OLEH:
KELOMPOK 9
Om Swastyastu
Atas waranugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa)
yang telah memberikan rahmat dan anugrah-Nya sehingga makalah kami yang
berjudul “Makalah Timbang Terima (Handover) Keperawatan” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas akademis dalam
menempuh profesi ners stase Manajemen Keperawatan yang diampu oleh Ibu Ns.
Ni Made Nopita Wati, S.Kep., M.Kep. pada semester genap tahun akademik
2020/2021.
Cukup banyak hambatan dan kesulitan yang kami alami dalam
menyelesaikan penulisan makalah ini yang disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman dalam tulis-menulis. Namun demikian berkat kerja
keras dan adanya bantuan dari berbagai pihak, akhirnya terwujudlah makalah ini.
Oleh karena itu terima kasih yang setulus-tulusnya kami haturkan kepada:
1. Ibu Ns. Ni Made Nopita Wati, S.Kep., M.Kep. selaku clinical teacher
yang sudah membantu menjelaskan tugas yang diberikan.
2. Teman-teman kelompok yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, sehingga
perlu kritik dan saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat
diharapkan demi sempurnanya tulisan ini. Semoga ada manfaatnya.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 2
1.3 Tujuan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 4
2.1 Pengertian Handover............................................................ 4
2.2 Tujuan Handover.................................................................. 5
2.3 Manfaat Handover................................................................ 5
2.4 Fungsi Handover.................................................................. 6
2.5 Langkah-langkah Handover................................................. 7
2.6 Prosedur Handover............................................................... 7
2.7 Metode Handover................................................................. 12
2.8 Hal yang perlu diperhatikan dalam Handover..................... 13
2.9 Alur Handover...................................................................... 14
2.10 Format Handover dengan SBAR......................................... 16
2.11 Faktor yang Mempengaruhi Handover................................ 17
2.12 Efek Handover..................................................................... 17
2.13 Dokumentasi Handover........................................................ 18
2.14 Evaluasi Handover............................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tanggung jawab perawatan pasien kepada perawat lain, kemungkinan kesalahan
informasi medis yang penting tidak dibagikan secara menyeluruh dan efisien,
yang dapat menyebabkan penundaan dalam perawatan atau diagnosis untuk pasien
dan perawatan yang tidak tepat. Oleh karena ituu, timbang terima informasi klinis
yang akurat sangat penting untuk memastikan kesinambungan perawatan dan
keselamatan pasien (Marian Smeulers, 2014).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dberdasarkan rumusan masalah di atas sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari handover.
2. Untuk mengetahui tujuan dari handover.
3. Untuk mengetahui manfaat dari handover.
4. Untuk mengetahui fungsi dari handover.
2
5. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pelaksanaan handover.
6. Untuk mengetahui prosedur dari pelaksanaan handover.
7. Untuk mengetahui metode dalam pelaksanaan handover.
8. Untuk mengetahui hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
handover.
9. Untuk mengetahui alur dari pelaksanan handover.
10. Untuk mengetahui format pelaksaan handover.
11. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksaan handover.
12. Untuk mengetahui efek dari pelaksanaan handover.
13. Untuk mengetahui pendokumentasian dalam handover.
14. Untuk mengetahui evaluasi dari handover.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
handover adalah
5
1. Kunci dari operan (handove) yaitu kualitas asuhan keperawatan
selanjutnya. Misalnya penyediaan informasi yang tidak akurat atau
adanya kesalahan yang dapat membahayakan kondisi pasien.
2. Selain mentransfer informasi pasien, operan (handover) juga
merupakan sebuah ritual atau kebiasaan yang dilakukan oleh perawat.
Handover mengandung unsur-unsur kebudayaan, tradisi, dan kebiasaan.
Selain itu handover juga sebagai dukungan terhadap teman sejawat
dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan selanjutnya.
3. Operan (Handover) juga memberikan manfaat katarsis, karena perawat
yang mengalami kelelahan emosional akibat asuhan keperawatan yang
dilakukan bisa diberikan kepada perawat berikutnya pada pergantian
shift dan tidak dibawa pulang. Dengan kata lain, proses handover dapat
mengurangi kecemasan yang terjadi pada perawat.
4. Operan (Handover) memiliki dampak yang positif bagi perawat, yaitu
memberikan motivasi, menggunakan pengalaman dan informasi untuk
membantu perencanaan pada tahap asuhan keperawatan selanjutnya
(pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan), meningkatkan kemampuan komunikasi antar
perawat, menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab
antar perawat, dan perawat dapat mengikuti perkembangan pasien
secara komprehensif.
5. Operan (Handover) memiliki manfaat bagi pasien diantaranya, pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, dan dapat
menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap. Bagi rumah sakit, handover dapat meningkatkan pelayanan
keperawatan kepada pasien secara komprehensif (Australian
Healthcare dan Hospitals Association atau AHHA, 2009).
6
1. Sebagai forum untuk bertukar pendapat dan mengekspersikan perasaan
perawat.
2. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan
keputusan dan tindakan keperawatan (Putra, 2016).
7
2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
2) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan
tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah
dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu
dilimpahkan.
3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya.
4) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah:
(1) Identitas klien dan diagnosa medis.
(2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
(3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
(4) Intervensi kolaborasi dan dependen.
(5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan
untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan
secara rutin.
(6) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi atau tanya jawab dan melakukan validasi terhadap
hal-hal yang kurang jelas penyampaian pada saat timbang
terima secara singkat dan jelas.
(7) Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5
menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan
yang lengkap dan rinci.
8
(8) Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung
pada buku laporan ruangan oleh perawat.
9
disampaikan dalam timbang
terima:
1) Aspek umum yang
meliputi: M1 s/d M5
2) Jumlah pasien
3) Identitas pasien dan
diagnosa medis
4) Data (keluhan/subjektif
dan objektif)
5) Masalah keperawatan yang
masih muncul
6) Intervensi keperawatan
yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara
umum)
7) Intervensi kolaboratif dan
dependen
8) Rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang, dan program
lainnya).
Pelaksanaa Nurse Station …. Menit Nurse PP, PA
n 1. Kedua kelompok dinas sudah Station
siap (shift jaga)
2. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan buku
catatan
3. Kepala Ruang membuka
acara timbang terima
4. Penyampaian yang jelas,
singkat dan padat oleh
perawat jaga (NIC)
5. Perawat jaga shift selanjutnya
dapat melakukan klarifikasi,
10
tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal
yang telah ditimbang
terimakan dan berhak
menanyakan mengenai hal-
hal yang kurang jelas.
Ruang/ Bed
Di bed pasien Pasien
6. Kepala ruang menyampaiakn
salam dan PP menanyakan
kebutuhan dasar pasien.
7. Perawat jaga selanjutnya
mengkaji secara penuh
terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan dan
tindakan yang telah/belum
dilaksanakan, serta hal-hal
penting lainnya selama masa
perawatan
8. Hal-hal yang sifatnya khusus
dan memerlukan perincian
yang matang sebaiknya
dicatat secara khsus untuk
kemudian diserahterimakan
kepada petugas berikutnya
Post 1. Diskusi …. Menit Nurse Karu, PP,
timbang 2. Pelaporan timbang terima Station PA
terima dituliskan secara langsung
pada format timbang terima
yang ditanda tangani oleh PP
yang jaga saat itu dan PP
yang jaga berikutnya
diketahui oleh kepala ruang
3. Ditutup oleh kepala ruang.
11
2.7 Metode Handover
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Bedasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassen dan Jagoo (2012) di
sebutkan bahwa operan jaga (Handover) yang masih tradisional adalah:
1) Dilakukan hanya di meja perawat.
(1) Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak
memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi.
(2) Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan
kondisi secara umum
(3) Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status
kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside Handover
Menurut Kassen dan Jagoo (2012) Handover yang dilakukan sekarang
sudah menggunakan model bedside Handover yaitu Handover yang
dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien
atau keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback.
Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik
secara tradisional maupun bedside Handover tidak jauh berbeda, hanya
pada Handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
1) Mengingatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan
terkait kondisi penyakit secara up to date.
2) Mengingatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien
dengan perawat.
3) Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi
pasien secara khusus
Bedside Handover juga tetap diperhatikan aspek kerahasian pasien jika
ada informasi yang ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau
persepsi medis yang lain.
3. Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya
1) Menggunakan tape recorder
12
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian
diperdengarkan saat jaga selanjutnya datang. Metode itu berupa
one way communication (komunikasi satu arah) Menggunakan
komunikasi oral atau spoken (lisan) Melakukan pertukaran
informasi dengan berdiskusi.
2) Menggunakan komunikasi tertulis
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical
record (rekam medis) saja atau media tertulis lain. Berbagai
metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan
bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk
dikombinasikan.
13
Operan yang dilaksanakan dihadiri oleh semua perawat yang telah dan
yang akan berdinas sehingga operan yang dilakukan dapat berlangsung
dengan baik karena dihadiri oleh semuaa perawat dikedua belah pihak,
dan perawat yang jaga di shift selanjutnya juga dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang
telah dioperkan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang
jelas. Oleh karena itu perawat yang berdinas shift selanjutnya datang
lebih awal sesuai waktu yang ditetapkan, dan perawat yang dinas shift
sebelumnyapun dilarang pulang lebih awal sebelum operan selesai
dilakukan secara bersama.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien.
5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
Operan yang dilakukan harus berorientasi pada permasalahan pasien
sehingga perawat yang jaga pada shift selanjutnya akan mengetahui hal
apa saja yang harus diperhatikan dalam memberikan asuhan
keperawatan, dan operan yang dilakukan tidak memakan banyak waktu
serta operan dapat berjalan dengan baik, singkat dan efektif.
6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara
yang cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu
yang rahasia bagi pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya
tidak dibicarakan secara langsung di dekat pasien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station (Nursalam, 2015).
14
terkini) dengan menjelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien
dari setiap diagnosis keperawatan dan menyebutkan riwayat alergi, riwayat
pembedahan, pemasangan alat invasif dan obat-obatan termasuk cairan infus yang
digunakan. Serta mejelaskan tentang penyakit yang diderita kepada pasien dan
keluarga terhadap diagnosis medis. Selanjutnya Assesment (hasil pengkajian dari
kondisi pasien saat ini) menjelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini
seperti tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden, restrain, risiko jatuh,
pivas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-lain serta menjelaskan
informasi klinik lain yang mendukung dan selanjutnya Recomendation yaitu
merekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan (refer
to nursing care plan) termasuk discharge planning dan edukasi pasien dan
keluarga.
15
2.10 Format Handover dengan SBAR
Handover memiliki beberapa panduan dalam hal penyampaian pelaporan
pada saat pergantian shift, salah satu yang dijabarkan disini adalah yang sudah
direkomendasikan WHO pada tahun 2007 adalah timbang terima dengan metode
SBAR, SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang
memerlukan perhatian atau tindakan segera.
1. S: Situation
(Kondisi terkini yang terjadi pada pasien) meliputi: Sebutkan nama
pasien, umur, tanggal masuk dan hari perawatan, serta dokter yang
merawat. Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang
belum atau sudah teratasi/keluhan
2. B: Background
(Info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini)
meliputi: Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien
dari setiap diagnosis keperawatan. Sebutkan riwayat alergi, riwayat
pembedahan, pemasangan alat invasif dan obat-obatan termasuk cairan
infus yang digunakan. Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga
terhadap diagnosis medis.
3. A: Assesment
(hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini) meliputi: Jelaskan secara
lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti tanda vital, skor nyeri,
tingkat kesadaran, braden, restrain, risiko jatuh, pivas score, status
nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-lain. Jelaskan informasi klinik
lain yang mendukung.
4. R: Recomendation
Meliputi: Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu
dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge planning
dan edukasi pasien dan keluarga (Nursalam, 2015).
16
2.11 Faktor yang Mempengaruhi Handover
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan handover yaitu:
1. Komunikasi yang objective antar sesama petugas kesehatan
2. Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan.
3. Kemampuan menginterpretasi medical record.
4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien
5. Pemahaman tentang prosedur klinik
17
terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan
pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan Shift kerja menyebabkan gangguan
gastrointestinal, masalah ini cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun.
Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap keseimbangan kadar
gula dalam darah bagi penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja
yang dilakukan Smith et. Al, melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan
paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-
rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua
penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri
terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan
cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi
pada shift malam (Adiwardana, 2011)
18
9. Tanda tangan dan nama terang
Manfaat pendokumentasian adalah:
1. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat
2. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan
lainnya tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien
3. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai
informasi mengenai pasien telah dicatat. (Suarli & Yayan B, 2012)
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Timbang terima (handover) merupakan cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan kondisi pasien. Timbang terima
harus dilaksanakan seoptimal mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas,
dan lengkap tentang tindakan mendiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan ataupun yang belum dilakukan dan perkembangan pasien saat itu.
Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
3.2 Saran
Sebagai pemberi pelayanan keperawatan pelaksanaan handover harus
dilaksanakan dengan baik dengan melakukan komunikasi yang efektif baik antar
perawat, tim kesehatan lain, ataupun pasien dan keluarganya sehingga terciptanya
asuhan keperawatan yang optimal dan mencegah kejadian yang tidak diingikan
terjadi.
20
DAFTAR PUSTAKA
21