Anda di halaman 1dari 30

LOKAKARYA MINI MANAJEMEN KEPERAWATAN

DIRUANGAN KURMA INTERNE RSUD dr. RASIDIN


PADANG TAHUN 2023

Kelompok 1 : Novianti Safitri, S.Kep


Dea Melva Sari, S.Kep Putri Marlen Yasir, S.kep
Ela Anjelina, S.Kep Priska Yulanda, S.Kep
Fani Okta Fitri, S.Kep Rini Andriani, S.Kep
Fattihatir Rahmi, S.Kep Sindy Febri Maladia, S.Kep
Nabila feprianti anantri, S.Kep Siti Nurhaslinda, S.Kep
Yollanda Trimelta, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang
berperan besar menentukan pelayanan kesehatan. keperawatan sebagai profesi dan
perawat sebagai tenaga profesional dan bertanggung jawab untuk memberikan
pelayanan keperawatan sesuai kompetensi dan kewenangan yang dimiliki secara
mandiri maupun bekerjasama dengan anggota kesehtan lainnya (Depkes RI, 2006).

Pelayanan keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam yang dibagi dalam 3 (tiga) shift
yang terdiri atas pagi, siang dan malam (Ilyas, 2007). Ronde keperawatan merupakan
bagian dari asuhan keperawatan. Ronde keperawatan adalah Suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping klien dilibatkan untuk mermbahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
akan tetapi pada kasus terntentu harus dilakukan oleh penanggung jawab jaga dengan
melibatkan seluruh anggota tim.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Manajemen Keperawatan
a. Konsep Manajemen Keperawatan
Manajemen adalah suatu pendidikan yang dinamis dan produktif selama
menjalani suatu kegiatan di organisasi sedangkan manajemen keperawatan
adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2015).
b. Proses Manajemen
yang secara rinci dapat diuraikan (Nursalam, 2015).
a) Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel,
peralatan dan fasilitas.
b) Proses dalam manajemen keparawatan adalah kelompok manajer dari
tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawat pelaksanaan yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan.
c) Potput adalan asuhan keperawatan, pengembangan staff dan riset.
d) Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk
budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur
yang standard an akreditasi.
e) Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey
kendali mutu dan penampilan kerja perawat.
c. Fungsi-Fungsi Manajemen
1. Perencanaan ( Planning )
b) Gambaran yang akan dicapai
c) Persiapan pencapaian tujuan
d) Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
e) Persiapan tindakan-tindakan
f) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
g) Tiap tiap organisasi perlu perencanaan
d. Prinsip Manajemen Keperawatan
a) Manajemen keperawatan sesungguhnya berlandasan perencanaan karena
melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan
keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.
b) Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
c) Manejemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan berbagai
situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan diberbagai tingkat
d) Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa pasien lihat, fikir,
yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan
keperawatan.
e) Manajemen keperawatan harus terorganisasi, pengorganisasian dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f) Pengarahan merukapan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputi proses pendelegasian, koordinasi, dan pengendalian pelaksanaan
rencana yang telah diorganisasikan.
g) Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan
penampilan kerja yang baik.
h) Manajemen keperawatan menggunakan komuniasi yang efektif, komunikasi
yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan
pandangan, arah dan pengertian diantara perawat.
i) Pengembangan staff penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan
perawatperawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya
manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan (Suarli dan Bahtiar,
2012).
e. Kerangka Konsep
Manajemen Keperawatan Manajemen pertisipatis yang berlandasankan pada
paradigm keperawatan :
a) Manusia akan tertarik dan terikat dengan pekerjaannya
b) Jika informasi yang bermanfaat dan layak pada individu akan membuat
keputusan terbaik untuk dirinya sendiri
c) Tujuan kelompok akan mudah dicapai oleh kelompok
d) Setiap individu memiliki karakteristik dan motivasi, minat dan cara untuk
mencapai tujuan kelompok
e) Fungsi koordinasi dan pengendalian amat penting dalam pencapaian tujuan
f) Persamaan kualifikasi harus dipertimbangkan
g) Individu​memiliki​hak​dan​tanggung​jawab​untuk​mendelegasikan kewanangan
pada mereka yang terbaik dalam organisasi
h) Pengetahuan dan keterampilan amat diperlukan dalam pengambilan
keputusan yang professional
i) Semua fungsi berfungsi untuk mencapai tujuan kelompok dan
merupaka tujuan bersama untuk mendapatkan tujuan bersama (Suarli
dan Bahtiar, 2012).
f. Filosofi Manajemen Keperawatan
a) Mengerjakan hari ini lebih baik dari pada esok
b) Menajer keperawatan merupakan fungsi utama bidang keprawatan
c) Peningkatan mutu kinar perawat
d) Pendidikan berkelanjutan
e) Proses keperawatan individual menunjang pasien untuk mencapai
kesehatan optimal
f) Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap
tindakan keperawatan yang diberikan
g) Menghargai pasien dan haknya untuk mendapatkan askep yang bermutu
h) Perawat adalah advokat pasein
i) Perawat berkewajiban untuk memberikan pendidiakn kesehatan pada pasien
dan keluarga (Suarli Dan Bahtiar, 2016)
g. Peran Manajemen
Hal-hal yang harus dilakukan yang terkait perannya sebagai manajer
keperawatan adalah kopetensi yang harus dimilikinya agar menjadi leader yang
efektif (Nursalam, 2015).
a) Kepemimpinan
b) Pengambilan keputusan dan perencanaan
c) Hubungan / komunikasi
d) Anggaran
e) Pengembangan
f) Personaliti
g) Negosisasi
h. Fungsi Manajerial
a) Kepala Ruangan
1. Tanggung Jawab Kepala Ruangan
1) Manajemen personalia atau ketenagaan
2) Manajemen operasional meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan
3) Manajemen kualitas pelayanan
4) Manajemen financial meliputi budget coss control dalam pelayanan
keperawatan

2. Tugas Kepala Ruangan


a. Perencanaan
d. Pengawasan
b) Ketua Tim
1. Fungsi Ketua Tim
1) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan wewenang yang
didegelasikan oleh kepala ruangan
2) Membuat penugasan supervise dan evaluasi
3) Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien
4) Mengembangkan kemampuan anggota tim
5) Menyelenggarakan conference.

2. Uraian Tugas KetuaTim


a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pengawasan
c) Perawat Pelaksana
1. Tugas Perawat Pelaksana
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengawasan
d. Pengarahan
Cara Perhitungan Jumlah dan Kategori Tenaga Keperawatan

a. Metode Douglas
Douglas menetapkan jumlah perawat
yang dibutuhkan dalam suatu unit
perawatan berdasarkan klasifikasi
klien, dimana masing- masing
kategori mempunyai nilai standar per
shift nya, yaitu sebagai berikut :
Conference
a. Pengertian conference
Conference merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari, konfrensi
dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam
sesuai dengan jadwal dinas perawat pelaksana. Conference sebaiknya
dilakukan ditempat sendiri, sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar,
( Menurut Sain I, 2010).
b. Pre Conference
Menurut Modul MPKP (2006), Pre conference adalah komunikasi katim dan
perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift
tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim.
c. Langkah-Langkah Pre Conference
Waktu : setelah operan
Tempat : Meja masing–masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau penanggung jawab tim Kegiatan :
1) Ketua tim atau penanggung jawab tim membuka acara
2) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanjakan rencana harian masing–
masing perawat pelaksana
3) Ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan masukan dan tindakan
lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.
4) Ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan reinforcement.
5) Ketua tim atau penanggung jawab tim menutup acara.
3. Post Conference
Pengertian Menurut Modul MPKP, (2016) Post conference adalah komunikasi
katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan
sebelum operan kepada shift berikut.
a. Tujuan Post Conference
Menurut Nursalam, (2002) Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan
penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai. Pre
conferencece yang di lakukan adalah :
1) Menentukan waktu post conference
2) Mendiskusikan mengenai penyelesaian masalah klien
3) Mendiskusikan kesenjangan yang di temukan antara perencanaan dan
pelaksanaan tindakan keperawatan
4) Mendiskusikan dan menetapkan rencana tindakan selanjutnya.
b. Syarat Pre Dan Post Confrence
​ Syarat pre dan post confrence menurut Somantri (2011) yaitu :
a. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan
keperawatan dan post conference dilakukan sesudah pemberian
asuhan keperawatan
b. Waktu efektif yang diperlukan 10-15 menit
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan
pasien, perencanaan tindakan dan data-data yang perlu ditambahkan
d. Jumlah anggota harus cukup
e. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim
dan anggota tim
d. Kegiatan Ketua Tim Pada Fase Pre Dan Post Confrence
Kegiatan ketua tim pada fase pre dan post conference menurut Somantri
(2011) yaitu :
a. Fase pre conference
1. Ketua tim atau pj tim membuka acara
2. Ketua tim atau pj tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat
pelaksanaan
3. Ketua tim atau pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu
4. Ketua tim atau pj tim memberikan reinforcement
5. Ketua tim atau pj tim menutup acara
b. Fase post conference
1. Ketua tim atau pj tim membuka acara
2. Ketua tim atau pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah
diberikan
3. Ketua tim atau pj tim yang menanyakan tindak lanjut asuhan klien yang
harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya
4. Ketua tim atau pj tim menutup acara
D. Overan
a. Pengertian Overan
Operan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah handover,
dalam lain operan/timbang terima memiliki beberapa istilah yaitu
handover, handoffts, shift report signout, signover, cross coverage ,
overhand, report nursing, ( Triwibowo, 2013; Nursalam, 2015; Putra,
2016 ).
b. Tujuan Overan
Operan memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi
komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang
digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan pasien dan
keefektifan dalam bekerja (Putra,2016).
c. Manfaat Overan
Manfaat operan bagiperawat yaitu : Meningkatkan kemampuan
komunikasi antarperawat, Menjalin hubungan kerjasama dan
bertanggung jawab antar perawat, Pelaksanaan asuhan keperawatan
terhadap pasien dilaksanakan secara berkesinambungan, Perawat
dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna. Sedangkan
manfaat bagi pasien yaitu : pasien dapat menyampaikan masalah
secara langsung bila ada yang belum terungkap(Nursalam, 2015).
D. Fungsi Operan
a. Sebagai forum untuk bertukar pendapat dan mengekspersikan
perasaan perawat.
b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam
penetapan keputusan dan tindakan keperawatan (Putra, 2016).
2) Langkah-Langkah Dalam Operan
a. Kedua kelompok shiftdalam keadaan sudah siap.
b. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu
mempersiapkan hal-hal apa yang akan disampaiakan.
c. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift
yang selanjutnya meliputi:
1) Kondisi atau keadaan pasien secara umum
2) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
3) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
4) Penyampaian operan harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu
– buru.
5) Perawat primer dan anggota kedua shift bersama secara langsung
melihat keadaan pasien.
5) Format Operan dengan SBAR
S : Situantion
(Kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
B : Background
(Info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini)
A: Assesment
(hasil pengkajian dari kondisipasien saat ini)
R: RecommendationRekomendasikan intervensi keperawatan yang
telah dan perlu dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk
discharge planningdan edukasi pasien dan keluarga, Nursalam (2015).
6) Faktor yang Mempengaruhi Operan
Menurut Huges (2008) dalam Kamil (2011) mengemukakan hasil kajian literatur
berbasis bukti proses operan/serah terima pasien dipengaruhi oleh faktor
individu, kelompok dan organisasi.
1) Komunikasi
2) Gangguan
3) Interupsi
4) Kebisingan
5) Kelelahan
6) Memori
7) Pengetahuan atau pengalaman
8) Komunikasi tertulis
9) Variasi dalam proses.
b. Faktor organisasi
1) Budaya organisasi
2) Hirarki
3) Sistem dukungan
4) Infrastruktur
5) Pengiriman pasien (dalam organisasi perawatan kesehatan)
6) Keterbatasan ruang untuk serah terima pasien
7) Keterbatasan teknologi dan penggunaan catatan dan laporan Manual/
kesulitan mengakses informasi penting.
8) Budaya organisasi yang berbeda
9) Intra atau ekstra sistem pengiriman pasien
10) Keterbatasan tenaga
11) Kegagalan peralatan
12) Garis tanggung jawab
13) Batasan waktu yang ketat
14) Situasi darurat atau kegiatan kritis
15) Kode status
16) Pasien kritis atau labil
17) Variabel sumber daya setelah selesai shift
1. Evaluasi
1) Struktur ( input )
2) Proses
3) Hasil
3. Winshield Survey
Berdasarkan hasil winshield survey di Ruang Interne pada
tanggal 16-17 Juni 2023, kelompok menemukan ada masalah di
Ruang Rawat Interne, yaitu :
1. Pre-Post Conference
Untuk kegiatan post conference perawat tidak ada melaksanakan post
conference hal ini disebabkan karena tidak terbudayanya melakukan
post conference di ruangan. Perawat terbiasa dengan hanya
melakukan overan pasien dan tidak menerapkan post conference
secara spesifik sehingga hal ini sudah menjadi budaya bagi perawat
ruangan untuk tidak melakukan post conference.
Identifikasi Masalah : Belum terlaksananya pelaksanaan post
conference.

Anda mungkin juga menyukai