : Assalamualaikum,,
Perawat malam : Walaikumsalam
Yuli : ehh,, sudah datang...
Ria : iya, , , alhamdulillah tepat waktu...
Surya : yasudah, letakkan dulu tasnya di ruang...
Ria : baiklah,,

Detik-detik Proses Operan pun tiba pada jam 08.00 Wib, setelah lengkap Karu,
Katim dan perawat shift pagi datang...
Karu : (melihat jam) sudah jam 08.00 nih, sudah waktunya operan sift
malam dengan shift pagi...
Surya : baik pak,, mari kita mulai saja operan pagi ini
Karu : yasudah, langsung saja...
Assalamualaikum,,, (membuka acara operan)

11
Sebelum memulai operan ini alangkah baiknya kita berdoa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.. do’a dimulai... selesai...
Baik, untuk Pj malam, bg Surya bisa disampaikan laporan pagi ini,.silahkan...
Surya : baik, terimakasih..
Untuk operan pagi ini ada 4 pasien.. nah dari ke empat ini ada 2 pasien baru.. di
kamar 3 & 4...
Pasien Pertama (PJ surya)
S :          Tn. F (49 Tahun)
          Kamar 1
          Dx: Asma
          Keadaan komposmetis
          Klien masih sesak napas
          Pernapasan cuping hidung
          Pernapasan cepat
          Terdapat sekret yang kental

B :          Telah diberikan terapi O2 2 liter


          Telah diberikan terapi nebulizar

A :          Pemeriksaan TTV


o   TD : 130/90 mmHg
o   P : 80 x/m
o   R : 30 x/m
o   T : 37 oC
          Diet M2
          Terapi IVFD RL 20 tts/m

R :          Lakukan pemeriksaan TTV setiap 5 jam


          Lakukan pemberian terapi nebulizer 12 x/j
          Pantau pemberian Terapi O2

12
Ratih : ada yang perlu di cek bg? cek sputum?
Surya : tidak ada ratih,,
Muksal : masih sering sesak bapak ini?
Surya : bapak ini masih sesak,, jadi terapi O2 nya tolong nanti di pantau.
Muksal : oh iyaa bg..

Pasien Kedu (PJ surya)


S :          Tn. B (40 Tahun)
          Kamar 2
          Dx: GE
          Pasien mengatakan badannya masih lemas
          Turgor kulit jelek

B :          Kekurangan cairan


          Telah diberikan terapi IVFD RL 20tts/m

A :          Pemeriksaan TTV


o   TD : 130/80 mmHg
o   P : 80 x/m
o   R : 22 x/m
o   T : 36 oC
          Diet M2

R :          Lanjutkan pemberian terapi IVFD RL 20tts/m


          Diet M2

Ria : bapak ini ada muntah bang?


Surya : ada tadi malam.. pantau intake & output nya yaa..

Pasien Ketiga (Perawat yuli)


S :          Tn. I (48 Tahun)

13
          Kamar 3
          Dx: Post Ob Debridemen et DM + selulitas pada
lengan atas sebelah kiri.

B :          Hb 10
          KGD 145

A :          Pemeriksaan TTV


o   TD : 120/90 mmHg
o   P : 70 x/m
o   R : 22 x/m
o   T : 37 oC
          Diet M2
          Urine pekat

R :          Cek Hb
          Kontrol intake & output
          Kontrol TTV setiap 3 jam
          Cek KGD setiap 2 jam

Ria : iya bg,,Hb terakhir berapa td kak yul ?


Yuli : terakhir HB nya 10, cek Hb nya lagi nanti jangan lupa.
Ria : baik kak,,,

Pasien Keempat (perawat yuli)


S :          Tn. S (35 Tahun)
          Kamar 4
          Dx: Hepatitis
          Pasien lemas, kurang nafsu makan
          Kelihatan kuning

14
B :          Bilirubin 2,1 mg/dl (N= 0,1 – 1,2 mg/dl)
          Tidak memiliki riwayat alergi

A :          Pemeriksaan TTV


o   TD : 110/90 mmHg
o   P : 60 x/m
o   R : 24 x/m
o   T : 36,7 oC
          Diet M2
          Terapi IVFD RL 20 tts/m

R :          Cek Bilirubin


          Cek Hb

Muksal : ini HB nya berapa kak?


Yuli : hasilnya belum keluar, nanti di ambil ya..
Baik,, itu saja.. ada yang kurang jelas ???
Muksal : ya sudah, sudah...
Fajar : langsung aja kepasiennya.. bawa statusnya
Surya : (kamar 1-4) siang bapak,, kami mau operan, ini teman saya
Ratih, Muksal dan ria yang nanti akan merawat bapak sampai jam
14.00 siang.. dan ada juga Karu di pagi ini pak, ini pak Fajar.
Surya : baik,, sudah selesai,
Fajar : mari kita kembali keruangan...
Dan penandatangani hasil operan dinas malam.. selanjutnya.....
Fajar : operannya sudah selesai, pasti sudah lengkap semua. Nah bagi
yang dinas pagi selamat bertugas. Dan yang shift malam kalau mau pulang
silahkan, dan yang lain menyesuaikan. Dan sebelum mengakhiri hasil operan ini,,
kita berdo’a dulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing, supaya
selamat sampai tujuan, berdo’a dimulai.. berdo’a selesai..

15
untuk acara selanjutnya, silahkan untuk menyesuaikannya masing-masing..
terimakasih
assalamualaikum..
Perawat : Walaikumsalam..
Surya & Yuli : kalau begitu kami pulang dulu ya.. assalamualaikum...
Perawat : walaikumsalam..
Ratih : iya, hati-hati dijalan..

16
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Rostandi Purba, Juli. Achmad fathi. 2012. Jurnal Gaya Kepemimpinan dan
Manajemen Koflik Kepala Ruangan di Instalasi Rindu A RSUP H. Adam
Malik Medan
Rina. 2012. Tesis...
Sugiharto, A. S, Dkk. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi MPKP di Rumah
Sakit. Jakarta: EGC

17

Anda mungkin juga menyukai