Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MANAJEMEN TENTANG

TIMBANG TERIMA (HANDOVER) KEPERAWATAN

OLEH:
KELOMPOK 9

1. PUTU MAS PRAMITA KANIA DEWI (209012411)


2. I KOMANG KRISNA (209012412)
3. NI LUH AYU YUSTIKARINI (209012413)
4. NI PUTU MAWI SUGIARTINI (209012499)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Atas waranugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa)
yang telah memberikan rahmat dan anugrah-Nya sehingga makalah kami yang
berjudul “Makalah Timbang Terima (Handover) Keperawatan” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas akademis dalam
menempuh profesi ners stase Manajemen Keperawatan yang diampu oleh Ibu Ns.
Ni Made Nopita Wati, S.Kep., M.Kep. pada semester genap tahun akademik
2020/2021.
Cukup banyak hambatan dan kesulitan yang kami alami dalam
menyelesaikan penulisan makalah ini yang disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman dalam tulis-menulis. Namun demikian berkat kerja
keras dan adanya bantuan dari berbagai pihak, akhirnya terwujudlah makalah ini.
Oleh karena itu terima kasih yang setulus-tulusnya kami haturkan kepada:
1. Ibu Ns. Ni Made Nopita Wati, S.Kep., M.Kep. selaku clinical teacher
yang sudah membantu menjelaskan tugas yang diberikan.
2. Teman-teman kelompok yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, sehingga
perlu kritik dan saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat
diharapkan demi sempurnanya tulisan ini. Semoga ada manfaatnya.

Om Santih, Santih, Santih, Om.

Denpasar, 22 Februari 2021

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 2
1.3 Tujuan..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 4
2.1 Pengertian Handover............................................................ 4
2.2 Tujuan Handover.................................................................. 5
2.3 Manfaat Handover................................................................ 5
2.4 Fungsi Handover.................................................................. 6
2.5 Langkah-langkah Handover................................................. 7
2.6 Prosedur Handover............................................................... 7
2.7 Metode Handover................................................................. 12
2.8 Hal yang perlu diperhatikan dalam Handover..................... 13
2.9 Alur Handover...................................................................... 14
2.10 Format Handover dengan SBAR......................................... 16
2.11 Faktor yang Mempengaruhi Handover................................ 17
2.12 Efek Handover..................................................................... 17
2.13 Dokumentasi Handover........................................................ 18
2.14 Evaluasi Handover............................................................... 19

BAB III PENUTUP............................................................................... 20


3.1 Simpulan................................................................................. 20
3.2 Saran....................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
memaksimalkan peran dan fungsi perawat, khususnya peranan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif
atar perawat, maupun dengan tim Kesehatan yang lain. Salah satu bentuk
komunikasi yang mesti ditingkatkan keefetivitasannya adalah saat pergantian shift
atau timbang terima (handover) pasien (Nursalam, 2015).
Handover merupakan proses pengalihan wewenang dan tanggung jawab
utama untuk memberikan perawatan klinis kepada pasien dari satu pengasuh ke
pengasuh yang lain. Pengasuh termasuk dokter jaga, dokter tetap ruang rawat
inap, asisten dokter, praktisi perawat, perawat terdaftar, dan perawat praktisi
berlisesnsi (The Joint Commission Journal on Quality and Patient Safety, 2010
dalam Hajjul Kamil, 2017).
Timbang terima (handover) keperawatan terjadi ketika seorang perawat
menyerahkan tanggung jawab untuk merawat pasien ke perawat lain, seperti pad
akhir dari shift keperawatan yang dilakukan tiga kali sehari untuk setiap pasien.
Dalam praktik sehari-hari handover dilakukan dengan perawat yang saling
berbicara (handover verbal), perawat yang membaca catatan medis pasien atau
melalui kombinasi antara membaca dan berbicara satu sama lain, serta handover
di samping tempat tidur pasien (bedside handover), sehingga pasien bisa terlibat
langsung dalam proses handover yang dilakukan antar perawat (Marian Smeulers,
2014).
Kejadian buruk dan injury yang terjadi di rumah sakit, salah satu penyebab
utamanya adalah informasi yang tidak akurat, untuk mencegahnya diperlukan
informasi yang akurat tentang keadaan pasien pada setiap pergantian shift oleh
perawat (Soep, 2017). Institute of Medicine (IOM) melaporkan bahwa proses
handover yang tidak memadai, berdampak pada keselamatan pasien yang
seringkali terjadi (Friesen, White, & Byers, 2008). Ketika perawat menyerahkan

1
tanggung jawab perawatan pasien kepada perawat lain, kemungkinan kesalahan
informasi medis yang penting tidak dibagikan secara menyeluruh dan efisien,
yang dapat menyebabkan penundaan dalam perawatan atau diagnosis untuk pasien
dan perawatan yang tidak tepat. Oleh karena ituu, timbang terima informasi klinis
yang akurat sangat penting untuk memastikan kesinambungan perawatan dan
keselamatan pasien (Marian Smeulers, 2014).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang didapat dberdasarkan latar belakang di atas
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dari handover?
2. Apa tujuan dari handover?
3. Apa manfaat dari handover?
4. Bagaimana fungsi dari handover?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam pelaksanaan handover?
6. Bagaimana prosedur dari pelaksanaan handover?
7. Apa saja metode dalam pelaksanaan handover?
8. Apa saja hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan handover?
9. Bagaimana alur dari pelaksanan handover?
10. Apa saja format pelaksaan handover?
11. Apa saja faktor yang mempengaruhi pelaksaan handover?
12. Apa saja efek dari pelaksanaan handover?
13. Bagaimana pendokumentasian dalam handover?
14. Bagaimana evaluasi dari handover?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dberdasarkan rumusan masalah di atas sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari handover.
2. Untuk mengetahui tujuan dari handover.
3. Untuk mengetahui manfaat dari handover.
4. Untuk mengetahui fungsi dari handover.

2
5. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pelaksanaan handover.
6. Untuk mengetahui prosedur dari pelaksanaan handover.
7. Untuk mengetahui metode dalam pelaksanaan handover.
8. Untuk mengetahui hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
handover.
9. Untuk mengetahui alur dari pelaksanan handover.
10. Untuk mengetahui format pelaksaan handover.
11. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksaan handover.
12. Untuk mengetahui efek dari pelaksanaan handover.
13. Untuk mengetahui pendokumentasian dalam handover.
14. Untuk mengetahui evaluasi dari handover.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Handover


Operan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah handover, dalam istilah
lain operan/timbang terima memiliki beberpa istilah yaitu handover, handoffs,
shift report, signout, signover, cross coverage, overhand, report nursing
(Triwibowo, 2013; Nursalam, 2015; Putra, 2016). Handover merupakan suatu
cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Handover harus dilakukan seefektif mungkin secara singkat,
jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna (Triwibowo, 2013).
Menurut Friesen (2012) menyebutkan tentang defenisi dari Handover
adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat)
selama perpindahan perawat yang berkelanjutan yang mencakup tentang
pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Handoofs juga meliputi
mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggung jawab utama dan
kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya
perawatan.
Operan pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima suatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Pada saat
operan atau timbang terima anatar perawat, diperlukan suatu komunikasi yang
jelas tentang kebutuhan pasien, intervensi yang sudah dan yang sudah dan yang
belum dilaksanakan, serta respons yang terjadi pada pasien. Perawat melakukan
operan atau timbang terima bersama dengan perawat lainnya dengan cara
berkeliling ke setiap pasien dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat di
dekat pasien. Cara ini akan lebih efektif daripada harus nmengahbiskan waktu
orang lain sekedar untuk membaca dokumentasi yang telah kita buat, selain itu
juga akan membantu perawat dalam menerima operan atau timbnag terima secara
nyata (Nursalam2015).

4
Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
handover adalah

2.2 Tujuan Handover


Operan memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi
tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk
kesinambungan dalam keselamatan pasien dan keefektifan dalam bekerja (Putra,
2016). Sedangkan menurut Nursalam (2015) Secara umum tujuan timbang terima
yaitu mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang
penting. Sedangkan tujuan khusus timbang terima yaitu:
1. Menyampaikan kondisi dan data keadaan pasien (data fokus).
2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh
perawat dinas berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Timbang terima (Handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi,
mereliabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan
yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam
bekerja.

2.3 Manfaat Handover


Adapun manfaat operan bagi perawat menurut Nursalam (2015) yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
2. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien dilaksanakan secara
berkesinambungan
4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
Sedangkan manfaat bagi pasien yaitu pasien dapat menyampaikan masalah
secara langsung bila ada yang belum terungkap (Nursalam, 2015)
Adapun manfaat lain dalam pelaksanaan handover yaitu:

5
1. Kunci dari operan (handove) yaitu kualitas asuhan keperawatan
selanjutnya. Misalnya penyediaan informasi yang tidak akurat atau
adanya kesalahan yang dapat membahayakan kondisi pasien.
2. Selain mentransfer informasi pasien, operan (handover) juga
merupakan sebuah ritual atau kebiasaan yang dilakukan oleh perawat.
Handover mengandung unsur-unsur kebudayaan, tradisi, dan kebiasaan.
Selain itu handover juga sebagai dukungan terhadap teman sejawat
dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan selanjutnya.
3. Operan (Handover) juga memberikan manfaat katarsis, karena perawat
yang mengalami kelelahan emosional akibat asuhan keperawatan yang
dilakukan bisa diberikan kepada perawat berikutnya pada pergantian
shift dan tidak dibawa pulang. Dengan kata lain, proses handover dapat
mengurangi kecemasan yang terjadi pada perawat.
4. Operan (Handover) memiliki dampak yang positif bagi perawat, yaitu
memberikan motivasi, menggunakan pengalaman dan informasi untuk
membantu perencanaan pada tahap asuhan keperawatan selanjutnya
(pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan), meningkatkan kemampuan komunikasi antar
perawat, menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab
antar perawat, dan perawat dapat mengikuti perkembangan pasien
secara komprehensif.
5. Operan (Handover) memiliki manfaat bagi pasien diantaranya, pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, dan dapat
menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap. Bagi rumah sakit, handover dapat meningkatkan pelayanan
keperawatan kepada pasien secara komprehensif (Australian
Healthcare dan Hospitals Association atau AHHA, 2009).

2.4 Fungsi Handover


Sekecil apapun kegiatan yang akan dilakukan pasti memiliki tujuan dan
fungsi maupun kegunaan, begitu juga operan/timbang terima (handover) yang
memiliki 2 fungsi utama yaitu:

6
1. Sebagai forum untuk bertukar pendapat dan mengekspersikan perasaan
perawat.
2. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan
keputusan dan tindakan keperawatan (Putra, 2016).

2.5 Langkah-langkah dalam Handover


Melaksanakan suatu kegiatan tentunya memiliki beberapa langkah yang
harus dilewati agar kegiatan yang dilakukan bisa terlaksana secara sistematis,
adapun langkah dalam pelaksanaan operan/ timbang terima (handover) menurut
(Nursalam, 2011) yaitu:
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan
hal-hal apa yang akan disampaiakan
3. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang
selanjutnya meliputi:
1) Kondisi atau keadaan pasien secara umum
2) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
3) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
4) Penyampaian operan harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buru
5) Perawat primer dan anggota kedua shift bersama secara langsung
melihat keadaan pasien.

2.6 Prosedur Handover


Kegiatan operan (handover) yang dilaksanakan dengan baik dan benar
tentunya memerlukan sebuah prosedur yang jelas agar tercapai tujuan yang
diharapkan sesuai dengan rencana, dengan adanya prosedur yang jelas sehingga
tidak menyalahi aturan yang sudah ada dalam pelaksanaannya, adapun prosedur
operan/timbang terima (handover) menurut (Nursalam, 2002 dalam Putra, 2016)
yaitu:
1. Persiapan
1) Kedua kelompok dalam keadaan siap.

7
2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.

2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
2) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan
tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah
dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu
dilimpahkan.
3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya.
4) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah:
(1) Identitas klien dan diagnosa medis.
(2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
(3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
(4) Intervensi kolaborasi dan dependen.
(5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan
untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan
secara rutin.
(6) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi atau tanya jawab dan melakukan validasi terhadap
hal-hal yang kurang jelas penyampaian pada saat timbang
terima secara singkat dan jelas.
(7) Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5
menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan
yang lengkap dan rinci.

8
(8) Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung
pada buku laporan ruangan oleh perawat.

Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:


1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan
tanggungjawab. Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh
perawat jaga sebelumnya.
2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan
datang melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu
sendiri yang berupa pertukaran informasi yang memungkinkan adanya
komunikasi dua arah antara perawat yang shift sebelumnya kepada
perawat shift yang datang.
3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang
tanggung jawab dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari
perawat yang menerima operan untuk melakukan pengecekan data
informasi pada medical record atau pada pasien langsung.

Tabel 2.1 Prosedur Operan (Nursalam, 2015)


Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan …. Menit Nurse PP. PA
setiap pergantian shift/operan. Station
2. Prinsip timbang terima, semua
pasien baru masuk dan pasien
yang dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang
memiliki permasalahan yang
belum/dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lanjut.
3. PA/PP menyampaikan timbang
terima kepada PP (yang
menerima pendelegasian)
berikutnya, hal yang perlu

9
disampaikan dalam timbang
terima:
1) Aspek umum yang
meliputi: M1 s/d M5
2) Jumlah pasien
3) Identitas pasien dan
diagnosa medis
4) Data (keluhan/subjektif
dan objektif)
5) Masalah keperawatan yang
masih muncul
6) Intervensi keperawatan
yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara
umum)
7) Intervensi kolaboratif dan
dependen
8) Rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang, dan program
lainnya).
Pelaksanaa Nurse Station …. Menit Nurse PP, PA
n 1. Kedua kelompok dinas sudah Station
siap (shift jaga)
2. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan buku
catatan
3. Kepala Ruang membuka
acara timbang terima
4. Penyampaian yang jelas,
singkat dan padat oleh
perawat jaga (NIC)
5. Perawat jaga shift selanjutnya
dapat melakukan klarifikasi,

10
tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal
yang telah ditimbang
terimakan dan berhak
menanyakan mengenai hal-
hal yang kurang jelas.

Ruang/ Bed
Di bed pasien Pasien
6. Kepala ruang menyampaiakn
salam dan PP menanyakan
kebutuhan dasar pasien.
7. Perawat jaga selanjutnya
mengkaji secara penuh
terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan dan
tindakan yang telah/belum
dilaksanakan, serta hal-hal
penting lainnya selama masa
perawatan
8. Hal-hal yang sifatnya khusus
dan memerlukan perincian
yang matang sebaiknya
dicatat secara khsus untuk
kemudian diserahterimakan
kepada petugas berikutnya
Post 1. Diskusi …. Menit Nurse Karu, PP,
timbang 2. Pelaporan timbang terima Station PA
terima dituliskan secara langsung
pada format timbang terima
yang ditanda tangani oleh PP
yang jaga saat itu dan PP
yang jaga berikutnya
diketahui oleh kepala ruang
3. Ditutup oleh kepala ruang.

11
2.7 Metode Handover
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Bedasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassen dan Jagoo (2012) di
sebutkan bahwa operan jaga (Handover) yang masih tradisional adalah:
1) Dilakukan hanya di meja perawat.
(1) Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak
memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi.
(2) Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan
kondisi secara umum
(3) Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status
kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside Handover
Menurut Kassen dan Jagoo (2012) Handover yang dilakukan sekarang
sudah menggunakan model bedside Handover yaitu Handover yang
dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien
atau keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback.
Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik
secara tradisional maupun bedside Handover tidak jauh berbeda, hanya
pada Handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
1) Mengingatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan
terkait kondisi penyakit secara up to date.
2) Mengingatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien
dengan perawat.
3) Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi
pasien secara khusus
Bedside Handover juga tetap diperhatikan aspek kerahasian pasien jika
ada informasi yang ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau
persepsi medis yang lain.
3. Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya
1) Menggunakan tape recorder

12
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian
diperdengarkan saat jaga selanjutnya datang. Metode itu berupa
one way communication (komunikasi satu arah) Menggunakan
komunikasi oral atau spoken (lisan) Melakukan pertukaran
informasi dengan berdiskusi.
2) Menggunakan komunikasi tertulis
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical
record (rekam medis) saja atau media tertulis lain. Berbagai
metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan
bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk
dikombinasikan.

2.8 Hal yang Perlu diperhatikan dalam Handover


Banyak hal yang harus diperhatikan dalam melakukan sebuah tindakan
keperawatan, dalam hal ini salah satunya adalah operan, agar operan dapat
berjalan dengan baik alangkah baiknya perlu diperhatikan hal-hal apa saja yang
perlu diperhatikan dalam operan/timbang terima, hal-hal tersebut yaitu:
1. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift.
Operan dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift, yang berarti
bahwa operan yang dilaksanakan perawat di ruang rawat harus sesuai
dengan jam yang telah ditentukan dan operan dapat dilaksanakan tepat
waktu sehingga tidak mengganggu jam pulang perawat yang berdinas di
shift sebelumnya serta operan yang diserahkanpun terkesan tidak
terburu-buru dan mengurangi kesalahan dalam operan.
2. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab pasien (PP).
Pelaksanakan operan yang dilaksanakan pada shift pagi dipimpin oleh
kepala ruang sedangkan untuk yang berdinas siang dan malam operan
dipimpin oleh perawat penanggung jawab, dengan hal demikian
perawat yang berdinas berperan sesuai tugas dan tanggung jawabnya
sehingga tidak tumpang tindih pembagian tugas dalam pelaksanaan
operan.
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.

13
Operan yang dilaksanakan dihadiri oleh semua perawat yang telah dan
yang akan berdinas sehingga operan yang dilakukan dapat berlangsung
dengan baik karena dihadiri oleh semuaa perawat dikedua belah pihak,
dan perawat yang jaga di shift selanjutnya juga dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang
telah dioperkan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang
jelas. Oleh karena itu perawat yang berdinas shift selanjutnya datang
lebih awal sesuai waktu yang ditetapkan, dan perawat yang dinas shift
sebelumnyapun dilarang pulang lebih awal sebelum operan selesai
dilakukan secara bersama.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien.
5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
Operan yang dilakukan harus berorientasi pada permasalahan pasien
sehingga perawat yang jaga pada shift selanjutnya akan mengetahui hal
apa saja yang harus diperhatikan dalam memberikan asuhan
keperawatan, dan operan yang dilakukan tidak memakan banyak waktu
serta operan dapat berjalan dengan baik, singkat dan efektif.
6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara
yang cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu
yang rahasia bagi pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya
tidak dibicarakan secara langsung di dekat pasien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station (Nursalam, 2015).

2.9 Alur Handover


Menurut Nursalam (2015) alur timbang terima meliputi Situation (Kondisi
terkini yang terjadi pada pasien), sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk dan
hari perawatan, serta dokter yang merawat dan sebutkan diagnosis medis dan
masalah keperawatan yang belum atau sudah teratasi/keluhan. Kemudian
selanjutnya Background (Info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien

14
terkini) dengan menjelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien
dari setiap diagnosis keperawatan dan menyebutkan riwayat alergi, riwayat
pembedahan, pemasangan alat invasif dan obat-obatan termasuk cairan infus yang
digunakan. Serta mejelaskan tentang penyakit yang diderita kepada pasien dan
keluarga terhadap diagnosis medis. Selanjutnya Assesment (hasil pengkajian dari
kondisi pasien saat ini) menjelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini
seperti tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden, restrain, risiko jatuh,
pivas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-lain serta menjelaskan
informasi klinik lain yang mendukung dan selanjutnya Recomendation yaitu
merekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan (refer
to nursing care plan) termasuk discharge planning dan edukasi pasien dan
keluarga.

Gambar 2.1 Alur Timbang Terima (Nursalam, 2015)

15
2.10 Format Handover dengan SBAR
Handover memiliki beberapa panduan dalam hal penyampaian pelaporan
pada saat pergantian shift, salah satu yang dijabarkan disini adalah yang sudah
direkomendasikan WHO pada tahun 2007 adalah timbang terima dengan metode
SBAR, SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang
memerlukan perhatian atau tindakan segera.
1. S: Situation
(Kondisi terkini yang terjadi pada pasien) meliputi: Sebutkan nama
pasien, umur, tanggal masuk dan hari perawatan, serta dokter yang
merawat. Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang
belum atau sudah teratasi/keluhan
2. B: Background
(Info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini)
meliputi: Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien
dari setiap diagnosis keperawatan. Sebutkan riwayat alergi, riwayat
pembedahan, pemasangan alat invasif dan obat-obatan termasuk cairan
infus yang digunakan. Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga
terhadap diagnosis medis.
3. A: Assesment
(hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini) meliputi: Jelaskan secara
lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti tanda vital, skor nyeri,
tingkat kesadaran, braden, restrain, risiko jatuh, pivas score, status
nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-lain. Jelaskan informasi klinik
lain yang mendukung.
4. R: Recomendation
Meliputi: Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu
dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge planning
dan edukasi pasien dan keluarga (Nursalam, 2015).

16
2.11 Faktor yang Mempengaruhi Handover
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan handover yaitu:
1. Komunikasi yang objective antar sesama petugas kesehatan
2. Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan.
3. Kemampuan menginterpretasi medical record.
4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien
5. Pemahaman tentang prosedur klinik

2.12 Efek Handover


Timbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek yang sangat
mempengaruhi diri seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien.
Efek-efek dari shift kerja atau operan adalah sebagai berikut:
1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus
kurang tidur selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja
akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu
makan dan gangguan pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengaruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek
fisiologis hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi
dengan teman, dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat.
Saksono (2010) mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore
hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk
istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam
kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat
mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh

17
terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan
pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan Shift kerja menyebabkan gangguan
gastrointestinal, masalah ini cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun.
Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap keseimbangan kadar
gula dalam darah bagi penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja
yang dilakukan Smith et. Al, melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan
paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-
rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua
penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri
terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan
cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi
pada shift malam (Adiwardana, 2011)

2.13 Dokumentasi Handover


Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam
komunikasi keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan
keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen
pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang
efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga
Kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan
oleh perawat. Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:
1. Identitas pasien.
2. Dokter yang menangani.
3. Kondisi umum pasien saat ini.
4. Masalah keperawatan.
5. Intervensi yang sudah dilakukan.
6. Intervensi yang belum dilakukan.
7. Tindakan kolaborasi.
8. Rencana umum dan persiapan lain.

18
9. Tanda tangan dan nama terang
Manfaat pendokumentasian adalah:
1. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat
2. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan
lainnya tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien
3. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai
informasi mengenai pasien telah dicatat. (Suarli & Yayan B, 2012)

2.14 Evaluasi Handover


Adapun evaluasi yang diinginkan dari pelaksanaan handover yaitu:
1. Evaluasi Struktur
Timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain: Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift
timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima
yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan
kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh
perawat primer.
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Perawat primer malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya
yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse
station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse station. Isi
timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan
khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari
5 menit saat klarifikasi ke klien.
3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Timbang terima (handover) merupakan cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan kondisi pasien. Timbang terima
harus dilaksanakan seoptimal mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas,
dan lengkap tentang tindakan mendiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan ataupun yang belum dilakukan dan perkembangan pasien saat itu.
Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.

3.2 Saran
Sebagai pemberi pelayanan keperawatan pelaksanaan handover harus
dilaksanakan dengan baik dengan melakukan komunikasi yang efektif baik antar
perawat, tim kesehatan lain, ataupun pasien dan keluarganya sehingga terciptanya
asuhan keperawatan yang optimal dan mencegah kejadian yang tidak diingikan
terjadi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Australian Healtcare and Hospitals Association. 2009. Clinical handover: system


change, leadership and principle, Australian Healthcare & Hospitals
Association.
Friesen, M. A., White, S. V., & Byers, J. F. 2009. Handoffs: Implications for
Nurses, Nurses First, Volume 2, Issue 3 May/June 2009.
Institute of Medicine. 2000. To err is human: building a safer health system.
Washington DC: The National Academies Press.
Kaasean M, Jagoo ZB. 2015. Managing change in the nursing handover from
traditional to bedside handover- a case study from Mauritius. BMC
Nursing 4 (1): 1
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2011. Proses Dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep Dan Praktek.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
Suarli, & Baktiar yayan. 2012. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan
Praktek. Jakarta: Erlangga.
The Joint Commission Journal on Quality and Patient Safety. 2010.
Understanding and Improving Patient Handoff, February 2010, Volume
36 Number 2.
Triwibowo C. 2013. Manajemen Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit.
Jakarta: Trans Info Media.

21

Anda mungkin juga menyukai