Anda di halaman 1dari 66

ROLEPLAY

PELAKSANAAN MPKP DI RUANG TERATAI INTERNA


Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu :
Ns.Dwi Yogyo,S.Kep.,M.Kep
Ns.Saman,S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Ildayanti Iilham
Maikel Marselino Tore Moh Ikwan
Husnul Khotimah Musdalifah
Jihan Mansyur Munirah
M.Rifqi Mentari
Magfirah Ramadhani Yuningsih
Nur Arvita Hasni
Mufida Jhordy Rivaldi
Moh. Rizal

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI D-III KEPERAWATAN TOLITOLI
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Tujuan................................................................................................................
BAB II KONSEP TEORI.............................................................................................
A. Handover/Operan...............................................................................................
B. Meeting Morning................................................................................................
C. Pre Conference...................................................................................................
D. Post Conference.................................................................................................
BAB III SKENARIO.....................................................................................................
A. Perencanaan.......................................................................................................
B. Pengorganisasian................................................................................................
C. Pengarahan.........................................................................................................
D. Pengawasan........................................................................................................
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Disini dituntut tugas manajer
keperawatan untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan kepeawatan seefektif dan seefisien mungkin
bagi individu, keluarga dan masyarakat (Gillis, 1996).
Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan klien
adalah dengan melakukan operan, meeting morning, pre conference ataupun post conference.
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum
atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan
pelaksanaan. Konferensi sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi
gangguan dari luar (Nursalam, 2007).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah penulis mampu memahami tentang meeting
morning, operan serta Pre Dan Post conference Dalam Menerapkan Fungsi Manajemen.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini yaitu penulis mampu :
BAB II
KONSEP TEORI

A. Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)


1. Pengertian
Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan
yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori keperawatan. Era
globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat,
sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga
berupaya mengembangkan model praktik keperawatan profesional (MPKP). Tujuan
model keperawatan :
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawata.
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap anggota tim keperawatan.
Komponen MPKP :
a. Nilai professional
b. Pendekatan manajemen
c. Metode pemberian asuhan keperawatan
d. Hubungan professional
e. System penghargaan dan kompensasi.

2. Metode Penugasan dalam keperawatan


Dalam pelaksanaan praktek keperawatan, akan selalu menggunakan salah satu metode
pendekatan di bawah ini :
a. Metode fungsional.
Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada
pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode ini dibagi menjadi
beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut secara umum, sebagai
berikut :
1) Kepala Ruangan
Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein, membuat
penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi dokter.
2) Perawat dan staff
- Melakukan askep langsung pada pasien
- Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga
keperawatan
3) Perawat Pelaksana
Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein dalam
masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan membantu
tindakan sederhana (ADL).
4) Pembantu Perawat
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi,
menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih
5) Tenaga Admionistrasi ruangan
Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi, mengerjakan
pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan pulang, membuat
duplikat rostertena ruangan, membuat permintaan lab untuk
obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan.
Kerugian metode fungsional
1) Pasien mendapat banyak perawat.
2) Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan
3) Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
4) Pelayanan terputus-putus
5) Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai
Kelebihan metode fungsional
1) Sederhana
2) Efisien.
3) Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
4) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
5) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
6) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang
praktek untuk ketrampilan tertentu.
b. Metode penugasan pasien / metode kasus
Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk satu atau
beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau jaga selama
periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab
dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan
keperawatan klien. Dalam metode ini staf perawat ditugaskan oleh kepala
ruangan untuk memberi asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan
contohnya di ruang isolasi dan ICU.
Kekurangan metode kasus
1) Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas
sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
2) Membutuhkan banyak tenaga.
3) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin
yang sederhana terlewatkan.
4) Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung
jawab klien bertugas.
Kelebihan metode kasus
1) Kebutuhan pasien terpenuhi.
2) Pasien merasa puas.
3) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
4) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

c. Metode penugasan tim


Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat.
Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian tugas di dalam kelompok
dilakukan oleh pemimpin kelompok, selain itu pemimpin kelompok bertanggung
jawab dalam mengarahkan anggota tim. Sebelum tugas dan menerima laporan
kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim
yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau
asuhan keperawatan klien. Metode ini menggunkan tim yang terdiri dari anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan askep terhadap sekelompok pasien.
Ketenagaan dari metode penugasan tim
1) Ketua tim
2) Pelakaana perawatan
3) Pembantu perawatan
Adapun tujuan dari perawatan tim adalah memberikan asuhan yang lebih baik dengan
menggunakan tenaga yang tersedia.
Kelebihan metode tim
1) Saling memberi pengalaman antar sesama tim.
2) Pasien dilayani secara komfrehesif
3) Terciptanya kaderisasi kepemimpinan
4) Tercipta kerja sama yang baik.
5) Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
6) Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman
dan efektif
Kekurangan metode tim
1) Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi
tanggung jawabnya.
2) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan
atau trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi
antar anggota tim terganggu sehingga kelanncaran tugas terhambat.
3) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung
atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
4) Akuntabilitas dalam tim kabur.

d. Metode perawatan primer


Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus
antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan
mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat.
Tugas perawat primer adalah
1) Menerima pasien
2) Mengkaji kebutuhan
3) Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.
4) Mengkoordinasi pelayanan
5) Menerima dan menyesuaikan rencana
6) menyiapkan penyuluhan pulang
Kelebihan dari metode perawat primer
1) Mendorong kemandirian perawat.
2) Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
3) Berkomunikasi langsung dengan Dokter
4) Perawatan adalah perawatan komfrehensif
5) Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
6) Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
7) Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan
keperawatan.
Kelemahan dari metode perawat primer
1) Perlu kualitas dankuantitas tenaga perawat
2) Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
3) Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

e. Metode modul (Distrik)


Yaitu metode gabungan antara Metode penugasan tim dengan Metode perawatan primer.
Metode ini menugaskan sekelompok perawat merawat pasien dari datang sampai pulang.
Keuntungan dan Kerugian Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode
perawat primer.
Semua metode diatas dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi ruangan. Jumlah
staf yang ada harus berimbang sesuai dengan yang telah dibahas pembicaraan yang
sebelumnya.

3. Karakteristik MPKP
a. Penetapan Jumlah Tenaga Keperawatan
Penetapan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan
derajat ketergantungan klien.
b. Penetapan Jenis Tenaga Keperawatan
Pada suatu ruang rawat MPKP, terdapat beberapa jenis tenaga yang memberikan
asuhan keperawatan yaitu Clinical Care Manager (CCM), Perawat Primer (PP),
dan Perawat Asosiet (PA). Selain jenis tenaga tersebut terdapat juga seorang
kepala ruang rawat yang bertanggung jawab terhadap manajemen pelayanan
keperawatan di ruang rawat tersebut. Peran dan fungsi masingmasing tenaga
sesuai dengan kemampuannya dan terdapat tanggungjawab yang jelas dalam
sistem pemberian asuhan keperawatan.
c. Penetapan Standar Rencana Asuhan Keperawatan
Standar rencana asuhan keperawatan perlu ditetapkan, karena berdasarkan hasil
observasi, penulisan rencana asuhan keperawatan sangat menyita waktu karena
fenomena keperawatan mencakup 14 kebutuhan dasar manusia (Potter & Perry,
1997). Pada MPKP digunakan metode modifikasi keperawatan primer, sehingga
terdapat satu orang perawat profesional yang disebut perawat primer yang
bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang
diberikan. Disamping itu, terdapat Clinical Care Manager (CCM) yang
mengarahkan dan membimbing PP dalam memberikan asuhan keperawatan.

4. Langkah-langkah dalam MPKP


a. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan penerapan MPKP ini ada beberapa hal
yang harus dilakukan, yaitu:
1) Pembentukan Tim Jika MPKP akan diimplementasikan di rumah sakit yang
digunakan sebagai tempat proses belajar bagi mahasiswa keperawatan,
sebaiknya kelompok kerja ini melibatkan staf dari institusi yang berkaitan
sehingga kegiatan ini merupakan kegiatan kolaborasi antara pelayanan/rumah
saklit dan institusi pendidikan. Tim ini bisa terdiri dari seorang koordinator
departemen, seorang penyelia, dan kepala ruang rawat serta tenaga dari
institusi pendidikan.
2) Rancangan Penilaian Mutu Penilaian mutu asuhan keperawatan meliputi
kepuasan klien/keluarga kepatuhan perawat terhadap standar yang dinilai dari
dokumentasi keperawatan, lama hari rawat dan angka infeksi noksomial
3) Selanjutnya dilakukan presentasi tentang MPKP dan hasil penilaian mutu
asuhan kepada pimpinan rumah sakit, departemen, staf keperawatan, dan staf
lain yang terlibat. Pada presentasi ini juga, sudah dapat ditetapkan ruang rawat
tempat implementasi MPKP akan dilaksanakan.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan MPKP dilakukan langkah-langkah berikut ini.
1) Pelatihan tentang MPKP Pelatihan MPKP diberikan kepada semua perawat
yang terlibat di ruang yang sudah ditentukan.
2) Memberi bimbingan kepada perawat primer (PP) dalam melakukan
konferensi. Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Konferensi dilakukan setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai
dengan jadwal dinas PP. Konferensi sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri
sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.
3) Memberi bimbingan kepada perawat primer (PP) dalam melakukan ronde
dengan porawat asosiate (PA). Ronde keperawatan bersama dengan PA
sebaiknya juga dilakukan setiap hari. Ronde ini penting selain untuk supervisi
kegiatan PA, juga sarana bagi PP untuk memperoleh tambahan data tentang
kondisi klien
4) Memberi bimbingan kepada PP dalam memanfaatkan standar rencana asuhan
keperawatan Standar rencana asuhan keperawatan merupakan acuan bagi tim
dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Semua masalah dan tindakan yang
direncenakan mengacu pada standar tersebut (Sitorus, 2011).
5) Memberi bimbingan kepada PP dalam membuat kontrak/orientasi dengan
klien/keluarga. Kontrak antara perawat dan klien/keuarga merupakan
kesepakatan antara perawat dan klien/keluarganya dalam pemberian asuhan
keperawatan. Kontrak ini diperlukan agar hubungan saling percaya antara
perawat dan klien dapat terbina. Kontrak diawali dengan pemberian orientasi
bagi klien dan keluarganya.
6) Memberi bimbingan kepada PP dalam melakukan presentasi kasus dalam tim.
PP secara teratur diharapkan dapat mempresentasikan kasus-kasus klien yang
dirawatnya. Melalui kasus ini PP dan PA dapat lebih mempelajari kasus yang
ditanganinya secara mendalam.
7) Memberi bimbingan kepada Critical Care Manager (CCM) dalam
membimbing PP dan PA. Bimbingan CCM terhadap PP dan PA dalam
melakukan implementasi MPKP dilakukan melalui supervisi secara berkala.
Agar terdapat kesinambungan bimbingan, diperlukan buku komunikasi CCM.
Buku ini menjadi sangat diperlukan karena CCM terdiri dari beberapa orang
yaitu anggota tim/panitia yang diatur gilirannya untuk memberikan bimbingan
kepada PP dan PA. Bila sudah ada CCM tertentu untuk setiap ruangan, buku
komunikasi CCM tidak diperlukan lagi.
8) Memberi bimbingan kepada tim tentang dokumentasi keperawatan.
Dokumentasi keperawatan menjadi bukti tanggung jawab perawat kepada
klien. Oleh karena itu, pengisisan dokumentasi secara tepat menjadi penting.
c. Tahap evaluasi
Evaluasi proses dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen evaluasi MPKP
oleh CCM. Evaluasi proses dilakukan oleh CCM dua kali dalam seminggu.
Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi secara dini masalahmasalah yang
ditemukan dan dapat segera diberi umpan balik atau bimbingan. Evaluasi hasil
(outcome) dapat dilakukan dengan (Sitorus, 2011)
1) Memberikan instrumen evaluasi kepuasan klien/keluarga untuk setiap klien
pulang.
2) Mengevaluasi kepatuhan perawat terhadap standar yang dinilai berdasarkan
dokumentasi.
3) Penilaian infeksi nosokomial (biasanya ditetapkan per ruang rawat).
4) Penilaian rata-rata lama hari rawat.
d. Tahap lanjut
MPKP merupakan penataan struktur dan proses (sistem) pemberian asuhan
keperawatan. Agar implementasi MPKP memberikan dampak yang lebih optimal,
perlu disertai dengan implementasi substansi keilmuan keperawatan. Pada ruang
MPKP diuji coba ilmu dan teknologi keperawatan karena sudah ada sistem yang
tepat untuk menerapkannya (Sitorus, 2011).
1) MPKP pemula ditingkatkan menjadi MPKP tingkat I.
Pada tingkat ini, PP pemula diberi kesempatan meningkatkan pendidikan
sehingga mempunyai kemampuan sebagai SKep/Ners. Setelah mendapatkan
pendidikan tambahan tersebut berperan sebagai PP (bukan PP pemula).
2) MPKP tingkat I ditingkatkan menjadi MPKP tingkat II.
Pada MPKP tingkat I, PP adalah SKep/Ners. Agar PP dapat memberikan
asuhan keperawatan berdasarkan ilmu dan teknologi mutakhir, diperlukan
kemampuan seorang Ners spesialis yang akan berperan sebagai CCM. Oleh
karena itu, kemampuan perawat SKep/Ners ditingkatkan menjadi ners
spesialis
3) MPKP tingkat II ditingkatkan menjadi MPKP tingkat III.
Pada tingkat ini perawat dengan kemampuan sebagai ners spesialis
ditingkatkan menjadi doktor keperawatan. Perawat diharapkan lebih banyak
melakukan penelitian keperawatan eksperimen yang dapat meningkatkan
asuhan keperawatan sekaligus mengembangkan ilmu keperawatan.
B. METODE MODULAR
Metode ini adalah suatu variasi dan metode keperawatan primer. Metode
keperawatan modular memiliki kesamaan baik dengan metode keperawatan tim maupun
metode keperawatan primer (Gillies, 1994). Pengembangan model modular merupakan
pengembangan dari primary nursing yang digunakan dalam keperawatan dengan
melibatkan tenaga professional dan non professional. Model modular mirip dengan model
keperawatan tim, karena tenaga profesional dan non profesional bekerjasama dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada beberapa pasien dengan arahan kepemimpinan
perawat profesional.
Metode keperawatan modul merupakan metode modifikasi keperawatan tim-primer,
yang dicoba untuk meningkatkan efektifitas konsep keperawatan tim melalui penugasan
modular. Sistem ini dipimpin oleh perawat register (Ners). Dan anggota memberikan
asuhan keperawatan di bawah pengarahan dan pimpinan modulnya. Idealnya 2-3 perawat
memberikan asuhan keperawatan terhadap 8-12 pasien. Aktifitas tim sebagai suatu
kesatuan mempunyai pandangan yang holistik terhadap setiap kebutuhan pasien, asuhan
diberikan semenjak pasien masuk rumah sakit sampai pasien pulang. Keuntungan pada
metode modular mutu pelayanan keperawatan meningkat karena pasien mendapat
pelayanan keperawatan secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan perawatan pasien.
Tidak banyak tenaga perawat register(Ners) yang dimanfaatkan sehingga biaya
menjadilebih efektif.
Sekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode ini
dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab paling besar tetap ada pada
perawat professional. Perawat professional memiliki kewajiban untuk memimbing dan
melatih non professional. Apabila perawat professional sebagai ketua tim dalam
keperawatan modular ini tidak masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh
perawat professional lainnya yang berperan sebagai ketua tim.
Peran perawat kepala ruangan (nurse unit manager) diarahkan dalam hal membuat
jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota dalam bekerja sama, dan
berperan sebagai fasilitator, pembimbing secara motivator.
Tugas dan tanggungjawab kepala perawat:
1. Memfasilitasi pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan pasien.
2. Memberikan motivasi pada staf perawat.
3. Melatih perawat untuk bekerjasama dalam pemberian asuhan.
Tugas dan tanggung jawab ketua tim moduler :
1. Memimpin, mendukung, dan menginstruksikan perawat non profesional untuk
melaksanakan tindakan perawatan.
2. Memberikan asuhan keperawatan pasien meliputi: mengkaji, merencanakan,
melaksanakan dan menilai hasil asuhan keperawatan.
3. Memberi bimbingan dan instruksi kepada perawat patner kerjanya.

Tugas dan tanggung jawab anggota tim:


1. memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan yang di tugaskan ketua tim.

Keuntungan Metode Modular :


1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan holistik dengan
pertanggungjawaban yang jelas.
2. Memungkinkan pencapaian proses keperawatan.
3. Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim, cara ini
efektif untuk belajar.
4. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
5. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan
aman dan efektif.
6. Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral
7. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
8. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
9. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga yang menerima asuhan keperawatan
10. Menurunkan dana perawatan

Kekurangan metode modular:


1. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
2. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab
klien bertugas
3. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
4. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain karena lebih banyak menggunakan
perawat professional.
5. Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi kesehatan/kedokteran
A. HANDOVER/TIMBANG TERIMA
1. Pengertian
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya
handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover adalah
komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian
shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer
tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan
perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan
konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme transfer informasi yang
dilakukan, tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke
perawat yang akan melanjutnya perawatan.
Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah
waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien dari perawat
yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi
yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang
akan terjadi dan antisipasinya.

2. Tujuan Timbang Terima


a. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada klien.
c. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi
komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk
kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja. Timbang terima
(handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:
a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan perawat.
b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan
tindakan keperawatan.

3. Langkah-Langkah Dalam Timbang Terima


a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
b. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan.
c. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift selanjutnya
meliputi:
1) Kondisi atau keadaan pasien secara umum
2) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
3) Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
d. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru.
e. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan pasien.
(Nursalam, 2002)

4. Prosedur Dalam Timbang Terima


a. Persiapan
1) Kedua kelompok dalam keadaan siap.
2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
b. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
2) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien,
rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang
perlu dilimpahkan.
3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya
dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang
berikutnya.
4) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
a) Identitas klien dan diagnosa medis.
b) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
c) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
d) Intervensi kolaborasi dan dependen.
e) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang
tidak dilaksanakan secara rutin.
5) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaian pada saat timbang
terima secara singkat dan jelas
6) Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
7) Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan
ruangan oleh perawat.
(Nursalam, 2002)

5. Metode Dalam Timbang Terima


a. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di
sebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
1) Dilakukan hanya di meja perawat.
2) Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya
pertanyaan atau diskusi.
3) Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum.
4) Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses
informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.
b. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah
menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping
tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung
untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses
operan jaga baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya
pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
1) Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi
penyakitnya secara up to date.
2) Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat.
3) Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara
khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien
jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi
medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
1) Menggunakan Tape recorder
2) Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat
perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way communication.
3) Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
4) Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
5) Menggunakan komunikasi tertulis -written
6) Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau
media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan
beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.
Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman
implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:
1) Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya pertanyaan
dari penerima informasi tentang informasi pasien.
2) Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi,
pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.
3) Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat penerima
dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang atau
mengklarifikasi.
4) Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk perawatan
dan terapi sebelumnya.
5) Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan
informasi atau terlupa.

6. Dokumentasi dalam Timbang Terima


Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi
antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan.
Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan
kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan
dikerjakan oleh perawat.Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:
a. Identitas pasien.
b. Diagnosa medis pesien.
c. Dokter yang menangani.
d. Kondisi umum pasien saat ini.
e. Masalah keperawatan.
f. Intervensi yang sudah dilakukan.
g. Intervensi yang belum dilakukan.
h. Tindakan kolaborasi.
i. Rencana umum dan persiapan lain.
j. Tanda tangan

B. MEETING MORNING
1. Pengertian
Meeting Morning adalah pertemuan singkat dan rutin yang dilaksanakan pada pagi
hari sebelum di mulainya operan jaga antara shift malam ke shift pagi. Waktu yang dibutuh
kan untuk melaksanakan meeting morning yakni sekitar 20 menit. Tujuan dari pelaksanaan
kegiatan ini adalah koordinasi internal ruang perawatan sebagai wahana bertukar informasi
dan komunikasi. Meeting morning di ikuti oleh kepala ruang (karu) dan semua staff perawat
yang telah jaga malam dan akan bertugas shift pagi. Kegiatan ini dipimpin oleh karu dan
pelaksanaannya dilakukan di ners station.

2. Manfaat
Manfaat dilaksanakannya meeting morning adalah :
a. Mencegah terjadinya miskomunikasi antara karu dan staff perawat, serta antar staff
perawat
b. Membentuk koordinasi yang baik antar jaru dan staff perawat
c. Membina hubungan dan kerjasama yang baik antar perawat
d. Staff perawat mengetahui issue/informasi yang terbaru terkait dengan pelayanan
keperawatan, ataupun kebijakan-kebijakan terbaru di rumah sakit
e. Karu mengetahui permasalahan staffnya dan dapat secara bersama-sama menetapkan
cara pemecahan permasalahan tersebut sehingga dapat mencegah berkembangnya
konflik
f. Meningkatkan motivasi perawat

C. PRE DAN POST CONFERENCE


1. Pengertian
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau
penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre
conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan
tambahan rencana dari katim dan PJ tim. Sedangkan Post conference adalah komunikasi
katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan
kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawatan dan
hal penting untuk operan (Modul MPKP, 2006).
2. Tujuan
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara
kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai
situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga
dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan
cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962). Juga
membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak teriadi
pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli, et.al,
1997).
a. Tujuan Pre conference
Tujuan pre conference menurut Modul MPKP (2006) yaitu :
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien merencanakan asuhan
dan merencanakan evaluasi hasil.
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui dilapangan.
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien.
b. Tujuan post conference
Tujuan post conference menurut Modul MPKP (2006) yaitu :
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai

3. Tahapan
pre conference :
a. Ketua tim atau PJ tim membuka acara
b. Ketua tim atau PJ tim menanjakan rencana harian masing - masing perawat pelaksana
c. Ketua tim atau PJ tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan
yang diberikan saat itu.
d. Ketua tim atau PJ tim memberikan reinforcement.
e. Ketua tim atau PJ tim menutup acara
Post Conference :
a. Ketua tim atau PJ tim membuka acara.
b. Ketua tim atau PJ tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan.
c. Ketua tim atau PJ tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus
dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
d. Ketua tim atau PJ menutup acara

4. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan


a. pre conference dilakukan sebelum pemberian asuhan keperawatan, dan post coference
dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
b. Waktu efektif yang diperlukan 10 sampai 15 menit
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan
tindakan dan data-data yang diperlukan
d. Yang terlibat dalam pre dan post conferenceadalah kepala ruangan, perawat primer,
atau ketua tim dan perawat pelaksana
e. Perawat primer atau ketua tim membagi tugas pada perawat pelaksana sesuai
kemampuan yang dimiliki dengan memperhatikan keseimbangan kerja
f. Perawat primer atau ketua tim mendiskusikan strategi dan cara pelaksanaa
g. asuhan keperawatan
h. Perawat primer atau ketua tim memotivasi perawat pelaksana untuk memberikan
tanggapan dan penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
i. Perawat primer atau ketua tim mengklarifikasi kesiapan perawat pelaksana untuk
melaksanakan asuhan keperawatan terhadap pasien yang menjadi tanggungj awabnya
j. Perawat primer atau ketua tim memberikan reinfocement positif pada perawat
pelaksana
k. Perawat primer atau ketua tim menyimpulkan hasil pre conference dan menutup acara

5. Peran Perawat
Adapun panduan bagi PP dalam Melakukan konferensi adalah sebagai berikut: (Ratna
Sitorus, 2006)
a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi atau
sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana
b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing- masing
c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan
kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
d. Perawat pelaksana mendiskusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang masalah
yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi:
1) Klien yang terkait dngan pelayanan seperti: keterlambatan, kesalahan pemberian
makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan
2) Ketepatan pemberian infus
3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
4) Ketepatan pemberian obat/injeksi
5) Ketepatan dokumentasi
e. Menggiatkan kembali standar prosdur yang ditetapkan
f. Menggiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan masing-
masing perawat asosiet
g. Membantu perawat asosiet menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan

6. Mekanisme/Prosedur
a. Pre conference
1) Pengertian
Pertemuan (meeting staf) perawatan yang dilakukan secara rutin (setiap
hari) sebelum memulai kegiatan pelayanan keperawatan, sebagai ciri khas pada
penerapan metode tim
2) Kebijakan
a) Dilakukan sebelum melakukan aktivitas pelayanan keperawatan
b) Dipimpin oleh kepala ruang atau ketua tim
c) Semua petugas (anggota tim) pada shift yang bersangkutan harus hadir
3) Petugas
a) Kepala ruang
b) Ketua tim
c) Perawat primer/perawat asosiet
4) Persiapan
a) Buku catatan harian tim
b) Semua anggota tim sudah siap
5) Prosedur/langkah-langkah
a) Kepala ruang/ ketua tim memberi salam (selamat pagi / assalammualaikum)
b) Jelaskan tujuan konferensi awal
c) Berikan pengarahan kepada anggota tim tentang rencana kegiatan / asuhan
keperawatan pada shift pagi
d) Lakukan pembagian tugas kepada tim
e) Berikan ksempatan pada masing-masing ketua tim untuk menjelaskan pasien
kelolaan (kondisi dan tingkat ketergantunggan) serta membagi tugas kepada
anggota tim
f) Memberikan kesempatan kepada tim untuk memprsentasikan kasus spesial
atau pasien yang menjadi prioritas (ex: kasus sulit/kompleks) meliputi:
(1) Identitas klien : nama, alamat, no registrasi
(2) Diagnosis medis
(3) Diagnosis keperawatan dan data focus yang menunjang diagnose
(4) Tindakan keprawatan yang akan dilakukan
(5) Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan hasilnya
(6) Rencana tindak lanjut
(7) Masalah yang dihadapi
g) Berikan kesempatan kepada tim yang lain untuk
mendiskusikan/bertanya/menanggapi/memberi masukan
h) Karu/katim mencatta hasil diskusi/masukan anggota tim
i) Karu memberikan kesimpulan dari diskusi yang tlah dilakukan
j) Karu memberikan penekanan pada hal-hal yang perlu diperhatikan (missal:
proteksi diri, SOP) atau membaca SOP-SOP untuk pelaksanaan tindakan
6) Penutup
a) Tanyakan kesiapan semua anggota untuk melakukan kegiatan pelayanan
keperawatan
b) Sampaikan kontrak waktu untuk pelaksanaan middle conference
c) Mengucap salam
d) Mengucap selamat bekerja

b. Post Conference
1) Pengertian
Pertemuan (meeting staf) perawatan yang dilakukan secara rutin (setiap
hari) pada akhir kegiatan pelayanan keperawatan, sebagai ciri khas pada penerapan
metode tim dalam pelayanan keperawatan
2) Kebijakan
a) Dilakukan setelah melakukan aktivitas pelayanan keperawatan
b) Dipimpin oleh kepala ruang atau ketua tim
c) Semua petugas (anggota tim) pada shift yang bersangkutan harus hadir
3) Petugas
a) Kepala ruang
b) Ketua tim
c) Perawat primer/perawat asosiet
4) Persiapan
a) Buku catatan harian tim
b) Semua anggota tim sudah siap
5) Prosedur / langkah-langkah
a) Kepala ruang/ ketua tim memberi salam (selamat pagi / assalammualaikum)
b) Jelaskan tujuan konferensi akhir
c) Berikan kesempatan pada masing-masing ketua tim (mewakili anggota) untuk
melaporkan perkmbangan pasin kelolaan (kondisi dan tingkat
ketergantungan) atau masing-masing anggota untuk melaporkan
perkembangan masing-masing pasien kelolaan (sampai semua pasien
dilaporkan) meliputi:
(1) Identitas klien : nama, alamat, no registrasi
(2) Diagnosis medis
(3) Diagnosis keperawatan dan data focus yang menunjang diagnose
(4) Tindakan keprawatan yang akan dilakukan
(5) Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan hasilnya
(6) Rencana tindak lanjut
(7) Masalah yang dihadapi
d) Berikan kesempatan kepada tim yang lain untuk menanggapi/ memberikan
masukan
e) Karu/katim mencatat hasil diskusi/ masukan anggota tim
f) Karu/katim memberikan kesimpulan
6) Penutup
a) Jelaskan kegiatan selanjutnya adalah operan dengan shift berikutnya
b) Mengucapkan selamat dan terimakasih atas kerjasama dalam melaksanakan
pelayanan keperawatan
c) Mengucap salam
BAB III
PEMBAHASAN

A. PERENCANAAN
1. Perumusan Visi Misi
Visi :
Memberikan ruang rawat yang unggul, tepat, aman, dan nyaman serta pelayanan masyarakat
yang berkualitas, professional, efektif, dan efisien.
Misi :
 Memberikan asuhan keperawatan yang menyeluruh sesuai dengan standar praktek
pelayanan kesehatan profesional.
 Meningkatkan moto peayanan medis dan non medis yang berstandar keselamatan pasien.
 Meningkatkan fasilitas baik sarana maupun prasarana menyangkut peralatan medis dan
non medis dengan berorientasi kepada keselamatan pasien.
 Menjadikan pusat rujukan pelayanan kesehatan.
 Menggunakan sistem informasi dan teknologi kedokteran modern guna menunjang
pelayanan untuk meningkatkan efektifitas kerja.
 Menggunakan komunikasi terapeutik untuk mencapai pemenuhan kebutuhan dan
kemandirian pasien.
 Melindungi klien, keluarga, dan pengunjung dari infeksi nosokomial.
 Memberikan pendidikan kesehatan yang optimal sesuai kebutuhan klien pulang
B. PENGORGANISASIAN
1. Struktur

2. Daftar nama perawat

No Nama Pendidikan Jabatan Tim


1. Jhordy Rifaldy,S.Kep.Ns,M.Kep S2 Kepala Ruangan
2. Ildayanti,S.Kep. Ns S1 Ketua Tim A Tim A
1. Maikel Marselino,S.Kep S1 Ketua Tim B Tim B
4. Husnul Khotimah, A.Md.Kep D3 PA Tim A
5. Jihan Mansyur, A.Md.Kep D3 PA Tim A
6. Magfira Ramadhani, A.Md.Kep D3 PA Tim A
7. Rifky Aldiansa, A.Md.Kep D3 PA Tim A
8. Mufida, A.Md.Kep D3 PA Tim A
9. NurArvita Ramadanti, A.Md.Kep D3 PA Tim A
10. Moh.Rizal, A.Md.Kep D3 PA Tim A
11. Ilham, A.Md.Kep D3 PA Tim B
12. Moh.Ikhwan, A.Md.Kep D3 PA Tim B
13. Musdalifa, A.Md.Kep D3 PA Tim B
14. Munira, A.Md.Kep D3 PA Tim B
15. Mentari, A.Md.Kep D3 PA Tim B
16. Yuningsi Walelang, A.Md.Kep D3 PA Tim B
17. Hasni, A.Md.Kep D3 PA Tim B
3. Uraian Tugas
a. Tugas Kepala Ruangan
1) Menyusun Perencanaan Raungan (Unit)
2) Berperan memilih idikator mutu ruangan
3) Mengatur pembagian tugas perawat
4) Mengadakan diskusi/rapat dengan staf untuk untuk memecahkan masalah ruangan
5) Mengatur dan mengendalikan kebersihan ruangan
6) Mengadakan ronda keperawatan
7) Mengorentasikan pegawai baru dan melakukan pembinaan tenaga keperawatan
8) Menilai kinerja staf di ruangan baik yng PNS, PTT maupun PHL
9) Melakukan kegiatan administrasi, membuat jadwal dinas dan surat menyurat
10) Membuat laporan hasil pelayanan, termasuk laporan indicator mutu dan SPM
11) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan klien,
keluarga dan tim kesehatan lainnya
12) Melakukan pembinaan terhadap PP dan PA dalam hal penerapan MPKP termasuk
sikap tingkah laku profesi
13) Bila PP cuti tugas dan tanggung jawab PP tersebut diambil alih oleh Karu, dan
dapat didelegasikan kepada PA senior (wakil PP Pemula yang ditunjuk) tetapi
dibawah pengawasan kepala ruangan.
14) Melakukan recek terhadap pengisihan rekam asuhan oleh para Para pemberi
Asuhan (PPA) dan mengingatkan kembali untuk mengisi kelengakapan bila belum
terisi rekam asuhan setelah pasien pulang sebelum di kumpul di rekam medis oleh
Pekarya.

b. Tugas Perawat Primer


1) Melakukan kontrak dengan klien dan keluarga berdasarkan format orientasi klien
dan keluarga sehingga tercipta hubungan terpeutik.
2) Melakukan pengkajian terhadap klien baru.
3) Menentukan rencana asuhan keperawatan berdasarkan standar renpra sesuai
dengan hasil pengkajian klien.
4) Melakukan pembinaan/bimbingan dan evaluasi (mengecek) pada PA dalam
implementasi tindakan keperawatan termasuk pendokumentasian,diskusi renpra
dan tanggung jawab terhadap kliennya.
5) Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA.
6) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium.
7) Melakukan kegiatan serah terima klien.
8) Mendampingi dokter visite
9) Melakukan kegiatan sesui jadwal kegiatan yang telah disepakati.
10) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan perkembangan
klien setiap hari.
11) Melakukan petemuan dengan klien dan keluarga minimal 3 hari untuk membahas
kondisi keperawataan klien.
12) Bila PP Pemula cuti/libur, tugas-tugas PP Pemula didelegasikan kepada PA yang
telah ditunjuk (wakil PA) sebagai pembimbing dengan arahan kepala ruangan.
13) Memberikan pendidikan kesehatan bagi klien dan keluarga.
14) Membuat perencanaan pulang

c. Tugas Perawat asosiate


1) Membaca renpra yang telah disediakan PP pemula
2) Membina terapeutik dengan klien sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan
PP Pemula
3) Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan informasi tentang tata tertib
rumah sakit dan ruangan, tenaga medis, perawat yang merawat jika PP tidak ada
ditempat.
4) Melakukan implementasi pada kliennya berdasarkan renpra yang telah dibauat
oleh PP.
5) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikan pada format yang telah tersedia.
6) Mengikuti visite dokter bila PP pemula tidak ada di tempat.
7) Mengecek kerapihan dan kelengkapan status keperawatan.
8) Melakukan kegiatan sesui jadwal kegiatan yang telah disepakati dan sesuai
dengan jam dinasnya.
9) Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai diparaf.
10) Mengkomunikasikan kepada PP Pemula /PJ dinas bila menemukan masalah yang
perlu diselesaikan.
11) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic, laboratorium, pengobatan dan
tindakan.
12) Ikut serta dalam penerangan kesehatan pada klien dan keluarga yang dilakukan
PP Pemula.
13) Melakukan iventarisasi ruangan.
14) Membantu tim lain yang membutuhkan.
15) Memberikan resep dan menrima obat dari keluarga klien yang menjadi tanggung
jawabnya.
4. Ketentuan seragam
a. Dinas pagi : atas dan bawah putih
b. Dinas sore : atas dan bawah biru
c. Dinas malam : atas dan bawah hijau
d. Dilengkapi dengan kap/kerudung sesuai jadwal dinas
e. Sepatu hitam tertutup, hal maksimal 3 cm dan tidak bersuara

5. Jam kerja
a. Dinas pagi : 7 jam (07.00-14.00)
b. Dinas sore : 7 jam (14.00-21.00)
c. Dinas malam : 10 jam (21.00-07.00)
d. Daftar dinas disusun berdasarkan tim, yang dibuat dalam 1 Bulan sehingga perawat
sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan
jadwal dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terakhir bulan tersebut
untuk jadwal dinas pada bulan berikutnya bekerja sama dengan ketua tim. Setiap tim
mempunyai anggota yang berdinas pada pafi, spre dan malam dan yang lepas dari dinas
(libur) malam hari yang libur.

6. Jadwal dinas
(terlampir)
C. PENGARAHAN
1. SOP (Standar Prosedur Operasional)
a. Format Asuhan Keperawatan (terlampir)
b. Format catatan perkembangan (terlampir)
c. Format tindakan keperawatan (terlampir)
d. Format orientasi pasien baru (terlampir)
e. Format laporan operan (terlampir)
f. Format kepuasan pasien (terlampir)
g. Dischard planning (terlampir)
h. SAK Nyeri

2. Pengawas Perawat

D. PENGAWASAN
1. Standart Kerja
a. Tata Tertib Perawat
1) Sebelum jam dinas dilaksanakan, masing-masing perawat diharapkan berdoa
dalam memulai aktivitas harian
2) Tidak dibenarkan menukar/mengganti jadwal dinas yang telah ditentukan tanpa
sepengatahuan kepala ruangan atau ketua tim
3) Perawat tidak dibenarkan meninggalkan lahan praktik tanpa seizing kepala
ruangan atau ketua tim
4) Perawat yang meninggalkan lahan praktik lebih dari 1 jam istirahat yang telah
ditentukan, wajib mengganti jam dinas sebanyak waktu yang ditinggalkan
5) Perawat yang tidak hadir wajib melaporkan secara lisan atau tertulis kepada kepala
ruangan atau ketua tim
6) Ketidakhadiran dengan alas an sakit harus disertai surat keterangan sakit dari
dokter dan diserahkan kepada kepala ruangan atau ketua tim
7) Ketidakhadiran tanpa alas an atau keterangan apapun (alpa) wajib mengganti
sebanyak 3x lipat dari hari yang ditinggalkan
8) Penggantian dinas ijin dilakukan sesuai dengan hari ijin
9) Perawat wajib mengisi daftar kehadiran
10) Selama melakukan tindakan diruanagan tidak diperkenankan menggunakan
perhiasan dalam bentuk apapun
11) Perawat diwajibkan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan SOP
12) Perawat diwajibkan melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan SAK
b. Tataa Tertib Pengunjung dan Pasien
1. Klien, keluarga klien dan penjenguk wajib mengikuti peraturan dan tata tertib yang
berlaku di RS Mini.
2. Keluarga/ penjenguk klien dapat bekerja sama dengan segenap staf rumah sakit
dalam mengawasi/ melayani klien.
3. Keluarga (penunggu) klien hanya boleh satu orang dan mendapatkan kartu ijin
tunggu (KIT).
4. Disarankan tidak membawa atau menyimpan barang-barang pribadi/berharga,
pihak rumah sakit tidak bertanggunjawab terhadap kehilangan barang
pribadi/berharga di area rumah sakit.
5. Klien, keluarga dan penjenguk wajib menjaga kebersihan dan ketentuan dengan
ketentuan sbb:
a) Tidak merokok diseluruh area rumah sakit.
b) Tidak mengotori ruangan dan lantai perawatan.
c) Tidak membuat kegaduhan/keributan.
d) Tidak merusak/menghilangkan barang inventaris milik rumah sakit.
e) Tidak membuang sampah sembarangan.
f) Dilarang mencuci alat makan pada wastafel ruangan.
g) Tidak membawa senjata tajam.
6. Petugas rumah sakit berhak memberikan teguran/tindakan atas setiap pelanggaran
yang dilakukan.
7. Jam besuk yang berlaku adalah sebagai berikut:
Jam kerja :
 Pagi : 11.00 s/d 13.00 WIB
 Sore : 17.00 s/d 18.00 WIB
Hari besar :
 Pagi : 10.00 sd 13.00 WIB
 Sore : 17.00 s/d 18.00 WIB
8. Apabila ada perawat selain Tim yang datang kepada klien untuk
meminta/menganjurkan sesuatu sebaiknya tidak dilayani.
9. Apabila pasien keluar masuk perawatan, sebaiknya kembali dirawat oleh PP
sebelumnya, namun demikian tidak terlepas dari aturan penempatan yang berlaku,
(tetap orientasi bersifat evaluasi).
10. Fasilitas:
a. Resep dan obat-obatan
1) Bagi klien anggota : resep dan obat diambil oleh petugas ruangan
disimpan di nurse’s station (petugas penanggungjawab obat diruangan).
2) Bagi klien jaminan/langganan : resep dan obat diambil oleh petugas
ruangan di apotik, disimpan petugas penanggungjawab obat ruangan.
3) Bagai klien Askes : resep dan obat diambil oleh keluarga/penunggu
diapotik setelah disetujui oleh petugas askes dan diserahkan ke petugas
ruangan.
4) Bagi klien PS (umum) : resep dan obat diambil sendiri oleh
pasien/keluarga dan diserahkan ke petugas ruangan.
b. Mandi
1) Disediakan kamar mandi setiap kamar.
2) Klien yang tidak mampu mandi sendiri, disediakan baskom mandi
dengan dibantu perawat ruangan, kelengkapan mandi disediakan klien
sendiri.
c. Makan
1) Jadwal makan
 Pagi : Pukul 05.00 s/d 06.00 WIB
 Siang : Pukul 12.00 s/d 13.00 WIB
 Sore : Pukul 16.30 s/d 17.30 WIB
2) Jadwal snack
 Pagi : Pukul 09.00 s/d 10.00 WIB (Kls I, II, III, VIP)
 Sore : Pukul 15.00 s/d 16.00 WIB (Kls I & VIP)
3) Alat makan untuk klien disediakan oleh rumah sakit, bagi penunggu
membawa sendiri.
d. Fasilitas penunjang
1) Mesjid
2) Toilet umum
3) Kantin
e. Lain-lain
1) Administrasi keuangan dapat menghubungi bagian keuangan medis
(untuk klien umum) dibagian depan rumah sakit.
2) Klien diperkenankan cuti sesuai ijin dokter, selama cuti biaya kamar
tetap dihitung.
3) Kamar klien dibersihkan oleh petugas cleaning service setiap hari 2 (dua)
kali.
4) Sprei diganti setiap 2 (dua) kali hari sekali atau tergantung kondsi.
2. Reward dan punissment
Sanksi diberlakukan bagi perawat yang tidak mengikuti aturan baik yang disengaja
atau tidak disengaja.
a. Bentuk sanksi
Ringan : berupa teguran lisan dari karu / katim
Sedang : berupa surat pernyataan dari karu / katim
Berat : berupa surat peringatan terakhir dari karu / katim
Sangat Berat : yaitu diberhemtikan sementara dari seluruh kegiatan sampai
ditentukan melalui rapat
b. Kategori sanksi
Ringan : Jika melakukan pelanggaran tata tertib 1-2 kali
Sedang : Jika melakukan pelanggaran tata tertib 3-4 kali
Berat : Jika melakukan pelanggaran tata tertib 4-5 kali
Berat sekali : Jika melakukan pelanggaran tata tertib > 5 kali
HANDOVER/OPERAN

Jhordy (Karu ) : Assalamualaikum wr. Wb. Selamat pagi semua Puji syukur kita ukapkan
kepada Allah swt. Yang telah memberikan kesehatan kepada kita sehingga
kita masih bisa menjalankan tugas kita sebagai seorang Perawat. Baiklah
untuk memulai aktivitas mari kita awali dengan sama-sama membacakan
doa. Berdoa dimulai.. Berdoa selesai.. Baikalah untuk operan pagi ini seniin
tanggal 20 November 2022 langsung saja saya persilahkan kepada PJ shift
malam untuk menyampaikan laporannya kepada perawat dinas pagi,
silahkan..
Rifqi (PJ A malam) : Baik, terima kasih pak untuk kesempatannya langsung saja untuk operan
pagi hari ini pasien tim A ada 5 pasien dengan tingkat ketergantungan 1
pasien total, 3 pasien Parsial, dan 1 pasien minimal
Pasien 1
S : Ny. Leni (48 Tahun)
Kamar 1 Bed 1
Diagnosa GE
Ketergantungan minimal
KU Baik
Turgor kulit jelek
B : Kekurangan cairan
Telah diberikan IVFD RL 20 tts/m
A : Tanda-tanda vital
TD: 110/70 mmHg
ND : 82 x/menit
RR : 16x/menit
SB : 36º C
R : Rencana tindakan
lanjutkan terapi IVFD RL 20 tts/m, obs.TTV dan pantau intake
dan outputnya

Pasien 2
S : Ny. Sela (29 Tahun)
Kamar 1 Bed 2
Ketergantungan parsial
Diagnosa Hipertensi
Klien mengeluh kepala pusing dan tengkuk terasa berat
KU Lemah
B : telah diberikan obat oral Amplodipine 10 ml pada jam 07.00
A : Tanda-tanda vital
TD: 160/90 mmHg
ND : 82 x/menit
RR : 16x/menit
SB : 36º C
R : Rencana tindakan yang dilakukan obs. TTV dan terapi
amplodipine lanjut sesuai instruksi dokter.

Pasien 3
S : Tn. Nawir (24 Tahun )
Kamar 2 bed 1
Diagnosa Demam Typoid
KU Sedang
Ketergantungan parsial
B : Telah diberikan inj.PCT dan dilakukan kompres hangat
A : Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
ND : 60 x/meit
RR : 18 x/menit
SB : 39º C
R : Rencana tindakan monitor suhu tiap 2 jam, lanjutkan terapi
kompres hangat, dan terapi inj.PCT sesuai instruksi dokter.
Rifqi (PJ A malam) : baik Pasien selanjutnya akan disampaikan oleh perawat ilham
Ilham (PA A malam) : selanjutnya..
Pasien 4
S : Tn. (48 Tahun)
Kamar 1 bed 2
Diagnosa Asma
KU Sedang
Ketergantungan parsial
Klien masih sesak napas
Pernapasan cepat
Terdapat secret yang kental
B : pasien telah diberikan terapi O₂ 3 liter
telah diberikan terapi nebulizer
A : Tanda-tanda vital
TD: 120/80 mmHg
ND: 64 x/menit
RR: 28 x/menit
SB ; 36º C
Terapi IVFD RL 20 tts/m
R : Rencana tindakan yang akan dilakukan Obs TTV, pemberian
terapi O² 3 liter, dan terapi nebulizer 12x/jam

Pasien 5
S : Tn.F (35 tahun)
Kamar 3 bed 1
Diagnosa Pneumonia
Pasien sesak
KU Lemah
Ketergantungan total
B : Tindakan yang telah dilakukan Obs TTV, pemberian obat
antibiotic, dan pemberian O₂ 5 liter
A : Tanda-tanda vital
TD: 100/60 mmHg
ND: 64 x/menit
RR: 24 x/menit
SB ; 36º C
R : Rencana tindakan yang akan dilakukan lanjut Obs TTV,
pemberian obat antibiotic, dan pemberian O₂ 5 liter
Rifqi (PJ A malam) : baik itulah operan dari shift malam Tim A terima kasih..
Jhordi (karu) : silahkan untuk dinas pagi Tim A apakah ada yang perlu ditanyakan?
Ilda (Katim A) : izin pak, sebelumnya terima kasih pada PJ shift malam Tim A atas
laporannya saya mau konfirmasi kembali untuk pasien di Tim A itu ada 5
pasien yaa dengan tingkat ketergantungan 1 pasien total, 3 pasien pasrial
dan 1 pasien minimal, apakah betul?
Rifqi (PJ A malam) : Iya betul bu..
Ilda (Katim A) : Ohiya baik terima kasih
Jhordi (karu) : apakah masih ada yang ingin ditanyakan atau dikonfirmasi lagi?
Ilda (Katim A) : cukup pak..
Jhordi (karu) : baik kalau begitu saya lanjut ke Tim B, silahkan PJ shift malam Tim B
melakukan operan
TIM B : Untuk tim B ada 6 pasien ,1 pasien PPOK,1 pasien DBD,1 pasien
Anemia,dan 1 pasien GERD, 1 pasien Dispepsia, 1 pasien Diare akut
Pasien 6
Tn. M (50 Tahun )
Kamar 2
Diagnosa PPOK
KU Baik
Tanda-tanda vital
TD: 120/70 mmHg
ND : 68 x/menit
RR : 24 x/menit
SB : 37,5º C
Tindakan yang dilakukan obs.TTV dan terapi O2 dan terapi nebulizer
Rencana tindakan hari ini Rontgen dan obs.TTV ,terapi O2 dan terapi
nebulizer lanjut sesuai instruksi dokter.

Pasien 7
Tn. D ( 32 Tahun )
Kamar 2
Diagnosa DBD
KU Lemah
Tanda-tanda vital
TD: 120/80 mmHg
ND : 64 x/menit
RR : 16 x/menit
SB : 39º C
Tindakan yang telah dilakukan obs.TTV ,terapi kompres hangat,dan inj.PCT
Rencana tindakan pemeriksaan lab ,obs.TTV ,komres hangat ,dan terapi
lanjut sesuai instruksi dokter.

Pasien 8
Ny.R (24 Tahun)
Kamar 2
Diagnosa Anemia
KU Lemah
Tanda-tanda vital
TD: 100/60 mmHg
ND : 60 x/menit
RR: 16 x/menit
SB : 36º C
Tindakan yang telah dilakukan obs.TTV
Rencana tindakan pemeriksaan lab ,obs TTV,dan transfusi darah 100cc
sesuai instruksi dokter.

Pasien 9
Ny. A ( 20 Tahun )
Kamar 2
Diagnosa GERD
KU Baik
Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
ND : 60 x/menit
RR: 20 x/menit
SB : 36º C
Tindakan yang telah dilakukan obs.TTV dan manajemen nyeri
Rencana tindakan USG abdomen dan terapi lanjut sesuai instruksi dokter .

Pasien 10
Tn.D
Kamar 2
Diagnosa Dispepsia
KU Sedang
Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
ND : 60 x/menit
RR: 18 x/menit
SB : 36º C
Tindakan yang telah dilakukan obs TTV, pemberian obat, dan ganti cairan
infus
Rencana tindakan pemberian obat dari dokter dan lanjut obs TTV
Kepala ruangan : Baik operannya sudah selesai ,nah bagi yang dinas pagi silahkan bertugas
dan yang dinas malam silahkan pulang,saya tutup operan pagi ini,
assalamualikum wr.wb
MEETING MORNING

Jhordy (Karu ) : Assalamualaikum wr. Wb. Selamat pagi semua Puji syukur kita ukapkan
kepada Allah swt. Yang telah memberikan kesehatan kepada kita sehingga
kita masih bisa menjalankan tugas kita sebagai seorang Perawat. Baiklah
untuk memulai aktivitas mari kita awali dengan sama-sama membacakan
doa. Baikalah untuk meeting morning kali ini ada beberapa informasi
yang harus saya sampaikan kepada kalian semua. Kemarin rapat dan
kemudian ada beberapa hasil yang pertama nanti pada bulan Januari 2023
Rumah sakit akan dilakukan akreditas untuk persiapan akreditasi sendiri
itu harus ada materi yang harus dikuasai pertama terkait PPI atau
pengendalian pencegahan infeksi kemudian perlengkapan dokumentasi
dan nanti ada 2 perawat perwakilan dari ruang Melati untuk mengikuti
pelatihan APAR. Nanti berarti dari tim A satu perawat dan tim B satu
perawat yaa
Semua : Iyaa pak..
Jhordy (Karu) : Untuk terkait dengan PPI nya sendiri yang itu pertama terakait dengan
cuci tangan seperti lima momen cuci tangan jangan lupa ya dan langkah-
langkahnya. Kemudian APD harus lengkap dan sesuai. Itu saja
informasinya, apakah ada yang ingin ditanyakan atau ada saran dari Tim?
Ilda Katim A : Izin bertanya pak, dalam rangka akreditasi apakah pelayanan spiritual itu
perlu ditingkatkan ya pak, soalnnya sudah ada, sudah berjalan tapi belum
maksimal
Jhordy Rivaldi (Karu) : Iya pertanyaan yang bagus, itu memang perlu ditingkatkan, apalagi ini
terkait dengan spiritual. Itu penting untuk kesembuhan pasien jadi nanti
ditingkatkan lagi, Mungkin seperti mengajarkan solat ditempat tidur
dengan cara menggunakan tayamum tapi untuk yang pasien laki-laki nanti
diajarkan oleh perawat laki-laki biar tidak rishi yaa.. kemudian yang
pasien perempuan nanti diajarkan oleh perawat perempuan, seperti itu,
apakah ada lagi?
(PP Pagi) : untuk yang hand wrap sendiri yang dibed dekat pasien itu ada sebaian
yang tidak ada hand wrap nya Pak..
Jhordy Rivaldi (Karu) : Ada berapa bed yang belum ada hand wrap nya?
(PP Pagi) : sekitar ada 10 bed yang belum dikelas tiganya itu belum ada hand wrap
nya
Jhordy Rivaldi (Karu) : oh oke baik, terus apakah ada lagi?
Ilham (PP Pagi) : saya pak, izin menambahkan untuk tanda resiko jatuh pada bed 3,4,5 itu
belum ada ya
Jhordy Rivaldi (Karu) : baik ini saya tulis yaa.. ada lagi?
Semua : sudah pak, cukup
Jhordy Rivaldi (Karu) : tadi ada pertanyaaan dan masukan terima kasih atas saran dan
masukannya, pertanyaanya itu sudah sangat bagus untuk meningkatkan
kualitas mutu pelayanan di rumah sakit ini terutama di ruangan Melati ini
ya.. kalau tidak ada yang perlu didiskusiakn, tetap semangat untuk
menjalankan tugas masing kemudia saya mohonn kerja samanya dari
kalian semua unutk mensukseskan akreditasi rumah sakit kita ini baik
Semua : amiin..
Jhordy Rivaldi (karu) : baik sebellum saya akhiri meeting moorning hari ini mari kita sama-sama
ucapkan Alhamdulillah,
Semua : Alhamdulillah..
Jhordy Rivaldi (karu) : terimah kasih untuk semuanya saya tutup meeting morning hari ini,
wasalamualaikum wr.wb.
Semua : Waalaikumsalam wr.wb
PRE CONFERENCE
Pre Conference
Pagi pukul 7.30 wib, tiba lah perawat sift pagi serta Karu diruangan Teratai Interna

Perawat pagi : Assalamualaikum,


Perawat malam : Wa’alaikum salam
Perawat rifki : eh,, sudah datang
Perawat khusnul : Iyaa,, Allhamdulillah tepat waktu..
Perawat ilham : Ya sudah, letakkan dulu tas dan barang kalian diruangan…
Perawat ifa : Baiklah…
Perawat rifki : yah sepertinya sudah lengkap perawat dinas pagi nya, selanjutnya saya
serahkan kepada karu
Jhordy (KARU) : Iya, assalamualaikum wr.wb selamat pagi, terima kasih telah datang tepat
waktu untuk perawat dinas pagi, sebelum memulai pre conference ini,
alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu menurut agama dan keyakinan
masing-masing….. Berdoa dimulai….ya berdoa selesai
Jhordy : Baik selanjutnya saya serahkan kepada katim TIM A dan Katim Tim B

Fase kerja

ilda (Katim A) : Terimakasih kepada pak Jhordy selaku kepala ruangan, Assalamualikum wr.
Wb. Selamat pagi kepada rekan rekan semua, puji dan syukur kita semua
masih diberi kesehatan.. Ya pada kesempatan pre conference pagi ini
tanggal 14 November 2022, di ruang perawatan Teratai interna dengan
jumlah pasien 11 orang. Denga saya ketua Tim A , Tim A menangani 5
pasien
Maikel (Katim B) : Terima kasih kepada KARU , saya selaku katim Tim B menangani 6 pasien,
baik langsung saja kepada perawat penanggung jawab sift pagi.Silahkan
untuk menyampaikan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
Khusnul (PG. A ) : Selamat pagi, saya menangani pasien Tn S di kamar 1 dengan diagnose GE
dengan keluhan pasien masih merasa badannya terasa lemas dan sudah
dikonsulkan dengan Dr. Kadir untuk pemberian obat pada pagi ini rencana
tindakan yang akan dilakukan yaitu :
09. 00 : Mengukur TTV
09.19 : Memberikan terapi IVFD RL 20 tts/m
09.30 : Memberikan injeksi
Untuk pasien 2 ny. S dikamar 1 dengan diagnose hipertensi umur 29 tahun
dengan keluhan pusing,sakit kepala, leher terasa tegang dan sudah
dikonsultasikan dengan Dr. Kadir untuk pemberian obat. Pada pagi hari ini
rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu :
09.00 : Mengukur TTV
09.30 : Pemberian injeksi
Jihan (PG A) : Selamat pagi saya menangani pasien 3 Ny. 24 tahun dengan diagnose
demam typoid dengan keluhan sakit kepala, demam dan sudah
dikonsultasikan dengan dr. Kadir untuk pemberian obat. Pada pagi ini
rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu:
09.00 : Mengykur TTV
09.15 : Terapi kompres hangat
09.30 : terapi inj PCT
Pasien 4 Ny.A dikamar 1 dengan diagnose asma umur 24 tahun dengan
keluhan masih sesak nafas, terdapat secret yang kental, pernapasan cuping
hidung, dan pernapasan cepat dan sudah dikonsultasikan dengan Dr.Kadir
untuk pemberian obat . Pada pagi ini rencana tindakan yang akan dilakukan
yaitu :
09.00 : Mengukur TTV
09.15 : Memberikan terapi O² 2 liter
09.30 : Memberikan injeksi
11.00 : Pemberian terapi nebulizer
Rizal (PG A) : selamat pagi saya menangani pasien 5 Tn.F usia 35 tahun dengan diagnose
Pneumonia dengan keluhan klien sesak, batuk berlendir dan sudah
dikonsultasikan dengan dr. Kadir untuk pemberian obat. pada pagi ini
rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu :
09.00 : mengukur TTV
09.30 : pemberian injeksi dan obat oral
musdalifah (PG B) : selamat pagi saya menangani pasien 6 Tn. M usia 50 tahun dengan diagnose
PPOK dengan keluhan sesak nafas dan batuk berdahak dan sudah
dikonsultasikan dengan dr. Kadir untuk pemberian obat. pada pagi ini
rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu :
09.00 : mengukur TTV
09.30 : membawa rontgen pasien
10.12 : pemberian terapi nebulizer
11.00 : pemberian terapi O² 2 liter
untuk pasien 7 Tn. D dengan diagnose DBD dengan keluhan demam,sakit
kepala,terasa sakit seluruh badan dan sudah dikonsultasikan dengan dr.
Kadir untuk pemberian obat. pada pagi ini rencana tindakan yang akan
dilakukan yaitu :
09.00 : mengukur TTV
09.10 : terapi kompres air hangat
10.00 : rencana pemeriksaan lab
yuningsih (PG B) : selamat pagi saya menangani pasien 8 Ny. R usia 24 tahun dengan diagnose
Anemia dengan keluhan pusing,lemassakit kepala dan sudah
dikonsultasikan dengan dr.Kadir untuk pemberian obat. pada pagi ini
rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu :
09.00 : observasi TTV
09.30 : rencana pemeriksaan lab
10.00 : rencana transfuse darah 100cc sesuai instruksi dokter
untuk pasien 9 Ny. A usia 20 tahun dengan diagnose GERD dengan keluhan
sakit uluh hati,mual,lemas dan sudah dikonsultasikan dengan dr. Kadir
untuk pemberian obat. pada pagi ini rencana tindakan yang akan dilakukan
yaitu :
08.30 : observasi TTV
09.00 : rencana USG abdomen
hasni (PG B) : selamat pagi saya menangani pasien 10 Tn. D usia 40 tahun dengan diagnose
Dispepsia dengan keluhan sakit ulu hati,pusing,mual muntah dan sudah
dikonsultasikan dengan dr. Kadir untuk pemberian obat. pada pagi ini
rencana tindakan yaitu :
08.30 : observasi TTV
09.30 : pemberian obat oral
untuk pasien 11 Ny. M usia 25 tahun dengan diagnose diare akut dengan
keluhan BAB cair sdh 5 kali, mengeluh sakit perut, lemas dan sudah
dikonsultasikan dengan dr. Kadir untuk pemberian obat. pada pagi ini
rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu :
08.30 : observasi TTV
09.30 : pemberian obat antibiotic
Maikel (katim B) : baik Saya kira cukup jelas bagaimana perawat pagi masih ada
tambahan?
PP (pagi) : cukup jelas pak.
Maikel (katim B) : baik terimah kasih untuk semua rekan2 untuk pre conference pagi ini
saya rasa sudah selesei dan selanjutnya saya serahkan kemabli kepada
pak Jhordi selaku Kepala ruangan
Jhordy (karu) : Baik terimakasih melakukan atas kegiatan pre conference pagi ini
terima kasih atas kerjasamanya kita saya harap dengan adanya
kegiatan ini proses pendelegasian tugas bisa jelas dan terstruktur.
Baik saya tutup pre conference pagi ini dengan ucapan terima kasih
wassalammualaikum wr.wb
POST CONFERENCE

Jhordy (KARU) : Assalamu’alaikum Wr.Wb dan selamat siang


Baik terima kasih atas waktu yang telah diberikan, untuk memanfaatkan
waktu yang ada seperti biasa kita akan melakukan post conference sebelum
operan ke sift siang.Langsung saja saya serahkan kepada Katim A dan
Katim B
Katim A : Baik, terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan, langsung saja
pasien 1 Tn S di kamar 1 dengan diagnose GE hari ini diberikan Tindakan
obs TTV, pemberian terapi infus RL, dan pemberian injeksi Telah selesai.
Pasien 2 Ny.S dengan diagnose hipertensi diberikan tindakan obs TTV dan
pemberian injeksi telah selesai
Pasien 3 Ny.H dengan diagnose demam typoid hari ini diberikan tindakan
obs TTV, terapi kompres air hangat, terapi PCT
Pasien 4 Ny.A dengan diagnose asma hari ini diberikan tindakan obs TTV,
diberikan terapi O2 2 liter, memberikan injeksi, dan pemberian terapi
nebulizer telah selesai.
Pasien 5 Tn.F dengan diagnose pneumonia hari ini diberikan tindakan obat
antibiotic dan pemberian O2
Katim B : Selanjutnya untuk pasien tim B yaitu
Pasien 6 Tn. M dengan diagnose PPOK hari ini diberikan tindakan obs
TTV, pemeriksaan rontgen, pemberian terapi nebulizer, dan pemberian O2.
Pasien 7 Tn.D dengan diagnose DBD hari ini diberikan tindakan obs TTV,
pemeriksaan LAB
Pasien 8 Ny.R dengan diagnose anemia hari ini diberikan tindakan obs
TTV, pemeriksaan LAB, dan pemberian tranfusi darah sesuai
instruksiDokter
Pasien 9 Ny.A dengan diagnose GERD hari ini diberikan tindakan obs TTV,
pemeriksaan USG
Pasien 10 Tn.D dengan diagnose Dispepsia hari ini diberikan tindakan obs
TTV, pemberian obat oral
Pasien 11 Ny.M dengan diagnose diare akut hari ini diberikan tindakan obs
TTV dan pemberian obat antibiotic
Sekian dan terima kasih baik untuk siang hari ini tindakan yang rekan
sekalian lakukan sudah cukup baik, terus tingkatkan dan tetap lakukan
tindakan sebaik mungkin.Apakah ada yang akan diskusikan mengenai hari
ini
Semua perawat : Tidak ada
Katim A B : Kalau begitu kami rasa sudah cukup untuk post conference hari ini, diakhiri
Assalamualaikum Wr.Wb.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah waktu dimana terjadi
perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang
lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang rencana
perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab
tim dengan tujuan untuk menganalisa masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif
penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi
masukan untuk menyusun rencana antisipasi.

B. Saran
Hendaknya setiap tenaga kesehatan selalu melakukan kegiatan pre dan post konferensi
setiap harinya agar asuhan keperawatan bisa terlaksana dengan baik dan Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca
DAFTAR PUSTAKA
Gillies. (1996). Manajemen Keperawatan, Edisi ke dua, Philadelphia.
KEMENKES RI. (2013). Pedoman Skill Laboratory Manajemen Keperawatan Semester 3. Badan
PPSDM kesehatan
Nursalam. (2007). Manajemen keperawatan dan aplikasinya. Jakarta: EGC
Sitorus. (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Jakarta : EGC
Sugiharto A.S., Keliat A.B., Sri R. TH. (2011). Manajemen keperawatan: aplikasi MPKP di rumah
sakit. Jakarta : EGC
file:///C:/Users/USER/Downloads/3 3 - Article%20Text-117-1-10-20180621 .pdf
diakses pada 25 april 2020
LAMPIRAN

1. Jadwal Dinas
2. Format Asuhan Keperawatan
RSU HJ.ZUBAEDA BANTILAN TOLITOLI

Nama :
PENGKAJIAN Tgl. Lahir :
AWAL KEPERAWATAN L/P
No. RM :

Ruangan Perawatan :

Dianosa Masuk :

DI ISI BAGIAN ANAK DAN DEWASA


KEADAAN UMUM DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kesadaran: □ CM □ Apatis □ Somnolen □ Hypertermy


□ Soporous □ Coma □ Hypotermy
TTV: S:…….ºC N: ……x/mnt R: ……x/mnt □ Resiko / actual injury
TD:..........mmhg
□ Resiko aspirasi
Pasien masuk dalam kondisi : □ Berbaring □ Duduk
□ ……………………………………
□ Berdiri/jalan □ Lain-lain: ………………………...........
DI ISI BAGIAN ANAK DAN DEWASA
RIWAYAT KESEHATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Keluhan utama : .................................................................. □ Inefektif penatalaksanaan regimen terapi
................................................................................................
Riwayat keluhan utama.......................................................
□ Resiko/aktual reaksi allergi
................................................................................................ □ Resiko infeksi
Riwayat Opname / Operasi : □ Tidak □ Ya:..................... □ Resiko injuri
Masalah kesehatan lain : .................................................... ...........................................................
Riwayat Allergi : □ Tidak □ Ya: ....................................
Lain-lain: ..............................................................................
DI ISI KHUSUS BAGIAN ANAK
RIWAYAT KELAHIRAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
PRE NATAL : □ Resiko Infeksi
Anak ke :........................Pemeriksaan kehamilan : X
□ Lain-lain…………………………
Keluhan saat hamil : □ Tidak ada keluhan □ DM □
Pendarahan □ Anemia □ Hipertensi □ Hyperemesis □
Lain-lain.................
Imunisasi TT: X
NATAL:

Tempat Persalinan : □ Rumah □ RS/Klinik


Jenis Persalinan: □ Spontan □ SC □ Vakum
Penolong Persalinan: □ Dokter □ Bidan □ Dukun
POST NATAL :
BBL: kg PBL: cm

Anomali Kongenital : □ Tdk ada □ Ada


(sebutkan):..................

DI ISI KHUSUS BAGIAN ANAK


RIWAYAT IMUNISASI DASAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

□ BCG □ Hb0 □ Combo I □ Combo II □ Combo III


□ Polio I □ Polio II □ Polio III □ Polio IV□ Campak □ Resiko Infeksi

□ Belum / Tidak Pernah Imunisasi


DI ISI KHUSUS BAGIAN ANAK
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pertumbuhan :
BB : Kg, TB : Cm, LK: cm, Lila : cm Gigi □ Keterlambatan Tumbuh Kembang
: Buah lain..................................................................
Perkembangan:
□ Resiko Keterlambatan Perkembangan
..........................................................
□ Tengkurap □ Merangkak □ Duduk □ Berdiri
□ Berjalan □ Lompat □ Berlari □ Lain-lain………….
Lanjutan Pengkajian Awal Keperawatan
DI ISI BAGIAN ANAK DAN DEWASA
PEMERIKSAAN FISIK
NUTRISI DAN CAIRAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kebiasaan makan: ……..x/hari □ Teratur □ Tdk


Teratur □ Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari
Porsi makan dihabiskan: □ ya □ kebutuhan tubuh
Tidak : ...................... □ Ketidakseimbangan Nutrisi : lebih dari
Jenis kebutuhan tubuh
minuman:.....................................................................
□ Gangguan Menelan
Minum ASI: Ya Tidak ;Alasan:...................................
□ Kerusakan membran mukosa oral
Keluhan saat ini: □ Mual □ Muntah □ Tidak nafsu
□ Kekurangan Volume Cairan Tubuh
makan □ Sulit menelan □ Nyeri uluh hati
□ Kelebihan Volume Cairan Tubuh
Makan Per NGT : □ Tidak
□ Mual
□ Ya...........cc/xpemberian/...........Jam
□ ...........................................................
Kulit :□ Hangat □ Kering □ Dingin □ Lembab

Lainnya.............................................................................

Warna:□ Pink □ Pucat □ Cyanosis □ Jaundice □


Motling

Turgor Kulit:□ Elastis □ Tidak elastis/menurun □


Jelek

Mukosa mulut:□ Kering □ Lembab


Edema:□ Tidak □ Ya, Di:............................................
Minum Per NGT:□ Tidak□
Ya:.............cc/................Jam

Terpasang infus:□ Tidak □ Ya:


Jeniscairan infus ...................................................tpm
Lain-lain:............................................................................

DI ISI BAGIAN ANAK DAN DEWASA


RESPIRASI DIAGNOSA KEPERAWATAN

Bentuk dada:□ Simetris □ Barrel □ Pigeon □ Funnel


Jenis pernafasan :□ Spontan □ Bantuan ....................... □ Bersihan Jalan Nafas Tidak efektif
Frekuensi: ...................x/mnt □ Pola Nafas Tidak Efektif
Pernafasan Cuping hidung:□ Ya □ Tidak □ Gangguan Pertukaran Gas
Bunyi Nafas: □ Vesikuler □ Bronchial □ □ Intoleransi aktivitas
Bronchovesikuler
□ .....................................................
□ Ronchi □ Wheezing □ Stridor

Pola nafas :□ TAK □ Sesak saat istirahat

□ dyspnea □ Nocturnal dyspnea

Retraksi Dinding Dada:□ Ya □ Tidak

Batuk/sekresi :□ Ya □Tidak □ Lain-


lain :.....................

DI ISI BAGIAN ANAK DAN DEWASA


KARDIOVASKULAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nadi: x/mnt □ reguler □ irreguler □ Penurunan Cardiac Output


Pengisian Kapiler: □ < 2 dtk □ > 2 dtk □ Perubahan Perfusi jaringan perifer/
Nyeri Dada: □ Tidak □ Ya........................................ Otak,organ.......................)

Sianosis : □ Ya □ Tidak □ Nyeri akut/kronik

Palpitasi : □ Ya □ Tidak □ Intoleransi Aktivitas

Bunyi jantung: □ Murni Reguler □ □ Kecemasan


Tambahan:.............. ..............................................................................

Peningkatan ..............

JVP:.................................................................

DI ISI BAGIAN ANAK DAN DEWASA


ELIMINASI DIAGNOSA KEPERAWATAN

Bunyi usus □ normal □ meningkat □ menurun □ Diare


Pola BAB(frekuensi, konsistensi, □ Resiko/aktual konstipasi
karakter): ...........................................................................
...................
□ Inkontinensia : Urine/Alvi
Jika ada masalah, □ Retensi Urine
jelaskan : .................................................
□ Perubahan eliminasi urin
Pola BAK (frekuensi, karakter, jumlah,
..............................................................
inkontinensi): .....................................................................
.........................
Jika ada masalah,
jelaskan....................................................
Terpasang alat :
....................................................................

Lanjutan Pengkajian Awal Keperawatan


DI ISI BAGIAN ANAK DAN DEWASA
NEUROLOGI DIAGNOSA KEPERAWATAN
Glasgow Coma Scale : E.........M............V......... □ Kerusakan komunikasi verbal
Orientasi : □ Orang □ Tempat □ Waktu
□ Kerusakan memori
Refleks:
□ Nyeri akut/kronik
Mata : Pupil : □ isokor□ unisokor Ukuran: ...................
□ Perubahan sensori persepsi : penglihatan,
□ Miosis □ midriasis □ pinpoin
pendengaran, penciuman, kecap, sentuhan.
Refleks cahaya : .............................
□ Perubahan proses pikir
Motorik: Ki Ka
□ Lain-lain………………………

Sensoris

Mata/Penglihatan : □ TAK □ Defisit


Telinga/Pendengaran : □ TAK □ Defisit
Hidung/Penciuman : □ TAK □ Defisit
Lidah/Kecap : □ TAK □ Defisit
Kulit/sentuhan : □ TAK □ Defisit
Lain-lain :..........................................................................
Kognitif :........................................................................................

DI ISI BAGIAN ANAK DAN DEWASA


TIDUR/ISTIRAHAT DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kebiasaan Tidur :□ Siang/ Jam................................ □ Gangguan pola tidur


□ Malam/ Jam ………………........ .................................................

Adekuat ? □ Ya □ Tidak
Sering Terbangun : □ Ya □ Tidak

Faktor yg pengaruhi istirahat tidur:...................................

DI ISI BAGIAN ANAK DAN DEWASA


KONSEP DIRI DIAGNOSA KEPERAWATAN
□ Kecemasan
KHUSUS ANAK
□ Gangguan body image
Perasaan anak selama dirawat :□ Bosan □ Sedih □ Takut
□ Takut
□ Rewel/menangis □ Mengamuk/marah □ Lain-lain:.............
□ Gangguan konsep diri
Perasaan orang tua saat ini :□ Sedih □ Takut □ cemas
□ ……………………………………
□ Mengamuk/marah □ Lain-lain:.......................................
□ ……………………………………

KHUSUS DEWASA
Apakah ada perasaan yang berbeda tentang diri anda sejak di rawat di

RS : □ Tidak □ Ya,
Jelaskan...................................................................................

Alami Kekerasan Fisik : □ Tidak □ Ya,


jelaskan....................................................................................

Trauma Psikis : □ Tidak □ Ya, jelaskan...................................


Kecemasan : □ Tidak □ Ya.....................................................

DI ISI KHUSUS BAGIAN ANAK


PERAN SOSIAL DIAGNOSA KEPERAWATAN
Anak ke:........................ □ Perubahan proses keluarga
Temperamen anak : □ Tenang □ Menarik diri □ Konflik peran
□ Gembira □ Mudah menangis □ Sedih □ Gangguan interaksi sosial
□ Lain-lain........................................................................ □ ........................................................
Hubungan dengan anggota keluarga: □ Harmonis
□ Perceraian orang tua □ Kematian orang tua
Pengasuh anak: □ Ayah/ibu □ Nenek/kakek
□ Baby Sitter lain-lain:.........................................................

Orang terdekat yang dapat membantu


perawatan: ............................................................................................
.

Masih sekolah: □Ya □ Tidak


Kebiasaan bermain: □ Sendiri □ Kelompok □ Lain-lain

Lanjutan Pengkajian Awal Keperawatan


DI ISI KHUSUS BAGIAN DEWASA
PSIKOSOSIAL MASALAH KEPERAWATAN

□ Denail (menolak/tidak percaya) □Anger(marah) □ Perubahan proses keluarga


□ Bergaining (tawar menawar) □ Depresi □ Tidak bersemangat □ Konflik peran
□ Menerima (Aception) □ Rasa Tertekan □ Cepat Lelah □ Gangguan interaksi sosial
□ Sulit berbicara □ Sulit Konsentrasi □ Merasa Bersalah □ ........................................................
□ Sulit Tidur
Sosial Support : □ Suami □ Isteri □ Orang Tua □ Mertua
□ Anak □Keluarga Lain.............................................
DI ISI BAGIAN ANAK DAN DEWASA
BUDAYA PASIEN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nilai budaya yang dimiliki terkait dengan “penyebab penyakit/masalah □ Ansietas
kesehatan”, sakit adalah : □ Hukuman □ Defisit pengetahuan
□ Ujian □ Kesalahan □ Takdir □ Buatan orang lain □ ...............................................
□ Keturunan
Mempunyai pengaruh kepercayaan yang dianut terhadap penyakit : □
Tidak □ Ya : .....................................................

DI ISI BAGIAN ANAK DAN DEWASA


SEKSUALITAS/REPRODUKSI DIAGNOSA KEPERAWATAN

□ Resiko infeksi
KHUSUS ANAK
□……………………………………....
Perempuan : Vagina: □ Sekret,warna:.............,Bau:............
□……………………………………....
□ Perdarahan □ Lessi □ Menstruasi :...............................
Lain-lain:...............................................................................

Laki-Laki : Sirkumsisi : □ Ya □ Belum


Testis : □ Lengkap □ Tdk lengkap □ Lain-lain:................
Masalah penis: □ T.a.k □ Perdarahan □ Lessi
□ Hypospadia □ Sekret,Warna:..............,Bau:..................
□ fimosis □ Lain-lain:........................................
Scrotum :□ T.a.k □ Hidrocel □ Hernia □ Lain-lain:.......

KHUSUS DEWASA
Perempuan :

Pola menstruasi : □ Teratur □ Tidak Teratur


Menopause : □ Ya □ Tidak
Vagina : □ Sekret □ Perdarahan □ Lesi □ Bau □Lain :................
Laki-Laki :

Masalah Prostat : □ Tidak □Ya


Penis : □Sekret □ Perdarahan □ Lesi □ Bau
□ Lain :.......................................................

DI ISI BAGIAN ANAK DAN DEWASA


KEBUTUHAN EDUKASI KEBUTUHAN EDUKASI

Edukasi diberikan kepada : □ pasien □ orang tua □ wali Kurang Pengetahuan ;

Bahasa sehari-hari :□ indonesia, aktif/pasif □daerah................


□Proses penyakit

Perlu penterjemah :□ tidak □ ya, bahasa apa........................ □ Pengobatan/tindakan

Bahasa isyarat :□ ya □ tidak □ Nutrisi

Hambatan penerimaan edukasi : □ tidak ditemukan □ ya : □ bahasa


□Therapi/obat

□ masalah pendengaran /penglihatan □cemas □ Support / psikolog

□ emosi □ kesulitan bicara □ tidak mampu belajar □ lain-lain, jelaskan..........................

□ lain.........................................................
Cara edukasi yang di sukai :□ menulis □ membaca
□ mendengar □ demonstrasi □ diskusi □ gambar/visual
Identifikasi kebutuhan belajar/edukasi :

Pemahaman Tentang Penyakit : □ Ya □ Tidak


Pemahaman Tentang Pengobatan : □ Ya □ Tidak
Pemahaman Tentang Perawatan : □ Ya □ Tidak
Pemahaman Tentang Nutrisi/Diet : □ Ya □ Tidak

Lanjutan Pengkajian Awal Keperawatan


DI ISI BAGIAN ANAK DAN DEWASA
ASPEK SPIRITUAL DIAGNOSA KEPERAWATAN
Apakah penyakit & hospitalisasi mengganggu hal dibawah ini : □ Berduka anticipasi/disfungsional
Kegiatan ibadah/spiritual □ Ya □ Tidak
□ Resiko/aktual spiritual distress
Kepercayaan/budaya □ Ya □ Tidak
□ ...................................
Tradisi keluarga □ Ya □ Tidak

Jika ’ya’ jelaskan dengan singkat:........................................

PENILAIAN RISIKO DECUBITUS (METODE NORTON)

Yang Dinilai 4 3 2 1
Kondisi Fisik Baik Sedang Buruk Sangat Buruk
Status Mental Sadar Apatis Bingung Stupor
Aktifitas Jalan Sendiri Jalan Dengan Kursi Roda Ditempat Tidur
Bantuan
Mobilitas Bebas Bergerak Gerak Terbatas Sangat Terbatas Tidak Bergerak
Inkontinensia Kontinen Kadang Inkotinen Selalu Kontinen Inkotinen Urin dan
Alvi
Total Score

Kriteria Penilaian 16 – 20 : Tidak Ada Resiko ; 12 – 15 : Rentan Resiko ; < 12 : Resiko Tinggi

PRIORITAS MASALAH DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.............................................................................................. 1.............................................................................................
. ..

2.............................................................................................. 2.............................................................................................
. ..

3.............................................................................................. 3.............................................................................................
. ..

4.............................................................................................. 4.............................................................................................
. ..
5.............................................................................................. 5.............................................................................................
. ..

6.............................................................................................. 6.............................................................................................
. ..

7.............................................................................................. 7.............................................................................................
.

8..............................................................................................
. 8.............................................................................................
..

NO. DX INTERVENSI KEPERAWATAN

Tanggal : ..........................................

Jam : .........................................

Tanda Tangan perawat Pengkaji

( .........................................)
Nama Jelas dan Tanda Tangan

RSU HJ.ZUBAEDA BANTILAN TOLITOLI


Nama :
Tgl. :
IMPLEMENTASI Lahir L/P
KEPERAWATAN No. RM :
Hari / Nama dan Tanda
Jam No. DX Tindakan Keperawatan
Tanggal Tangan Perawat
RSU HJ.ZUBAIDAH BANTILAN TOLITOLI
Nama :
EVALUASI KEPERAWATAN Tgl. :
Lahir L/P
No. RM :
TANGGAL NO. TANDA TANGAN
EVALUASI
JAM DX PPJP

3. Format Catatan Perkembangan

RSU HJ.ZUBAEDA BANTILAN TOLITOLI


Nama :
RENCANA DAN CATATAN
Tgl. :
PERKEMBANGAN
Lahir L/P
PELAYANAN TERINTEGRASI
No. RM :
Ruangan : Halama :
n
Stempel Nama
HASIL PEMERIKSAAN ANALISA DAN TINDAK
Dan Tanda
LANJUT
Tangan
Tgl/ CATATAN PERKEMBANGAN
Profesi
Jam S(Subjective, O
Petuga Verifika
(Objektive)
Instruksi s si DPJP
A (Assesment P
(Plannning)
Keterangan :
S (Subjektive) : Keluhan Pasien
O (Objektive) : Pemeriksaan dan hasil penunjang lainnya
A (Assesment) : Penilaian terkini
P (Planning) : rencana tindakan, tindakan dan terget yang diharapka
4. Orientasi Pasien Baru
Nama :
ORIENTASI PASIEN BARU Tgl. Lahir : L/
P
No. RM :

No Materi Oriensi Ya Tidak

-
- Kipas Angin

- Wastafel / Handrub
- Lemari Pasien
- AC
- Televisi
- Telepon
- Tempat Sampah (organik / non Organik / Bahan Berbahaya)
- Kotak Saran / Kepuasan Pelanggan

Keterangan:
Isi dengan tanda ( ) pada salah satu kolom ya atau tidak

Penerima Orientasi Pemberi Orientasi

( ……………………………… ) ( ……………………………… )

Anda mungkin juga menyukai