Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI KLINIK PKU MUHAMMADIYAH DUKUN


TAHUN 2022

Disusun Oleh Kelompok 2 :


ELLY SUNARIATI : 211108017
MOHAMMAD MANSYUR : 211108021
LAILATUL ARIFAH : 211108015
HAMBALI : 211108013
MUSI’AH : 211108019
IMROATUN SHOIMAH: 211108023
MASRUROH : 211108024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, yang telah memberikan rahmat dan
rizki berupa kesehatan, waktu luang juga kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan dengan judul “Praktik Klinik Manajemen Keperawatan di Ruang Sakinah
Klinik PKU Dukun Tahun 2022” dengan baik dan tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan laporan ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
pendidikan Profesi Ners Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gresik. Penulis telah
berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya,
namun penulis menyadari banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan
pembaca pada umumnya. Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Direktur Klinik PKU Muhammadiyah Dukun
2. Ketua Program Studi Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Gresik
3. Pembimbing Akademik
4. Pembimbing Klinik.
5. Kepala Ruangan Sakinah Klinik PKU Muhammadiyah Dukun
6. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Mudah-
mudahan bantuan, bimbingan dan budi baik yang telah
diberikan pada penulis mendapat balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari Allah
SWT.

Gresik, 14 November 2022

Penulis
BAB I

PERSPEKTIF PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANGAN

A. Latar Belakang

Tuntutan pelayanan kesehatan yang tinggi serta meningkatnya kebutuhan pelayanan

kesehatan masyarakat akhir-akhir ini sangat memerlukan respon dan tindakan positif dari

perawat sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan di klinik. Berdasarkan pengkajian

pada tanggal 14 - 16 November 2022 di Ruang Sakinah Klinik PKU Muhammadiyah

Dukun didapatkan data:

Tenaga medis 2 orang S1 Keperawatan, 1 orang D4 Kebidanan, 6 orang D3

Keperawatan, 1 orang dokter, 3 orang cleaning service, 1 orang TU dan 3 orang

administrasi, dengan jumlah tempat tidur 18 tempat tidur. Dimana pada bulan November

2022 ruang Sakinah memiliki BOR sarana prasarana yang memenuhi standar, model

asuhan keperawatan yang digunakan adalah moduler dengan kepala ruangan Sarjana

keperawatan, ruang sakinah mempunyai ruang kelas 1 sebanyak 1 kamar, kelas 2

sebanyak 3 kamar dan kelas 3 sebanyak 14 kamar.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa dapat

menerapkan struktur dan MAKP moduler di ruang Sakinah Klinik PKU

Muhammadiyah Dukun Gresik.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menganalisa kebutuhan tenaga keperawatan di ruang Sakinah

Klinik PKU Muhammadiyah Dukun


b. Mampu menganalisa kondisi dan kecukupan sarana dan prasarana di ruang

Sakinah Klinik PKU Muhammadiyah Dukun

c. Mampu menganalisa tingkat kepuasan pasien di ruang sakinah

d. Mampu melaksanakan Role Play model MAKP Moduler seperti yang telah

ditentukan:

1) melakukan penerimaan pasien

2) melakukan penerimaan sentralisasi obat

3) melakukan timbang terima keperawatan

4) melakukan supervisi keperawatan

5) melakukan ronde keperawatan

6) melakukan discharge planning

7) mendokumentasikan usaha keperawatan dengan salah satu model

penugasan asuhan keperawatan

C. Manajemen Keperawatan

I. Definisi

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan pro aktif dalam

menjalankan suatu kegiatan diorganisasi yang mencakup kegiatan koordinasi dan

supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.

(Grant & Massey, 1999).

Manajemen adalah memperkenalkan, merencanakan, mengorganisasikan,

memimpin, mengkoordinasi, mengendalikan, memperkirakan dan merencanakan

berarti mempertimbangkan masa depan dan menyusun rencana aktifitas.

(Fayoldalam bukunya Russel, 2000).


Manajemen Keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui

upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa

aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat (Gillies, 1985).

2. Komponen Manajemen Keperawatan

Terdapat tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan, yaitu :


1) Sistem Pengorganisasian Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan
a. Metode fungsional
Metode fungsional yaitu suatu metode pemberian asuhan keperawatan dengan
cara membagi habis tugas pada perawat yang berdinas.
1) Kelebihan metode fungsional :
a) Menekankan efisiensi, pembagian tugas jelas dan pengawasan baik
untuk RS yang kekurangan tenaga.
b) Perawat senior bertanggung jawab pada tugas manajerialsedangkan
perawat junior bertanggung jawab pada perawatan pasien.
2) Kelemahan metode fungsional
a) Pasien merasa tidak puas karena pelayanan keperawatan yang
terpisah-pisah atau tidak dapat menerapkan proses keperawatan.
b) Perawat hanya melakukan tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja.
b. Metode Tim
Metode tim yaitu pemberian asuhan keperawatan secara total kepada
sekelompok pasien yang telah ditentukan. Perawat terdiri dari tenaga
profesional, teknikal dan pembantu.
1. Konsep metode tim
a) Ketua TIM harus mampu menerapkan berbagai teknik
kepemimpinan.
b) Komunikasi yang efektif agar rencana keperawatan tercapai.
c) Anggota TIM harus menghargai kepemimpinan ketua tim
2. Kelebihan metode tim
a) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b) Mendukung pelaksanaan proses perawatan
c) Komunikasi antara tim berjalan dengan baik sehingga konflikmudah
diatasi
d) Memberikan kepuasan pada anggota tim
3. Kelemahan metode tim
Komunikasi antar anggota tim dalam bentuk konferensi timyang sulit
terbentuk pada waktu-waktu sibuk.
c. Metode Keperawatan Primer
Metode primer yaitu metode pemberian asuhan kerawatan komprehensif yang
merupakan penggabungan model praktik keperawatan profesional. Setiap
perawat profesional bertanggunng jawab terhadap asuhan keperwatan pasien
yang menjadi tanggung jawabnya.
a) Konsep dasar metode primer
1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
2. Ada otonomi
3. Ketertiban pasien dan keluarga
b) Ketenagaan metode primer
1. Setiap perawat primer adalah perawat “bed side” Beban kasus pasien
4-6 orang untuk satu perawat.
2. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal
3. Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun non
profesional sebagai perawat asisten
c) Kelebihan metode keperawatan primer
1) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
2) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil
dan memungkinkan pengembangan diri.
d) Kelemahan metode keperawatan primer
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dan kriteria assertife, selfdirection,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat menguasai keperawatan
klinik, accountable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin
2) Sistem klasifikasi pasien
Sistem klasifikasi pasien yaitu mengelompokkan pasien sesuai dengan
ketergantungannya dengan perawat atau waktu dan kemampuan yang dibutuhkan
untuk memberi asuhan keperawatan yang dibutuhkan. Klasifikasi tingkat
ketergantungan pasien menurut Douglas (1984),adalah :
a) Minimal care
1. Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam/24 jam/dengan
kriteria Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan.
4. Observasi tanda- tanda vital dilakukan tiap shiff
5. Pengobatan minimal, status psikologis stabil
6. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
b) Intermediet Care
Memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam dengan kriteria :
1. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
2. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
3. Ambulasi dibantu, Pengobatan lebih dan sekali
4.
5. Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan memerlukan
prosedur
c) Perawatan Intensif
Perawatan total care memerlukan waktu 5-6/24 jam dengan kriteria :
1. Segalanya diberikan atau dibantu
2. Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
3. Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intra vena
4. Pemakaian suction
5. Gelisah atau disorientasi
3) Metode Proses Asuhan Keperawatan
Menurut Ali (1997) proses keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang
ilmiah, sistematis, dinamis,dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam
rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien, di mulai dari pengkajian
(pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah), diagnosis keperawatan,
pelaksanaan, dan penilaian tindakan keperawatan. Metode proses keperawatan
mencakup tahap-tahap dalam proses keperawatan, yaitu :
1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dansistematis
untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan
yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat
ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu pengumpulan data,
analisis data dan penentuan masalah kesehatan serta keperawatan.
a. Pengumpulan data
Tujuanya adalah diperoleh data dan informasi mengenai masalah
kesehatan yang ada pada pasien sehingga dapat ditentukan Tindakan
yang harus di ambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut
aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta factor lingkungan yang
mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis.
Jenis data antara lain, data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui
suatu pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan,misalnya suhu tubuh,
tekanan darah, serta warna kulit. Data subjekyif, yaitu data yang
diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari keluarga
pasien/saksi lain misalnya, kepala pusing, nyeri dan mual.
Adapun fokus dalam pengumpulan data meliputi :
1) Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
2) Pola koping sebelumnya dan sekarang
3) Fungsi status sebelumnya dan sekarang
4) Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
5) Resiko untuk masalah potensial
6) al-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
b. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan
berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
c. Perumusan Masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi
dengan asuhan keperawatan (masalah keperawatan) tetapi ada juga yang
tidak dan lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun
diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas masalah
ditentukan berdasarkan kriteria penting dan segera. Penting mencakup
kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi,
sedangkan segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang
tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah
komplikasi yang lebih parah atau kematian. Prioritas masalah juga dapat
ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu :
Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam
kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).
Perumusan diagnosa keperawatan :
a) Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik
yang ditemukan.
b) Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak di
lakukan intervensi.
c) Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk
memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
d) Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga, atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat
sejahtera yang lebih tinggi.
e) Syndrom : diagnosa yang terdiri dar kelompok diagnose keperawatan
actual dan resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu
kejadian atau situasi tertentu.
3. Rencana Tindakan Keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien
beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan
dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994).
Rencana tindakan keperawatan merupakan pedoman tertulis untuk
perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat
dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan.
Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi
kontinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai
hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan
yang berkualitas tinggi dan konsisten. Rencana asuhan keperawatan tertulis
mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas.
Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang.
(potter,1997).
4. Tindakan Keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana Tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan klien. Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah
sebagai berikut :
Tahap 1 : persiapan yaitu tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut
perawat untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
Tahap 2 : intervensi yaitu fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan
adalah kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan Tindakan
keperawatan meliputi tindakan : independen, dependen dan interdependen.
Tahap 3 : dokumentasi yaitu pelaksanaan tindakan keperawatan harus
diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian
dalam proses keperawatan.
5. Evaluasi Tindakan Keperawatan
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan
membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan kriteria/ rencana yang telah
disusun
b. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah
disusun.
c. Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan kriteria keberhasilan yang
telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1. Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/kemajuan
sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu dicari penyebab dan cara mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam
hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah
terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang
tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
6. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat
diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang.
(potter 2005). Banyak para ahli menyusun sistem dokumentasi keperawatan.
Sistem dokumentasi ini masing-masing memiliki keunikan tersendiri, namun
pada dasarnya tidak banyak perbedaan. Ada beberapa sistem
pendokumentasian yang sering dipakai antara lain :
1) Catatan Berorientasi Pada Sumber (Source Oriented Record ISOR).
Sistem ini memberi kemudahan dalam menempatkan catatan mengenai
data yang diperolehkarena biasanya masing-masing format telah dibuat
secara spesifik. Namun demikian sistem ini memiliki kelemahan antara
lain informa menjadi sulit dipelajari secara lengkap karena masing-
masing data berada pada format yang berbeda.
2) Komponen SOR meliputi hal berikut :
a. Lembar penerimaan
Lembar ini berisi data demografi pasien/klien, seperti, nama,alamat,
tempat dan tanggal lahir, status perkawinan serta,diagnosis pada
saat masuk rumah sakit.
b. Lembar instruksi dokter
Lembar ini digunakan untuk mencatat setiap instruksi dokter
yangdilengkapi dengan tanggal dan, tanda tangan dokter yang
bersangkutan.
c. Lembar riwayat medic
d. Lembar ini berisi catatan tentang hasil pemeriksaan fisik,
kondisikesehatan klien, perkembangan, dan tindak lanjut.
e. Catatan perawat
Catatan ini mencakup catatan, pengkajian, diagnosis, intervensi dan
evaluasi.
f. Catatan dan laporan khusus
Catatan ini berisi tentang hasil konsultasi, pemeriksaan
laboratorium, laporan operasi, berbagai terapi fisik, tanda-tanda
vital, masukan dan haluaran cairan serta pengobatan. Terdapat 3
model dokumentasi yang saling berhubungan, saling
ketergantungan dan dinamis, yaitu komunikasi, proses keperawatan
dan standar dokumentasi.
3) Ketrampilan Komunikasi
Secara tertulis adalah ketrampilan perawat dalam mencatat dengan jelas,
mudah dimengerti. Dalam kenyataannya dengan kompleknya pelayanan
keperawatan dan peningkatan kualitas, keperawatan, perawat dituntut
untuk dapat mendokumentasikan secara benar. Keterampilan
dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk
mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lain.
4) Dokumentasi Proses Keperawatan
Perawat memerlukan ketrampilan dalam mencatat proses keperawatan.
Pencatatan proses keperawatan merupakan, metode yang tepat untuk
pengambilan, keputusan yang sistematis, problem solving,dan riset lebih
lanjut. Format proses keperawatan merupakan kerangka atau dasar
keputusan dan tindakan termasuk juga pencatatan hasil berfikir dan
tindakan keperawatan. Dokumentasi adalah bagian integral proses,
bukan sesuatu yang berbeda dan metode problem solving.
5) Standar Dokumentasi
Perawat memerlukan suatu, ketrampilan untuk dapat memenuhi standar
yang sesuai. Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang
kualitas dan kuantitas dokumentasi yang dipertimbangkan secara
adekuaat dalam suatu situasi tertentu. Dengan adanya standar
dokumentasi memberikan informasi bahwa adanya suatu ukuaran
terhadap kualitas dokumentasi keperawatan.
6) Ketrampilan Dalam Dokumentasi
7) Ketrampilan dalam dokumentasi sangat bergantung pada 5 komponen
yaitu :
a. Novice (orang baru)
Dengan keberadaan orang baru akan diharapkan membawa
perubahan dan pembaharuan.
b. Advanced Beginer (pemula lanjut)
Pola pikir yang maju. ilmiah dan dilandasi motivasi yang
tinggiterhadap keprofesian mudah untuk menunjang ketrampilan
dankemampuan pendokumentasian.
c. Competent (mampu)
Merupakan ciri yang harus dimiliki oleh perawat yang
bertugasmemberikan arahan keperawatan.
d. Proficient (cakap)
Kemampuan tanpa diikuti kecakapan akan menjadikan
diriterbelakang dan kemajuan
e. Expert (ahli)
Keahlian dalam melakukan dokumentasi proses
keperawatansangat diperluakan oleh seorang perawat

Proses Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan merupakan suatu proses yang dilaksanakan sesuai dengan

pendekatan sistem terbuka. Oleh karena itu manajeman keperawatan terdiri atas

beberapa elemen yang tiap-tiap elemen saling berinteraksi. Pada umumnya suatu

sistem dicirikan oleh 5 elemen, yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme

umpan balik. Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa

informasi, personel, peralatan, dan fasilitas. Proses pada umumnya merupakan

kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan

pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan

keperawatan. Output atau keluaran umumnya dilihat dari hasil atau kualitas

pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan staf,serta kegiatan penelitian

untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran. Kontrol dalam proses manajemen

keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran yang proporsional,


evaluasi penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur sesuai dengan standar dan

akreditasi. Sedangkan umpan balik dilakukan melalui laporan keuangan, audit

keperawatan dan survei kendali mutu, serta penampilan kerja perawat. Proses

manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada sejajar dengan proses

keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan dimaksudkan untuk

mempermudah pelaksanaan proses keperawatan. Proses manajemen sebagaiman juga

proses keperawatan terdiri atas kegiatan pengumpulan data, identifikasi masalah,

pembuatan rencana, pelaksanaan kegiatan dan kegiatan penilaian hasil. (Gillies, 1985)

3. Fungsi Manajemen Keperawatan

a. Planning

Planning atau perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan yang

strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Perencanaan disini dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan

keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan semua

anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang

dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan

efektifitas staff serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk

mencapai visi dan misi institusi yang telah ditetapkan. (Nursalam, 2002).

b. Organizing

a. Struktur Organisasi

Masing-masing organisasi memiliki struktur formal dan informal yang

menentukan alur kerja dan hubungan timbal balik antar pribadi. Struktur fotmal

direncanakan dan dipublikasikan, struktur informal tidak direncanakan dan samar.


Seorang manajer perawatan harus mengerti dan memakai keduanya secara efektif.

Struktur formal organisasi merupakan penyusunan resmi jabatan kedalam pola

hubungan kerja yang akan mengatur usaha banyak pekerja dari bermacam-macam

kepentingan dan kemauan. Struktur informal organisasi terdiri dari hubungan

timbal balik pribadi yang tidak resmi diantara para pekerja yang mempengaruhi

efektifitas kerja mereka. Kualitas hubungan timbal balik seorang manajer dengan

lainnya langsung dikaitkan dengan kemampuan kepemimpinannya. Mengingat

struktur formal dan informal organisasisaling melengkapi, manajer perawat bisa

memakai struktur organisasiinformal unttuk mengganti kerugian karena

kekurangan atau kegagalan dalam struktur formal.

b. Job Deskriptions

Merupakan suatu uraian pembagian tugas sesuai peran yang ia jalankan,

misalnya sorang kepala ruang maka tugas dan tanggung jawabnya, jadi antara

satu dengan yang lainnya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda

sesuai dengan perannya.

c. Metode Penugasan

Metode penugasan yang ditetapkan harus dapat memudahkan pembagian

tugas perawat yang disesuaikan dengan pengetahuan danketrampilan perawat

dan sesuai dengan kebutuhan klien. Apabila metode penugasan tidak

diterapkan maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien

menjadi tidak opimal

Jenis model asuhan keperawatan menurut Grant & Massey (1997)dan Marquis

& Houston (1998), antara lain :


a) Model Fungsional

Metode fungsional dilakukan oleh perawat dalam pengelolaanasuhan

keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia ke II. Pada saat

itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap

perawat hanya melakukan 1 sampai 2 jenis intervensi (merawat luka

kepada semua pasien di bangsal.

Gambar 2 : Skema Model Fumgsional

b) Model Tim

Model ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda

dalam memberikan askep terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan

dibagi dalam group kecil yang saling membantu.

Gambar 3 : Skema Model Tim

c) Model Primer

Model penugasan dimana 1 orang perawat bertanggung jawab penuh

selama 24 jam terhadap askep pasien mulai dari pasien masuk sampai

keluar rumah sakit.

Gambar 4 : Skema Model Primer


d) Manajemen Kasus

Setiap perawat di tugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat

ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift

dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama

pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan 1 pasien 1

perawat, dan hal ini umumnya dilakukan untuk perawat privat atau

keperawatan khusus seperti isolasi dan intensive care.

e) Model Tim Primer

Pada model ini digunakan kombinasi dari kedua sistem. Menurut Ratna S.
Sudarsono (2000), penerapan model ini didasarkan pada beberapa alasan
yaitu :
8) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena sebagai
perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan
S1keperawatan atau setara.
9) Keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena tanggung jawab
asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagaitim.
10) Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan kontinuitasasuhan
keprawatan dan accountabilitas asuhan keperawatanterdapat pada
primer.Hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam penentuan
pemilihanmetode pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Houston,
1998), yaitu :
1. Sesuai dengan visi dan misi institusi
2. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam askep
3. Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya
4. Terpenuhinya kepuasan klie, keluarga dan masyarakat
5. Kepuasan kinerja perawat
6. Terlaksananya komunikasi yang adequate antara perawat dan tim
kesehatan lainnya
c. Actuiting

1) Motivasi

Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yg memberi konstribusi pada

tingkat komitmen seseorang, hal ini termasuk factor yang menyebabkan,

menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad

tertentu (Stoner, Freman 11995). Motivasi adalah sesuatu yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu (Ngalim, 2000). Dari pengertian diatas

dapat diambil 3 point penting yaitu : kebutuhan, dorongan dan tujuan.

Kebutuhan muncul apabila seseorang merasakan sesuatu yg kurang baik

fisiologis maupun psikologis, dorongan merupakan arahan untuk memenuhi

kebutuhan tadi sedangkan tujuan adalah akhir dari satu siklus motivasi.

(Luthan, 2000).

2) Sistem Klasifikasi Pasien

Sistem klasifikasi pasien adalah metode pengelompokan pasien menurut

jumlah dan kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Didalam kebanyakan

sistem klasifikasi, pasien dikelompokkan sesuai dengan kebergantungan

mereka pada pemberi perawatan atau sesuai dengan waktu pemberian

perawatan dan kemampuan yang diperlukan untuk memberikan perawatan.

Tujuan setiap sistem klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan

menghargai masing-masing nilai angkanya yang mengukur volume usaha

yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perawatan pasien.


Untuk dapat mengembangkan sistem klasifikasi pasien yang akan dijalankan,

manajer perawat harus menentukan jumlah kategori pembagian pasien;

karakteristik pasien di masing-masing kategori, jumlah dan jenis prosedur

perawatan yang akan dibutuhkan oleh jenis pasien di dalam masing-masing

kategori, dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan prosedur tersebut,

memberikan dukungan emosional serta memberikan pengajaran kesehatan

kepada pasien masing-masing kategori. Karena tujuan sistem klasifikasi

pasien adalah menghasilkan informasi mengenai perkiraan beban kerja

keperawatan, masing-masingsistem membolehkan usaha kualifikasi waktu.

3) Ketenagaan Keperawatan dan Pasien

Tujuan manajemen ketenagaan di ruang rawat adalah untuk mendayagunakan

tenaga keperawatan yang efektif dan produktif yang dapat memberikan

pelayanan bermutu sehingga dapat memenuhi pengguna jasa. Perkiraan

kebutuhan perawat harus memperhatikan kategori klien yang dirawat, ratio

perawat dan metode penugasan. Terdapat beberapa formula dalam

perhitungan kebutuhan tenaga,yaitu sebagai berikut :

Rumus Gillies :

Σ jam kep yg dibutuhkan klien/hr X rata-rata klien/hr X Σ hr/tahun

Σ hr/tahun –hr libur perawat X Σ jam kerja/hari

= Σ jam kep yg dibutuhkan klien / tahun

Σ jam kerja / tahun

Catatan :
 Waktu perawatan menurut Gillies (1989) :

 Waktu perawatan langsung

 Self care = ½ X 4 jam = 2 jam

 Partial care = ¾ X 4 jam = 3 jam

 Total care = 1 – 1½ X 4 jam = 4-6 jam

 Intensive care = 2 x 4 jam = 8 jam

 Rata-rata perawatan langsung = 4-5 jam

 Waktu perawatan tak langsung : 38 menit/klien/hari

 Waktu penyuluhan : 15 menit/klien/hari

Ratio perawat ahli : trampil : 55 % : 45 %

Proporsi dinas pagi : sore : malam : 47 % : 36 % : 17 %

4) Penjadwalan

Penjadwalan adalah satu aspek dari fungsi kepegawaian. Kepegawaian adalah


perhimpunan dan persiapan pekerja yang dibutuhkan untuk melakukan misi
dari sebuah organisasi. Penjadwalan adalah penentuan pola jam kerja masuk
dan libur mendatang untuk pekerja dalam sebuah unit, seksi atau divisi. Agar
supervisor dan kepala perawat dapat mengatur jadwal waktu personil yang
libur dan yang masuk secara adil, harus ada departemenatau divisi yang
mengatur kebijaksanaan penjadwalan untuk memandu pembuatan keputusan.
Apabila kebijaksanaan menyangkut persoalan berikut tidak ada, maka manajer
perawat harus bersatu sebagai sebuah kelompok untuk menyusun :
a. Orang dengan jabatan yang bertanggung jawab mempersiapkan jadwal
waktu untuk personil di masing-masing unit.
b. Periode waktu untuk diliputi oleh masing-masing jadwal masuk /libur.
c. Banyaknya pemberitahuan di muka yang diberikan para
pekerjamenyangkut jadwal masuk/libur .
d. Waktu masuk/libur total yang diperlukan oleh masing-masing pekerja per
hari, minggu atau bulan.
e. Hari dimulainya minggu kerja
f. Dimulai dan diakhirinya waktu untuk masing-masing pergiliran tugas.
g. Jumlah pergiliran yang harus dipergilirkan diantara masing-masng
pekerja.
h. Frekuensi yang diperlukan dari pergiliran pergantian.
i. Keperluan pergiliran dari satu unit ke lain unit dan frekuensi pergiliran
tersebut.
j. Keperluan penjadwalan dua hari libur per minggu atau rata-rata duahari
libur per minggu.
k. Frekuensi libur akhir pekan untuk masing-masing kategori personil.
l. Definisi dari “ libur akhir pekan” untuk personil tugas malam
m. Perlunya perluasan hari libur yang berurutan dan yang tak berurutan.
n. Hari kerja berurutan maksimum yang diperbolehkan.
o. Jarak waktu minimum yang diharuskan antara urutan pergantiantugas
p. Jumlah hari libur yang dibayar untuk diberikan pada masing-masing
pekerja.
q. Jumlah hari libur yang diharuskan per tahun saat pegawai
harusdijadwalkan libur kerja.
r. Panjangnya pemberitahuan dimuka untuk diberikan pegawaimengenai
jadwal tugas liburan masuk / libur.
s. Prosedur yang harus diikuti dalam meminta libur kerja pada harilibur
tertentu
t. Jumlah hari-hari libur yang dibayar untuk di berikan pada masing-masing
pekerja.
u. Lamanya waktu pemberitahuan di muka untuk diberikan
pegawaimengenai jadwal liburan.
v. Prosedur yang diikuti dalam memohon waktu libur khusus.
w. Pembatasan pada penjadwalan liburan selama hari libur, natal, tahun baru.
x. Jumlah personiling-masing kategori yang akan dijadwalkanuntuk liburan
atau hari libur pada saat tertentu.
y. Prosedur penyelesaian perselisihan antar personil sehubungandengan
permintaan waktu liburan dan hari libur.
z. Prosedur pemrosesan permintaan “ darurat” untuk penyesuaia jadwal
waktu.
5) Pengembangan Staff
Program pendidikan dan pelatihan dirancang untuk meningkatkan prestasi
kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaikikepuasan kerja.
Ada beberapa metode pendidikan dan latihan yang akandigunakan untuk
meningkatkan prestasi kerja. (Moenir, 1994).
a. Metode Seminar atau Konferensi
Biasanya diselenggarakan bagi pegawai yang menduduki jabatansebagai
kepala atau pegawai yang dalam waktu singkat akan diserahi jabatan
sebagai kepala. Masalah-masalah baik yang menyangkut segimanajemen
maupun penyelenggaraannya atau proses dari kegiatanyang
dipermasalahkan.
b. Metode Lokakarya (Workshop)
Penyelenggaraannya tidak jauh berbeda dengan seminar, letak
perbedaannya dengan seminar adalah pada materinya. Pada
materilokakarya bersifat teknis, administrative dan sedikit
bersifatmanajerial.
c. Metode Sekolah atau Kursus
Metode ini digunakan sebagai usaha memberikan informasi adanya
aturan-aturan atau hal – hal baru dalam organisasi yang harusdimengerti
dan dilaksanakan oleh peserta.Metode ini juga digunakan untuk
menambah pengetahuan baru bagi peserta yang ada kaitannya dengan
pekerjaan peserta. Pada akhirsekolah atau kursus, biasanya diberikan
ujian-ujian dengan atau tanpakriteria kelulusan.
d. Metode Belajar Sambil Bekerja ( Learning by Doing )
Pada metode ini latihan ketrampilan menjadi tujuan utamasehingga
mereka dapat menguasai teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang
dibebankan kepada mereka. Biasanya metode inidilakukan oleh atasan
pada bawahan secara langsung dalammembimbing pegawai kantor.Dalam
prakteknya metode pendidikan dan latihan ini disesuaikandengan
pertimbangan tujuan, fasilitas yang tersedia, biaya, waktu dankegiatan
instansi lainnya.

d. Controling
1. Definisi
Controling merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan
penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standart yang telah
ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai
dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan
menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu. (Azwar, 1996).
Fungsi pengawasan (controling) merupakan fungsi yang terakhir dari proses
manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi
manajemen lainnya, terutama dengan fungsi perencanaan. Melalui fungsi
pengawasan dan pengendalian, standart keberhasilan (target, prosedur kerja,
dsb) selalu harus dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang
mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan diupayakan agar
penyimpangannya dapat dideteksi secaradini, dicegah, dikendalikan atau
dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasandan pengendalian bertujuan agar
efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang dan efektifitas
tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.
2. Peran leadhershipt dalam controlling
a. Mendorong staf untuk aktif terlibat dalam pengawasan mutu
b. Mengkomunikasikan secara jelas standart yang diharapkan terhadapstaf
c. Mendorong / memotivasi standart tertinggi untuk kualitas yangmaksimal
dengan menyediakan standart keamanan minimum
d. Mengimplementasikan pengawasan mutu secara proaktif sertareaktif
e. Menggunakan pengawasan sebagai metode untuk menentukanmengapa
tujuan tersebut tidak dapat dicapai
f. Secara aktif mensyahkan hasil pengawasan mutu yang ditemukanyang
mempunyai kesatuan profesi dan kosumen
g. Menghargai antara standart klinis dengan standar menggunakansumber-
sumber yang meyakinkan pasien untuk menerima perawatansesuai yang
diharapkan
h. Bertindak sebagai role model terhadap staf untuk menerimatanggung
jawab dan tanggung gugat terhadap tindakan keperawatan
i. Secara aktif berpartisipasi dalam usaha-usaha penelitian
untukmengidentifikasi dan mengukur sensitifitas keperawatan sebagai hail
pelayanan pasien.
3. Fungsi manajemen dalam controlling
Menghubungi individu dalam organisasi, membentuk standartukuran yang
jelas terhadap keperawatan dan menentukan metode yang paling tepat untuk
mengukur standart yang ada.
4. Manfaat controlling
Apabila fungsi controling dapat dilaksanakan secara tepat, organisasiakan
memperoleh manfaat sebagai berikut :
a) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telahdilaksanakan
sesuai dengan standart atau rencana kerja denganmenggunakan sumber
daya yang telah ditetapkan.
b) Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian
staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
c) Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telahmencukupi
kebutuhan dan telah digunakan secara benar.
d) Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
e) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk
promosi dan latihan lanjutan.

Anda mungkin juga menyukai