Anda di halaman 1dari 42

MANAGEMENT BANGSAL

DI RUANG NIFAS RSM AHMAD DAHLAN KEDIRI

TAHUN 2016

Dessy Eka Winarsih Rizky Yuniarti

Devi Nurvfita A Shinta Rusdiani K

Evi Ervina Siti Arita Ningrum

Ida Fitriana Sri Haryati

Lia Sulisnawati

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN (MINAT KLINIK)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen pada dasarnya berfokuspada perilaku manusia untuk

mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu

kegiatan. Pada suatu instansi membutuhkan seorang manajer yang terdidik

dalam pengetahuan dan ketrampilantentang perilaku manusia untuk

mengelola kegiatan. Manajemen merupakan serangkaian aktivitas (termasuk

perencanaan, pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan

pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi

(manusia, financial, fisik dan informasi) dengan maksud mencapai tujuan

organisasi secara efisien dan efektif.

Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan

profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga

ahli kesehatan lainnya (Sabarguna, 2008). Suatu rumah sakitmemerlukan

pengorganisasian untuk melancarkan jalan sukses. Rumah sakit memiliki

pemimpin dan staf-staf yang bergerak dibidangnya agar pengorganisasian di

rumah sakit mampu mejalankan pelayanan yang optimal.

Pengorganisasian dalam manajemen keperawatan mempunyai

banyak aktifitas penting, antara lain bagaimana asuhan keperawatan dikelola

secara efektif dan efisien untuk sejumlah pasien di rumah sakit dengan

jumlah staf keperawatan dan fasilitas yang ada. Untuk diperlukan

pembagian tugas, kerja sama, dan koordinasi sehingga semua pasien


mendapatkan pelayanan yangoptimal. Oleh karena itu manajer keperawatan

perlu menetapkan kerangka kerja,yaitu dengan cara: mengelompokan dan

membagi kegitan yang harus dilakukan, menentukan jalinan hubungan kerja

antara tenaga dan menciptakan hubungan antara kepala-staf melalui

penugasan,delegasi dan wewenang. Dalam model pengembangan praktik

keperawatan profesional peran dan fungsikepala ruang merupakan hal yang

sangat penting sehingga kompetensi kepemimpinan dan manajemen yang

mutlak dibutuhkan karena kemampuan itu manajer kepala ruang akan diuji

untuk menata pengorganisasian staf dan menentukan sistem pemberian

asuhan keperawatan kepada pasien sebagai refleksi pelaksanaan praktik

keperawatan profesional.

Peran dan fungsi kepala ruang sangatlah penting dalam melakukan

pengaturan organisasi dalam sebuah bangsal di suatu rumah sakit. Peran dan

fungsi kepala ruang antara lain mengidentifikasi masalah, merencanakan

fungsi ketenagaan, merencanakan pengorganisasian, melakukan pengarahan

dan melakukan pengendalian organisasi. Sedangkan manajer sendiri yang

berarti seseorang yang tanggung jawab utamanya adalah melakukan proses

manajemen dalam suatu organisasi memiliki tugas dan fungsi antara lain

peran interpersonal, peran pemberi informasi serta peran pengambilan

keputusan.

1.2 Tujuan

Mengetahui bagaimana persepsi manajemen bangsal di ruang nifas

RSM. Ahmad Dahlan Kota Kediri.


1.3 Manfaat

1). Bagi Rumah Sakit RSM. Ahmad Dahlan dapat dijadikan masukan

untukmengembangkan peningkatan fungsi manajerial.


2). Bagi program ilmu kebidanan maupun bagi penelitian yang lain,

dapatmenjadi bahan pembelajaran dan memberikan sumbangan

bahanpemikiran pengembangan ilmu manajemen kebidanan.


3). Bagi dosen ini berguna untuk menambah wawasan dan

pengalamanmelakukan penelitian persepsi kepala bangsal tentang

pelaksanaan fungsi manejerial di RSM. Ahmad Dahlan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN


1. Pengertian Standar Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan Kebidanan adalah ukuran pencapaian pelayanan
kebidanan, termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan
konsensus semua pihak terkait dengan memperhatikan syarat-syarat
keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu
dan teknologi, pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan
datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
2. Pengertian Ruang Bersalin
Ruang bersalin adalah wadah pelayanan masyarakat yang berperan sebagai
tempat kegiatan dan tindakan di bidang kesehatan khususnya kebidanan.

B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari standar pelayanan kebidanan di ruang kebidanan di rumah
sakit ini, meliputi:
1. Standar falsafah, visi, misi dan tujuan.
2. Standar administrasi dan pengelolaan.
3. Standar Sumber Daya Manusia (SDM) : Staf dan Pimpinan.
4. Standar fasilitas dan peralatan.
5. Standar kebijakan dan prosedur.
6. Standar pengembangan staf.
7. Standar evaluasi dan pengendalian mutu.
Standar pelayanan kebidanan di ruang kebidanan di rumah sakit mengacu kepada
akreditasi rumah sakit yang berlaku.

1. STANDAR I
FALSAFAH, VISI, MISI DAN TUJUAN
PERNYATAAN :
Falsafah, visi, misi dan tujuan pelayanan kebidanan di ruang kebidanan
memberikan arah yang hendak dicapai dengan cara/metode yang dipilih untuk
menghasilkan pelayanan kebidanan yang profesional, cepat, tepat, aman,
nyaman dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

KRITERIA STRUKTUR :

1. Adanya falsafah, visi dan misi pelayanan kebidanan di ruang kebidanan


yang ditetapkan tertulis oleh direktur rumah sakit.
2. Adanya tujuan yang mengacu pada visi dan misi dan ditetapkan tertulis
oleh direktur rumah sakit.

KRITERIA PROSES

1. Menyusun dan menetapkan falsafah, visi, misi dan tujuan pelayanan


kebidanan di ruang kebidanan dengan melibatkan semua pihak terkait.
2. Melakukan sosialisasi internal tentang falsafah, visi, misi dan tujuan
pelayanan kebidanan di ruang kebidanan.
3. Menerapkan falsafah, visi, misi dan tujuan dalam memberikan pelayanan
kebidanan di ruang kebidanan.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi penerapan falsafah, visi, misi dan
tujuan dalam memberikan pelayanan kebidanan di ruang kebidanan secara
teratur dan berkala.

KRITERIA HASIL

1. Adanya dokumen falsafah, visi, misi dan tujuan yang tertulis dan dapat
dilihat oleh semua pihak, khususnya di ruang kebidanan.
2. Adanya budaya kerja yang mengacu kepada falsafah, visi, misi dan tujuan
yang tertulis di ruang kebidanan.

1. STANDAR II
ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

PERNYATAAN :

Manajemen pelayanan kebidanan di ruang kebidanan harus mampu mengatur


dan mengintegrasikan pelayanan kebidanan dengan unit kerja terkait guna
memenuhi kebutuhan pasien dalam mewujudkan pelayanan kebidanan yang
bermutu.

KRITERIA PROSES :

1. Menyusun struktur organisasi dan tata hubungan kerja struktural dan


fungsional pelayanan kebidanan di ruang kebidanan.
2. Menyusun uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jelas bagi
tenaga pelayanan kebidanan (dokter spesialis obstetri dan ginekologi,
dokter spesialis anak, dan bidan serta tenaga lainnya).
3. Menyusun uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang tenaga dalam
jabatan tertentu (Penyelia/supervisor, kepala ruangan, clinical instruktur,
dan koordinator tim jaga)
4. Menyusun kualifikasi/persyaratan bagi pimpinan.
5. Menyusun kualifikasi SDM di ruang kebidanan.
6. Menyediakan sistem informasi pelayanan kebidanan.
7. Menyusun perencananaan pelayanan kebidanan.
8. Menyediakan format pendokumentasian pelayanan asuhan kebidanan.
9. Membentuk Tim PONEK di RS.
10. Menyusun sistem rujukan PONEK.

KRITERIA HASIL:

1. Adanya struktur organisasi & tata hubungan kerja struktural & fungsional
pelayanan kebidanan di ruang kebidanan.
2. Adanya uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang tenaga pelayanan
kebidanan.
3. Adanya uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang tenaga dalam
jabatan struktural.
4. Adanya dokumen kualifikasi/persyaratan pimpinan.
5. Adanya dokumen kualifikasi SDM di ruang kebidanan.
6. Tersedianya informasi pelayanan kebidanan :
a. Jumlah pasien dengan identitasnya.
b. Rencana tindakan.
c. Distribusi kasus yang ada.
d. Jumlah persalinan (normal & tindakan, kondisi bayi)
e. Jumlah tindakan.
f. Jumlah kematian ibu dan bayi.
g. Jumlah pasien rujukan.
h. Jumlah pasien darurat.
i. Ketenagaan dokter, bidan dan tenaga lain yang jaga.
7. Terpampang mekanisme dan alur pelayanan (emergensi / PONEK dan
biasa / normal)
8. Tersedianya format pendokumentasian, dan digunakan sebagai pencatatan
& pelaporan pelayanan kebidanan).
9. Terbentuknya Tim PONEK yang disyahkan oleh Direktur RS.
10. Terbentuknya tim kerja ruang kebidanan emergensi (PONEK).
11. Adanya rencana kerja tahunan berdasarkan kebutuhan dari bawah (bottom
up / costumer oriented)

C. STANDAR III
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM): STAF DAN PIMPINAN

PERNYATAAN :

Ruang kebidanan dipimpin oleh seorang bidan untuk terlaksananya pelayanan


kebidanan secara profesional, yang menjamin tercapainya pelayanan
kebidanan di ruang kebidanan yang efektif dan efisien dengan pendayagunaan
tenaga pelayanan kebidanan sesuai kompetensi dan potensi pengembangan
untuk terlaksananya pelayanan kebidanan yang bermutu.

KRITERIA STRUKTUR :

1. Adanya kebijakan rumah sakit tentang pola ketenagaan dan


pendayagunaan dalam pelayanan kebidanan di ruang kebidanan.
2. Adanya standar kualifikasi dan kompetensi SDM di ruang kebidanan
sesuai dengan kebutuhan pelayanan kebidanan di ruang kebidanan.
3. Adanya perhitungan kebutuhan tenaga sesuai dengan beban kerja
pelayanan (Lampiran-8)
4. Ada mekanisme rekruitmen dan seleksi tenaga.
5. Adanya program orientasi di ruang kebidanan (terlampir)
6. Adanya sistem pembinaan SDM

KRITERIA PROSES:

1. Menyusun dan menetapkan kebijakan rumah sakit tentang pendayagunaan


tenaga dalam pelayanan kebidanan di ruang kebidanan.
2. Menyusun dan menetapkan kebijakan pola ketenagaan di ruang kebidanan
3. Mengidentifikasi dan menyusun standar kualifikasi dan kompetensi SDM
sesuai dengan kebutuhan pelayanan kebidanan di ruang kebidanan.
4. Menetapkan jumlah dan jenis tenaga untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan di ruang bersalin dan menyusun
rencana kebutuhan tenaga kebidanan berdasarkan cara perhitungan yang
ditetapkan oleh direktur. (contoh terlampir)
5. Menetapkan mekanisme rekruitmen dan seleksi tenaga.
7. Mewajibkan bagi tenaga pelayanan kebidanan di ruang kebidanan harus
teregistrasi (memiliki STR bagi dokter dan STRB bagi bidan)
8. Melaksanakan orientasi bagi tenaga Bidan baru dan mahasiswa
9. Menyusun dan menetapkan sistem pembinaan SDM
KRITERIA HASIL :

1. Adanya dokumen kebijakan tentang pola ketenagaan dan pendayagunaan


dalam pelayanan kebidanan di ruang kebidanan.
2. Adanya dokumen perencanaan ketenagaan di ruang kebidanan.
3. Adanya dokumen penempatan tenaga yang sesuai dengan standar
kualifikasi & kompetensi.
4. Adanya dokumen mekanisme, rekruitmen dan seleksi tenaga kebidanan.
5. Adanya dokumen tanda registrasi bagi tenaga pelayanan kebidanan di
ruang kebidanan (STR bagi dokter dan STRB bagi bidan).
6. Adanya dokumen hasil program orientasi bagi tenaga bidan baru dan
mahasiswa.
7. Adanya dokumen pembinaan:
a. Undangan rapat internal (dalam rangka pertemuan rutin / berkala)
b. Daftar hadir
c. Pertemuan AMP
d. Seminar, loka karya dan workshop.
e. Pertemuan DRK (Diskusi Refleksi Kasus)
f. Monitoring dan evaluasi pembinaan teknis
g. Hasil uji kompetensi.
h. Daftar yang mendapat penghargaan dan sanksi
i. Daftar urutan kepangkatan (DUK) tenaga pelayanan di ruang
kebidanan.

D. STANDAR IV
FASILITAS DAN PERALATAN

PERNYATAAN :

Penetapan kebutuhan fasilitas dan alat pelayanan kebidanan di ruang


kebidanan, dari segi jumlah, jenis dan spesifikasi yang menjamin tersedianya
fasilitas dan alat pelayanan di ruang kebidanan yang memadai untuk mencapai
tujuan pelayanan kebidanan.

KRITERIA STRUKTUR:

1. Adanya kebijakan dan mekanisme rumah sakit tentang perencanaan,


pengadaan, pengelolaan (penyimpanan dan distribusi), pemeliharaan serta
penghapusan fasilitas dan alat pelayanan di ruang kebidanan.
2. Adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) dan standar pemeliharaan
fasilitas dan alat pelayanan di ruang kebidanan.
3. Adanya pedoman perhitungan kebutuhan fasilitas dan alat pelayanan di
ruang kebidanan
4. Adanya tempat penyimpanan alat pelayanan di ruang kebidanan.
KRITERIA PROSES:

1. Mengidentifikasi kebutuhan fasilitas dan alat pelayanan kebidanan di


ruang kebidanan sesuai dengan desain, jumlah, jenis dan spesifikasi
(lampiran 9).
2. Menyusun rencana kebutuhan fasilitas dan alat sesuai dengan disain,
jumlah dan spesifikasi.
3. Melaksanakan pemeliharaan dan penyimpanan alat pelayanan kebidanan
sesuai prosedur tetap.
4. Melaksanakan koordinasi antara unit pelayanan di ruang kebidanan
dengan unit kerja terkait dalam perencanaan, pengadaan, pengelolaan
serta penghapusan fasilitas dan alat.
5. Mengoptimalkan fasilitas dan alat menurut fungsi dan masa pakai sesuai
dengan SOP
6. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penggunaan fasilitas dan alat
secara teratur dan berkala.

KRITERIA HASIL:

1. Adanya dokumen kebijakan dan mekanisme perencanaan, pengadaan,


pengelolaan (penyimpanan & distribusi), pemeliharaan dan penghapusan
fasilitas dan alat pelayanan di ruang kebidanan.
2. Adanya dokumen SOP dan standar pemeliharaan serta kalibrasi fasilitas
dan alat kesehatan.
3. Adanya dokumen standar fasilitas dan alat kesehatan pabrikan.
4. Tersedianya fasilitas dan alat pelayanan kebidanan sesuai dengan
standar.
5. Adanya dokumen meliputi: frekuensi penggunaan fasilitas dan alat
dengan kondisi tertentu.
6. Adanya daftar inventaris fasilitas dan alat secara teratur dan berkala.
7. Adanya dokumen pemeliharaan dan perbaikan fasilitas dan peralatan.
8. Adanya dokumen kalibrasi alat.
9. Adanya fasilitas dan peralatan dalam kondisi baik, yang siap pakai dan
aman.
10. Adanya tenaga terlatih untuk pemeliharaan alat.
11. Adanya tempat penyimpanan alat dan obat.

E. STANDAR V
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

PERNYATAAN :

Sumber pedoman yang memuat tentang peraturan, petunjuk dan langkah–


langkah bagi tenaga pelayanan kebidanan yang meliputi: kebijakan dan
prosedur tentang pelayanan kebidanan, pengelolaan lingkungan pelayanan
kebidanan, serta hubungan antar tenaga kesehatan dan unit terkait.

KRITERIA STRUKTUR :

1. Adanya kebijakan rumah sakit tentang :


a. Falsafah, visi, misi, dan tujuan pelayanan di ruang kebidanan.
b. Struktur organisasi dan tata hubungan kerja struktural dan fungsional
pelayanan di ruang kebidanan.
c. Uraian tugas, tanggung-jawab dan wewenang tenaga pelayanan
kebidanan di ruang kebidanan.
d. Pola ketenagaan dan pendayagunaan dalam pelayanan kebidanan di
ruang kebidanan.
e. Pola jenjang karir tenaga pelayanan kebidanan di ruang kebidanan.
f. Mekanisme perencanaan, pengadaan, pengelolaan (penyimpanan dan
distribusi), pemeliharaan serta penghapusan fasilitas dan alat
pelayanan di ruang bersalin.
g. Standar Operasional Prosedur (SOP) dan standar pemeliharaan
fasilitas dan alat pelayanan di ruang kebidanan.
h. Sistem pengembangan staf tenaga pelayanan kebidanan di ruang
kebidanan.
i. Program evaluasi dan pengendalian mutu.

2. Adanya kebijakan dan prosedur tentang pelayanan di ruang kebidanan,


yang meliputi:
a. Rumah Sakit Sayang Ibu & Bayi :
 Pendampingan keluarga pada persalinan
 Penerapan ASI Ekslusif diruang kebidanan &
Perinatologi.
 Rawat gabung (rooming in)
 Pojok ASI (tempat konseling ASI)
b. PONEK

Prosedur Tetap Perawatan di Ruang Nifas

a. Asuhan ibu nifas normal


b. Asuhan paska abortus
c.Asuhan Kehamilan yang tidak diinginkan
d. Manajemen Laktasi
e.Senam Nifas
f. Mengganti Balutan Luka operasi
g. Memandikan bayi
h. Merawat tali pusat Bayi
i. Menimbang berat badan bayi
j. Mengganti pakaian bayi
k.Konseling keluarga berencana post partum
l. Konseling pasien yang akan pulang / discharge planning

Prosedur Tetap Poliklinik Kebidanan

a. Asuhan kehamilan normal (Antenatal Care)


b. Asuhan ibu hamil dengan risiko tinggi
c. Senam hamil
d. Konseling
e. Pemberian alat kontrasepsi
f. Penatalaksanaan kasus kekerasan terhadap perempuan
g. Menyiapkan Bahan untuk Pemeriksaan Patologi – Anatomi
h. Klinik Laktasi

3. Adanya kebijakan dan prosedur tentang pengelolaan lingkungan


pelayanan kebidanan, yang meliputi:
a. Program Pengendalian Infeksi (PI) di rumah sakit.

b. Tata letak dan tata ruang pelayanan kebidanan.


c. Pemeliharaan, kebersihan, keamanan, ketertiban dan keindahan di
ruang kebidanan.

4. Adanya kebijakan dan prosedur tentang hubungan antara unit pelayanan


kebidanan dengan unit terkait, yang meliputi:
a. Sistem pencatatan dan pelaporan yang berkesinambungan
b. Pelayanan masuk rawat inap ruang pelayanan kebidanan
c. Pelayanan jaga 24 jam di ruang operasi
d. Program bimbingan mahasiswa di ruang kebidanan
e. Pengelolaan obat atau alat emergensi di ruang kebidanan
f. Penyimpanan obat-obat daftar G
g. Permintaan & pengambilan darah di bank darah
h. Penggunaan kendaraan ambulance dan kendaraan jenazah
i. Konsultasi Gizi
j. Pelayanan rujukan
k. Pelayanan Askes, Jamsostek dan Askeskin

KRITERIA PROSES:

1. Menyusun kebijakan dan prosedur tentang pelayanan kebidanan,


pengelolaan lingkungan pelayanan kebidanan, hubungan antara unit
pelayanan kebidanan dengan unit terkait sesuai standar nasional.
2. Mensosialisasikan kebijakan dan prosedur yang telah disusun.
3. Menerapkan kebijakan dan prosedur yang telah disusun.
4. Monitoring dan evaluasi kebijakan dan prosedur yang telah disusun.
KRITERIA HASIL:

1. Adanya dokumen kebijakan dan prosedur tentang pelayanan kebidanan,


pengelolaan lingkungan pelayanan kebidanan dan hubungan antara unit
pelayanan kebidanan dengan unit terkait sesuai standar nasional yang
ditetapkan tertulis oleh direktur rumah sakit.
2. Adanya dokumen pelaksanaan kebijakan dan prosedur pelayanan
kebidanan, pengelolaan lingkungan pelayanan kebidanan dan hubungan
antara unit pelayanan kebidanan dengan unit terkait yang terstandar.
3. Adanya dokumen hasil monitoring dan evaluasi penggunaan standar
pelayanan kebidanan, pengelolaan lingkungan pelayanan kebidanan dan
hubungan antara unit pelayanan kebidanan dengan unit terkait.

F. STANDAR VI
PENGEMBANGAN STAF

PERNYATAAN :

Pengembangan staf merupakan bagian integral dari pengembangan SDM


rumah sakit dalam rangka peningkatan kinerja dan mutu pelayanan kebidanan
di ruang kebidanan.

KRITERIA STRUKTUR :

1. Adanya kebijakan rumah sakit tentang sistem pengembangan staf tenaga


pelayanan kebidanan di ruang kebidanan.
2. Adanya kebijakan rumah sakit tentang pola jenjang karir tenaga di ruang
kebidanan.
3. Adanya program pengembangan tenaga pelayanan di ruang kebidanan
(pendidikan formal & informal)
4. Adanya mekanisme program pengembangan staf tenaga pelayanan di
ruang kebidanan.

KRITERIA PROSES:

1. Menganalisis hasil penilaian kinerja tenaga pelayanan di ruang kebidanan


sebagai bahan penentuan pengembangan staf.
2. Menetapkan jenjang karir sesuai dengan hasil analisis kinerja tenaga
pelayanan di ruang kebidanan.
3. Memberi kesempatan kepada semua tenaga pelayanan kebidanan untuk
mengikuti program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kriteria yang
ditentukan.
4. Melaksanakan pembinaan tenaga pelayanan kebidanan berdasarkan hasil
evaluasi kinerja.
5. Memberikan umpan balik hasil evaluasi kinerja.
6. Melaksanakan tindak lanjut hasil pembinaan (pemberian penghargaan,
sanksi, pelatihan/update pengetahuan dan keterampilan).

KRITERIA HASIL :

1. Adanya dokumen hasil analisis penilaian kinerja tenaga pelayanan di


ruang kebidanan sebagai bahan penentuan pengembangan staf.
2. Adanya dokumen penetapan jenjang karir sesuai dengan hasil analisis
kinerja tenaga pelayanan di ruang kebidanan.
3. Adanya dokumen pelaksanaan pengembangan staf tenaga pelayanan di
ruang kebidanan baik formal maupun informal.
4. Adanya dokumen evaluasi peningkatan kemampuan dan ketrampilan
tenaga di ruang kebidanan.
5. Adanya dokumen upaya tindak lanjut hasil pelaksanaan pembinaan dan
penilaian kinerja SDM dengan pemberian penghargaan atau sanksi.
6. Adanya dokumen tahunan mengenai jumlah bidan yang mengikuti
pelatihan / pendidikan sesuai kompetensi profesi bidan.

G. STANDAR VII
EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU

PERNYATAAN :

1. Evaluasi dilakukan secara Objektif sebagai upaya perbaikan untuk


mencapai tujuan dan menjamin kepuasan pelanggan terhadap pelayanan di
ruang kebidanan
2. Upaya pemantauan dan pengendalian mutu secara teratur, berkala dan
berkesinambungan diperlukan untuk menilai mutu pelayanan di ruang
kebidanan

KRITERIA STRUKTUR:
1. Adanya kebijakan rumah sakit tentang evaluasi dan pengendalian mutu.
2. Adanya program pengendalian mutu pelayanan kebidanan.
3. Adanya standar pelayanan kebidanan.
4. Adanya indikator mutu pelayanan kebidanan rumah sakit yang meliputi:
angka perdarahan, eklampsia, sepsis, partus lama, perpanjangan hari rawat,
asfiksia, infeksi neonatus, dan BBLR < 2000 gram.
5. Adanya mekanisme evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan Kebidanan
di ruang kebidanan.
6. Adanya alat evaluasi pencapaian tujuan pelayanan kebidanan (angket
pasien dan evaluasi prosedur / SOP).
KRITERIA PROSES:

1. Membentuk tim pengendalian mutu


2. Menyusun program evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan di ruang
kebidanan.
3. Menyusun alat pengendalian mutu sesuai dengan pedoman.
4. Melaksanakan evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan di ruang
kebidanan, antara lain: audit pelayanan kebidanan, evaluasi prosedur
pelayanan kebidanan, survey kepuasan pasien, keluarga dan petugas, serta
Diskusi Refleksi Kasus (DRK).
5. Menganalisa dan menginterpretasikan data hasil evaluasi pengendalian
mutu.
6. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut hasil evaluasi pencapaian
tujuan pelayanan kebidanan.
7. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil evaluasi dan pengendalian
mutu secara teratur dan berkala.
8. Melaksanakan koordinasi dengan lintas sektor dan lintas program dalam
evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan di ruang kebidanan.

KRITERIA HASIL:

1. Adanya dokumen kebijakan rumah sakit tentang evaluasi dan


pengendalian mutu pelayanan di ruang kebidanan.
2. Adanya tim evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan yang
disyahkan oleh Direktur RS.
3. Adanya dokumen pelaksanaan evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan
kebidanan.
4. Adanya dokumen hasil evaluasi terhadap tingkat kepuasan pasien,
keluarga dan petugas.
5. Adanya dokumen hasil evaluasi penerapan standar yang mengacu pada
standar pelayanan kebidanan yang ada.
6. Adanya dokumen umpan balik terhadap hasil evaluasi.
7. Adanya dokumen upaya tindak lanjut perbaikan pelayanan di ruang
kebidanan.
8. Adanya dokumen angka kejadian komplikasi sebagai akibat pemberian
asuhan dan pelayanan kebidanan.
9. Adanya dokumen kegiatan tahunan tentang pencapaian tujuan pelayanan
di ruang kebidanan
H. Analisa SWOT

Analisa SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang


digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan
penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak
dalam mencapai tujuan tersebut.

1. Strength; faktor internal yang mendukung perusahaan dalam


mencapai tujuannya. Faktor pendukung dapat berupa sumber
daya, keahlian, atau kelebihan lain yang mungkin diperoleh
berkat sumber keuangan, citra, keunggulan di pasar, serta
hubungan baik antara buyer dengan supplier.

2. Weakness; faktor internal yang menghambat perusahaan dalam


mencapai tujuannya. Faktor penghambat dapat berupa fasilitas
yang tidak lengkap, kurangnya sumber keuangan, kemampuan
mengelola, keahlian pemasaran dan citra perusahaan.

3. Opportunity; faktor eksternal yang mendukung perusahaan


dalam mencapai tujuannya. Faktor eksternal yang mendukung
dalam pencapaian tujuan dapat berupa perubahan kebijakan,
perubahan persaingan, perubahan teknologi dan perkembangan
hubungan supplier dan buyer.

4. Threat; faktor eksternal yang menghambat perusahaan dalam


mencapai tujuannya. Faktor eksternal yang menghambat
perusahaan dapat berupa masuknya pesaing baru, pertumbuhan
pasar yang lambat, meningkatnya bargaining power daripada
supplier dan buyer utama, perubahan teknologi serta kebijakan
baru.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
1. STANDAR 1 = VISI, MISI DAN TUJUAN SERTA BUDAYA KERJA
a. Visi, Misi, dan Tujuan Ruang Nifas RSM Ahmad Dahlan Kediri
 Visi Ruang Nifas RSM Ahmad Dahlan Kediri
Terwujudnya rumah sakit yang islami, terpercaya dan menjadi rujukan bagi
masyarakat.
 Misi Ruang Nifas RSM Ahmad Dahlan Kediri
a) Memberi pelayanan kesehatan yang islami sebagai sarana dakwah
b) Mewujudkan sumber daya insani yang loyal dan profesional
c) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu dan memuaskan serta
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
b. Tujuan Ruang Nifas RSM Ahmad Dahlan Kediri
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan peripurna dan
islami
c. Motto Ruang Nifas RSM Ahmad Dahlan Kediri
Layanan peripurna dan islami
d. Komitmen Ruang Nifas RSM Ahmad Dahlan Kediri
Mewujudkan layanan rumah sakit yang peripurna dan islami
e. Budaya Kerja Ruang Nifas
a) Menjadwalkan shift kerja sesuai dengan standart jam kerja yaitu 7 jam/
shift.
b) Semua pegawai hadir 30 menit sebelum jam dinas berlangsung
c) Semua pegawai mencuci tangan 6 langkah dengan 5 moment cuci tangan
sebelum dan sesudah tindakan
d) Melakukan doa bersama untuk pergantian shift
e) Setiap petugas yang sedang melayani pasien memberikan salam,
menanyakan identitas pasien sebelum memberikan tindakan
f) Semua pegawai berseragam rapi dan memakia atribut sesuai aturan
g) Semua pegawai diberikan waktu untuk melakukan ibadah
2. Standar 2 = Administrasi dan Pengelolaan
a. Struktur Organisasi

Direktur
Dr. Erika Widyanti Lestari,MMR

Kepala Bidang Keperawatan


Erik Indawati, S.Kep, Ns

Kepala Seksi Keperawatan


Rina Ayu Setyaningrum, S.Kep,Ns

Kepala Ruangan
Hari Susilowati, Amd.Keb

Clinikal Instruktur
Okta Margarini, Amd.Keb

Ka. TIM Shift Pagi : Alffina A, Logistik Dokumentasi Inventaris


Amd.Keb Baidhoun N, Hari Lilik Setyani,
Ka. TIM Shift Siang : Lilik S, Amd.Keb Susilowati, Amd.Keb
Amd.Keb Amd.Keb
Ka. TIM Shift Malam : Yenita
H, Amd.Keb

Bidan Pelaksana
Fitri
a. Wulandari, Amd.Keb
Uraian Tugas
Pamela Enriza, Amd.Keb
Fitri Wulandari, Amd.Keb
Dika Indrayana, Amd.Keb

a) Kepala Ruangan
Tugas pokok: Memimpin pelaksanaan kebidanan dikamar bersalin melalui kegiatan
perencanaan, pengendalian dan penilaian layanan asuhan keperawatan dan kebidanan,
upaya pengembangan tenaga kebidanan, pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
asuhan kebidanan, serta kegiatan administrasi dan pelaporan kamar bersalin.

Uraian tugas :

 Mengatur, merencanakan, mengendalikan dan menila layanan asuhan kebidanan


pasien kamar bersalin
 Mengkoordinasikan dan mengupayakan pemenuhan kebutuhhan fasilitas sarana dan
prasarana untul layanan asuhan kebidanan pasien kamar bersalin
 Mengkoordinasikan dan melaksanakan upaya-upaya peningkatan kemampuan dan
pengetahuan tenaga kebidanan dalam memberikan layanan asuhan kebidanan pasien
kamar bersalin
 Mengevaluasi kegiatan dan membuat laporan pertanggug jawaban kegiatan layanan
asuhan kebidanan pasien kepda pimpinan sebagai bahan kajian dalam upaya
meningkatkan kinerja kamar bersalin, dan
 Menyusun standar asuhan kebidanan kamar bersalin
 Mengatur, mengendalikan dan memelihara kelancaran layanan asuhan keebidanan
kamar bersalin
 Melaksanakan pemantauan, pengawasan evaluasi terhadap penggunakan fasilitas,
sarana dan prasarana layanan kebidanan kamar bersalin
 Merencanakan jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta jumlah dan jenis
instrument asuhan kebidanan yang diperlukan kamar bersalin
 Menyusun dan mengatur daftar dinas bidan pelaksana, perawat pelaksana dan
pekarya (staf pelaksana administrasi dan sarana) kamar berslin sesuai dengan standar
kebutuhan
 Menyussun permintaan dan mengkoordinasikan pemenuhan kebutuhan kamar
bersalin, meliputi kebutuhan BHP, ATK, obat dna bahan lainnya yang diperluhkan
 Mengatur dan mengkoordinasikan pemenuhan kebutuhan dan pemeliharaan baran
inventaris kamar bersalin slalu dalam keadaan siap pakai serta mempertanggung
jawabkan pelaksanaa inventrisasinya.
 Mengatur dan membagi tugas untuk melakukan rekapitulasi asuhan kebidanan
pasien kamar bersalin
 Melaksanaka penilaian kinerja tenaga kebidanan kamar bersalin
 Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan asuhan kebidanan kamar bersalin melalui
pertemuan dan rapat rutin tenag kebidanan
 Memberikan motivasi kepada tenaga kebidanan kamar bersalin untuk meningkatkan
etos kerja dan disiplin kerja staf.
 Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan dn kebidanan baru
kamar beralin
 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberi oleh atasan

b) Tugas Ka. TIM Shift


Tugas pokok: Memimpin petugas keperawata shift kerja dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pasien rawat inap diruang bayi dan nifas
Uraian tugas :
 Merencanakan dan menentukan jenis layanan asuhan keperawatan yang akan
diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien rawat inap diruang bayi dan nifas
 Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan layanan asuhan keperawatan pasien
rawat inap diruang bayi dan nifas pada shift krja yang bersangkutan
 Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan pasien
rawat inap diruang bayi dan nifas pada shift kerja yang bersangkutan sehinga sesuai
dengna standar yang telah ditentukan.
 Mengadaan pendekatan kepada setiap pasien rawat inap diruang bayi dan nifas
untuk mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalahnya
 Melaksanaka tugas administrasi pasien rawat inap diruang bai dan nifas, antara
lain.mengisi sensus harian pasien, membuat laporan penanggung jawab shift
keperawatan, melakukan perincian sementara pasien rawat inap di ruang bayi dan
nifas yang dipulangkan.
 Mengatur dan membagi tugas untuk melakukan rekapitulasi laporan melaksanakan
asuhan keperawatan pasien dan melakukan sistem pencatatan berkas rekam medis
pasien rawat inap diruang bayi dan nifas
 Melakukan sistem pencatatan pada berkas rekam medis pasien dan melaksanakan
sistem pencatatan pada billing sistem
 Menciptakan dan memelihara hubungan dan suasana kerja yang baik dengan petugas
rumah sakit lain dan menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan pasien dan
keluarganya.
 Mengikuti program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan rumah sakit,
berperan serta membahas kasus dalam upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan
ruang perawatan, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang
keperawatan, antara lain : melalui pertemuan ilmiah seminar dan pelatihan
 Melaksanakan tugas pagi,sore,malam dan hari libur secara bergiliran sesuai jadwal
dinas yang sudah ditetapkan serta melaksanakan serah terima tugas kepda tugas
pengganti secara lisan maupun tulisan, pada saat pergantian dines
 Mengawasi dan membimbing orientasi perawat pelaksana baru dan peserta didik
dari institusi pendidikan keperawatan untuk memperoleh pengalaman belajar
 Memberikan motivasi kepada perawat plaksan apada shift kerja ang bersangkutan
untuk meningkatkan etos kerja dan disiplin kerj staf
 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan leh atasan

c) Tugas Bidan Pelaksana


Tugas pokok : Melaukan asuhan keperawatan dan kebidanan ruang nifas
Uraian tugas :
 Menyiapkan fasilitas dan lingkungan kamar bersalin untuk melancarkan layanan dan
memudahkan pasien dalam penerimaan layanan dan pemeliharaan peralatan
kebidanan atau medis agar selalu dalam keadaan siap pakai
 Menerima pasien baru kamar bersalin sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
dan melaksanakan orientasi kepada pasien baru melalui : kamar perawatan, fasilitas
kamar perawatan yang ada dan cara penggunaaannya, kantor keperawatan dan
lingkungannnya, tata tertip pengunjung pasien dan tata tertip ruang bersalin.
 Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien dengna cara melaksanakan
anamnese dan mengamati keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental,
kesejahteraan ibu,kesejahteraan janin dan keluhan utama) kemudian menyusun
rencana asuhan kebidanan tiap-tiap pasien sesuai dengna kebutuhannya diikuti
pelakanaan tindakan kebidanan sesuia kebutuhan pasien, antara lain;
o Menyiapkan dan memberi obat kepada pasien yang akan bersaln sesuai dengan
standar terapi yang telah ditetapkan
o Menyiapkan posisi pasien yang akan diperiksa atau diberikan tindakan kebidanan
o Menciptakan rasa aman dan memberikan ketenangan kepada pasien
o Melakukan tindakan kebidanan sebatas kewenangan dan sesuai dengan standar
pelayanan asuhan kebidanan
o Melakukan perawatan bayi baru lahir sesuai kewenangan dan sesuai dengan
standar pelayanan asuhan keperawatan yang telah ditentuan
o Memberi bimbingan persalinan sesuai kondisi dan kebutuhan pasien
o Memberikan pertolongan persalinan normal
o Memantau dan menilai keadaan pasien, antara lain; proses persalinan keadaan
placenta, keadaan bayi, perdarahan sesudah persalinan
o Merawat dan meneliti bayi lahir, mencatat identitasnya antara lain : memberi
label ( nama ibu, no,identitas ibu, cap jari kaki kiri dan kanan) dan niali APGAR,
memberitahu kepada ibu dan keluarganya dalam mempertimbangkan aspek
psikologis mengenai keadaan bayi, khususnya bila ada kelainan
o Melakukan evaluasi terhadap tindakan kebidanan yang telah diberikan
o Mendampingi visit dan membantu pelaksanaan tindakan medis yang dilakukan
oleh dokter penanggung jawab pasien (DPP) maupun dokter konsulen
 Melkukan pertolongan pertama pada kegawat daruratan pasien antara lain : syok
anafiletik, perdarahan pada kehamilan, dan kejang (eklamsi), secara tepat dan benar
sesuai dengan standar yang berlaku ,selanjutnya segera melaporkan tentang tindakan
yang telah dilakukan kepada dokter penanggung jawab pasien (DPP) maupun
dokter konsulen.
 Membantu kebutuhan dasar sehari-hari pasien antara lain: membantu memandikan
atau menyeka, menyuapi makan, memberikan susu botol, membantu BAB dan BAK
dan melaksanakan mobilisasi pasien
 Memberi pendidikan kesehatan, iinformasi kepada pasien dan keluarga sebatas
kemampuan dan kewenangannya
 Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasiien / keluarganya antara lain: kebersihan
perorangan, keluarga berencana perawatan payudara, perawatan masa nifas,
perawatan bayi dan tali pusat
 Melaksanakan sistim pencatatan pada berkas rekam medis pasiena dan
melaksanakan sistim pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang tepat dan
benar, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat dipercayai (akurat)
 Mencipttakan dan memelihara hubungan dan suasana kerja yang baik dengna
petugas rumah sakit lain dan menciptakan hubungann kerjasama yang baik dengn
apasien dan keluarganya
 Mengikuti program pendidikan dann pelatihan yang diselenggarakan ruamh sakit,
berperan serta membahas kasus dalam upaya meningkatkan mutu asuhan kebidanan
kamar bersalin, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidan kebidanan,
antara lain: melalui pertemuan ilmiah dann pelatihan
 Melaksanakan tugas sore malam dan hari libur secara bergiliran sesuai dengan
jadwal dines yang telah ditetapkan serta melaksanakan serah terima tugas kepada
petugas pengganti secara lisan maupun tertulis pada saat pergantian dines
 Menyiapkan pasien yang akan pulang meliputi :
- Kelengkapan berkas rekam medis ( meminta resume medis dan tanda tangna
dokter penanggung jawab pasien ( DPJP) atau dokter konsulen, membuat resume
kebidanan dan form pesanan pasien pulang
- Surat keterangna istirahat, surat kontrol, keterangna biaya jasa media dan jasa
tindkaan medis
- Menyertakan sisa obat dan hasil pemeriksaan penunjang
- Memberikan penyuluhan kepada pasien dan kkeluarga meliputi ; diit dirumah
pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya, pentingnya
pemeriksaan lanjutan
- Melakukan pemeriksaan silang penyelesaian administrasi pasien pulang
- Mengantar pasien yang akan pulang sampai depan pintu gerbang bila tidak
memakai fasilitas ambulance sampai dirumah bila pasien memakai ambulance
 Layanan asuhan kebidanan pasien kamar bersalin sesuai dengan standar
 Laporan pelaksanaan asuhan kebidanan pasien kamar bersalin
 Fasilitas kamar bersalin terpelihara dan sip pakai
 Kepuasan pasien dan keluarga
 Kelengkapan berkas rekam medis

b. Kualifikasi Persyaratan pemimpin


a) Kepala ruangan : Pendidikan formal : s1 keperawatan / d3 keperawatan,
Pendidikan non formal :menguasai komputer minimal ms office,
Pengalaman kerja : telah berkerja di rs minimal 2 tahun, Anggota aktif
mohamadiyah. (kenyataan di lapangan kepala ruangan memiliki
kualifikasi : pendidikan D3 Kebidanan, pengalaman di ruangan neonatus 10
tahun, memiliki sertifikat pelatihan CI, dan telah melakukan pelatihan APN,
CT-U, Imunisasi)
b) Clinikal Instruktur : Pendidikan D III atau D IV Kebidanan, pengalaman
minimal 2 tahun diruangan neonatus, memiliki sertifikat pelatihan CI, APN,
BLS, PPGDON. Mampu bekerja dalam tim dan mandiri, berkomunikasi
dengan baik, jujur, kreatif, inovatif, tanggungjawab dan memiliki
pengetahuan yang luas. (kenyataan di lapangan clinikal instruktur memiliki
kualifikasi : penndidikan D3 Kebidanan, pengalaman kerja diruang
neonatus 4 tahun, CI belum memiliki sertifikat CI dan telah melakukan
pelatihan APN)
c) Ka. TIM Shift : Pendidikan formal : dIII / keperawatan, Pendidikan non
formal/ pelatihan: Memiliki sertifikat BCLS, Pengalaman kerja : memiliki
Pengalaman kerja layanan keperawatan Minimal 2 Tahun, Mampu
mengoprasikan komputer (kenyataan di lapangan Ka. TIM shift memiliki
kualifikasi pendidikan D III Kebidanan, pengalaman kerja di rumah sakit 4
tahun dan memiliki sertifikat pelatihan APN)
d) Bidan pelaksana : Pendidikan formal : dIII kebidanan/ keperawatan,
Pendidikan non formal/ pelatihan: Memiliki sertifikat APN, Pengalaman
kerja : memiliki Pengalaman kerja layanan keperawatan (kenyataan di
lapangan bidan pelaksana memiliki kualifikasi pendidikan D III Kebidanan,
sudah berpengalaman kerja 1 tahun, sudah melakukan pelatihan APN).
b. Kualifikasi SDM
Pelamar yang memenuhi syarat akan dipanggil untuk melakukan serangkaian tes,
yaitu : tes tulis /akademi, tes wawancara dan tes idiologi. Setelah lulus akan
dipanggil untuk berkerja dan melakukan kontrak selama 2 tahun. Selama bekerja
di RS harus mematuhi segala peraturan RS, jika melanggar dan mendapatkan
surat peringatan lebih dari 3 kali maka akan dilakukan pemutusan hubungan
kerja.
c. Alur Pelayanan
Pulang
IRJ Rujuk
Pendaftaran
IGD
IGD

Rujuk Kaber
Rujuk

Rujuk Nifas Pulang

d. Format pendokumentasian
Format pendokumentasian di RSM Ahmad Dahlan Kediri Ruang Nifas
menggunakan POR (Problem Oriented Method). POR ini dikembangkan menjadi
SOAP (Subjektif Information, Objektif information, Assasment and Planning).
Selain dalam bentuk tertulis, rekam medik menggunakan komputerisasi dan juga
CPPT (catatan perkembangan)
No. Tanggal/jam SOAP Tanda tangan
petugas
1.
2.

e. Rencana kerja tahunan


Ruangan mengikuti rencana kerja tahunan rumah sakit (top down)

3. Standar 3 = Sumber Daya Manusia


a. Data Kepegawaian
Data pada Juni 2016 menunjukkan bahwa ruangan Nifas berjumlah 7 orang yang
terdiri dari :
1. Tenaga medis :5%
2. Tenaga Kebidanan : 95 %
Sesuai rencana pengembangan jumlah karyawan terhadap tuntunan hasil kinerja
yang ada, termasuk mengganti yang keluar karena masa kerja berakhir dan
mengundurkan diri. RSM Ahmad Dahlan secara selektif dan cermat melakukan
kader dari dalam dan merekrut siap pakai.
berikut rincian ketenagaan di RSM Ahmad Dahlan khusus di ruang nifas
1. berdasarkan status ketenagakerjaan
Tabel 2.6 status kepegawaian
NO Status 2015 Persentase 2016 persentase
1 Pegawai tetap 1 89,47% 1 80%
2 Pegawai 5 5,26% 5 10%
kontrak
Jumlah 6 6
2. berdasarkan jenis ketenagaan
Tabel 2.7 Jenis Ketenagaan
uraian jenis tenaga
No jumlah
ketenagaan tetap kontrak magang
1 tenaga medis 1 1
2 tenaga kebidanan 6 2 6
Jumlah 7 2 7

Adapun rincian dari jumlah RSM Ahmad Dahlan di ruang Nifas


Tabel 2.8 Rincian Jumlah Ketenagaan
Jenis Tenaga
No Uraian Ketenagaan Jumlah
Tetap Kontrak Magang
A. Tenaga Medis
Dokter Spesialis
1 1 1
Obgyn
Jumlah 1 1
B. Tenaga Kebidanan
1 D4 Kebidanan - -
2 D3 Kebidanan 6 2 2 6
Jumlah 6 2 2 6
TOTAL 7 2 2 7

Berdasarkan hasil pengkajian 3 hari diatas Gambaran umum jumlah tempat tidur
di Ruang Nifas Tanggal 27-29 juni 2016
TT = 8
BOR = 16,6 %
H = Ax B x C
(C-D) x E
A=
1. Keperawatan Langsung = 1x4 = 4 jam
2. Keperawatan tidak langsung = 1x1 = 1 jam
3. Pendidikan Kesehatan = 1x 0,25 = 0,25 jam
5,25 jam
5,25 jam / 1 = 5,25 = 5 jam /pasien
B = TT x BOR
= 8 x 16,6%
= 1,3
= 1 orang
H =Ax B x C
(C-D) x E
= 5 x 1 x 365
(365-73) x 7
= 1825
2044
= 0,89 = 1
Cad = H x 20%
= 1 x 20%
= 0,2 = 0
TPP = H + Cad
= 1+ 0= 1 orang
Jika menggunakan rasio, karena Rumah sakit tipe C maka
1/1 x TT = 1/1 x 8 = 8 orang
Keterangan
1. Perhitungan BOR
BOR = jumlah hari perawatan X 100%
Jumlah tempat tidur X jumlah hari
= 4 X 100%
8x3
= 16,6%
2. Keterangan Rumus
A = Jam perawatan /24jam (waktu perawatan yang dibutuhkan klien)
B = sensus harian (jumlah pasien) BOR X TT
C = jumlah hari libur (365 hari = jumlah kerja selama 1 tahun)
Cad = cadangan yang dibutuhkan
Analisa ruangan :
Jadi ruang nifas jika menggunakan rumus gillies kelebihan 5 orang. Karena
tenaga kerja yang diperlukan berkisar 1 orang, sedangkan jumlah tenaga kerja
paramedis diruangan ada 6 orang, dan tenaga medis 1 orang. Namun jika
menggunakan rasio maka jumlah tenaga paramedis kurang 7 orang.
b. Dokumentasi tanda register pegawai
Tabel 2.9 Tanda Registrasi Pegawai
No Pendidikan ketenagaan Jabatan Tanda register
1. Dokter spesialis Obgyn Dokter PPDS STR
2. D3 kebidanan Kep. Ruangan, CI STRB
dan Bidan pelaksana
c. Dokumentasi kualifikasi pegawai
No Nama Jenjang Tahun Jabatan Kualifikasi
pendidikan masuk
1 Hari D3 2001 Kepala APN, CT-U, CI,
susilowati ruangan Imunisasi
2 Okta D3 2011 CI APN
Margarini
3 Pamela D3 2015 Bidan BLS, Man.
Enriza pelaksana Penanganan
bencana
4 Fitri D3 2015 Bidan APN
Wulandari pelaksana
5 Dianita nurul D 3 2015 Bidan APN, CT-U
hidayati pelaksana
6 Dika D3 2015 Bidan APN, CT-U
indriyana pelaksana

d. Hasil orientasi bagi bidan baru dan mahasiswa praktek


 Buku kegiatan ruangan (pasien, diagnosa, tindakan, bidan penanggung jawab)
 Buku kegiatan bidan (nama bidan baru, tanggal masuk, absensi, jadwal shift,
peraturan, pembimbing penanggung jawab)
 buku kegiatan mahasiswa praktek (nama mahasiswa, asal institusi, tanggal
masuk, absensi, jadwal shift, peraturan, pembimbing penanggung jawab,
laporan operan pasien, target kompetensi)
 bimbingan mahasiswa, magang dan karyawan baru bimbingan dilakukan
dengan semua sistem pembelajaran sesuai dari kompetensi yang diminta oleh
mahasiswa dibawah pengawasan CI.
e. Dokumen pembinaan
 Daftar hadir diisi setiap kali masuk dan pulang dengan menggunakan sistem
sidik jari dan manual
 Rapat rutin internal yang hadir adalah seluruh kepala ruangan, jika
berhalangan maka digantikan dengan ketua tim yang bertugas.
 Pertemuan AMP dilakukan jika ada ibu meninggal dihadiri oleh kepala
ruangan
 Pertemuan kasus gawat untuk kasus dengan kolaborasi berbagai sector
dilakukan jika ada kasus gawat
 Penghargaan dan sanksi akan diberikan jika pegawai melanggar/ memperoleh
suatu pencapaian.
4. Standar 4 = Fasilitas dan Peralatan
a. Dokumen kebijakan dan mekanisme perencanaan, pengadaan, pengelolaan
(penyimpanan dan distribusi), pemeliharaan dan penghapusan fasilitas dan alat
diruang nifas dilakukan dalam daftar buku inventaris yang ditangani oleh bagian
logistik dan inventaris.
b. Fasilitas yang diberikan :
 1 Box bayi untuk 1 bayi dan 1 tempat tidur untuk 1 ibu
 Tempat tidur bayi dilapisi kain yang menyerap keringat dan tempat tidur ibu
dilapisi linen
 Penyediaan alat-alat yang diperlukan dalam pertolongan pertama
 Tempat duduk bagi penunggu pasien
 Kamar mandi khusus untuk pasien dan keluarga yang berada dalam satu ruang
 Rawat gabung dengan bayi
 Ruangan diberikan fasilitas AC
c. Peralatan
No Nama barang/alat Jumlah
1 pispot 2
2 Tiang infus 8
3 Tempat tidur ibu 8
4 Timbangan 1
5 Meja datar 1
6 Termometer 1
7 Stetoskop 1
8 Tempat tidur bayi 8
9 piala 3
10 Perlak besar 8
11 Pita senti 1
12 Pigora 6
13 Papan pengumuman 1
14 Rak file 1
15 Regulator 1
16 Bak instrumen 1
17 Jam 1
18 Lemari 1
19 Rol kabel 1
20 Stik laken 10
21 Oksimeter 8
22 Tangga bed pasien 3
23 AC 3
24 Korentang 1
25 Timbangan bayi 1
26 Tempat sampah medis 2
27 Tempat sampah non medis 1
28 Tempat sampah kecil 1
29 Telepon 1
30 Timba 1
31 Bengkok 1
32 Gunting 1
33 Boot 1
34 Safety box 1
35 Handscone 1 box
36 Tempat linen kotor 2
37 Kursi 10
38 Plester / 1
39 Lemari pasien 8
40 Meja pelayanan 1
41 Komputer 1

Analisa : Berdasarkan BPFK (Badan Pemeriksa Fasilitas Kesehatan),


kalibrasi alat-alat dilakukan 6 bulan sekali atau minimal 1 tahun 2 kali. Rumah
sakit melakukan kalibrasi setahun sekali atau jika ada kerusakan pada alat, serta
alat yang diperlukan masih belum mencukupi jumlah tempat tidur yang tersedia.
d. Standart Operasional Pelayanan
 Preeklamsi
 Syok hipovolemik
 Laktasi
 Pencegahan Infeksi
 Rawat Luka
 HPK
 Keselamatan kerja
 Atonia uteri
 perawatan pasie terminal
 pemasangan kateter sementara
 pemberian oksigen
 menyiapkan dan memberikan huknah rendah
 menyiapkan dan memberikan huknah tinggi
 pemasangan kateter menetap
 cara pemberian obat melalui kulit
 cara pemberian obat melalui mata
 cara pemberian obat melalui pernafasan
 memberikan obat melalui mulut
 pemberian medikal dengan bolus
 pemberian obat inta cutan
 pemberian obat inta muskular
 pemberian obat melalui dubur
 pemberian obat melalui telinga
 pemberian obat sub cutan
 pemberian obat inta vena
 pemberian makan dann minum melalui ngt
 pemberian nutrisi parentral
 menyiapkan dan memasang infus
 pemberian tranfusi darah
 pemberian perawatan pasien meninggal
 perawatan mulut pada pasien
 mmencuci rambut
 cara memotong kuku
 cara menyikat gigi
 cara menyisir rambut
 mengganti alat tenun kotor dengan pasien diatasnya
 menyiapkan tempat tidur pasien
 komunikasi terauputik
 perawatan pada keluarga pasien yang meninggal
 memelihara kebersihan vulva
 menerima pasien baru
 memenuhi kebutuhan eliminasi bak
 pemasangan kateter kondom
 membantu pasien bab dan bak
 mobilisasi dan rehabilitasi
 memberikan kompres hagat
 memberikan makan dan minum melalui ngt
 memberikn nutrisi parental
 menghitung nadi
 Menghitung pernafasan
 mengukur suhu tubuh pasien
 mengukur tekanan darah
 memandikan pasien ditempat tidur
 memelihara kebersihan genetalia
 pemasangan kateter suprapubik
 merawat water seal drainage
 perawatan gips
 perawatan irigasi luka
 perawatan kateter supra pubis
 perawatan kompres luka
 perawatan luka bakar
 memasang tampon hidung
 irigasi mata
 menggambil hapusan tenggorokan
 perawatan pasien dengan traksi
 perawatan pasien dengan trauma kepala
 perawatan pasien dengan trauma tulang belakang
 perawatan rendam luka
 perawatan stoma pada colostomy
 perawatan trachoestomy
 perawatan ulcus dekubitus
 perkusi dada
 persiapan dan pengambilan darah
 postural drainage
 rendam luka gangren
 resusitasi jantung paru
 ganti balutan luka operasi
 menyiapan bahan pemeriksaan
 woundressing
 cara mengangkat jahitan luka operasi
 membantu puksi pleura
 moitoring
 cara memberikan cairan melalui syring pump
 pemasangan bidal
 cara aff drain
 perawatan setelah operasi
 asuhan keperawatan pasien nyeri
 irigasi kandung kemih kontinyu
 irigasi telinga
 irigasi threewa yang buntu
 kompres basah dingin pada mata
 kompresi basah hangat pada mata
 suctio
 pengawasan 2 jam post partum
 persiapan operasi sc
 perawatan pasien nifas
 mempersiapkan alat partus
 mempersiapkan alat kuretase
 pemasangan akdr
 observasi djj
 perawatan payudara
 bimbingan ibu menyusui
 litotomi
 vt
 episiotomy
 aminotomy
 suction pada bayi baru ahir
 cara menjahit perinium
 nst
5. Standar 5 = Kebijakan dan prosedur pelayanan, memberikan Fasilitas,
pengelolaaan lingkungan, ketertiban, keamanan dan kebersihan.
a. Kebijakan dalam prosedur tentang pelayanan di ruangan Nifas
Normal Kasus
 TTV dilakukan tiap 6 jam  Dilakukan sesuai kasus yang
 Diberikan nutrisi / makan ada
3 kali/hari
 Dilakukan asuhan sesuai
penyakit yang diderita

b. Prosedur tetap perawatan di ruang nifas


 Sesuai dengan kasus yang diderita
c. Memberikan fasilitas :
 Memberikan rawat gabung
d. Pengelolaan lingkungan, ketertiban, keamanan, kebersihan :
 Menyediakan handrub diluar ruangan atau didepan tempat tidur (menyarankan
petugas/pengunjung melakukan desinfeksi sebelum masuk dan keluar ruangan)
 Jam besuk/berkunjung pagi : 08.30-14.00 WIB
 Sampah dibuang berdasarkan jenisnya (medis dan non medis)
 Ruangan dibersihkan setiap hari
e. Prosedur Hubungan antara unit pelayanan kebidanan
 Pencatatan dengan buku register dan rekam medik, setiap pasien baru akan
mendapatkan gelang dan list khusus untuk mencatat kemajuan atau
perkembangan kesehatan. Membuat buku laporan atau register yang mencakup
tentang intervensi yang harus dilaksanakan pada setiap shift.
 Pemberian oreintasi ruangan pada mahasiswa praktek yang baru, pembagian
jadwal shift dan pelaporan, setiap mahasiswa baru akan dilakukan orientasi
tentang ruangan, letak obat, prosedur terhadap pasien, tugas dan tanggung
jawab yang akan dilakukan, jadwal shift, CI yang bertanggung jawab kepada
mahasiswa.
 Pelayanan rujukan, apabila ibu membutuhkan pelayanan lebih lanjut maka
pihak petugas akan berkonsultasi pada dokter yang bertanggung jawab dan
meminta ijin pada pihak keluarga untuk dilakukan rujukan ke fasilitas yang
lebih tinggi, serta mendampingi saat merujuk dan tetap memastikan ibu dalam
keadaan stabil dan diterima di rumah sakit lanjut.
 Pelayanan BPJS bagi ibu yang memiliki kartu tersebut akan diberikan
pelayanan yang sama dengan pasien umum hanya berbeda dalam menerima
jenis obat-obatan yang diberikan.

6. Standar 6 = Pengembangan Staff


 Melaksanakan atau mengirim staff untuk pelatihan, melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi untuk staff yang mengajukan, dan mengadakan seminar
kesehatan seputar issue terbaru (ilmu terbaru). Tenaga kesehatan yang
mengajukan program beasiswa akan mendapatkan biaya pendidikan untuk
melanjutkan pendidikan diatas gelar yang diperoleh, sedangkan bagi yang belum
melaksanakan pelatihan terutama pelatihan dasar seperti APN, resusitasi, dan
BLS akan dikirim untuk pelatihan. Untuk semiar akan diikuti oleh seluruh
pegawai ruang nifas secara bergilir.
 Lokakarya staff antar dilakukan dalam membahas issue kesehatan terbaru yang
terjadi pada tahun ini.
 Penyediaan sarana dan prasarana diberikan telephone, AC.
 Pemberian reward pada karyawan yang disiplin dan kinerja hasilnya optimal
dengan memberikan piala.
7. Standar 7 = Evaluasi dan Pengendalian Mutu
 Tim evaluasi terdiri dari anggota pemasaran dan jajaran terpilih yang disahkan
oleh direktur.
 Evaluasi dilakukan dengan sampling setiap ruangan 10%, evaluasi dilakukan
setiap pasien akan pulang dengan diberikan kuesioner yang bersifat tentang
keperawatan ruangan dan global rrumah sakit dan untuk keluarga pasien juga bisa
melaporkan keluhan melalui kotak saran dan call center. Untuk pegawai biasanya
dilakukan 1 tahun sekali.
 Penyusunan kuesioner berdasarkan visi, misi dan tujuan rumah sakit yang telah
dilaksanakan. Kuesinoner dibuat berdasarkan 3 indikator sebagai patokan. Pasien
hanya akan memberi tanda pada kolom yang disediakan. Kerahasiaan nama dan
info lainnyadijaga dengan tidak mencantumkan identitias.
 Evaluasi dilakukan dengan memberikan kuesioner langsung pada pasien atau
dengan mengisi kotak saran yang tersedia di lorong-lorong rumah sakit. Namun
kotak saran ini tidak berjalan dengan baik karena tidak adanya alat tulis yang
tersedia.
 Hasil dari kuesioner berdasarkan tingkat kepuasan pasien, keluarga dan petugas.
 Pencatatan hasil evaluasi dengan adanya upaya tindak lanjut perbaikan
pelayanan . semua pelaporan yang masuk baik pasien meninggal, sakit menetap,
pulang sehat dan dirujuk akan dievaluasi sebagai bahan keberhasilan dalam
pengobatan penyakir, sehingga perbaikkan dalam pengobatan/ penggadaan tenaga
medis yang memadai.
 Pencatatan angka kejadian komplikasi pasien yang telah dirawat. Pelaporan dan
pencatatan setiap bulan yang ada akan dievaluasi untuk mengetahui pasien
dengan komplikasi yang menyertai bertambah atau berkurang dan kemungkinan
komplikasi tertanggani atau lebih parah serta adanya komplikasi lain yang
menyertai.
 Pencatatan kegiatan tahunan untuk mengetahui jumlah target yang ingin dicapai.
Pencatatan kegiatan dilakukan sebagai acuan target yang diperoleh dalam
menyehatkan bangsa. Biasanya program penurunan angka kesakitan atau
kematian berpacu pada UUD kesehatan atau SDGs yang berlaku tahun ini.
Program ini hanya turunan dari program besar RS.
BAB 4
ANALISIS SWOT
1. IFAS

Faktor strategi Standart Availibility Bobot Nilai B X N Ket


S (kekuatan)
1. PI selalu Standart 1 Seluruh pegawai 0,19 4 0,76
diutamakan dalam budaya kerja selalu mengawali
budaya kerja selalu mencuci shift dengan
tangan sebelum berdoa dan
dan sesudah mencuci tangan 6
tindakan langkah dengan 5
moment sebelum
dan sesudah
tindakan

2. Pelayanan Standart 1 motto Seluruh pasien 0,09 2 0,18


menyeluruh dan RSM layanan diberikan hak
islami paripurna dan untuk
islami mendapatkan
layanan
kerohanian selama
pengobatan
berlangsung, serta
pelayanan
mengutamakan
kesembuhan
secara menyeluruh

3. Budaya berseragam Standart 1 Seluruh pegawai 0,08 2 0,16


diutamakan Selalu selalu memakai
berpakaian rapi seragam yang
dan memakai sudah ditentukan
atribut lengkap masing-masing
sesuai aturan hari dan selalu rapi
serta wangi
∑S = 1,10
W (kelemahan)
1. SDM belum Standar 3 0,20 2 0,40
memenuhi kuantitas SDM
dan kualitas ∑TPP 1 orang ∑TPP 6 orang
Pendidikan Pendidikan
min d3/S1 D3 : 6 orang
Memiliki Memiliki
pengalaman sertifikat APN 6
kerja orang
Memiliki Pengalaman
Sertifikat APN bekerja 6 orang
2. Jumlah alat, Kalibrasi 0,15 2 0,30
Standart 4
fasilitas belum dilakukan 1 tahun
Berdasarkan
memadai dan sekali dan alat-alat
BPFK kalibrasi
kalibrasi alat yang tersedia tidak
dilakukan 6
dilakukan 1 tahun sesuai dengan
bulan sekali,
sekali. jumlah pasien.
jumlah tempat
tidur dengan alat
yang tersedia
sesuai dengan
jumlah pasien.
3. Tenaga CI tidak Jumlah mahasiswa 0,11 3 0,33
Standart 5
sebanding dengan yang melakukan
Pemberian
mahasiswa yang praktek tidak
orientasi
praktek. seimbang dengan
ruangan bagi
mahasiswa baru, CI yang ada di
pembagian ruangan.
jadwal dan
pembagian
tugas.
4. Masih belum Dokter spesialis 0,18 2 0,36
Standart 3
memiliki Dokter yang ada masih
SDM
spesialis tetap belum menjadi
pegawai tetap
1 ∑W = 1,39
Total 1,00 17 2,49
2. EFAS

Faktor strategi Bobot Nilai BXN Ket


O (peluang)
1. Menerima askes, bpjs dan KIS 0,25 2 0,50

2. Lokasi rumah sakit strategis berdekatan dengan 0,12 2 0,24


jalan yang dilewati transportasi umum (akses
mudah)

3. Tersedianya layanan antar jemput pasien tanpa 0,20 2 0,40


dipunggut biaya tambahan
∑O = 1,14
T (ancaman)
1. Akreditasi rumah sakit tipe C 0,25 2 0,50

2. Layanan ruangan masih kurang dari layanan ruang 0,18 3 0,54


lain yang disediakan khusunya bagi pasien dan
keluarga penjaga
∑T = 1,04
Total 1,00 11 2,18
3. MATRIKS
S – W = 1,10-1,39 = - 0,29

O – T = 1,14 – 1,04 = 0,10

Kuadran 1 : Mendukung
Kuadran 3 : strategi
strategi agresif
Trun around

W S

Kuadran 4 : strategi Kuadran 2 : strategi


defensif diversifikasi
T

Strategi Turn Around : Meminimalkan masalah internal untuk merebut pangsa pasar

4. MATRIKS SWOT

Faktor Internal Kekuatan Kelemahan


 PI selalu diutamakan dalam  SDM belum memenuhi
Faktor Eksternal budaya kerja kuantitas dan kualitas
 pelayanan menyeluruh dan  Jumlah alat, fasilitas belum
islami memadai dan kalibrasi alat
 Budaya berseragam dilakukan 1 tahun sekali.
diutamakan  Tenaga CI tidak sebanding
dengan mahasiswa yang
praktek.
 Masih belum memiliki
Dokter spesialis tetap
Peluang  Meningkatkan mutu  Mengurangi tenaga kerja
 Menerima askes, bpjs dan pelyanan dengan bidan pelaksana dan
KIS memberikan pelayanan menambah tenaga dokter
 Lokasi rumah sakit strategis paripurna yang spesialis obgyien
berdekatan dengan jalan komprehenshif sampai  Mengadakan pelatihan
yang dilewati transportasi masa nifa selelsai Clinical Instrusion bagi para
umum (akses mudah) (kunjungan rumah masa CI yang belum memiliki
 Tersedianya layanan antar nifas) dan mengurangi jumlah
jemput pasien 
tanpa Memperluas jaringan mahasiswa yang praktek
dipunggut biaya tambahan kerjasama dengan SDM dalam 1 ruangan.
lain seperti pembukaan  Melakukan pengadaan alat-
kantor BPJS di dalam alat yang belum sesuai atau
Rumah sakit, kantor PMI jumlahnya kurang
dan teras bank terkait
pembayaran BPJS atau
pembayaran melalui debit.
Ancaman  Peningkatan kinerja rumah  Melakukan kalibrasi 6
 Akreditasi rumah sakit tipe sakit serta mengikuti KARS bulan sekali
C untuk meningkatkan  Pemberian reward bagi
 Layanan ruangan masih akreditasi RS pegawai dengan disiplin
kurang dari layanan ruang  Memberikan layanan tinggi
lain yang disediakan ruangan yang nyaman dan
khusunya bagi pasien dan aman bagi pasien dan
keluarga penjaga keluarga
5. Rencana Kegiatan Ruang Nifas

No Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Meningkatkan mutu pelyanan dengan memberikan
pelayanan paripurna yang komprehenshif sampai masa
nifa selelsai (kunjungan rumah masa nifas)
2 Memperluas jaringan kerjasama dengan SDM lain
seperti pembukaan kantor BPJS di dalam Rumah sakit,
kantor PMI dan teras bank terkait pembayaran BPJS
atau pembayaran melalui debit.
3 Mengurangi tenaga kerja bidan pelaksana dan
menambah tenaga dokter spesialis obgyien
4 Mengadakan pelatihan Clinical Instrusion bagi para CI
yang belum memiliki dan mengurangi jumlah
mahasiswa yang praktek dalam 1 ruangan.
5 Melakukan pengadaan alat-alat yang belum sesuai atau
jumlahnya kurang

6 Peningkatan kinerja rumah sakit serta mengikuti KARS


untuk meningkatkan akreditasi RS
7 Memberikan layanan ruangan yang nyaman dan aman
bagi pasien dan keluarga
8 Melakukan kalibrasi 6 bulan sekali
9 Pemberian reward bagi pegawai dengan disiplin tinggi
BAB 5

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penggalian data didapatkan kelebihan dan kelemahan


dari RSM. Achmad Dahlan Kota Kediri serta digali peluang dan ancaman,
dari analisa SWOT yang dilakukan ditemukan beberapa kelemahan
diantaranya jumlah tenaga kerja yang belum memadai, jumlah CI yang
kurang, jumlah alat yang belum lengkap,dan dokter spesialis yang tidak
cukup di RSM. Achmad Dahlan Kota Kediri
Dari data yang ditemukan diatas di bentuk rencana strategi untuk
mempertahankan dan meningkatkan kelebihan terutama kualitas
pelayanan, dan meminimalkan kelemahan dengan cara merealisasikan
rencana strategi yang telah dibuat. Selain itu, bisa dengan memaksimalkan
peluang yang ada untuk menekan ancaman dari RSM. Achmad Dahlan
Kota Kediri.

5.2 SARAN

5.2.1 Bagi rumah sakit

Berdasarkan analisa SWOT yang dilakukan pada manajemen


bangsal RSM. Achmad Dahlan Kota Kediri.

Ruang Nifas diharapkan rencana strategi dapat terealisasi dengan baik


dan untuk kelebihan dapat dipertahankan atau lebih baik untuk ditingkatkan.
Sebagai rumah sakit umum daerah yang bersaing dengan rumah sakit
swasta, kualitas pelayanan hendaknya dipertahankan dan ditingkatkan untuk
membuat pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Manajemen bangsal seperti ini dapat dijadikan acuan atau bahan


bacaan untuk mahasiswa sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
mahasiswa tentang manajemen bangsal di rumah sakit khususnya di Nifas.

Anda mungkin juga menyukai