Timbang Terima Sbar (Kel.4)
Timbang Terima Sbar (Kel.4)
Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penyusun ucapkan kehadirat Allah Subhanawataala atas berkat rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Timbang
Terima dengan Metode SBAR”.
Shalawat serta salam senantiasa penyusun berikan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW, karena berkat perjuangan beliaulah, sehingga kita bisa keluar dari zaman kegelapan
menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi seperti yang kita rasakan
saat ini.
Tiada karya manusia yang sempurna, begitu pun dalam makalah ini yang mungkin masih banyak
kesalahan serta kekurangan.Maka dari itu penyusun berharap kepada saudara sekalian agar dapat
memberikan kritik ataupun saran yang sifatnya membangun, demi kesempurnaan makalah ini di
masa mendatang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Tujuan .......................................................................................................................2
C. Rumusan Masalah......................................................................................................2
B. Metode SBAR............................................................................................................5
B. Dignosa Keperawatan..............................................................................................15
C. Intervensi Keperawatan...........................................................................................15
E. Evaluasi Keperawatan..............................................................................................20
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................24
B. Saran........................................................................................................................24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit menetapkan regulasiuntuk melaksanakan proses meningkatkan
efektivitas komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telepon antar-PPA. Komunikasi
dianggap efektif bila tepat waktu,akurat,lengkap, tidak mendua (ambiguous), dan diterima
oleh penerima informasi yang bertujuan mengurangi kesalahan-kesalahan dan
meningkatkan keselamatan pasien. Pesan secara verbal lewat telepon ditulis lengkap,
dibaca ulang oleh penerimapesan, dan dikonfirmasi oleh pemberipesan. Penyampaian hasil
pemeriksaan diagnostik secara verbal ditulis lengkap, dibaca ulang, dan dikonfirmasi oleh
pemberi pesan secara lengkap (KomisiAkreditasi Rumah Sakit, 2017).
Komunikasi antar profesi di rumah sakit (RS) terjadi sepanjang waktu perawatan
pasien di RS, komunikasi bertujuan untuk menjaga kelangsungan proses perawatan pada
pasien. Salah satu komunikasi antar profesi di RS terjadi pada saat dilakukannya timbang
terima pasien. Timbang terima pasien merupakan bentuk transfer tanggung jawab medis
pasien dari satu tenagakesehatan ke tenaga kesehatan lainnya.Pelaksanaan timbang terima
seringkali menjadi permasalahan di setiap RS. Operan shift penting untuk menjaga
kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam. Salah satu metode dalam timbang
terima adalah SBAR.
Komunikasi SBAR merupakan kerangka teknik komunikasi efektif yang
disediakan untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien. Komunikasi
SBAR dapat digunakan dalam serah terima antar shift atau antara staf di daerah klinis yang
sama atau berbeda. Komunikasi SBAR melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk
memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk dalam memberikan rekomendasi.
Dengan adanya komunikasi SBAR ini maka perawat memiliki kesempatan untuk
berdiskusi dengan tim Kesehatan lainnya. Teknik TBaK adalah salah satu teknik yang
dalam menerapkan metode SBAR sehingga tidak terjadi kesalahan (Langsa, 2015).
1
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari timbang terima
2. Untuk mengetahui timbang terima dengan metode SBAR
3. Untuk mengetahui cara mengaplikasikan timbang terima dengan metode SBAR
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari timbang terima?
2. Bagaimana timbang terima dengan metode SBAR?
3. Bagaimana cara mengaplikasikan timbang terima dengan metode SBAR?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TIMBANG TERIMA
Timbang terima sering disebut dengan operan atau over hand. Operan adalah
suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuat (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien. Harus dilakukan seefektif mungkin dengan secara singkat, jelas dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan
perkembangan saat itu Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Menurut Lardner et.all (1996, dalam http://ckjnersmanajer.blogspot.com, 2009), operan
memiliki 3 tahapan yaitu:
1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab.
Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang
melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa
pertukaran informasi yang memungkin adanya komunikasi dua arah antara perawat
yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang dating.
3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan
tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan
untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien
langsung.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pergantian shift atau operan
jaga, diantaranya (Nursalam, 2002):
3
untuk dinas yang menerima operan, Rencana kerja untuk dinas yang menerima
operan
4. Penyampaian operan di lakukan tidak terburu-buru
5. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara
langsung melihat keadaan klien.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur operan jaga (Nursalam, 2002), meliputi:
1. Persiapan
Kedua kelompok dalam keadaan siap
Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
2. PelaksanaanDalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan.
3. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien,
rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dilimpahkan.
4. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
a. Identitas klien dan diagnosa medic
b. Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
c. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
d. Intervensi kolaborasi dan dependen
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak
dilaksanakan secara rutin.
5. Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaan pada saat
timbang terima secara singkat dan jelas.
6. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
4
7. Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan
oleh perawat.
B. METODE SBAR
Komunikasi SBAR : Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit
adalah komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation), metode
komunikasi ini digunakan pada saat perawat melakukan handover ke pasien. Komunikasi
SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam
menyampaikan kondisi pasien.
SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting
yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang
efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif
untuk meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama
atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan ke
dalam situasi pasien termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan
untuk diskusi antara anggota timkesehatan atau tim kesehatan lainnya.
5
Sebutkan:latar belakang pasien, yaitu Riwayat Penyakit Sekarang (RPS), alasan
pasien dirawat inap (bila rawat inap),pengelolaan pasien yang sudah berjalan,
danterapi yang diterima pasien sampai saat itu (yang signifikan).Sudah dilakukan
tindakan …. pengobatan …..”
3. Asessment.Sebutkan penilaian kondisi pasien menurut pelapor (bila ada)Dengan
kata-kata, ”Menurut saya kondisi pasien mengarah ke ….”
4. Recommendation.
Sebutkan rekomendasi untuk pasien menurut pelapor (bila ada)
Dengan kata-kata, ”Apa yang perlu dilakukan? Mohon dokter segera datang”
Dengan kata-kata, ”Pasien dengan diagnosis …. perawatan hari ke ….
5. Konfirmasi ulang.
a. Catat hasil pembicaraan pada secarik kertas,
b. Sebutkan ulang kepada pihak yang dilapori,
c. Bila benar, pihak yang dilapori menyatakan setuju dengan hasil tersebut.
d. Pembicaraan selesai.
6. Khusus untuk konsultasi perawat dengan dokter:
a. Salin hasil pembicaraan di status pasien dengan urutan SBAR.
b. Bubuhkan stempel untuk tempat tanda tangan dokter.
c. Dalam waktu 1×24 jam, dokter yang dikonsuli harus membubuhkan tanda tangan
sebagai bentuk pengesahan instruksi tersebut.
Unit Terkait :
a. Keperawatan.
6
b. Dokter.
c. Instalasi Rehabilitasi Medik.
d. Laboratorium.
e. Radiologi.
f. Instalasi Gizi
g. Instalasi Gawat Darurat.
7
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas
Tanggal Pengkajian : 8 Oktober 2022 Pukul : 17.00 WIB
Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 55 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl.Balai Rakyat Timur RT 001 RW 004 Tugu
Selatan Jakarta Utara
Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. I
Umur : 26 Tahun
Pendidikan : SLTA
Agama : Islam
8
Alamat : Jl.Balai Rakyat Timur Tugu Selatan
Jakarta Utara
Hubungan dengan klien : Anak
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan batuk berdahak, hidung mimisan, dan banyak timbul memar pada
tangan, kaki, dan wajah.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke IGD dengan keluhan badan lemas sejak 1 minggu smrs, disertai mual,
nafsu makan menurun, batuk berdahak, hidung mimisan, dan banyak timbul memar
pada tangan, kaki, dan wajah.
c. Riwayat penyakit terdahulu
Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, saat di rumah minum
metformin 3x1.
d. Riwayat penyakit Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit yang sama
dengan klien.
e. Pola Nutriasi dan Metabolisme
Klien mengatakan tidak napsu makan dan masih terasa mual, makanan rumah sakit
hanya habis ½ porsi.
f. Pola Eliminasi
Klie mengatakan BAK 4x sehari, lancar berwarna Kuning jernih, BAB 1x Sehari
dengan konsistensi padat berwarna kuning kecoklatan.
g. Pola Istirahat dan tidur
Klien mengatakan istirahat tidur ±6-7 jam/hari, dengan posisi tidur miring dan sering
terbangun bila merasakan sesak.
h. Pola Aktivitas dan Latihan
Klien dapat beraktivitas dengan bantuan.
i. Pola Hubungan dan Peran
9
Klien mengatakan saat sakitpun klien masih mempunyai hubungan yang baik dengan
keluarga dan tetangga-tetangga.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Keadaan umum klien tampak lemah
b. TTV : TD 92/60 mmHg
Nadi 116 x/menit
RR 26 x/menit
Suhu 36˚ C
SPO2 99% terpasang O2 nasal canul 3 lpm
GCS 15
c. Kepala : Rambut bersih, panjang, lurus, tidak ada lesi
d. Wajah : Warna kulit pucat
e. Mata : Konjungtiva Anemis, Sklera anikterik,
f. Hidung : Tidak ada polip, lurus, bersih
g. Mulut : Mukosa kering, simetris, tidak sumbing, bersih
h. Telinga : Tidak ada serumen, simetris
i. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjer tiroid
j. Dada
Paru-paru
Inpeksi : Pengembangan dada kanan dan kiri sama
Palpasi : Fremitus Simetris
Perkusi : Sonor-sonor
Auskultasi : Terdapat suara tambahan, Ronchi (+)
Jantung
Inspeksi : Simetris, ictus cordis tidak tampak
10
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung tidak melebar
Auskultasi : Tidak ada bising
Abdomen
Inspeksi : Warna kulit tidak pucat
Auskultasi : Suara peristaltik usus 7x/ Menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi :Turgor kulit elastis
k. Muskuloskletal
Ektermitas atas : Tangan kanan terpasang infus, tidak ada odem
Ektermitas bawah : Tidak terdapat odem
4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
No Pemeriksaan Lab Hasil Normal Keterangan
3. Hematoktrit 24 35 – 47 % Menurun
11
b. Radiologi
Hasil foto rontgen thoraks: pneumonia.
5. Terapi
Infus Assering 500 cc/ 12 jam
Obat Injeksi
Remdesivir H1 1x200
Remdesivir H2-H5 1x100
Dexametasone 2x2 ampul
Cefoperazone 3x1 gram
Vit. C 1x1000
OMZ 2x1
Diviti 1x1
Obat Oral
Asam Folat 3x1
Bicnat 3x1
CaCO3 3x1
PCT 3x1
Vit B12 3x1
Vit D3 1x1
O2 : 3 – 4 liter
12
Analisa Data
No Data Fokus Problem Etiologi
- TD 92/60
mmHg
- N 116
x/menit
- RR 26
x/menit
- S 36˚C
- Batuk
produktif
13
timbul memar pada
tangan, kaki, dan
wajah
Do:
- Wajah klien
tampak pucat
- Hb 8,5 gr/dl
- Tampak
memar pada
tangan, kaki,
dan wajah
Do:
- Hasil
Trombosit 5
- GD sewaktu: 245
14
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d Sekresi yang Tertahan.
2. Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d Penurunan Konsentrasi Haemoglobin.
3. Risiko Perdarahan b.d Gangguan Koagulasi (Trombositopenia).
4. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b.d Gangguan Toleransi Glukosa Darah.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan dan kriteria
No Dx Intervensi Rasionalisasi TTD
hasil
15
2 II Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan sirkulasi perifer status sirkulasi
selama 2x24 diharapkan (nadi, edema, 2. Untuk mencegah
perfusi perifer tidak pengisian infeksi
efektif dapat teratasi kapiler, warna 3. Untuk menaikan
dengan KH: kulit) kadar hemoglobin
2. Lakukan dalam darah
- Pengisian kapiler pencegahan
1-3 detik infeksi
- Akral hangat 3. Kolaborasi
- Warna kulit dalam
ananemis pemberian
tranfusi darah
16
- Nilai kadar pengelolaan tetap stabil
glukosa darah diabetes 3. Untuk
terkontrol/ stabil 4. Kolaborasi mempertahankan
pemberian glukosa darah tetap
insulin stabil
4. Untuk mengontrol
kadar glukosa
darah
D. Implementasi
No Jam Dx Tindakan Respons Klien TTD
17
Do:
Klien tampak nyaman
18
Berkolaborasi
pemberian obat
perdarahan
E. Evaluasi
Tanggal No Dx SOAP Paraf
S:
O:
- RR: 21 x/menit
P: Lanjutkan Intervensi
P: Lanjutkan Intervensi
S: -
O: Nilai Trombosit: 178
A: Masalah teratasi
20
P: -
S: -
O: Nilai Glukosa darah: 283
P: Lanjutkan intervensi
Pada pukul 07.00 wib akan dilakukan timbang terima atau operan shift.
Kepala Ruangan : Assalamualaikum
Perawat : Wa’alaikumussalam
Kepala Ruangan : Dengan Mengucapkan Bismillahirrahmaniirrahiim Sebelumnya
marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah yang telah
memberikan nikmat dan hidayah-NYA kita dapat berkumpul
bersama untuk melakukan timbang terima dan melaksanakan tugas
dalam keadaan sehat.
Baik, untuk PJ shift malam bisa disampaikan laporan pagi ini,
silahkan.
21
Perawat (PJ shift malam) : Baik, terimakasih
Situation
S
Ny. S 55 tahun dengan Terkonfirmasi Covid 19, Aki dd CKD, Trombocitopenia.
Background
B
Pasien riwayat Diabetes Melitus, saat di rumah minum metformin 3x1.
Assesment
Pasien mengeluh badan lemas sejak 1 minggu smrs, disertai mual, nafsu makan
menurun, batuk berdahak, hidung mimisan, dan benyak timbul memar pada tangan,
A kaki, dan wajah, k/u pasien tampak lemah, kesadaran compos mentis. Bb 54, tb 156, td
92/60,nadi 116, suhu 36, pernafasan 26, spo2 99%. Hasil lab swab pcr positif, Hb 8,5,
leukosit 12,83, trombosit 5, eritrosit 3,23, dula darah 385, ureum 101, kreatinin 5,4,
natrium 137, kalium 4,8.
Reecomendation
R Cek hematologi rutin/12 jam, cek sleding scale/ 6 jam, kaji bb pasien, monitor ttv.
(...................................) (.......................................)
22
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Timbang terima Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan)
yang berkaitan dengan kedaan klien yang bertujuan untuk Menyampaikan kondisi atau
keadaan secara umum klien,Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti
oleh dinas berikutnya dan Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Langkah-langkah :
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa
yang disampaikan
23
3. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang
selanjutnya meliputi :
a. Kondisi atau keadaan klien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
4. Penyampaian operan harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru
5. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara
langsung melihat keadaan kien.
B. SARAN
Timbang terima yang benar harus bisa dilaksanakan di semua pelayanan Rumah Sakit,
tidak hanya di rawat inap, poliklinik, tetapi juga IGD dan Kamar Operasi yang
pelayanannya 24 jam dan sesuai alur timbang terima yang sudah baku. Agar semua
tenaga Kesehatan konsisten untuk melakukan timbang terima sesuai metode SBAR sesuai
ketentuan.
DAFTAR PUSTAKA
24
25