OLEH KELOMPOK I
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha mengetahui segala apa
yang ada di bumi. Shalawat dan salam kita hanturkan kepangkuan nabi Muhammad SAW. Yang
telah membawa umat manusia dari alam jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Adapun laporan yang kami selesaikan ini membahas tentang “Manajemen dalam
Keperawatan”. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah
pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. Kami sadar makalah ini belumlah sempurna
maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi
sempurna.
Kelompok I
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam
pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan
keperawatan memerlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi
Fungsi manajemen akan mengarahkan perawat dalam mencapai sasaran yang akan
ditujunya. Menurut Freeman dan Gilbert (1996) dalam Schlosser (2013) terdapat beberapa
elemen utama dalam fungsi manajemen keperawatan diantaranya yaitu planning, organizing,
actuating (coordinating & directing), staffing, leading, reporting, controlling dan budgeting.
Komunikasi merupakan bagian dari strategi coordinating (koordinasi) yang berlaku dalam
merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam
mencapai hasil yang optimal sehingga peran komunikasi sangat penting dalam penerapan
manajemen keperawatan. Adapun salah satu komunikasi yang dilakukan perawat secara rutin
yaitu kegiatan timbang terima pasien saat pertukaran shift keperawatan yang juga merupakan
pasien. Adanya standar komunikasi efektif yang terintegrasi dengan keselamatan pasien
dalam timbang terima pasien dan disosialisasikan secara menyeluruh pada perawat pelaksana
Komunikasi SBAR merupakan komunikasi yang dilaksanakan secara face to face yang
terdiri dari 4 komponen yaitu S (Situation): merupakan suatu gambaran yang terjadi pada
saat itu. B (Background): merupakan sesuatu yang melatar belakangi situasi yang terjadi. A
merupakan suatu tindakan dimana meminta saran untuk tindakan yang benar yang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan
2. Tujuan Khusus
Bantaeng
2) Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan Tim di ruang model praktek keperawatan
professional
professional
Operan
Pre Conference
Post Conference
2) Mampu menghitung (ALOS: average length of stay), yaitu rata-rata lama rawat
seorang pasien
3) Mampu menghitung (TOI: turn over interval), rata-rata hari tempat tidur tidak
C. Manfaat
a. Bagi Ruangan
dijalankan sesuai aturan atau standar. Berikut manfaat bagi Rumah Sakit :
1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan jantung dan pembuluh darah
2. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan menggunakan metode SWOT serta
4. Melalui praktik ini, mahasiswa mampu membantu Ruang perawatan jantung dan
Dapat menambah wawasan dan pengalaman mengenai situasi dan kondisi sistem
MPKP.
c. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah ilmu dan pengetahuan yang nyata dalam mengaplikasikan ilmu
manajemen keperawatan serta dapat menjadi acuan bagi mahasiswa yang akan
d. Bagi pasien
A. Data Khusus
1. Fungsi Perencanaan
dengan perencanaan yang baik dan tepat sasaran dapat tercapai tujuan yang diharapkan.
a. Visi Ruangan
Visi adalah serangkaian kata yang menunjukkan impian atau nilai inti sebuah
keinginan kelompok atau organisasi dengan pandangan yang jauh ke masa depan
visi di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah tetapi visi tersebut belum
Dari hasil pengkajian ditemukan bahwa dari 12 orang perawat yang mengisi
kuesioner, yang selalu melaksanakan tugas sesuai dengan visi rumah sakit dan
ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah adalah sebanyak 13 orang yang
mengisi selalu dengan persentase 44% dan sebanyak 16 orang yang mengisi sering
b. Misi Ruangan
organisasi tersebut. Misi bagi kelompok atau organisasi merupakan suatu cara
misi di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah, tetapi misi tersebut belum
terealisasikan dalam bentuk fisik dan dari hasil observasi yang kami temukan
Dari hasil pengkajian ditemukan bahwa dari 12 orang perawat yang mengisi
kuesioner, yang selalu melaksanakan tugas sesuai dengan misi rumah sakit dan
ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah adalah sebanyak 13 orang yang
mengisi selalu dengan persentase 44% dan sebanyak 16 orang yang mengisi sering
dan Pembuluh Darah mengacu pada standar operasional prosedur atau SOP.
Dari hasil observasi dan wawancara dengan Kepala Ruangan terdapat Standar
Operasional Prosedur di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah yang disusun
yang diinginkan sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai.
bahwa Standar Asuhan Keperawatan yang diberikan di ruang Instalasi Jantung dan
Pembuluh Darah sudah mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang
e. Standar Kinerja
MPKP, 2019).
Darah adalah mengevaluasi hasil kinerja Kepala Jaga dan Perawat Pelaksana yang
ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah sudah ditetapkan, Kepala Ruangan
menilai kinerja perawat secara langsung atau objektif berdasarkan standar kinerja
2. Fungsi Pengorganisasian
mencapai tujuan organisasi, melalui supervisi, komunikasi dan koordinasi dengan unit
a. Struktur Organisasi
suatu hirarki dalam suatu organisasi. Pada struktur organisasi menunjukkan adanya
pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana kegiatan yang berbeda-beda tersebut
Pembuluh Darah dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi Ketua Tim dan
pasien.
Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah memiliki struktur organisasi namun belum
dicetak dan dipajang. Pada saat diobservasi struktur organisasi ruangan tampak
belum ada yang terpajang di dinding ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah.
b. Uraian Tugas
ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah sudah ditetapkan dan berjalan secara
optimal.
1) Kepala Ruangan
i. Menyusun visi
i. Memimpin operan
kesehatan lainnya.
2) Ketua Tim
a) Perencanaan
b) Perorganisasian
c) Pengarahan
Pengaturan jadwal dinas dilakukan oleh Kepala Ruangan pada minggu terakhir
di bulan berjalan dan dibagi menjadi 3 shift yaitu pagi, sore dan malam.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, saat ini sudah ada
pengaturan jadwal dinas yang berjalan secara optimal di ruang Instalasi Jantung dan
Pembuluh Darah.
c) 1 orang PJ
d) 2 orang PA
e) 1 orang Administrasi
a) 1 orang PJ
b) 2 orang PA
3) Untuk Dinas Malam :
a) 1 orang PJ
b) 2 orang PA
Tenaga kerja di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah, dengan jadwal
sebagai berikut:
a. Jadwal shift :
Senin - Ahad
- Jadwal Kepala Instalasi hari senin-kamis (pukul 07:30 - 16: 00), hari jumat
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nomor rekam medik,
nama dokter, nama perawat, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat
menjalankan dinas di tiap shift. Di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah,
Jantung dan Pembuluh Darah menggunakan metode tim yang terdiri dari 2 tim, 1
tim di CVCU dan 1 tim di Perawatan Jantung. Dimana tim sudah menentukan
tenaga di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah mengacu pada Douglas.
menurut Douglas :
(Perawat : Tempat Tidur), sedangkan untuk perawatan biasa yaitu 1 : 3-4 (Perawat :
Tempat Tidur).
3. Fungsi Pengarahan
b. Operan
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien yang harus dilakukan seefektif
mungkin secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan saat itu harus
sempurna.
Tujuan operan pasien adalah untuk menyampaikan kondisi dan keadaan pasien
ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya, dan menyusun rencana kerja untuk
dinas berikutnya
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruangan bahwa sistem operan di ruang
Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah telah dilaksanakan secara rutin setiap
harinya di pergantian awal shift. Namun dari hasil observasi yang kami temukan,
komunikasi dan serah terima operan dilakukan semua shift di Ners Station dan
operan khusus kondisi pasien serta berdoa bersama di kamar pasien pada shift pagi.
Sedangkan untuk shift sore dan malam hanya dilakukan operan antar PJ di Ners
Station dan tidak melakukan operan dan perkenalan diri di kamar pasien.
c. Pre dan Post Conference
Pre conference (Sani, 2011 dalam Irmawati, 2020) merupakan pertemuan tim
yang dilakukan setiap hari dan merupakan langkah awal kegiatan shift perawat. Pre
conference dilakukan diawal jaga setelah melakukan operan dinas, baik dinas pagi,
komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Ruangan didapatkan hasil
bahwa bahwa pre dan post confrence rutin dilakukan setiap harinya selama ini di
Dari hasil pengkajian dalam bentuk kuesioner didapatkan hasil bahwa dari 29
orang perawat yang menjawab selalu melakukukan kegiatan pre dan post
memenuhi tujuan dan kebutuhannya dan menggerakkan orang agar mau bekerja
dengan semangat dan mau menunjukkan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai
Dari hasil wawancara bersama Kepala Ruangan ditemukan bahwa cara beliau
memotivasi para perawat yang bekerja di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh
Darah mengacu pada Nursalam (2014), dimana beliau akan memberikan motivasi
berupa pujian kepada perawat yang sudah melaksanakan tugasnya secara optimal.
Jantung dan Pembuluh Darah diketahui 3 kriteria selalu dan 4 kriteri sering dan 2
kriteria kadang kadang dengan presentase 55%. bahwa pemberian iklim motivasi
e. Pendelegasian
perawatan di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah sudah terlaksana dengan
baik. Dimana delegasi dilaksanakan dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala
Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana namun belum
melaksanakan tugas
tertentu, manajer harus bisa menjadi role model peran dan menjadi
didapatkan 3 kreteria selalu dan 3 kriteria sering dengan hasil presentase 8,75%.
f. Supervisi
Dari hasil wawancara, telah dilakukan supervisi langsung oleh kepala ruangan
aktivitas supervisi meliputi 6 kriteria sangat setuju dan 4 kriteria selalu dengan
presentase 90%, supervisi dilakukan saat ada hal yang akan diperbaharui dan jika
Dan dari hasil pengkajian menggunakan kuesioner dari 29 orang perawat yang
sebanyak 41%.
4. Fungsi Pengendalian
1. Indikator Mutu
manajemen adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja agar
sesuai dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik informasi,
bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang efektif dan efisien mungkin untuk
yang dilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi
BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.
ALOS (Average length of stay) adalah rata – rata lama rawat seorang pasien.
Sedangkan Turn Over Interval (TOI) adalah rata – rata hari tempat tidur tidak
ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya. Idealnya tempat tidur kosong
mutu di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah telah diterapkan dengan
Dari hasil observasi didapatkan hasil : Perhitungan BOR, ALOS, dan TOI yang
dilakukan selama 16 hari, mulai dari tanggal 1 maret hingga tanggal 16 maret.
Diketahui jumlah hari perawatan 96 hari, jumlah tempat tidur 19 bed, jumlah pasien
keluar baik hidup maupun meninggal 31 pasien, dan jumlah hari persatuan waktu
yaitu 14 hari.
1) BOR
96
BOR= X 100 %
19 x 14
96
BOR= X 100 %
266
= 36%
2) ALOS
96
ALOS=
31
ALOS=¿3,09 = 3 hari
3) TOI
( 19 x 14 )−96
TOI =
31
266−96
TOI =
31
170
TOI =
31
a. Kepuasan pasien
dan Pembuluh Darah didapatkan bahwa dari 7 keluarga pasien yang diberikan
B. Identifikasi Masalah
Jantung dan Pembuluh Darah, yaitu visi misi dan struktur ruangan ada, namun belum dicetak
dan dipajang. SOP cuci tangan dan penggunaan APD ada, namun hanya sedikit dan belum
diperbaharui. Operan di ruang Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah selalu dilakukan setiap
pergantian shift, namun operan secara lengkap hanya dilakukan pada shift pagi saja.
C. Prioritas Masalah
2. Penentuan visi misi di ruangan ada, namun belum dicetak dan dipajang,
3. SOP cuci tangan dan penggunaan APD ada, namun hanya sedikit dan belum
diperbaharui,
4. Operan di ruang RPK selalu dilakukan setiap pergantian shift, namun operan secara
Adapun rencana strategis yang dapat dilakukan dari beberapa masalah manajemen yang
1. Untuk penerapan MPKP, bersama dengan Kepala Ruangan dan staf perawat melakukan
penerapan system MPKP secara optimal dengan merujuk pada ke empat fungsi
memajang struktur organisasi, visi misi, dan SOP cuci tangan dan penggunaan APD.
BAB III
A. Fungsi Perencanaan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya
secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan
(manajemen approach) sebagai pilar praktek professional pertama. Oleh karena itu proses
manajemen harus di laksanakan dengan disiplin untuk menjamin pelayanan yang diberikan
B. Saran
DOKUMENTASI