KELOMPOK 1 RSDK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Di dalam manajemen
tersebut mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan
organisasi. (Nursalam, 2008).
Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk
mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan disuatu kegiatan.
Manajemen merupakan serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan,
pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian)
yang diarahkan pada sumber–sumber daya organisasi (manusia, financial, fisik
dan informasi) dengan maksud mencapai tujuan organisasi secara efisiendan
efektif (Griffin, 2010).
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata di rumah sakit, sehingga perawat perlu memahami bagian
konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri
Pengertian manajemen adalah pengorganisasian, pemberian bimbingan dan
pengendalian agar tercapai sasaran sasaran dan tujuan yang telah di tetapkan
sebelumnya.
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga, dan
masyarakat. pengorganisasian dalam menajemen keperawatan mempunyai
banyak akivitas penting, antara lain bagaimanan asuhan keperawatan dikelola
secara efektif dan efisien untuk sejumlah pasien di rumah sakit dengan jumlah
staf keperawatan dan fasilitas yang ada. Untuk diperlukan pembagian tugas,
kerja sama, dan koordinasi sehingga semua pasien mendpatkan pelayanan
yang optimal. Oleh karena itu manajer keperawatan perlu menetapkan
kerangka kerja, yaitu dengan cara: mengelompokkan dan membagi kegiatan
yang harus dlakukan, menentukan jalinan hubungan kerja antara tenaga dan
menciptakan hubungan antara kepala-staf melalui penugasan, delegasi dan
wewenang.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan.Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan
faktor penentu baik buruknya mutu dan citra dari rumah sakit, oleh karena itu
kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan hingga
tercapai hasil yang optimal.
Dengan memperhatikan hal tersebut, proses manajemen yang baik
perlu diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga dicapai
suatu asuhan keperawatan yang memenuhi standar profesi yang ditetapkan,
sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar,
efisien, efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi
pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama,
etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan sangat
penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Rumah sakit sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, salah
satunya adalah penyelenggara pelayanan asuhan keperawatan senantiasa
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien maupun keluarganya.
Oleh karena itu, diperlukan cara pengelolaan pelayanan keperawatan yang
mengikuti prinsip-prinsip manajemen.
Model asuhan keperawatan profesional (MAKP) saat ini sedang
dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi yang sudah memiliki
sertikfikat Internasional dari JCI adalah model asuhan keperawatan
profesional dengan metode moduler. Kelebihan dari metode ini adalah
memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh, mendukung pelaksanaan
proses keperawatan, serta memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga
konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
RSUP dr Kariadi sebagai salah satu penyelenggara pelayanan
kesehatan, pendidikan dan penelitian serta usaha lain di bidang kesehatan,
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi
kepada kepentingan masyarakat. Agar dapat terlaksana tujuan tersebut maka
rumah sakit perlu didukung dengan adanya organisasi yang mantap dan
manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi
masyarakat.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut
untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh sehingga pelayanan
yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial
yang dimiliki perawat dapat dicapai melalui banyak cara.
Salah satu cara untuk dapat meningkatkan ketrampilan manajerial yang
handal selain didapatkan di bangku kuliah juga harus melalui pembelajaran di
lahan praktek. Praktik manajemen STIKES Karya Husada Semarang dituntut
untuk dapat mengaplikasikan langsung pengetahuan manajerialnya di Ruang
Rawat Inap RSUP dr Kariadi dengan arahan pembimbing dari rumah sakit
dan pembimbing pendidikan. Dengan adanya praktek tersebut diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapat dan mengelola ruang
perawatan dengan pendekatan proses manajemen.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dengan dilaksanakannya praktik klinik manajemen keperawatan di
Ruang Rajawali 4A RSUP dr. Kariadi Semarang, mahasiswa mampu
memahami mengelola pelayanan dan asuhan keperawatan profesional serta
bimbingan praktik klinik di ruang perawatan khusus dengan menggunakan
keterampilan manajemen dan kepemimpinan dalam keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan praktek manajemen dalam keperawatan di ruang
perawatan khusus yang meliputi aspek pelayanan dan asuhan serta
bimbingan praktek keperawatan :
1) Mengidentifikasi, menganalisa, menetapkan masalah dan prioritas
masalah serta menyusun POA (Plan of Action)
2) Merencanakan kegiatan berdasarkan prioritas masalah
3) Mengorganisasikan kegiatan berdasarkan perencanaan yang telah
ditetapkan
4) Melakukan pengarahan dalam upaya pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan
5) Melakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian dalam upaya
pencapaian hasil yang optimal
6) Memberikan alternatif usulan dan saran sebagai upaya tindak
lanjut untuk perbaikan.
b. Mahasiswa belajar melaksanakan kepemimpinan dalam keperawatan di
ruang perawatan khusus untuk dapat diselenggarakannya pelayanan
dan asuhan serta bimbingan praktek klinik keperawatan profesional :
1) Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
situasi dan kondisi
2) Memilih dan menerapkan gaya pendekatan dan strategi dalam
mempengaruhi orang lain
3) Memperkenalkan perubahan yang bermanfaat bagi ruangan
4) Mengidentifikasi, menganalisa serta menetapkan masalah dan
prioritas masalah.
C. MANFAAT
Hasil praktek stase manajemen diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai manajemen keperawatan baik manajemen oprasional
maupun askep yang berkualitas, sertadapat memberi masukan kepada pihak-
pihak yangmembutuhkan, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Instusi pendidikan
Sebagai tambahan informasi dan bahan pustaka bagi Stikes St. Karya
Husada Semarang mengenai konsep dasar kajian situasi dalam proses
manajemen di lahan praktek serta menambah wawasan pengetahuan
dalam hal pembelajaran sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Dapat memeberikan informasi kepada perawat, mahasiswa dan kepada
masyarakat tentang konsep dasar pentingnya cuci tangan 6 langkah.
3. Bagi Ruang inap Rajawali 4A RSUP dr. Kariadi Semarang
Dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem manajemen yang sudah di
terapkan sebelumnya diruangan yang lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Selain itu juga, manajemen
berasal dari bahasa inggris yaitu management berasal dari kata manage
menurut kamus oxford yang artinya memimpin atau membuat keputusan di
dalam suatu organisasi. Istilah manajemen yang diterjemahkan dari kata
manage memang biasanya dikaitkan dengan suatu tindakan yang mengatur
sekelompok orang di dalam organisasi atau lembaga tertentu demi mencapai
tujuan-tujuan tertentu.
Manajemen merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian serta pengawasan
dengan memanfaatkan sumber daya manusia serta sumber-sumber daya lainnya
untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditentukan.
B. Planning
Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Perencanaan
dalam manajemen keperawatan adalah proses mental dimana semua manajer
perawat menggunakan data yang valid dan dapat dipercaya untuk
mengembangkan objektif dan menentukan sumber-sumber yang dibutuhkan
dan cetak biru yang digunakan dalam mencapai objektif. Tujuan utama dari
perencanaan adalah membuat kemungkinan yang paling baik dalam
penggunaan personel, bahan, dan alat (Swansburg, 2010).
Huber (2006) menyatakan bahwa perencanaan merupakan fungsi
manajemen yang digunakan untuk memilih prioritas, hasil, dan metode yang
digunakan untuk sebuah sistem dan kemudian membimbing sistem untuk
mengikuti arahan tersebut.
Robins dan Coulter (2007) menyatakan bahwa fungsi perencanaan
mencakup proses merumuskan sasaran, membangun strategi untuk mencapai
sasaran yang telah disepakati, dan mengembangkan perencanaan tersebut untuk
memadukan dan mengkoordinasikan sejumlah kegiatan.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan
perencanaan, yakni harus SMART, yaitu Specific artinya perencanaan harus
jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu
idealis. Measurable artinya program kerja organisasi atau rencana harus dapat
diukur tingkat keberhasilannya. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan
hanya sekedar angan-angan dalam merencanakan dan tidak dapat
dilaksanakan. Realistik artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya
yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Time artinya ada batas
waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan.
Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
Setelah merencanakan aktivitas organisasi secara sistematis dan terukur,
maka perlu juga melakukan perencanaan penganggaran untuk pelaksanaan
kegiatan. Prinsip dalam melakukan perencanaan penganggaran,adalah
mengunakan segala sumber daya keuangan secara efesien dan se-efektif
mungkin. Hal ini perlu direncanakan secara serius, agar organisasi tidak
melakukan pemborosan, keuangan, selain itu sekaligus juga melihat sumber-
sumber daya keuangan yang bisa diperoleh dari luar organisasi.
C. Organizing
Langkah-langkah Pengorganisasian :
D. Staffing
E. Actuating
Formulasi PPNI:
Tenaga Perawat :A×52(minggu) ×7 hari(TT × BOR)
41 ( minggu) ×40 jam / minggu
Keterangan:
A: jam perawatan/ 24 jam= rata-rata waktu keperawatan yang
dibutuhkan klien.
3. Penjadwalan
Penjadwalan adalah satu aspek dari fungsi kepegawaian.
Kepegawaian adalah perhimpunan dan persiapan pekerja yang
dibutuhkan untuk melaksanakan misi dari sebuah organisasi.
Penjadwalan adalah penentuan pola jam kerja masuk dan libur
mendatang untuk pekerja dalam sebuah unit seksi atau divisi,
kebijaksanaan penjadwalan (Gillies, 1994)
Agar supervisor dan kepala perawat dapat mengatur jadwal waktu
personel yang libur dan yang masuk secara adil, harus ada
departemen atau divisi luas kebijaksanaan penjadwalan untuk
memandu pembuatan keputusan. Apabila kebijaksanaan menyangkut
persoalan berikut tidak ada maka manager perawat harus bersatu
sebagai sebuah kelompok untuk menyusun:
a) Orang dengan jabatan yang bertanggung jawab mempersiapkan
jadwal untuk personel di masing-masing unit.
b) Periode waktu untuk diliputi oleh masing-masing jadwal masuk
atau libur
c) Banyaknya pemberitahuan dimuka yang diberikan pada pekerja
menyangkut jadwal masuk atau libur
d) Waktu masuk atau libur total yang diperlukan oleh masing-
masing pekerja perhari perminggu dan perbulan.
e) Hari dimulainya minggu kerja
f) Dimulai dan diakhirinya waktu untuk masing-masing pergiliran
tugas
g) Jumlah pergiliran yang harus dipergilirkan diantara masing-
masing pekerja
h) Frekuensi yang diperlukan dari pergiliran pergantian
i) Keperluan pergiliran dari satu unit ke unit lain dan frekuensi dari
pergiliran tersebut.
j) Penjadwalan 2 hari libur perminggu atau rata-rata 2hari libur
perminggu
k) Frekuensi libur akhir pekan untuk personel tugas malam
l) Definisi dari libur akhir pekan untuk personel tugas malam
m) Perlunya perluasan hari libur yang berurutan dan yang tidak
berurutan
n) Hari kerja berurutan maksimum yang diperbolehkan
o) Jarak waktu minimum yang diharuskan antara urutan pergantian
tugas.
p) Jumlah hari libur yang dibayar untuk diberikan pada masing-
masing pekerja.
q) Jumlah hari libur yang diharuskan pertahun saat pegawai harus
dijadwalkan libur kerja.
r) Panjangnya pemberitahuan dimuka untuk diberikan pegawai
mengenai jadwal tugas liburan masuk atau libur.
s) Prosedur yang harus diikuti dalam meminta libur kerja pada hari
tertentu.
t) Jumlah hari-hari libur yang dibayar untuk diberikan pada
masing-masing pekerja.
u) Lamanya waktu pemberitahuan dimuka untuk diberikan pegawai
mengenai jadwal liburan.
v) Prosedur yang diikuti memohon waktu libur khusus.
w) Pembatasan waktu penjadwalan liburan selama hari libur
thanksgiving, natal, tahun baru,
x) Jumlah personel masing-masing kategori yang akan dijadwalkan
untuk liburan atau hari libur pada saat tertentu
y) Prosedur penyelesaian perselisihan antar personel sehubungan
dengan permintaan waktu libur dan hari libur
z) Prosedur pemprosesan permintaan darurat utuk penyesuaian
jadwal waktu.
Biasanya terdapat supervisi permintaan darurat untuk penyesuaian
jadwal waktu dan libur personel perawat karena jadwal kerja harus
disiapkan beberapa minggu sebelumnya dan diperbaiki untuk
penyesuaian perubahan dalam sensus pasien, keadaan pasien yang
sakit, permintaan libur dari lebaran, banyak waktu yang berkaitan
dengan kegiatan supervisi diluangkan dalam penyesuaian jadwal.
F. Controlling
1. Preventive control
Pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Pemimpin
mengawasi perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan hingga
persiapan yang dilakukan, termasuk rekruitmen anggota.
2. Repressive control
Pengawasan yang dilakukan setelah kegiatan berlangsung, dengan
mengawasi hasil yang dari pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi dan
laporan yang didapatkan (melakukan pengukuran capaian hasil).
3. Pengawasan saat proses dilakukan
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan proses, sehingga langsung
mengikuti proses dan mengadakan korkesi jika ada penyimpangan
4. Pengawasan berkala
Pengawasan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan
kesepakatan (bisa 1 bulan sekali, 4Atau 3 bulan)
5. Pengawasan mendadak (sidak)
Pengawasan yang dilaksanakan mendadak untuk melihat kinerja staff
sehari-hari dan menghindari terjadinya penyimpangan.
6. Pengawasan Melekat (waskat)
Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staff, hal ini sering
dilakukan untuk tujuan-tujuan yang spesifik dan bersifat khusus, sehingga
menghindarkan sekecil-kecilnya terjadi penyimpangan atau kesalahan.
BAB III
ANALISA SITUASIONAL
b. Instalasi
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Diklat dan Litbang
3) Instalasi Farmasi
4) Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah
5) Instalasi Geriatri
6) Instalasi Bedah Sentral
7) Instalasi Kedokteran Forensik Jenazah
8) Instalasi Laboratorium
9) Instalasi Paviliun Garuda
10) Instalasi Pemeliharaan Sarana RS dan Sanitasi
11) Instalasi Radiologi
12) Instalasi Sistem Informasi RS dan Komunikasi
13) Instalasi Gizi
14) Instalasi Rawat Inap A
15) Instalasi Rawat Inap B
16) Instalasi Rawat Intensif (IRIN)
17) Instalasi Rawat Jalan (IRJA)
18) Instalasi Rehabilitasi Medik
19) Instalasi Rekam Medik
20) Instalasi Laundry dan CSSD
c. Lain-lain
1) Dewan Pengawas
2) Komite Medik
3) Komite Etik dan Hukum
4) Unit Layanan Pengadaan
5) Satuan Pemeriksaan Intern
6) Komite Keperawatan
d. Fasilitas Ruang Perawatan
1) Paviliun Garuda
2) Pavilium Kasuari
3) Ruang Elang
4) Ruang Kepodang
5) Ruang Kenari
6) Ruang Geriatri
7) Ruang Merak
8) Ruang Rajawali
5. Struktur organisasi
6. Alur pelayanan
b. Jumlah kunjungan pasien Rawat Inap pada tahun 2019 di Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Kariadi Semarang
1) Jumlah pasien rawat inap (baru) periode bulan Januari –Juli 2019:
5.840
2) Jumlah pasien rawat inap (lama) periode bulan Januari –Juli
2019: 2.670
Total kunjungan pasien rawat inap (baru dan lama) periode bulan
Januari –Juli 2019 adalah 8.5l0.
C. Hasil pengkajian : input, proses, output, wawancara kepala ruang
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan mulai tanggal 9 Desember 2019
melalui pendekatan observasi, serta wawancara kepada kepala ruang, perawat
serta pasien di peroleh data :
1. Pengkajian Input
a. Man
1) Recruitmet
Recruitment untuk pegawai dan perawat di RSUP Dr. Kariadi
Semarang dilakukan dengan cara ujian lisan maupun tulisan oleh
pihak rumah sakit dan akan dievaluasi setiap 3 bulan sekali.
2) Penempatan
Penempatan sesuai dengan hasil kompetensi perawat. Di
kewenangan klinis perawat yang dilakukan oleh bidang keperawatan,
dilakukan rolling sesuai kompetensi berdasarkan kebutuhan dan
pelayanan.
3) Struktur Organisasi keperawatan di Ruangan Rajawali 4A RSUP Dr.
Kariadi Semarang
4) Komposisi Ketenagaan keperawatan
a. Jumlah tenaga kerja di ruang Rajawali 4A sebanyak 24 perawat, 2
bidan dan 2 administrasi. Terdapat l kepala ruang, 8 PPJA, 15
perawat pelaksana dan 2 bidan pelaksana diruang rajawali 4A.
b. Tingkat pendidikan
D3 keperawatan : l6 orang
S1 Ners : 8 orang
D3 kebidanan : 2 orang
c. Status keperawatan
c. Metode
1) Metode pelayanan asuhan keperawatan
Metode pelayanan asuhan keperawatan yang digunakan
adalah Moduler. Semua perawat yang bertugas di RSUP Dr.
Kariadi Semarang mengerti dengan metode keperawatan yang
digunakan. Metode ini sudah sesuai dengan kemampuan masing-
masing perawat. Perawat mengatakan metode ini sudah sesuai
dengan visi dan misi rumah sakit.
Model asuhan keperawatan ini tidak terlalu mempengaruhi
lama perawatan pasien. PP/PA mengatakan sering mendapatkan
bimbingan dari kepala ruangan baik itu terkait tugas atau tindakan
apa saja yang akan dilakukan kepada pasien sesuai dengan struktur
organisasi yang ada di ruangan. Ketua tim bersama kepala ruangan
bertugas untuk mengikuti operan jaga dan membagi tugas perawat
dalam menyusun rencana askep dan pelaksanaan program-
program yang akan dilakukan pada pasien, Namun berdasarkan
hasil observasi pembagian tugas sudah sesuai dengan masing-
masing TIM pada saat operan jaga katim 1, 2, 3 melakukan
operan jaga, perawat pelaksana yang lain juga mengikuti operan
jaga.
2) Overan
Di ruang 4A overan jaga dilakukan sebanyak 3 kali dalam
satu hari, yaitu pagi, siang dan malam. Hal-hal yang di sampaikan
dalam overan adalah kondisi pasien saat itu, diagnosa medis,
rencana program, terapi yang diberikan untuk pasien dan hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital. Ada buku khusus untuk mencatat
hasil laporan untuk overan. Kemudian masing-masing perawat
yang akan bertugas di jam berikut nya menyiapkan catatan
program-program atau tindakan yang harus dilakukan pada shif
selanjutnya
Berdasarkan observasi yang dilakukan, tidak ada beberapa
kendala yang terjadi saat overan. Antara lain jelas dalam
tanggung jawab pasien yang di ada dalam TIM, ketepatan
kedatangan perawat yang bertugas pada shif selanjutnya,
komunikasi yang digunakan juga sudah lengkap dalam
menyampaikan hasil laporannya dan tetapi tidak semua perawat
jaga mengikuti overan jaga, saat proses overan perawat
menggunakan buku bantu dalam mencatat hasil laporan jaga
sebelumnya, bentuk pendokumentasian overan dalam
ruangrajawali 4A menggunakan metode SOAP.
Di ruang rajawali 4A terdapat jadwal shif yang di bagi
dalam 3 waktu yaitu shif pagi yang di mulai pukul 07.00 – 14.00
WIB. Siang 14.00 – 21.00 WIB. Malam 21.00 – 07.00 WIB.
Namun, ketika overan, hanya beberapa perawat melakukan
intraksi dengan pasien / berkeliling ke kamar-kamar pasien. Akan
tetapi di ruang Rajawali 4A selalu rutin melakukan pre Conference
sebelum melakukan kegiatan pada shif pagi, dalam pre Conference
sendiri sudah disampaikan masalah-masalah pada pasien,
perencanaan program dan berdiskusi tentang keadaan pasien.
3) RondeKeperawatan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan maka
didapatkan pada proses ronde keperawatan semua perawat telah
melakukan ronde keperawatan, perawat yang menerapkan ronde
keperawatan sesuai dengan standar dalam proses ronde
keperawatan, sudah dilakukan pengenalan diri dalam pertukaran
jam dinas dengan perawat yang yang sebelum dinas dan perawat
yang akan melakukan dinas pada jam tersebut, telah menyebutkan
diagnosa keperawatan, dan rencana keperawatan yang akan
dilakukan dan ronde keperawatan dilakukan pada saatsemua
pergantian shift. pada proses serah terima atau operan shift
sebagian perawat telah melakukan operan secara optimal
menyebutkan diagnosa keperawatan dan rencana tindakan
keperawatan yang harus dilanjutkan.
4) Pendokumentasian keperawatan
Proses pendokumentasian catatan perkembangan
keperawatan yang menggunakan SOAP sudah terdokumntasi
secara lengkap. Pada pelaksanaan pre dan post conference tidak
adanya notulen yang mencatat hasil dari pre dan post conference
tersebut.
5) Perencanaan pasien pulang
Discharge planning/ perencanaan pasien pulang dilakukan perawat
atas kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu mulai dari gizi,
rehabilitasi medis, dokter yang berhubungan dengan kondisi
terakhir pasien. Discharge planning juga dibahas bersama oleh
setiap tim yang mengelola pasien tersebut.
6) Pelaksanaan pasien safety
Pelaksanaa Pasien Safety di RSUP Dr. Kariadi Semarang
menggunakan Indikator Pasien Safety GOALS atau biasa disebut
dengan IPSG. Indikator mutu IPSG antara lain adalah
d. Money
Dalam penyusunan rencana anggaran tahunan di RSUP Dr. Kariadi
Semarang kepala ruang terlibat dalam penyusunan anggaran tahunan.
Penyusunan anggaran berisi kebutuhan operasional dan
pengembangan, antara lain seperti pengembangan pendidikan,
pelatihan, pemenuhan sarana dan prasarana yang kurang, dan
perbaikan sarana prasarana yang rusak, perbaikan kesejateraan
kariawan, seperti menganjurkan renovasi.
Jenis pembayaran yang diterapkan dalam ruangan ini adalah BPJS,
umum dan jaminan kecelakaan dengan menggunakan syarat adan
ketentuan yang sudah ditetapkan rumah sakit.
e. Market
Segmen pasar rawat inap berdasarkan kepesertaan disekitar
wilayah di RSUP Dr. Kariadi Semarang terdiri dari internal (karyawan
Rumah Sakit), dan eksternal ( asuransi, calon legislatif, calon
mahasiswa, mahasiswa dokter, mahasiswa perawat, mahasiswa rekam
medis, mahasiswa apoteker, mahasiswa psikologi).
a. Ruang perawatan
Ruang perawatan di Ruang Rajawali 4A mempunyai kapasitas 38
pasien dengan jumlah kamar sebanyak 7 blok, yaitu 6 blok untuk
reguler yang terdiri 6 bed dan 1 blok isolasi bertekanan positif terdiri 2
kamar. Fasilitas untuk pasien di masing-masing blok reguler pasien
terdapat fasilitas antara lain : Bed dan kasur, 1 kamar mandi, 1
wastafel, dan tirai diantara kedua bed pasien. Sedangkan untuk blok
isolasi per kamar terdapat 1 bed dan kasur, 1 kamar mandi, 1 wastafel,
1 televisi.
b. Segmen Pasar Rawat Inap Berdasarkan Kepesertaan
Rawat inap bedah wanita kelas III, jenis layanan UMUM,
JAMKESMAS, JAMKESDA, JAMSOSTEK dan BPJS. Mayoritas
pasien di Ruang Rajawali adalah 95% pasien menggunakan pelayanan
BPJS, 1 % pasien menggunakan pelayanan Umum, dan 4 % pasien
menggunakan pelayanan JAMKESDA.
c. Data Indikator
Masalah
Kurang optimalnya manajemen perawatan cairan/infus
2. Pengkajian Proses
a. Visi & Misi RS / Ruang rawat inap
Visi RS, yaitu “Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan
Nasional yang Unggul“. Yang memiliki misi yaitu:
1) Menyediakan pelayanan kesehatan dan rujukan yang paripurna,
bermutu tinggi, menjamin keselamatan pasien dan menjangkau
seluruh masyarakat.
2) Menyediakan pendidikan dan pelatihan yang berkualitas sesuai
kebutuhan pelayanan kesehatan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tetap berorientasi pada
keselamatan pasien.
3) Melaksanakan dan memfasilitasi penelitian yang berkualitas
sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan dan perkembangan ilmu
pengetahuan serta teknologi yang menjamin keselamatan pasien.
b. Perencanaan
Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa di ruang Rajawali
sudah ada komitmen ruangan, kepala ruang mengatakan bahwa sudah
merencanakan dan mengajukan untuk pengembangan SDM
keperawatan dan peningkatan kemampuan kerja melalui
pelatihan/pendidikan tambahan secara adil dan merata.
c. Pengorganisasian
Metode asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Rajawali 4A
yaitu dengan metode Moduler dan berjalan baik, karena ketenagaan
didalam ruangan juga cukup. Pelaksanaan dokumentasi asuhan
keperawatan sudah cukup berjalan dengan baik. Penghitungan
kebutuhan tenaga perawat saat ini dilakukan oleh bagian bidang
keperawatan, sehingga bila mengalami kendala management ruangan
langsung melaporkan ke bidang keperawatan tersebut. Pada kinerja
staf perawat di ruang Rajawali 4A sudah baik, dan tampak saling
kooperatif. Untuk program orientasi staf baru sementara belum ada
yang baru, tetapi kalau ada staf baru yang dilakukan adalah dengan
perkenalan, pengenalanan visi misi, pengenalan dokumentasian,
pengenalan struktur organisasi dan setiap 3 bulan sekali bagi staf baru
dilakukan evaluasi.
d. Pengarahan dan pengawasan
Pada pengarahan terhadap ketua tim dan staf dilaksanakan tiap hari
saat supervisi dan confrence, Sedangkan pelaksanaan bimbingan dan
supervisi kepada staf diarahkan oleh kepala ruang yang bertugas
sebagai penanggung jawab. Ruang Rajawali 4A belum menerapkan
sistem penghargaan dan sangsi yang jelas. Penggunaan komunikasi
dengan katim dan staf sudah cukup baik, komunikasi melalui
conference (pre dan post) sudah maksimal karena jumlah pegawai
cukup dan pelayanan terhadap pasien juga cukup baik. Apabila
terdapat konflik antar staf dalam mengatasinya dengan cara memanggil
ke dua pihak yang bermasalah secara pendekatan personal dengan
kemudian dicari titik permasalahannya dan juga mendiskusikan
solusinya
e. Pengendalian
Pengendalian mutu ruangan di ruang Rajawali 4A dikerjakan
bersama-sama dan terus dievaluasi, indikatornya meliputi
pengendalian mutu, pasien safety, kenyamanan, perawatan diri,
kepuasan klien. Pada pengendalian sosialisasi dan pengawasannya
kepada staf dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung (check
list), sosialisasi juga dapat dilakukan saat pertemuan pre dan post
conference. Dalam pengawasan terhadap SAK dan SOP dilakukan
secara langsung & tidak langsung. SAK dilakukan sesuai pedoman
masalah yang ditemukan di rumah sakit Dr. Kariadi secara umum
rekapan data setiap tahun. Terkait SOP, Karu melihat secara langsung
tindakan yang dilakukan dan pengawasan tersebut akan muncul juga
pada data rekapan secara komputererisasi sebagai sistem peningkatan
mutu rumah sakit. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kepuasan
pasien dengan cara mengisi buku kritik dan saran saat pasien
diperbolehkan pulang. Tindak lanjut dalam menangani keluhan pasien
terhadap pelayananan keperawatan di ruangan dapat dilakukan dengan
cara pasien diberi penjelasan, kemudian diberi tindak lanjut sesuai
dengan keluhan. Ruang Rajawali 4A dalam sistem pemberian reward
dan punishment terhadap staf di ruangan yaitu dengan pujian dan
pendekatan personal.
3. Pengkajian output
a. Tingkat kepuasan pelanggan / pasien
Kepuasan pasien
No Pelayanan Jumlah Responden Puas (%) Tidak Puas (%)
1 Pelayanan Dokter 6 90 % 10 %
2 Pelayanan Perawat 6 90 % 10 %
3 Pelayanan Farmasi 6 90 % 10 %
4 Pelayanan Gizi 6 90 % 10 %
5 Pelayanan 6 90 % 10 %
Administrasi
Total 6 90 % 10 %
Tingkat Pelayanan
Puas : 90 %
Tidak puas : 10 %
Dari hasil survai terdapat 1 dari 6 pasien mengisi pada kolom tidak
puas terhadap semua pelayanan rumah sakit mulai dari pelayanan
dokter, perawat, farmasi, gizi sampai pelayanan administrasi.
b. BOR, AVLOS, TOI Ruangan Rajawali 4A
Rumus Perhitungan :
Rumus BOR = (jumlah hari perawatan rumah sakit/
(jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu
periode)) x 100
b. Perencanaan
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruang di dapatkan hasil yaitu :
1) Perubahan visi RS, yaitu visi yang semula “ menjadi RS
kepercayaan publik “ sekarang lebih dispesifikasikan “ menjadi
RS Kariadi modern dan berdaya saing tinggi “
2) Tujuan unit perawatan telah disesuaikan dengan kedua visi dan
misi yang lebih meningkatkan penugasan implementasi secara
efektif dengan pembagian tim yang sesuai dengan metode
manajemen moduler.
3) Di ruang sudah memiliki dan membuat rencana harian, bulanan,
tahunan dan jadwal sift. Rencana pertemuan dengan staf dan
perencanaan dilakukan secara fleksibel, sesuai kebutuhan.
4) Untuk pengembangan staf, pelatiahan, dan pendidikan sudah ada
beberapa orang yang secara bergantian melanjutkan study lanjut.
5) Harapan dan jenjang karir perawat yang ingin dicapai semua
perawat yang ada diruangan berkompenten dan memiliki skill
yang baik sesuai pelatihan yang di ikuti.
c. Pengorganisasian
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruang di dapatkan hasil yaitu :
1) Tugas, wewenang dan tanggungjawab pada masing – masing staf
sudah jelas
2) Metode pelayanan perawatan dengan menggunakan metode
MODULER
3) Pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan dengan
menggunakan SOAP
4) Perhitungan kebutuhan tenaga perawat untuk saat ini dilakukan
oleh bagian bidang keperawatan.
5) Pelayanan dari mekanise kinerja staf sudah baik, professional, dan
kooperatif
d. Pengarahan
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruang di dapatkan hasil yaitu :
1) Pengarahan terhadap ketua tim dan staf secara umum di
sampaikan pada saat supervise dan conference.
2) Pelaksanaan dan bimbingan pada staf di laksanakan secara
langsung melalui pendekatan.
3) Usaha untuk meningkatkan motivasi kerja staf dengan merangkul
dan melakukan pendekatan intrapersonal.
4) Komunikasi yang dilakukan dengan katim dan staf dapat
dikatakan baik dan tidak ada masalah.
5) Dalam manajemen konflik di rungan penyelesaian di serahkan
secara bertahap, misalnya di TIM 2 terdapat masalah maka di
selesaikan dengan katimnya terlebih dahulu jika belum teratasi
maka di selesaikan bersama dengan karu.
e. Pengendalian
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruang di dapatkan hasil yaitu :
1) Pengendalian mutu di ruangan biasanya dilakukan dengan cara
terus menerus setiap hari.
2) Sosialisasi dengan stafnya sangat baik harus selalu dibimbing dan
diberikan motivasi.
3) Untuk pengawasan terhadap SAK dan SOP diruangan selalu
diperhatikan dan juga melalui pengawasan data di komputer.
4) Tingkat kepuasan pasien di ruang rajawali 4A menyatakan puas
atas segala pelayanan yang diberikan oleh pasien.
5) untuk menangani keluhan pasien dilakukan dengan cara
meningkatkan kinerja yang baik dan skill yang bagus serta
pendekatan kepada pasien.
6) Sistem pemberian reward diruangan yaitu berupa tour/wisata dan
sistem pemberian punismentnya yaitu jika kinerjanya dirasa
kurang bagus akan di beri bimbingan dan arahan melalui
pendekatan intra personal dari ketua tim, dan jika masih tetap
sama akan dilaporkan kepada kepala ruang sampai bagian bidang
keperawatan.
ANALISA SWOT
OPPORTUNITY THREATS
STRENGHT (KEKUATAN) WEAKNESS (KELEMAHAN)
(KESEMPATAN) (ANCAMAN)
PLANNING
1. Terdapat standar asuhan 1. Tidak patuhnya dalam perawatan 1. Ruangan dapat mencapai 1. Terjadinya edema
keperawatan dan standar infus yaitu mengganti infus yang tujuan melalui visi dan misi pada area IV
operasional prosedur. sudah terpasang selama 3-4 hari terkait rasa kebersamaan dan 2. Terjadinya febris
2. Terdapat sistem informasi dengan infus set yang baru. kepedulian. 3. Terjadi kemerahan
pasien pada komputer. 2. Hasil dari Observasi langsung dari 2. Semua perawat dapat pada arena IV
3. Ada form dokumentasi pasien di rungan Rajawali 4A mengakses informasi pasien
asuhan keperawatan. Ada pada tanggal 15 Desember 2019 melalui sistem informasi
form SPO perawatan infus. dihitung 3 hari kebelakang, rumah sakit (SIRUS dan
didapatkan data 33 Pasien yang HMIS) sehingga memudahkan
memenuhi syarat penmasangan dalam pencegahan dan
infus sesuai SPO 8 pasien, yang pengendalian.
tidak sesuai SPO 17 pasien, tidak 3. Semua perawat dapat
terpasang infus 8 pasien. Dari mengakses SPO tentang
hasil persentasi yang didapat dari pencegahan dan pengendalian.
32 pasien maka 53% perawatan 4. Sarana dan prasarana yang
infus tidak sesuai SPO memadai memudahkan dalam
pencegahan dan pengendalian.
Pemilihan area
Penerapan tekhnik antiseptik
Suhu & kelembaban insersi
Kebersihan area
area penyimpanan obat penyimpanan
obat injeksi Lepas bila tak diperlukan Penerapan SPO sesuai bundle
Kepatuhan SPO
Dressing dengan
Personal hygine transparan dressing
Pelatihan
Infus set memakai
pemasangan infus
PLAN OF ACTION Y set
Man Mesin
PENANGGUNG
MASALAH RENCANA TINDAKAN TUJUAN SASARAN TEMPAT WAKTU
JAWAB
Belum optimalnya Negosiasikan dengan Mengoptimalkan Ka Ru Ruang
perawatan infus KaRu mengenai cara pemberian asuhan Genokologi
penyelesaian masalah keperawatan
perawatan infus dengan (perawatan infus)
penggunaan tool sesuai di Ruang
SPO yang ada Genokologi
Rajawali 4A
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Diskusi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ruang Rajawali 4A merupakan bangsal rawat inap pasien kanker wanita
kelas III di Gedung Rajawali RSUP dr Kariadi Semarang. Ruangan ini
mempunyai kapasitas 38 pasien dengan jumlah kamar sebanyak 7 blok, yaitu
6 blok untuk reguler yang terdiri 6 bed dan 1 blok isolasi bertekanan positif
terdiri 2 kamar. Fasilitas untuk pasien di masing-masing blok reguler pasien
terdapat fasilitas antara lain : Bed dan kasur, 1 kamar mandi, 1 wastafel, dan
tirai diantara kedua bed pasien. Sedangkan untuk blok isolasi per kamar
terdapat 1 bed dan kasur, 1 kamar mandi, 1 wastafel, 1 televisi. Selain itu ada
nurse stasion, ruang tindakan,ruang obat, ruang logistik,ruang diskusi,
spoolhook,pantri khususpetugas, 2 toilet khusus petugas dan musola.
Pengelolaan limbah yang dilakukan dengan membagi sampah/limbah dalam 3
tong sampah, yaitu limbah tajam, limbah infeksius dan limbah non-infeksius.
Ruang rajawali 4A terdapat 1kepala ruangan, 3 PPJP/Katim, 20 perawat
pelaksana, 1 tenaga administrasi, 2 OB. Perhitungan jumlah tenaga
keperawatan dengan rata-rata jumlah pasien perhari diruang Rajawali 4A.
Untuk shift pagi jumlah perawat sudah sesuai dengan perhitungan yaitu
sebanyak 7 perawat, shift siang ada 6 perawat akan tetapi di Ruang Rajawali
4A hanya terdapat 4-5 perawat, dan untuk shif malam jumlah perawat sudah
sesuai dengan perhitungan yaitu 4 perawat. Metode pelayanan perawatan
dengan menggunakan metode TIM.
B. Saran
1. Manajemen cairan/infus lebih mengoptimalkan lagi sesuai dengan SPO
yang ada agar tidak mengakibatkan beberapa aspek diantaranya adanya
tanda-tanda infus macet dan resiko flebitis karena terlalu lamanya
perawatan infus yang lebih dari 4 hari.
2. Kepala ruang bisa lebih mengoptimalkan lagi terkait edukasi, memotivasi
perawat lain agar lebih memperhatikan perawatan infus sesuai SPO yang
berlaku.
3. Lebih mengoptimalkan lagi perawatan infus tersebut sesuai dengan SPO
berupa membuat daftar lamanya perawatan infus yang setiap 2 hari sekali
diperbarui dan dicek ulang pada setaip pasien masing-masing yang ada
diruangan tersebut.