Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

TIMBANG TERIMA DENGAN METODE SBAR

Disusun Oleh:

1. Ahmad Mulyana (20210910170093) 6. Mita Mahliyani (20210910170107)

2. Desi Andriani (20210910170097) 7. Rony Heryadi (20210910170116)

3. Fitriah Nurlaila (20210910170100) 8. Siti Nurul (20210910170019)

4. Irma Nurwahidah (20210910170103) 9. Sutrisno (20210910170120)

5. Istiqomah (20210910170104) 10. Yunita Shari (20210910170093)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penyusun ucapkan kehadirat Allah Subhanawataala atas berkat rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Timbang
Terima dengan Metode SBAR”.

Shalawat serta salam senantiasa penyusun berikan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW, karena berkat perjuangan beliaulah, sehingga kita bisa keluar dari zaman kegelapan
menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi seperti yang kita rasakan
saat ini.

Tiada karya manusia yang sempurna, begitu pun dalam makalah ini yang mungkin masih banyak
kesalahan serta kekurangan.Maka dari itu penyusun berharap kepada saudara sekalian agar dapat
memberikan kritik ataupun saran yang sifatnya membangun, demi kesempurnaan makalah ini di
masa mendatang.

Jakarta, Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Tujuan .......................................................................................................................2

C. Rumusan Masalah......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Timbang Terima........................................................................................................3

B. Metode SBAR............................................................................................................5

BAB III PEMBAHASAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan ..........................................................................................8

B. Dignosa Keperawatan..............................................................................................15

C. Intervensi Keperawatan...........................................................................................15

D. Implementasi Keperawatan ....................................................................................17

E. Evaluasi Keperawatan..............................................................................................20

F. Timbang Terima Pasien dengan Metode SBAR .....................................................22

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................24

B. Saran........................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit menetapkan regulasiuntuk melaksanakan proses meningkatkan
efektivitas komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telepon antar-PPA. Komunikasi
dianggap efektif bila tepat waktu,akurat,lengkap, tidak mendua (ambiguous), dan diterima
oleh penerima informasi yang bertujuan mengurangi kesalahan-kesalahan dan
meningkatkan keselamatan pasien. Pesan secara verbal lewat telepon ditulis lengkap,
dibaca ulang oleh penerimapesan, dan dikonfirmasi oleh pemberipesan. Penyampaian hasil
pemeriksaan diagnostik secara verbal ditulis lengkap, dibaca ulang, dan dikonfirmasi oleh
pemberi pesan secara lengkap (KomisiAkreditasi Rumah Sakit, 2017).
Komunikasi antar profesi di rumah sakit (RS) terjadi sepanjang waktu perawatan
pasien di RS, komunikasi bertujuan untuk menjaga kelangsungan proses perawatan pada
pasien. Salah satu komunikasi antar profesi di RS terjadi pada saat dilakukannya timbang
terima pasien. Timbang terima pasien merupakan bentuk transfer tanggung jawab medis
pasien dari satu tenagakesehatan ke tenaga kesehatan lainnya.Pelaksanaan timbang terima
seringkali menjadi permasalahan di setiap RS. Operan shift penting untuk menjaga
kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam. Salah satu metode dalam timbang
terima adalah SBAR.
Komunikasi SBAR merupakan kerangka teknik komunikasi efektif yang
disediakan untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien. Komunikasi
SBAR dapat digunakan dalam serah terima antar shift atau antara staf di daerah klinis yang
sama atau berbeda. Komunikasi SBAR melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk
memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk dalam memberikan rekomendasi.
Dengan adanya komunikasi SBAR ini maka perawat memiliki kesempatan untuk
berdiskusi dengan tim Kesehatan lainnya. Teknik TBaK adalah salah satu teknik yang
dalam menerapkan metode SBAR sehingga tidak terjadi kesalahan (Langsa, 2015).

1
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari timbang terima
2. Untuk mengetahui timbang terima dengan metode SBAR
3. Untuk mengetahui cara mengaplikasikan timbang terima dengan metode SBAR

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari timbang terima?
2. Bagaimana timbang terima dengan metode SBAR?
3. Bagaimana cara mengaplikasikan timbang terima dengan metode SBAR?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TIMBANG TERIMA
Timbang terima sering disebut dengan operan atau over hand. Operan adalah
suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuat (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien. Harus dilakukan seefektif mungkin dengan secara singkat, jelas dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan
perkembangan saat itu  Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Menurut Lardner et.all (1996, dalam http://ckjnersmanajer.blogspot.com, 2009), operan
memiliki 3 tahapan yaitu:
1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab.
Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang
melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa
pertukaran informasi yang memungkin adanya komunikasi dua arah antara perawat
yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang dating.
3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan
tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan
untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien
langsung.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pergantian shift atau operan
jaga, diantaranya (Nursalam, 2002):

1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap


2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal
apayang disampaikan.
3. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift
yang selanjutnya meliputi :Kondisi atau keadaan klien secara umum, Tindak lanjut

3
untuk dinas yang menerima operan, Rencana kerja untuk dinas yang menerima
operan
4. Penyampaian operan di lakukan tidak terburu-buru
5. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara
langsung melihat keadaan klien.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur operan jaga (Nursalam, 2002), meliputi:

1. Persiapan
Kedua kelompok dalam keadaan siap
Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
2. PelaksanaanDalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan.
3. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien,
rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dilimpahkan.
4. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
a. Identitas klien dan diagnosa medic
b. Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
c. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
d. Intervensi kolaborasi dan dependen
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak
dilaksanakan secara rutin.
5. Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaan pada saat
timbang terima secara singkat dan jelas.
6. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.

4
7. Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan
oleh perawat.

Operan jaga (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi


tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan
dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.

B. METODE SBAR
Komunikasi SBAR : Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit
adalah komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation), metode
komunikasi ini digunakan pada saat perawat melakukan handover ke pasien. Komunikasi
SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam
menyampaikan kondisi pasien.
SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting
yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang
efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif
untuk meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama
atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan ke
dalam situasi pasien termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan
untuk diskusi antara anggota timkesehatan atau tim kesehatan lainnya.

Langkah melakukan SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) dan


konfirmasi ulang.
1. Situation.
Sebutkan
salam,identitas pelapor dan asal ruang perawatan,identitas pasien, danalasan untuk
melaporkan kondisi pasien, secara subyektif dan obyektif.
Dengan kata-kata, ”Selamat pagi/siang/malam, saya …. dari ruangan
… RS …, hendak melaporkan pasien Tn/Ny/An …. Saat ini kondisi pasien …..
dengan tanda-tanda vital ….”
2. Background.

5
Sebutkan:latar belakang pasien, yaitu Riwayat Penyakit Sekarang (RPS), alasan
pasien dirawat inap (bila rawat inap),pengelolaan pasien yang sudah berjalan,
danterapi yang diterima pasien sampai saat itu (yang signifikan).Sudah dilakukan
tindakan …. pengobatan …..”
3. Asessment.Sebutkan penilaian kondisi pasien menurut pelapor (bila ada)Dengan
kata-kata, ”Menurut saya kondisi pasien mengarah ke ….”
4. Recommendation.
Sebutkan rekomendasi untuk pasien menurut pelapor (bila ada)
Dengan kata-kata, ”Apa yang perlu dilakukan? Mohon dokter segera datang”
Dengan kata-kata, ”Pasien dengan diagnosis …. perawatan hari ke ….
5. Konfirmasi ulang.
a. Catat hasil pembicaraan pada secarik kertas,
b. Sebutkan ulang kepada pihak yang dilapori,
c. Bila benar, pihak yang dilapori menyatakan setuju dengan hasil tersebut.
d. Pembicaraan selesai.
6. Khusus untuk konsultasi perawat dengan dokter:
a. Salin hasil pembicaraan di status pasien dengan urutan SBAR.
b. Bubuhkan stempel untuk tempat tanda tangan dokter.
c. Dalam waktu 1×24 jam, dokter yang dikonsuli harus membubuhkan tanda tangan
sebagai bentuk pengesahan instruksi tersebut.

Sistem komunikasi SBAR digunakan untuk mengkomunikasikan pasien dan


pengelolaannya, terutama komunikasi verbal baik langsung maupun melalui
sambungan telepon antar tenaga kesehatan yaitu antara:
a. Perawat dengan dokter
b. Konsultasi antar dokter
c. Antar bagian layanan kesehatan
d. Pergantian petugas jaga (shift)

Unit Terkait :

a. Keperawatan.

6
b. Dokter.
c. Instalasi Rehabilitasi Medik.
d. Laboratorium.
e. Radiologi.
f. Instalasi Gizi
g. Instalasi Gawat Darurat.

7
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

Ny. S 55 tahun dengan Terkonfirmasi Covid-19, AKI dd CKD, Trombocitopenia, riwayat


Diabetes Melitus, saat di rumah minum metformin 3x1. Pasien datang ke RS mengeluh
badan lemas sejak 1 minggu smrs, disertai mual, nafsu makan menurun, batuk berdahak,
hidung mimisan, dan banyak timbul memar pada tangan, kaki, dan wajah, k/u pasien
tampak lemah, kesadaran compos mentis. Bb 54, tb 156, td 92/60, nadi 116, suhu 36,
pernafasan 26, spo2 99%. Hasil lab swab pcr positif, Hb 8,5, leukosit 12,83, trombosit 5,
eritrosit 3,23, dula darah 245, ureum 101, kreatinin 5,4, natrium 137, kalium 4,8, D dimer
6400. Pasien terpasang O2 nasal kanul 3 liter/menit, terpasang infus assering 500cc/12
jam..Pasien dirawat oleh dokter spesialis paru dan penyakit dalam.

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Identitas
Tanggal Pengkajian : 8 Oktober 2022 Pukul : 17.00 WIB
Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 55 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl.Balai Rakyat Timur RT 001 RW 004 Tugu
Selatan Jakarta Utara
Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. I
Umur : 26 Tahun
Pendidikan : SLTA
Agama : Islam

8
Alamat : Jl.Balai Rakyat Timur Tugu Selatan
Jakarta Utara
Hubungan dengan klien : Anak

2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan batuk berdahak, hidung mimisan, dan banyak timbul memar pada
tangan, kaki, dan wajah.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke IGD dengan keluhan badan lemas sejak 1 minggu smrs, disertai mual,
nafsu makan menurun, batuk berdahak, hidung mimisan, dan banyak timbul memar
pada tangan, kaki, dan wajah.
c. Riwayat penyakit terdahulu
Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, saat di rumah minum
metformin 3x1.
d. Riwayat penyakit Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit yang sama
dengan klien.
e. Pola Nutriasi dan Metabolisme
Klien mengatakan tidak napsu makan dan masih terasa mual, makanan rumah sakit
hanya habis ½ porsi.
f. Pola Eliminasi
Klie mengatakan BAK 4x sehari, lancar berwarna Kuning jernih, BAB 1x Sehari
dengan konsistensi padat berwarna kuning kecoklatan.
g. Pola Istirahat dan tidur
Klien mengatakan istirahat tidur ±6-7 jam/hari, dengan posisi tidur miring dan sering
terbangun bila merasakan sesak.
h. Pola Aktivitas dan Latihan
Klien dapat beraktivitas dengan bantuan.
i. Pola Hubungan dan Peran

9
Klien mengatakan saat sakitpun klien masih mempunyai hubungan yang baik dengan
keluarga dan tetangga-tetangga.

j. Pola sensori dan kognitif


Kesadaran klien composmentis, dapat berbicara normal, interaksi sesuai, pendengaran
tidak terganggu,penglihatan normal.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Keadaan umum klien tampak lemah
b. TTV : TD 92/60 mmHg
Nadi 116 x/menit
RR 26 x/menit
Suhu 36˚ C
SPO2 99% terpasang O2 nasal canul 3 lpm
GCS 15
c. Kepala : Rambut bersih, panjang, lurus, tidak ada lesi
d. Wajah : Warna kulit pucat
e. Mata : Konjungtiva Anemis, Sklera anikterik,
f. Hidung : Tidak ada polip, lurus, bersih
g. Mulut : Mukosa kering, simetris, tidak sumbing, bersih
h. Telinga : Tidak ada serumen, simetris
i. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjer tiroid
j. Dada
 Paru-paru
Inpeksi : Pengembangan dada kanan dan kiri sama
Palpasi : Fremitus Simetris
Perkusi : Sonor-sonor
Auskultasi : Terdapat suara tambahan, Ronchi (+)
 Jantung
Inspeksi : Simetris, ictus cordis tidak tampak

10
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung tidak melebar
Auskultasi : Tidak ada bising

 Abdomen
Inspeksi : Warna kulit tidak pucat
Auskultasi : Suara peristaltik usus 7x/ Menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi :Turgor kulit elastis

k. Muskuloskletal
Ektermitas atas : Tangan kanan terpasang infus, tidak ada odem
Ektermitas bawah : Tidak terdapat odem

4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
No Pemeriksaan Lab Hasil Normal Keterangan

1. Hemoglobin 8,5 11,7 – 15,5 g/dl Menurun

2. Leukosit 12,83 3,60 – 11.00 Meningkat

3. Hematoktrit 24 35 – 47 % Menurun

4. Trombosit 5 150 – 440 Menurun

5. Eritrosit 3,23 3,80 – 5,20 Menurun

6. Ureum Darah 101 10 – 50 mg/dl Meningkat

7. Kreatinin Darah 2,7 <1,4 mg/dl Meningkat

8. SARS-COV-2 (RT-PCR) Positif Negatif -

11
b. Radiologi
Hasil foto rontgen thoraks: pneumonia.

5. Terapi
Infus Assering 500 cc/ 12 jam
Obat Injeksi
 Remdesivir H1 1x200
 Remdesivir H2-H5 1x100
 Dexametasone 2x2 ampul
 Cefoperazone 3x1 gram
 Vit. C 1x1000
 OMZ 2x1
 Diviti 1x1
Obat Oral
 Asam Folat 3x1
 Bicnat 3x1
 CaCO3 3x1
 PCT 3x1
 Vit B12 3x1
 Vit D3 1x1
O2 : 3 – 4 liter

12
Analisa Data
No Data Fokus Problem Etiologi

1 Ds : Bersihan Jalan Sekresi yang Tertahan


- Klien Napas Tidak
mengatakan Efektif
sesak napas
dan batuk
berdahak
Do:

- TD 92/60
mmHg
- N 116
x/menit
- RR 26
x/menit
- S 36˚C
- Batuk
produktif

2. Perfusi Perifer Penurunan Konsentrasi Hemoglobin


Ds:
Tidak Efektif
Klien mengatakan
badan lemas sejak 1
minggu smrs, hidung
mimisan, dan banyak

13
timbul memar pada
tangan, kaki, dan
wajah

Do:

- Wajah klien
tampak pucat
- Hb 8,5 gr/dl
- Tampak
memar pada
tangan, kaki,
dan wajah

3. Ds: - Risiko Gangguan Koagulasi


Perdarahan (Trombositopenia)

Do:

- Hasil
Trombosit 5

4. DS: Risiko Gangguan Toleransi Glukosa darah


Ketidakstabilan
Klien mengatakan
Kadar Glukosa
lemas
Darah
DO:

- GD sewaktu: 245

14
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d Sekresi yang Tertahan.
2. Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d Penurunan Konsentrasi Haemoglobin.
3. Risiko Perdarahan b.d Gangguan Koagulasi (Trombositopenia).
4. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b.d Gangguan Toleransi Glukosa Darah.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan dan kriteria
No Dx Intervensi Rasionalisasi TTD
hasil

1. I Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui


tindakan keperawatan kemampuan apakah klien
selama 1x24 jam batuk mampu batuk
diharapkan bersihan 2. Ajarkan batuk efektif
jalan napas tidak efektif efektif dan 2. Untuk mengetahui
dapat teratasi dengan postural pemenuhan
KH: drainage oksigen
- RR : 16-20 x/ 3. Kolaborasi 3. Untuk mengurangi
menit dengan dokter sekret
- Sianosis tidak pemberian 4. Untuk menegtahui
ada Dexamethason terapi yang
- Suara tambahan 2x2 ampul dibutuhkan pasien
berkurang 4. Lakukan
- Dahak pasien tindakan
berkurang kolaborasi
- Jalan nafas paten dalam
pemberian
terapi O2 3-4
liter

15
2 II Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan sirkulasi perifer status sirkulasi
selama 2x24 diharapkan (nadi, edema, 2. Untuk mencegah
perfusi perifer tidak pengisian infeksi
efektif dapat teratasi kapiler, warna 3. Untuk menaikan
dengan KH: kulit) kadar hemoglobin
2. Lakukan dalam darah
- Pengisian kapiler pencegahan
1-3 detik infeksi
- Akral hangat 3. Kolaborasi
- Warna kulit dalam
ananemis pemberian
tranfusi darah

3 III Setelah dilakukan 1. Monitor tanda 1. Melihat ada tidak


tindakan keperawatan dan gejala perdarahan
selama 2x24 jam perdarahan 2. Untuk mencegah
perdarahan
diharapkan risiko 2. Pertahankan
3. Untuk melakukan
perdarahan tidak terjadi bedrest selama penanganan lebih
dengan KH : perdarahan cepat jika terjadi
3. Anjurkan perdarahan
- Hasil trombosit segera melapor 4. Untuk mengontrol
dalam darah perdarahan
klien dalam jika terjadi
rentang normal perdarahan
(150-440) 4. Kolaborasi
pemberian obat
pengontrol
perdarahan

4. IV Setelah dilakukan 1. Monitor kadar 1. Untuk mengontrol


tindakan keperawatan glukosa darah kadar glukosa
selama 2x24 jam 2. Anjurkan darah
diharapkan kepatuhan 2. Untuk
ketidakstabilan gula terhadap diet mempertahankan
darah dapat terkontrol dan olahraga nilai glukosa darah
dengan KH : 3. Ajarkan

16
- Nilai kadar pengelolaan tetap stabil
glukosa darah diabetes 3. Untuk
terkontrol/ stabil 4. Kolaborasi mempertahankan
pemberian glukosa darah tetap
insulin stabil
4. Untuk mengontrol
kadar glukosa
darah

D. Implementasi
No Jam Dx Tindakan Respons Klien TTD

1. 9/10/22 1 Mengidentifikasi Ds: -


08.00 kemampuan batuk Do:
- Klien tampak sulit
mengeluarkan dahak

2. 9/10/22 I Mengajarkan batuk Ds:


09.00 efektif Klien mengatakan sudah
paham apa yang diajarkan
Do:
- Klien dapat batuk
dengan efektif

3. 9/10/22 I Pemberian Ds:


10.00 Dexamethason 2x2 Klien mengatakan bersedia
ampul Do: Klien Koperatif

4. 9/10/22 I Memberikan terapi Ds:


07.00 O2 3 Liter/ menit Klien mengatakan lega atau
dengan nasal kanul mudah dalam bernafas

17
Do:
Klien tampak nyaman

5. 10/10/22 II Mengobservasi Ds: -


08.00 sirkulasi perifer Do:
- Pengisian kapiler 3
detik
- Tidak terdapat
edema
- Warna kulit pucat

6. 10/10/22 II Berkolaborasi Ds: klien mengatakan


09.00 dalam pemberian bersedia
tranfusi darah Do:
SIT invasif (+)
Cross (+)

7. 11/10/22 III Memonitor tanda Ds: -


08.00 dan gejala Do:
perdarahan - Hidung mimisan,
dan banyak timbul
memar pada tangan,
kaki, dan wajah

8. 10/10/22 III Mempertahankan Ds:


10.45 bedrest selam Klien mengatakan bersedia
perdarahan Do:
Menganjurkan Klien Koperatif
segera melapor jika
terjadi perdarahan
lebih lanjut

18
Berkolaborasi
pemberian obat
perdarahan

10. 11/10/22 IV Memonitor kadar Ds: -


08.00 glukosa darah Do:
- Gula darah: 283

11. 11/10/22 IV Menganjurkan Ds:


09.00 kepatuhan tarhadap Klien mengatakan bersedia
diet dan olahraga dan mengerti
Menganjurkan Do:
pengelolaan Klien kooperatif
diabetes
Memberikan
insulin

E. Evaluasi
Tanggal No Dx SOAP Paraf

9/10/2022 I Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang


tertahan

S:

- Klien mengatakan lega karena sputum


dapat keluar
- Klien mengatakan lega atau mudah dalam
19
bernafas

O:

- RR: 21 x/menit

- Suara napas tambahan berkurang

A: Masalah Kebersihan jalan nafas teratasi


sebagian

P: Lanjutkan Intervensi

10/10/2022 II Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d Penurunan


Konsentrasi Hemoglobin

S:- Klien mengatakan lemas berkurang, pusing


(-)
O:
- Kesadaran: Composmentis
- Pengisian kapiler 3 detik

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan Intervensi

11/10/22 III Risiko Perdarahan b.d Gangguan koagulasi


(trombositopenia)

S: -
O: Nilai Trombosit: 178

A: Masalah teratasi

20
P: -

11/10/22 IV Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Dalam


Darah

S: -
O: Nilai Glukosa darah: 283

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi

Timbang Terima Pasien dengan Metode SBAR

Pada pukul 07.00 wib akan dilakukan timbang terima atau operan shift.
Kepala Ruangan : Assalamualaikum
Perawat : Wa’alaikumussalam
Kepala Ruangan : Dengan Mengucapkan Bismillahirrahmaniirrahiim Sebelumnya
marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah yang telah
memberikan nikmat dan hidayah-NYA kita dapat berkumpul
bersama untuk melakukan timbang terima dan melaksanakan tugas
dalam keadaan sehat.
Baik, untuk PJ shift malam bisa disampaikan laporan pagi ini,
silahkan.

21
Perawat (PJ shift malam) : Baik, terimakasih

TIMBANG TERIMA PASIEN


DENGAN METODE SBAR

Situation

S
Ny. S 55 tahun dengan Terkonfirmasi Covid 19, Aki dd CKD, Trombocitopenia.

Background

B
Pasien riwayat Diabetes Melitus, saat di rumah minum metformin 3x1.

Assesment
Pasien mengeluh badan lemas sejak 1 minggu smrs, disertai mual, nafsu makan
menurun, batuk berdahak, hidung mimisan, dan benyak timbul memar pada tangan,

A kaki, dan wajah, k/u pasien tampak lemah, kesadaran compos mentis. Bb 54, tb 156, td
92/60,nadi 116, suhu 36, pernafasan 26, spo2 99%. Hasil lab swab pcr positif, Hb 8,5,
leukosit 12,83, trombosit 5, eritrosit 3,23, dula darah 385, ureum 101, kreatinin 5,4,
natrium 137, kalium 4,8.

Reecomendation

R Cek hematologi rutin/12 jam, cek sleding scale/ 6 jam, kaji bb pasien, monitor ttv.

Yang Menerima Yang Menyerahkan

(...................................) (.......................................)

22
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Timbang terima Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan)
yang berkaitan dengan kedaan klien yang bertujuan untuk Menyampaikan kondisi atau
keadaan secara umum klien,Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti
oleh dinas berikutnya dan Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Langkah-langkah :
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa
yang disampaikan

23
3. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang
selanjutnya meliputi :
a. Kondisi atau keadaan klien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
4. Penyampaian operan harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru
5. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara
langsung melihat keadaan kien.

B. SARAN
Timbang terima yang benar harus bisa dilaksanakan di semua pelayanan Rumah Sakit,
tidak hanya di rawat inap, poliklinik, tetapi juga IGD dan Kamar Operasi yang
pelayanannya 24 jam dan sesuai alur timbang terima yang sudah baku. Agar semua
tenaga Kesehatan konsisten untuk melakukan timbang terima sesuai metode SBAR sesuai
ketentuan.

DAFTAR PUSTAKA

Langsa. 2015. Term of ReferencePelatihan Komunikasi Terapetikyang Efektif dalam Asuhan


kePasien, 1, 1–4.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2017.Standar Nasional AkreditasiRumah Sakit, (Agustus).

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Jakarta : Salemba Medika

Admin. 2017. SBAR-Komunikasi Efektif di Rumah Sakit. https://snars.web.id/rs/sbar-


komunikasi-efektif-di-rumah-sakit, diakses pada 09 Oktober 2022.

24
25

Anda mungkin juga menyukai