Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG PERAWATAN JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

RSUD H. M. ANWAR MAKKATUTU BANTAENG

OLEH KELOMPOK I

ANNISYA CAHYA AMSANI D2109001

UGINDA TRI HANDAYANI D2109010

NOVA RITA ANUGRAH D2109007

NUR AZIZAH D2109019

NURUL FATIMAH BAKRI D2109014

KHUSNUL QARIMAH D2109015

NUR HIJRAH MUTMAINNAH D2109021

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha mengetahui segala apa

yang ada di bumi. Shalawat dan salam kita hanturkan kepangkuan nabi Muhammad SAW. Yang

telah membawa umat manusia dari alam jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Adapun laporan yang kami selesaikan ini membahas tentang “Manajemen dalam

Keperawatan”. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah

pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. Kami sadar makalah ini belumlah sempurna

maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi

sempurna.

Bantaeng, 14 Maret 2022

Kelompok I
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen keperawatan merupakan pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf

keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Manajemen

mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam

pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan

organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manajerial. Penerapan manajemen

keperawatan memerlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi

masing-masing melalui fungsi manajemen.

Fungsi manajemen akan mengarahkan perawat dalam mencapai sasaran yang akan

ditujunya. Menurut Freeman dan Gilbert (1996) dalam Schlosser (2013) terdapat beberapa

elemen utama dalam fungsi manajemen keperawatan diantaranya yaitu planning, organizing,

actuating (coordinating & directing), staffing, leading, reporting, controlling dan budgeting.

Komunikasi merupakan bagian dari strategi coordinating (koordinasi) yang berlaku dalam

pengaturan pelayanan keperawatan. Komunikasi dalam praktik keperawatan profesional

merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam

mencapai hasil yang optimal sehingga peran komunikasi sangat penting dalam penerapan

manajemen keperawatan. Adapun salah satu komunikasi yang dilakukan perawat secara rutin

yaitu kegiatan timbang terima pasien saat pertukaran shift keperawatan yang juga merupakan

salah satu dari enam sasaran keselamatan pasien.


Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh

resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan

pasien. Adanya standar komunikasi efektif yang terintegrasi dengan keselamatan pasien

dalam timbang terima pasien dan disosialisasikan secara menyeluruh pada perawat pelaksana

akan meningkatkan efektifitas dan koordinasi. Efektifitas dapat ditingkatkan dengan

mengkomunikasikan informasi penting sehingga meningkatkan kesinambungan pelayanan

dalam mendukung keselamatan pasien.

Komunikasi SBAR merupakan komunikasi yang dilaksanakan secara face to face yang

terdiri dari 4 komponen yaitu S (Situation): merupakan suatu gambaran yang terjadi pada

saat itu. B (Background): merupakan sesuatu yang melatar belakangi situasi yang terjadi. A

(Assessment): merupakan suatu pengkajian terhadap suatu masalah. R (Recommendation):

merupakan suatu tindakan dimana meminta saran untuk tindakan yang benar yang

seharusnya dilakukan untuk masalah tersebut (Jefferson, 2017).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan

manajemen keperawatan Di Ruang Perawatan Jantung dan Pembuluh Darah RSUD H. M.

Anwar Makkatutu Bantaeng.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian Di Ruang Perawatan Jantung dan Pembuluh Darah RSUD H.

M. Anwar Makkatutu Bantaeng


b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen keperawatan Di

Ruang Perawatan Jantung dan Pembuluh Darah RSUD H. M. Anwar Makkatutu

Bantaeng

c. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam bentuk:

d. Mampu melaksanakan fungsi perencanaan model praktek keperawatan profesional:

1) Mampu membentuk visi dan misi ruangan

2) Mampu menetapkan tata tertib kebijakan dan standar prosedur.

e. Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian model praktek keperawatan profesional:

1) Membuat struktur organisasi di ruang model praktek keperawatan professional

2) Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan Tim di ruang model praktek keperawatan

professional

3) Membuat daftar pasien berdasarkan Tim di ruang model praktek keperawatan

professional

f. Mampu melaksanakan fungsi pengarahan model praktek keperawatan profesional:

1) Mampu menciptakan budaya motivasi

2) Mampu memanajemen waktu : rencana harian

3) Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain :

 Operan

 Pre Conference

 Post Conference

4) Mampu melakukan pendelegasian dan supervise dengan baik

5) Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di ruangan model

praktek keperawatan professional antara lain :


1) Mampu menghitung (BOR: bed occupancy rate), yaitu pemakaian tempat tidur

pada satu satuan waktu tertentu

2) Mampu menghitung (ALOS: average length of stay), yaitu rata-rata lama rawat

seorang pasien

3) Mampu menghitung (TOI: turn over interval), rata-rata hari tempat tidur tidak

ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya

4) Mampu menghitung Kejadian infeksi nosokomial

5) Mampu menghitung Kejadian cedera

6) Mampu melakukan Audit dokumentasi asuhan keparawatan

7) Mampu melakukan Survey kepuasan

8) Mampu menganalisis kepuasan perawat, pasien dan keluarga.

C. Manfaat

a. Bagi Ruangan

Dapat mengetahui cara meningkatkan pelayanan keperawatan yang mampu

meningkatkan kualitas/mutu pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang

dijalankan sesuai aturan atau standar. Berikut manfaat bagi Rumah Sakit :

1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan jantung dan pembuluh darah

yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan profesional

2. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan menggunakan metode SWOT serta

menyusun rencana strategi

3. Mempelajari penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional secara optimal.

4. Melalui praktik ini, mahasiswa mampu membantu Ruang perawatan jantung dan

pembuluh darah untuk meningkatkan pelayanan keperawatan yang dapat meningkatkan


kualitas/mutu pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang dijalankan sesuai

aturan atau standar.

b. Bagi Program S1 Ners STIKES PHB

Dapat menambah wawasan dan pengalaman mengenai situasi dan kondisi sistem

pengelolaan manajemen keperawatan yang telah ditetapkan terutama untuk penerapan

MPKP.

c. Bagi Mahasiswa

Dapat menambah ilmu dan pengetahuan yang nyata dalam mengaplikasikan ilmu

manajemen keperawatan serta dapat menjadi acuan bagi mahasiswa yang akan

melakukan penelitian terkait dengan kompetensi manajemen keperawatan.

d. Bagi pasien

Dengan adanya program MPKP di Rumah Sakit diharapkan pasien merasakan

pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam pemberian asuhan

keperawatan sehingga tercapai kepuasan klien yang optimal.


BAB II

TINJAUAN RUANGAN PERAWATAN

A. Data Khusus

1. Fungsi Perencanaan

Perencanaan merupakan langkah awal dalam manajemen keperawatan dimana

dengan perencanaan yang baik dan tepat sasaran dapat tercapai tujuan yang diharapkan.

a. Visi Ruangan

Visi adalah serangkaian kata yang menunjukkan impian atau nilai inti sebuah

keinginan kelompok atau organisasi dengan pandangan yang jauh ke masa depan

demi mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Ruangan ditemukan bahwa terdapat

visi di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah tetapi visi tersebut belum

terealisasikan dalam bentuk fisik.

Dari hasil pengkajian ditemukan bahwa dari 12 orang perawat yang mengisi

kuesioner, yang selalu melaksanakan tugas sesuai dengan visi rumah sakit dan

ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah adalah sebanyak 13 orang yang

mengisi selalu dengan persentase 44% dan sebanyak 16 orang yang mengisi sering

dengan presentase 56%.

b. Misi Ruangan

Misi suatu kelompok atau organisasi menggambarkan manfaat dari keberadaan

organisasi tersebut. Misi bagi kelompok atau organisasi merupakan suatu cara

untuk mewujudkan suatu visi yang telah dibuat.


Berdasarkan wawancara dengan Kepala Ruangan ditemukan bahwa terdapat

misi di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah, tetapi misi tersebut belum

terealisasikan dalam bentuk fisik dan dari hasil observasi yang kami temukan

bahwa memang belum terdapat visi misi yang terpajang di dinding.

Dari hasil pengkajian ditemukan bahwa dari 12 orang perawat yang mengisi

kuesioner, yang selalu melaksanakan tugas sesuai dengan misi rumah sakit dan

ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah adalah sebanyak 13 orang yang

mengisi selalu dengan persentase 44% dan sebanyak 16 orang yang mengisi sering

dengan presentase 56%.

c. Standar Operasional Prosedur

Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat di ruang Instalasi Jantung

dan Pembuluh Darah mengacu pada standar operasional prosedur atau SOP.

Dari hasil observasi dan wawancara dengan Kepala Ruangan terdapat Standar

Operasional Prosedur di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah yang disusun

dalam bentuk lembaran yang disatukan dalam bentuk dokumen.

d. Standar Asuhan Keperawatan

Standar Asuhan Keperawatan merupakan uraian pernyataan tingkat kinerja

yang diinginkan sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai.

Berdasarkan hasil obervasi dan wawancara dengan Kepala Ruangan didapatkan

bahwa Standar Asuhan Keperawatan yang diberikan di ruang Instalasi Jantung dan

Pembuluh Darah sudah mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang

sudah ditetapkan yang terdokumentasi dengan baik, namun masih belum


diperbaharui. SAK yang digunakan masih secara umum dan belum dikhususkan

untuk ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah.

e. Standar Kinerja

Standar kinerja merupakan standar yang menilai kualitas pelayanan

keperawatan kepada pasien, digunakan standar praktik keperawatan yang

merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan (Tim

MPKP, 2019).

Standar kinerja yang diterapkan di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh

Darah adalah mengevaluasi hasil kinerja Kepala Jaga dan Perawat Pelaksana yang

diobservasi oleh Kepala Ruangan yang kemudian dilaporkan kepada pimpinan,

yaitu Kepala Instalasi.

Berdasarakan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, standar kinerja di

ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah sudah ditetapkan, Kepala Ruangan

menilai kinerja perawat secara langsung atau objektif berdasarkan standar kinerja

rumah sakit yang dibuat dalam bentuk dokumen.

2. Fungsi Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah pengelompokan kegiatan yang dilakukan untuk

mencapai tujuan organisasi, melalui supervisi, komunikasi dan koordinasi dengan unit

kerja lain secara vertikal/atasan dan horizontal/bawahan (Mugianti, 2017).

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu sistem yang digunakan untuk mendefinisikan

suatu hirarki dalam suatu organisasi. Pada struktur organisasi menunjukkan adanya
pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana kegiatan yang berbeda-beda tersebut

diintegrasikan atau dikoordinasikan (Mugianti, 2017).

Struktur organisasi ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah menggunakan

sistem penugasan Perawat Penanggung Jawab. Ruang Instalasi Jantung dan

Pembuluh Darah dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi Ketua Tim dan

Perawat Penanggung Jawab. Ketua Tim membawahi beberapa Perawat Pelaksana

yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok

pasien.

Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruangan mengatakan bahwa di ruang

Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah memiliki struktur organisasi namun belum

dicetak dan dipajang. Pada saat diobservasi struktur organisasi ruangan tampak

belum ada yang terpajang di dinding ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah.

b. Uraian Tugas

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, uraian tugas untuk di

ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah sudah ditetapkan dan berjalan secara

optimal.

1) Kepala Ruangan

a) Melaksanakan fungsi perencanaan :

i. Menyusun visi

ii. Menyusun misi

iii. Menyusun filosofi

iv. Menyusun rencana jangka pendek: harian, bulanan, tahunan

b) Melaksanakan fungsi pengorganisasian


i. Menyusun struktur organisasi

ii. Menyusun jadwal dinas

c) Melaksanakan fungsi pengarahan

i. Memimpin operan

ii. Membangun motivasi

iii. Melakukan supervisi

d) Melakukan fungsi pengendalian

I. Mengevaluasi indikator mutu.

II. Melakukan audit dokumentasi.

III. Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga

kesehatan lainnya.

IV. Melakukan survey masalah kesehatan/ keperawatan

2) Ketua Tim

a) Perencanaan

Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian/ rencana bulanan)

b) Perorganisasian

i. Menyusun jadwal dinas bersama kepala ruangan

ii. Membagi alokasi pasien pada perawat pelaksanan

c) Pengarahan

i. Memimpin pre conference

ii. Memimpin post conference

iii. Membangun motivasi dalam timnya

iv. Mengatur pendelegasian dalam timnya


v. Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya

d) Pengendalian : Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien.

3) Perawat pelaksana : Perencanaan

a) Menyusun rencana jangka pendek

b) Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien.

c. Pengaturan Jadwal Dinas

Pengaturan jadwal dinas dilakukan oleh Kepala Ruangan pada minggu terakhir

di bulan berjalan dan dibagi menjadi 3 shift yaitu pagi, sore dan malam.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, saat ini sudah ada

pengaturan jadwal dinas yang berjalan secara optimal di ruang Instalasi Jantung dan

Pembuluh Darah.

Hasil observasi menunjukkan, pengaturan jadwal dinas di ruang Instalasi

Jantung dan Pembuluh Darah adalah sebagai berikut:

1) Untuk Dinas Pagi :

a) 1 orang Kepala Ruangan

b) 2 orang Ketua Tim

c) 1 orang PJ

d) 2 orang PA

e) 1 orang Administrasi

2) Untuk Dinas Sore

a) 1 orang PJ

b) 2 orang PA
3) Untuk Dinas Malam :

a) 1 orang PJ

b) 2 orang PA

Tenaga kerja di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah, dengan jadwal

sebagai berikut:

a. Jadwal shift :

Senin - Ahad

- Pagi : Pukul 07.30 - 13.45 wita

- Siang : Pukul 13.45 - 20.45 wita

- Malam : Pukul 20.45 - 07.30 wita

b. Jadwal non shift

- Jadwal Kepala Instalasi hari senin-kamis (pukul 07:30 - 16: 00), hari jumat

(pukul 07:30 - 11:30)

- Jadwal Ketua Tim dan Administrasi

Senin - Kamis : Pukul 07.30 - 14.00 wita

Jumat : Pukul 07.30 - 11.00 wita

Sabtu : Pukul 07.30 - 12.30 wita

d. Pengaturan Daftar Pasien

Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nomor rekam medik,

nama dokter, nama perawat, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat

menjalankan dinas di tiap shift. Di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah,

daftar pasien yang menjadi tanggung jawab perawat dalam 24 jam.


Berdasarkan hasil wawancara bersama Kepala Ruangan pembagian pasien

kepada Perawat Pelaksana dilakukan pada saat operan.

e. Pengorganisasian Perawatan Pasien

Menurut Kepala Ruangan, metode penugasan yang dilakukan di ruang Instalasi

Jantung dan Pembuluh Darah menggunakan metode tim yang terdiri dari 2 tim, 1

tim di CVCU dan 1 tim di Perawatan Jantung. Dimana tim sudah menentukan

jumlah pasien dengan Perawat Pelaksana yang disesuaikan dengan tingkat

ketergantungan pasien serta kemampuan Perawat Pelaksana.

f. Sistem Perhitungan Tenaga

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, sistem penghitungan

tenaga di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah mengacu pada Douglas.

Berikut nilai perhitungan setiap shiftnya tergantung tingkat ketergantungan pasien

menurut Douglas :

Jumlah Klien Klasifikasi pasien

Minimal Parsial Total

Pagi Sore Mlm Pagi Sore Mlm Pagi Sore Mlm

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

Ketergantungan pasien terdiri dari 3 kategori

a) Perawatan minimal, memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam.

b) Perawatan parsial, memerlukan waktu 3-4 jam/selama 24 jam

c) Perawatan total, memerlukan waktu 5-6 jam/selama 24 jam


Kepala Ruangan mengatakan bahwa kebutuhan tenaga untuk CVCU yaitu 1 : 1

(Perawat : Tempat Tidur), sedangkan untuk perawatan biasa yaitu 1 : 3-4 (Perawat :

Tempat Tidur).

3. Fungsi Pengarahan

b. Operan

Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu

(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien yang harus dilakukan seefektif

mungkin secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,

tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan saat itu harus

disampaikan secara akurat, sehingga asuhan keperawatan dapat berjalan dengan

sempurna.

Tujuan operan pasien adalah untuk menyampaikan kondisi dan keadaan pasien

(data fokus), menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian

asuhan keperawatan kepada pasien, menyampaikan hal penting yang harus

ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya, dan menyusun rencana kerja untuk

dinas berikutnya

Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruangan bahwa sistem operan di ruang

Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah telah dilaksanakan secara rutin setiap

harinya di pergantian awal shift. Namun dari hasil observasi yang kami temukan,

komunikasi dan serah terima operan dilakukan semua shift di Ners Station dan

operan khusus kondisi pasien serta berdoa bersama di kamar pasien pada shift pagi.

Sedangkan untuk shift sore dan malam hanya dilakukan operan antar PJ di Ners

Station dan tidak melakukan operan dan perkenalan diri di kamar pasien.
c. Pre dan Post Conference

Pre conference (Sani, 2011 dalam Irmawati, 2020) merupakan pertemuan tim

yang dilakukan setiap hari dan merupakan langkah awal kegiatan shift perawat. Pre

conference dilakukan diawal jaga setelah melakukan operan dinas, baik dinas pagi,

sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawat pelaksana.

Post conference (Keliat et al., 2009 dalam Irmawati, 2020) merupakan

komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift

dan dilakukan sebelum operan kepada shift berikutnya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Ruangan didapatkan hasil

bahwa bahwa pre dan post confrence rutin dilakukan setiap harinya selama ini di

setiap pergantian dinas.

Dari hasil pengkajian dalam bentuk kuesioner didapatkan hasil bahwa dari 29

orang perawat yang menjawab selalu melakukukan kegiatan pre dan post

comfrence secara rutin sebanyak 18 orang dengan persentase 62 %, sedangkan yang

menjawab sering sebanyak 38%.

d. Motivasi Kepada Perawat

Motivasi merupakan sesuatu yang menjadi dorongan seseorang untuk

memenuhi tujuan dan kebutuhannya dan menggerakkan orang agar mau bekerja

dengan semangat dan mau menunjukkan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai

tujuan sesuai dengan peran fungsi untuk keberhasilan suatu organisasi.

Dari hasil wawancara bersama Kepala Ruangan ditemukan bahwa cara beliau

memotivasi para perawat yang bekerja di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh
Darah mengacu pada Nursalam (2014), dimana beliau akan memberikan motivasi

berupa pujian kepada perawat yang sudah melaksanakan tugasnya secara optimal.

Dari pengkajian dalam bentuk kuesioner bentuk motivasi di ruang Instalasi

Jantung dan Pembuluh Darah diketahui 3 kriteria selalu dan 4 kriteri sering dan 2

kriteria kadang kadang dengan presentase 55%. bahwa pemberian iklim motivasi

dilaksanakan secara fleksibel dan tidak harus formal.

e. Pendelegasian

Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal

kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Delegasi wewenang

adalah proses di mana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada

orang-orang yang melapor kepadanya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan pendelegasian

perawatan di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah sudah terlaksana dengan

baik. Dimana delegasi dilaksanakan dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala

Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana namun belum

ada bukti pendelegasian dalam bentuk dokumen.

Pendelegasian dilaksanakan melalui proses :

1) Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan

2) Identifikasi keterampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas

3) Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan

4) Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas


5) Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah

tertentu, manajer harus bisa menjadi role model peran dan menjadi

narasumber untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

6) Evaluasi kinerja setelah tugas selesai

7) Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan.

Dan pengkajian dalam bentuk kuesioner evaluasi pelaksanaan pendelegasian

didapatkan 3 kreteria selalu dan 3 kriteria sering dengan hasil presentase 8,75%.

f. Supervisi

Supervisi atau pengawasan adalah proses pengawasan terhadap pelaksanaan

kegiatan untuk memastikan apakah kegiatan tersebut berjalan sesuai tujuan

organisasi dan standar yang telah ditetapkan.

Dari hasil wawancara, telah dilakukan supervisi langsung oleh kepala ruangan

tentang asuhan keperawatan, pendokumentasian dan evaluasi kepada pasien.

Namun belum ada pendokumentasian, karena supervisi dilakukan secara langsung.

Dari hasil wawancara dan pengkajian menggunaan kusioner evaluasi aktivitas

supervisi dengan Kepala Ruangan didapatkan hasil bahwa instrumen evaluasi

aktivitas supervisi meliputi 6 kriteria sangat setuju dan 4 kriteria selalu dengan

presentase 90%, supervisi dilakukan saat ada hal yang akan diperbaharui dan jika

dalam ruangan tersebut terdapat masalah, supervisi dilakukan secara terjadwal.

Dan dari hasil pengkajian menggunakan kuesioner dari 29 orang perawat yang

mengisi bahwa supervisi selalu dilakukan sebanyak 17 orang dengan persentase

59%, sedangkan yang menjawab sering sebanyak 12 orang dengan persentase

sebanyak 41%.
4. Fungsi Pengendalian

1. Indikator Mutu

Menurut Mockler (1984 dalam Mugianti, 2017), pengendalian dalam

manajemen adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja agar

sesuai dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik informasi,

untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang telah

ditetapkan, untuk menetapkan apakah ada deviasi dan untuk mengukur

signifikansinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan

bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang efektif dan efisien mungkin untuk

mencapai tujuan. Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas

yang dilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi

untuk menjamin mutu serta evaluasi kinerja (Mugianti, 2017).

Penilaian indikator mutu umum meliputi penghitungan BOR, TOI, ALOS.

BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.

Standar international BOR dianggap baik adalah 80–90 % sedangkan standar

nasional BOR adalah 75–85 %.

ALOS (Average length of stay) adalah rata – rata lama rawat seorang pasien.

Secara umum ALOS yang ideal antara 3 – 12 hari.

Sedangkan Turn Over Interval (TOI) adalah rata – rata hari tempat tidur tidak

ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya. Idealnya tempat tidur kosong

hanya dalam waktu 1 – 3 hari.


Berdasarkan wawancara dengan Kepala Ruangan, bahwa penilianan indikator

mutu di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah telah diterapkan dengan

mengadopsi berdasarkan Doglas.

Dari hasil observasi didapatkan hasil : Perhitungan BOR, ALOS, dan TOI yang

dilakukan selama 16 hari, mulai dari tanggal 1 maret hingga tanggal 16 maret.

Diketahui jumlah hari perawatan 96 hari, jumlah tempat tidur 19 bed, jumlah pasien

keluar baik hidup maupun meninggal 31 pasien, dan jumlah hari persatuan waktu

yaitu 14 hari.

1) BOR

Jumla h h ari perawatan


BOR= X 100 %
Jumla h tempat tidur X periode

96
BOR= X 100 %
19 x 14

96
BOR= X 100 %
266

= 36%

2) ALOS

Jumla h h ari perawatan


ALOS=
Jumla h pasien keluar ( hidup+meninggal )

96
ALOS=
31

ALOS=¿3,09 = 3 hari

3) TOI

(Jumla h tempat tidur X periode)−h ari perawatan


TOI =
Jumla h pasien keluar (h idup+ meninggal)

( 19 x 14 )−96
TOI =
31
266−96
TOI =
31

170
TOI =
31

TOI =¿ 5,48 = 5 hari

2. Survey Tingkat Kepuasan

a. Kepuasan pasien

Survey kepuasan pelanggan adalah tingkat keadaan yang dirasakan

seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau

outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang

(Tim MPKP, 2015).

Dari hasil observasi menggunakan kuesioner di ruang Instalasi Jantung dan

Pembuluh Darah didapatkan bahwa dari 7 pasien yang diberikan kuesioner

semua berada pada kategori puas dengan rata-rata 41,33%.

b. Kepuasan Keluarga Pasien

Dari hasil observasi menggunakan kuesioner di ruang Instalasi Jantung

dan Pembuluh Darah didapatkan bahwa dari 7 keluarga pasien yang diberikan

kuesioner semua berada pada kategori puas dengan rata-rata 77,86%.

B. Identifikasi Masalah

Setelah dilakukan pengkajian maka ditemukan masalah manajemen di ruang Instalasi

Jantung dan Pembuluh Darah, yaitu visi misi dan struktur ruangan ada, namun belum dicetak

dan dipajang. SOP cuci tangan dan penggunaan APD ada, namun hanya sedikit dan belum
diperbaharui. Operan di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah selalu dilakukan setiap

pergantian shift, namun operan secara lengkap hanya dilakukan pada shift pagi saja.

C. Prioritas Masalah

1. Struktur organisasi sudah ada, namun belum dicetak dan dipajang,

2. Penentuan visi misi di ruangan ada, namun belum dicetak dan dipajang,

3. SOP cuci tangan dan penggunaan APD ada, namun hanya sedikit dan belum

diperbaharui,

4. Operan di ruang RPK selalu dilakukan setiap pergantian shift, namun operan secara

lengkap hanya dilakukan pada shift pagi saja.

D. Rencana Strategi Penyelesaian Masalah

Adapun rencana strategis yang dapat dilakukan dari beberapa masalah manajemen yang

ditemukan adalah sebagai berikut :

1. Untuk penerapan MPKP, bersama dengan Kepala Ruangan dan staf perawat melakukan

penerapan system MPKP secara optimal dengan merujuk pada ke empat fungsi

Manajemen Keparawatan yaitu Fungsi Perencanaan, Fungsi Pengorganisasian, Fungsi

Pengarahan, dan Fungsi Pengendalian.

2. Menganjurkan dan mendiskusikan dengan kepala ruangan untuk memperbaharui dan

memajang struktur organisasi, visi misi, dan SOP cuci tangan dan penggunaan APD.
BAB III

HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

A. Fungsi Perencanaan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya

secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan

sebelumnya. Model praktek keperawatan mensyarkatkan pendekatan manajemen

(manajemen approach) sebagai pilar praktek professional pertama. Oleh karena itu proses

manajemen harus di laksanakan dengan disiplin untuk menjamin pelayanan yang diberikan

kepada pasien atau keluarga merupakan praktek yang professional.

B. Saran
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai