Anda di halaman 1dari 36

KONSEP DASAR MANAJEMEN

A. Pengertian

Dilihat dari asal katanya, kata manajemen atau management dalam

Bahasa Inggris berasal dari kata Italia, maneggiare yang kurang lebih

berarti menangani atau to handle. Dalam bahasa latin ada kata yang

punya pengertian hampir sama yakni manus yang artinya tangan atau

menangani.

Sementara berbicara tentang definisi, layaknya istilah-istilah lain dalam

kajian Ilmu Sosial, Manajemen juga memiliki sejumlah definisi yang

diberikan para ahli. Disini hanya akan dikemukakan satu definisi yang

diungkapkan oleh GR Terry sebagai berikut:

Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari

tindakan-tindakan: Perencanaan, Pengorganisasian, Penggiatan dan

Pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-

sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya.

3 faktor yang terlibat dalam proses penyelesaian:

1.Adanya penggunaan sumber daya organisasi (SDM, SDA, SDD, SDI)

2.Adanya proses yang bertahap (perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengendalian)

3.Adanya seni dalam menyelesaikan pekerjaan


B. Definisi Menurut Ahli

Beberapa definisi atau pengertian dari Manajemen menurut para ahli :

 G.R. Terry. Menurutnya manajemen adalah suatu proses khusus

yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya

manusia dan lainnya.

 Harold Koontz dan Cyrill O’Donnel, ahli lainnya mengartikan

manajemen sebagai usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui

kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan

koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan

pengendalian.

 Drs. H. Malayu S.P.Hasibuan, menurutnya Manajemen adalah ilmu

dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

suatu tujuan tertentu.

Dari beberapa definisi diatas, saya dapat menyimpulkan bahwa :

1. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

2. Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoodinasi,

koperatif,dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya.

3. Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan

tanggung jawab.
4. Manajemen baru dapat di terapkan jika ada dua orang atau lebih

melakukan kerja sama dalam suatu organisasi.

5. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dengan seni

C. Fungsi manajemen

1. Perencanaan (planning)

2. Pengorganisasian

3. Pengarahan

4. Pengendalian

D. Unsur –unsur Manajemen

Unsur-unsur manajemen itu terdiri dari men, money, methods,

materials, machines, and market disingkat dengan 6M.

1.Men yaitu tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan maupun

tenaga kerja operasional/pelaksana.

2.Money yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

3.Methods yaitu cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai

tujuan.

4.Materials yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

5.Machines yaitu mesin-mesin/alat-alat yang diperlukan atau

dipergunakan untuk mencapai tujuan.

6.Market yaitu pasar untuk menjual barang dan jasa-jasa yang dihasilkan.
E. Konsep Dasar Manajemen

a. Manajemen sebagai ilmu

Suatu ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk

memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk

mencapai tujuan.

b. Manajemen sebagai seni

Manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan

usaha yang minimal.

c. Manajemen sebagai profesi

Manajemen sebagai profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang

dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan keterampilan

sebagai pemimpin atau manajer pada suatu organisasi/suatu perusahaan

tertentu.

d. Manajemen sebagai proses

Manajemen adalah proses yang khas terdiri dari tindakan perencanaan,

pengorganisasian, pengendalian, dimana dalam masing-masing bidang

tersebut digunakan ilmu pengetahuan dan keahlian serta diikuti secara

berurutan dan tujuan yang telah ditetapkan.


PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

1.   Teori Manajemen Klasik

Terdapat tiga aliran pemikiran manajemen, yaitu ;

1)    Aliran klasik, yang dibagi menjadi dua aliran, manajemen ilmiah

dan teori organisasi klasik

2)    Aliran hubungan manusiawi, sering disebut aliran neo klasik

3)    Aliran manajemen modern.

Terdapat juga dua pendekatan manajemen yang berkembang saat ini,

yaitu ;

1)    pendekatan system

2)    pendekatan kontingen (contingency approach)

2. perkembangan awal teori manajemen

Munculnya manajemen ilmiah ditandai dengan adanya dua tokoh

manajemen sebagai berikut ;

1) Robert Owen (1771-1858)

2) Charles Babbage (1792-1871)

3. Manajemen ilmiah (Scientific management)

 Frederick W. Taylor (1856-1915), yang disebut sebagai “Bapak

manajemen ilmiah”. Manajemen ilmiah berarti ;

a) merupakan penerapan metoda ilmiah pada studi, analisa, dan

pemecahan masalah-masalah organisasi.


b) seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik (a back of trick)

untuk meningkatkan efisiensi kerja.

 Frank dan Lilian Gilbreth (1868-1924 dan 1878-1972), pasangan

suami isteri, dimana Frank Gilberth,seorang pelopor pengembangan

studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yaitu

masalah efisiensi, terutama untuk menemukan “cara terbaik”

pelaksanaan tugas.

 Henry L. Gant (1861-1919), yang mengemukakan gagasannya, ;

(1) kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja da

manajemen,

(2) seleksi ilmiah tenaga kerja,

(3) system insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas,

(4) penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terinci. Kontribusinya yang

terbesar adalah penggunaan metoda grafik yang dikenal sebagai “Bagan

Gantt” (Gantt Chart), untuk; perencanaan, koordinasi, dan pengawasan

produksi. Teknik-teknik schedulling modern dikembangkan atas dasar

metoda scheduling produksi dari Gantt.

 Harrington Emerson (1853-1931), yang melihat pemborosan dan

ketidak efisienan adalah masalah-masalah yang dilihat sebagai


penyakit industri. Emerson mengemukakan dua belas prinsip-prinsip

efisiensi, sebagai berikut :

(1) tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas;

(2) kegiatan yang dilakukan masuk akal;

(3) adanya staf yang cakap;

(4) disiplin;

(5) balas jasa yang adil;

(6) laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan mantap,serta

system informasi dan akuntansi;

(7) pemberian perintah, perencanaan dan urutan kerja;

(8) adanya standar-standar dan skedul-skedul, metoda dan waktu setiap

kegiatan;

(9) kondisi yang distandardisasi;

(10) operasi yang distandardisasi;

(11) instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar;

(12) balas jasa efisien, rencana insentif.

4. Teori organisasi klasik

1) Henry Fayol (1841-1925), seorang industrialis Perancis

mengemukakan teori dan teknik-teknik administrasi sebagai pedoman

bagi pengelolaan organisasi-organisai yang kompleks dalam bukunya

yang terkenal, “Administration Industrielle et Generale” (Administrasi

Industri dan Umum).


2) James D. Mooney, Eksekutif General Motors, menyatakan prinsip-

prinsip dasar manajemen, yang mendefinisikan organisasi sebagai

sekelompok orang yang bergabung untuk tujuan tertentu.

3) Mary Parker Follet (1868-1933), yang memperkenalkan unsur-unsur

baru tentang aspek-aspek hubungan manusiawi.

4) Chaster I. Barnard (1886-1961), presiden perusahaan Bell Telephon di

New Jersey, menulis bermacam-macam subyek manajemen dalam

bukunya “The Functions of the Executive” yang ditulis pada tahun 1938,

memandang organisasi sebagai system kegiatan yang diarahkan pada

tujuan.

5. Aliran Hubungan Manusiawi

(perilaku manusia atau neoklasik)

1) Hugo Munsterberg (1863-1916), disebut sebagai “bapak psikologi

industri”, menulis buku “Psikology dan Industrial Efficiency”, yang

menguraikan penerapan peralatan-peralatan psikologi untuk pencapaian

tujuan produktivitas.

2) Elton Mayo (1880-1949) dan percobaan-percobaan Howthorne,

“hubungan manusiawi” sering digunakan sebagai istilah umum untuk

menggambarkan cara manajer berinteraksi dengan bawahan.

6. Aliran Manajemen Modern


Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda,

yaitu ;

1) Pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal

sebagai perilaku organisasi,

2) Dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal sebagai aliran

kuantitatif (operation research dan management science atau manajemen

operasi)

7. Perilaku Organisasi

Perkembangan aliran perilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan

pendapat baru tentang perilaku manusia dan system sosial, dengan

tokoh-tokohnya yang terkenal adalah ;

1) Abraham Maslow, yang mengemukakan adanya “hirarki kebutuhan”

dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan proses motivasi.

2) Douglas Mc Gregor, dengan teori x dan y

3) Frederick Herzberg, yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori

dua factor.

4) Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya

kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid),

5) Rensist Likert, yang mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara

ekstensif mengenai empat sistem manajemen, dari sistem 1 ; explitif-

otoritatif sampai sistem 4 ; partisipatif kelompok,

6) Fred Fiedler, yang menyarankan pendekatan contingency pada studi

kepemimpinan,
7) Chris Argyris, yang memandang organisasi sebagai system sosial atau

system antar hubungan budaya,

8) Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam

organisasi, dan lain-lain.

8. Aliran Kuantitatif

liran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi

(operation research) dalam pemecahan masalah-masalah industri.

Langkah-langkah pendekatan management science biasanya adalah

sebagai berikut ;

1) Perumusan masalah,

2) Penyusunan suatu model matematis,

3) Mendapatkan penyelesaian dari model,

4) Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model,

5) Penetapan pengawasan atas hasil-hasil,

6) Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.

9. Pendekatan Sistem

Pendekatan kontingensi, menyatakan bahwa tugas manajer adalah

mengidentifikasikan teknik mana, pada situasi tertentu, dibawah

keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan mencapai tujuan

manajemen.
Ada tiga bagian utama dalam kerangka konseptual menyeluruh untuk

pendekatan kontingensi, yaitu ;

1) lingkungan,

2) konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen,

3) hubungan kontingensi antara keduanya.

Perkembangan Teori Manajemen di Masa Mendatang

Terdapat lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen

selanjutnya di masa mendatang, yaitu ;

1) Dominan, salah satu aliran utama dapat muncul sebagai yang paling

berguna,

2) Divergence, setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri,

3) Convergence, aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-

batasan diantara mereka cenderung kabur,

4) Sintesa, masing-masing aliran berintegrasi,

5) Profiliferation, kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi.

Waren Haynes dan Joseph L. Massie dalam bukunya “Management

Analysis: Concept and Cases, membedakan enam aliran teori

manajemen, yaitu :

1) Aliran akuntansi manajerial,

2) Aliran ekonomi manajerial,

3)Aliran thesis organisasi,

4) Aliran hubungan manusiawi dan perilaku manusia,


5) Aliran kuantitatif (matematik dan statistik),

6) Aliran teknik industri.

 John G. Hutchinson dalam bukunya “Management Strategy and

Tactics, juga membagi aliran manajemen menjadi enam, yaitu ;

1) Aliran operasional atau proses manajemen,

2) Aliran empirik,

3) Aliran perilaku manusia,

4) Aliran sistem sosial,

5) Aliran teori keputusan,

6) Aliran matematik
LEVEL MANAGEMENT

Pengertian tingkatan manajemen adalah level yang dimiliki para manajer.

Tingkatan ini membedakan beban pekerjaan yang ditanggung oleh pihak

manajemen.Dilihat dari tingkatan manajemen, maka dapat dibagi menjadi

tiga kelompok:

1. Manajemen Puncak

Yang mana biasanya terdiri atas direksi, CEO, GM atau General

Manager yang biasa disebut dengan Presiden Direksi. Manajemen

puncak ini punya peran utama sebagai:

1. Menentukan rencana, tujuan, dan juga kebijakan perusahaan

2. Bertanggungjawab atas semua manajemen yang ada dibawahnya

3. Memobilitas sumber daya perusahaan tersedia

4. Bekerja dari pemikiran, perencaan baru memutuskan

5. Mempersiapkna rencana jangka panjang

6. Mempunyai wewenang serta tanggungjawab maksimal

7. Memerlukan ketrampilan serta konseptual yang paling bagus

2. Manajemen Tingkat Menengah

Yang mana berada dalam tengah-tengah dari hierarki sebuah

perusahaan. Manajemen ini bertanggungjawab atas segala pelaksanaan

rencana yang mana sudah ditentukan oleh manajemen puncak.Biasanya

terdiri atas Kepala Departemen, Manajer Cabang, Junior Executive.

Adapun tugas serta peran manajemen tingkat menengah ini adalah:


1. Menjalankan semua perintah, kebjakan, serta rencana yang telah

disusun oleh manajemen puncak.

2. Memberikan saran serta rekomendasi kepada manajemen puncak.

3. Mengkoordinasikan seluruh aktivitas dari semua departemen

4. Berkomunikasi dengan manajeme puncak serta mnajemen yang ada

dibawahnya

5. Mempersiapkan rencana dalam jangka pendek

6. Mempunyai wewenang serta tanggungjawab yang terbatas karena

perantara manajemen puncak dengan manajemen yang ada

dibawahnya

7. Bertanggungjawab secara langsung dengan CEO serta Dewan Direksi

perusahaan

3. Manajemen Tingkat Pertama (First Level Management)

Manajemen Tingkat Pertama atau disebut juga dengan First Level

Management  atau First Line Management adalah Manajemen yang

bertanggung jawab atas operasional atau pekerjaan harian para

karyawan dalam menghasilkan suatu produk atau layanan.

Beberapa fungsi dan tugas Manajemen tingkat pertama ini adalah

sebagai berikut :
1. Memahami dan mempelajari masalah dan keluhan-keluhan para

pekerja operasional sebelum melaporkannya ke manajemen

tingkat menengah.

2. Menjaga kondisi kerja yang baik dan menjaga hubungan yang

sehat antara atasan dan bawahan.

3. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat and aman untuk para

karyawan operasional.

4. Membantu manajemen tingkat menengah untuk merekrut dan

menyeleksi pekerja yang sesuai untuk jabatan yang dibutuhkan.

5. Berkomunikasi dengan karyawan dan mendengarkan saran-saran

karyawan serta mendorong para pekerja untuk mengambil inisiatif.

6. Menjaga dan mempertahankan standar kualitas dan memastikan

jumlah output produk/layanan sesuai dengan perencanaan.

7. Bertanggung jawab untuk meningkatkan moral karyawan dan

membangkitkan semangat kerja dalam tim.

8. Meminimalkan pemborosan sumber daya organisasi/perusahaan.

G.R. Terry yang menyatakan bahwa manajemen memiliki empat fungsi

(Suhardana, 2008), yaitu:

- Planning atau Perencanaan.

- Organizing atau Pengorganisasian.

- Actuating atau Penggerakan/Pengarahan.

- Controlling atau Pengawasan/Pengendalian.


Proses manajemen

Adapun proses manajemen yaitu : POLC (Planning, Organizing, Leading,

Controlling). Dalam hal ini ada dua ide penting dalam definisi:

 Empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan dan pengendalian

 Pencapaian sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan

efisien

1. Planning atau Perencanaan

Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai

serta langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya. Melalui

perencanaan, seorang manajer mengidentifikasi hasil kerja yang

diinginkan serta mengidentifikasi cara-cara untuk mencapainyaDalam

merencanakan, ada tindakan yang mesti dilakukan menetapkan seperti

apa tujuan dan target yang dicapai, merumuskan taktik dan strategi agar

tujuan dan target dapat tercapai, menetapkan sumber daya atau

peralatan apa yang diperlukan, dan menentukan indikator atau standar

keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target.

2. Organizing atau Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah proses pemberian tugas, pengalokasian

sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada setiap

individu dan kelompok untuk menerapkan rencana.


3. Actuating atau Pengarahan/Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses untuk menumbuhkan semangat pada

karyawan supaya bekerja giat serta membimbing mereka melaksanakan

rencana dalam mencapai tujuan.

4. Controling atau Pengawasan/Pengendalian

Pengendalian adalah proses pengukuran kinerja, membandingkan antara

hasil sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan

pembetulan yang diperlukan.

Proses Perencanaan
Proses perencanaan & pembuatan keputusan

Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya

melalui empat tahap sebagai berikut :

1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

2. Merumuskan keadaan saat ini

3. Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan

4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk

pencapaian tujuan

Alasan Perlunya Perencanaan

1. Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan

kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.

2. Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses

pencapaian tujuan organisasi.

Beberapa manfaat perencanaan :

1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan

lingkungan

2. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi

lebih jelas

3. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat

4. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi

5. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian

organisasi

6. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami


7. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti

8. Menghemat waktu, usaha, dan dana

Kerangka Waktu Perencanaan

1. Rencana Jangka Panjang

2. Rencana jangka Menengah

3. Rencana jangka Pendek

PEMBUATAN KEPUTUSAN

Tipe-tipe Keputusan

Ø Keputusan-keputusan yang diprogram (programmed decisions) adalah

keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur.

Keputusan-keputusan ini rutin dan berulang-ulang. Setiap organisasi

mempunyai kebijaksanaan-kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang

memudahkan pembuatan keputusan dalam situasi yang berulang dengan

membatasi dan menghilangkan alternatif-alternatif. Contoh : Manajer tidak

perlu memikirkan penetapan gaji karyawan baru, karena organisasi pada

umumnya mempunyai skala gaji untuk semua posisi.

Ø Keputusan-keputusan yang tidak diprogram (non-programmed

decisions) adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah

khusus, khas atau tidak biasa. Bila suatu masalah yang timbul tidak

cukup diliputi oleh kebijaksanaan atau sangat penting sehingga perlu

penanganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang

tidak diprogram. Contoh : Cara pengalokasian sumber daya-sumber daya


organisasi, penanganan lini produk yang jatuh di pasaran, atau cara

perbaikan hubungan masyarakat.

Proses Pembuatan Keputusan

Tahap 1 : Pemahaman dan Perumusan Masalah

Para manajer sering menghadapi kenyataan bahwa masalah sebenarnya

sulit untuk ditemukan atau bahkan sering hanya mengidentifikasikan

gejala masalah bukan penyebab yang mendasar.

Tahap 2: Pengumpulan dan analisa data yang Relevan.

Setelah manajer merumuskan dan menentukan masalah, manajer harus

menentukan data-data apa yana akan dibutuhkan untuk membuat

keputusan yang tepat, dan kemudian mendapatkan informasi tersebut.

Tahap 3 :

Pengembangan alternatif-alternatif.

Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan pertama yang

“feasibel” sering menghindarka manajer dari pencapaian penyelesaian

yang terbaik untuk masalah-masalah mereka.

Tahap 4 : evaluasi alternatif-alternatif.

Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, mereka harus

mengevaluasinya untuk menilai efektivitas setiap alternatif.

Tahap 5 : Pemilihan alternatif terbaik.

Tahap ini merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih

akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bagi manajer dan

ketidak sempurnaan kebijakan manajer.


Tahap 6 : Implementasi keputusan.

Setelah alternatif dipilih, para manajer harus membuat rencana-rencana

untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin

dijumpai dalam penerapan keputusan.

Tahap 7 : Evaluasi hasil-hasil keputusan. Implementasi harus dimonitor

terus menerus. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi

dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil-hasil yang

diinginkan.

Fungsi Dan Tujuan Pembuatan Keputusan

1. Fungsi Pembuatan Keputusan

Individual atau kelompok baik secara institusional ataupun organisasional,

sifatnya futuristik.

3. Tujuan Pembuatan Keputusan

A. Tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan

dengan masalah lain)

B. Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat bersifat

kontradiktif ataupun tidak kontradiktif)

PENGORGANISASIAN ( ORGANIZING)
A. PENGERTIAN PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian adalah langkah untukmenetapkan, menggolongkan

dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugastugas pokok,

wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf

dalam rangka mencapai tujuan organisasi.Berdasarkan defenisi

tersebutmaka Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk

memadukan (sinkronisasi) dan mengatur semua kegiatan yang ada

kaitannya dengan personil, finansial, materil dan tata cara untuk

mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati bersama.

B. PROSEDUR DALAM PROSES PENGORGANISASIAN

1.Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk

mencapai tujuan organisasi.

2.Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang

secara logic dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja

sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan,atau

terlalu ringan sehingga ada waktu mengganggur, tidak efisien dan terjadi

biaya yang tidak perlu.

aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian yaitu :

1.Pembagian kerja

2.Departementalisasi(atau sering disebut dengan istilah departementasi)

3.Bagan organisai formal

4.Rantai perintah dan kesatuan perintah

5.Tingkat-tingkat hirarki manajemen


6.Saluran komunikasi

7.Pengguna komite

8.Rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang dapat

dihindarkan.Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk

menkoordinasikan pekerjaan pra anggota organisasi menjadi kesatuan

yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan

membuat para anggota organisai menjadi perhatiannya pada tujuan

organisasi dan mengurangi ketidak efisienan dan konflik-konflik yang

merusak.

C. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap

bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan

dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.

# Empat Elemen Struktur Organisasi

Empat elemen dalam struktur organisasi yaitu :

1. Adanya spesialisasi kegiatan kerja

2. Adanya standardisasi kegiatan kerja

3. Adanya koordinasi kegiatan kerja

4. Besaran seluruh organisasi.

D. Proses pengorganisasian

proses pengorganisasian menurut Ernest Dale dalam Buku Manajemen

dari James A.F. Stoner sebagai berikut :


1.Memperinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk

mencapai tujuan organisasi. Karena organisasi itu dibentuk berdasarkan

suatu tujuan, maka kita harus merinci seluruh pekerjaan yang akan

dilakukan agar dalam proses pencapaian tujuan bisa sesuai dengan apa

yang dikerjakan dalam organisasi.

2.Membagi pekerjaan ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan

menyenangkan dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok

orang. Biasanya dalam organisasi yang telah merinci pekerjaan apa yang

akan dilakukan, organisasi tersebut akan membagi pekerjaan tersebut ke

dalam bidang-bidang tertentu, dengan kata lain yaitu pekerjaan

dikelompokan sesuai kualifikasinya lalu di bagi ke dalam bidang-bidang

dalam organisasi. Bidang-bidang itu yang akan mengerjakan tugas

tersebut.

3.Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam cara yang

logis dan efisien. Setelah dibagi pekerjaan, maka perlu dibagi bagian-

bagian atau divisi-divisi organisasi untuk melaksakan pembagian

pekerjaan tersebut.

4.Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota

organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis. Setelah berhasil

membagi pekerjaan sesuai bidang organisasi, maka perlu dilakukan

koordinasi antar bidang dan pengurus organisasi agar mempermudah

pelaksanaan pekerjaan. Terkadang ada suatu bidang dalam organisasi


yang akan membutuhkan sumber daya yang sama atau data yang sama,

itulah perlunya koordinasi.

5.Memonitor efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah

penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.

Lima Prinsip Pengorganisasian (Organizing Principles)

1. Prinsip Spesialisasi kerja (Work Specialization)

2. Prinsip Otoritas atau Wewenang (Authority)

3. Prinsip Rantai Komando (Chain of Command)

4. Prinsip Pendelegasian Wewenang (Delegation)

5. Prinsip Rentang Kendali (Span of Control)


KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mernengaruhi dan

mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah

ditugaskan kepada mereka. Sebagaimana didefinisikan oleh Stoner,

Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the process of

directing and influencing the task-related activities of group members.

Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggung

jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan

wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang

dipimpinnya.

B. Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah

merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan

kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi

kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :

– Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan

administrasi dan menyediakan fasilitasnya.

– Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning,

organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.

C. Teori Kepemimpinan

v Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan

perhatian pemimpin itu sendiri.


Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap

keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :

o Kecerdasan

o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial

o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi

o Sikap Hubungan Kemanusiaan

v Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan

teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.

o Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang

pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan

o Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin

yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat ,

bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan,

bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

v Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,

sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi

perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga

orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh

pemimpin.

v Teori Kepemimpinan Situasi


Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik

dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat

kedewasaan bawahan.

v Teori Kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran

yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

D. Gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap,

berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi

orang untuk melakukan sesuatu.

E. Tipe Kepemimpinan

Tipe kepemimpinan dapat disebut dengan model (gaya) kepemimpinan

seseorang. Tipe kepemimpinan yang secara luas dikenal adalah sebagai

berikut.

1. Tipe Otoriter

Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini,

pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya.

Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok.

2. Tipe Laissez-faire (Bahasa Perancis : “biarkan mereka sendiri”)

Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan

kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat

sekehendaknya. Pemimpin akan menggunakan sedikit kekuasaannya

untuk melakukan tugas mereka.


3. Tipe Demokratis

Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya. Hubungan

pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan,

tetapi lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya.

4. Tipe Pseudo-demokratis

Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic.

Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja

bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis.

5. Tipe Kharismatik

Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas

yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh

pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat

menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi.


Pengendalian

 PENGERTIAN PENGENDALIAN MANAJEMEN MENURUT PARA

AHLI

Pengendalian manajemen  (controlling) ini oleh para penulis di definisikan

sebagai berikut :

1. Earl P. Strong. Pengertian pengendalian adalah proses pengaturan

berbagai factor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaannya

sesuai dengan ketetapan ketetapan dalam rencana.

2. Harold Koonz. Pengertian Pengendalian adalah pengukuran dan

perbaikan terhdaap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana

rencana yang telah di buat untuk mencpai tujuan perusahhaan.

3. R Terry. Pengertian Pengendalian dapat di definisikan sebagai

proses penentuan, apa yang harus di capai yaitu standar, apa

yang sedang di lakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan

dan apabila perlu melakukan perbaikan perbaikan, sehingga

pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.

 TUJUAN PENGENDALIAN

Fungsi Pengendalian Manajemen memiliki tujuan diantaranya :


1. Supaya proses pelaksanaan di lakukan sesuai dengan ketentuan

ketentuan dari rencana

2. Melakukan tindak perbaikan (corrective), jika terdapat

penyimpangan penyimpaangan

3. Supaya tujuan yang di hasilkan sesuai dengan rencana

 ASAS – ASAS DARI FUNGSI PENGENDALIAN

Harold koontz dab Cyril O’Donnel, mengemukakan asas asas

pengendalian manajemen yaitu:

1. Asas tercapainya tujuan (Principle of assurance of objective).

Artinya pengendalian harus tertuju kearah tercapainya tujuan

dengan melaksanakan perbaikan untuk menghindari

penyimpangan penyimpanyan dari perencanaan.

2. Asas efisiensi pengendalian (principle of efficiency of control).

Artinya pengendalian itu efisien, jika dapat menghndari

penyimpangan dari rencana, sehingga tidak menimbulkan hah hal

lain yang di luar dugaan.

3. Asas tanggung jawab pengendalian (principle of control

responsibility). Artinya pengendalian hanya dapat di laksanankan

jika manajer bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana.

4. Asas pengendalian terhadap masa depan (principle of future

control), artinya pengendalian yang efektif harus tertuju arah


pencegahan penyimpangan penyimpangan yangbakan terjadi, baik

waktu sekarang maupun yang akan dating.

5. Asas pengendalian langsung (principel of direck contro), artinya

teknik control yang paling efektif ialah mengusahakan adanya

manjer bawahan yang ber kualitas baik. Pengendalian itu di

nlakukan oleh manajer, atas dasar bawa manusia itu sering

berbuat salah. Cara yang paling cepat untuk menjamin adanya

pelaksanaan yang sesuai dsengan rencana adalah mengusahakan

sedapat mungkin para petugas memiliki rencana yng baik

6. Asas refleksi rencana (principel of reflection plans), artinya

pengendalian harus tersusun dengan baik sehingga

memperlihatkan kerakter dan susunan rencana

7. Asas penyesuaian dengan organisasi (principel of organization

suitability), artinya pengendalian harus di lakukan dengan setruktur

organisasi. Manajer dengan bawahanya merupakan sarana untuk

melaksakan rencana. Dengan ini pengendalian yang efektif di

sesuaikan besarnya kekuasaan manajer, sehingga mencerminkan

setruktur organisasi.

8. Asas pengendalian indifidual (principel of individual of control).

Artinya pengendaliaan dan teknik pengendalian harus sesuai

dengan kebutuhan manjer. Teknik pengendalian harus di tunjuk

terhadap kebutuhan kebutuhan akan informasisetiap manajer.

 JENIS JENIS PENGENDALIAN


1.Pengendalian karyawan (personel control)

2. Pengendalian keuangan (financial control)

3. Pengendalian produksi (production control)

4. Pengendalian waktu (time control).

5. Pengendalian teknis (teknikal control)

6. Pengendalian kebijakan (policy control)

7. Pengendalian penjualan (sales control)

8. Pengendalian infentaris (inventori control)

9. pengendalian pemeliharaan (maintenece control)

 Karakteristik pengendalian manajemen yang baik

 Reasonably confident that no major unpleasant surprises will

occur; organisasi harus dapat memastikan dengan adanya pengendalian

manajemen tidak akan sering terjadi permasalahan besar.

 Still allow for some probability of failure because perfect

control does not exist; karena tidak ada pengendalian manajemen yang

sempurna maka pasti masih akan ada permasalahan yang timbul,


organisasi harus menentukan jumlah ekspektasi mengenai permasalahan

yg dapat timbul tersebut.

Can help attain organization objective

pengendalian manajemen yang baik tentu dapat mempengaruhi

perilaku karyawan agar tercapainya tujuan perusahaan.

 Menghindari Permasalahan Pengendalian

1. Menghilangkan aktivitas / activity elmination

dapat berupa memindahkan risiko potensial kepada pihak ketiga

misal denganc ara subkontrak, perjanjian lisensi atau divestasi.

2. Otomatisasi

menggunakan alat otomatis seperti komputer, robot atau sistem

yang dapat dikendalikan untuk berlaku secara tepat. Komputer

menghilangkan masalah manusiawi seperti ketidakakurasian,

ketidakkonsistenan dan rendahnya motivasi.

3. Sentralisasi

Pembuatan keputusan penting dilakukan hanya oleh manajemen

puncak, untuk mengurangi risiko manajer bawah yang

memanfaatkan pengambilan keputusan untuk keuntungan pribadi.

4. Pembagian risiko/ risk sharing

dapat dilakukan dengan membeli asuransi dan melakukan

perjanjian persekutuan.

Anda mungkin juga menyukai