METODE FUNGSIONAL
OLEH:
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Metode Asuhan Keperawatan Profesional (Makp) Metode Fungsional”
Denganini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Bapak Ns.Alwan Wijaya,M.MR selaku Dosen mata kuliah
Keperawatan Menangement Keperawatan yang telah memberikan tugas kelompok ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan.kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkanang dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual
yang komperhensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat
baik sakit maupun sehat secara berkualitas (Kozier, 1995).
Menejemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota
staf untuk memberikan asuahan keperawatan secara profesional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga
diharapkan keduanya saling menopang dan berkesinambungan.
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat
ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
keperawatan dan tuntutan perkembangan iptek, maka metode sistem
pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien.
Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien. Mc Laughin, Thomas, & Barterm (1995) mengidentifikasi delapan
model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di
rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan
keperawatan primer.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Metode Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Metode Fungsional?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) Metode Fungsional?
3. Bagaimana pembagian tugas dalam Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) Metode Fungsional?
4. Bagaimana bagan penugasan dari Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) Metode Fungsional?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Metode Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Metode Fungsional?
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) Metode Fungsional?
3. Mengetahui pembagian tugas dalam Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) Metode Fungsional?
4. Mengetahui bagan penugasan dari Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) Metode Fungsional?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian MAKP
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem
(struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996).
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah sebuah
sistem yang meliputi struktur, proses, dan nilai profesional yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
dan mengatur lingkungan untuk menunjang asuhan keperawatan sebagai suatu
model berarti sebuah ruang rawat dapat menjadi contoh dalam praktik
keperawatan profesional di Rumah Sakit (Sitorus, 2006).
Kepala Ruangan
Pasien/klien
Penugasan
1. Kepala Ruangan
a. Menyusun rencana kerja kepala ruangan
b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan
di ruang rawat yang bersangkutan
c. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan
sesuai kebutuhan
d. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koodinasi dengan kepala
instansi
e. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan
yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
2. Perawat pengobatan
a. Perawat juga bertugas memberikan obat kepada pasien sesuai dengan
kadar dan dosisnya. Terkadang, pasien bandel atau lupa mengonsumsi
obat pada waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, salah satu
tanggung jawab perawat adalah memastikan pasien makan obat tepat
pada waktunya.
3. Perawat instrument
a. Menyiapkan set instrument steril dan bersih sesuai kebutuhan ruangan
b. Menyaipkan bahan desinfektan, dan bahan lain sesuai keperluan
ruangan agar tersedia di ruangan
c. Menyiapkan sarung tangan steril dan steril
4. Perawat Dasar
a. perawat juga membantu merawat pasien dengan baik, seperti
membantu pasien makan baik secara normal maupun menggunakan
alat bantu dan menggenakan baju.
b. menjaga kesehatan pasien sesuai dengan tahapan proses keperawatan
seperti memeriksa tanda vital (tensi, suhu tubuh, tekanan darah),
mengecek gula darah dan memasang oksigen ataupun infus.
c. perawat juga harus bisa memberikan motivasi untuk pasien. Hal ini
dilakukan dengan memberikan semangat untuk kesembuhan pasien
dan juga menghibur pasien untuk mengurangi rasa sakit.
E. Metode Douglas
Douglas ( 1984 ) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien rawat
inap sebagai berikut .
1. Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam.
2. Perawatan intermediet memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam.
3. Perawatan maksimal atau total memerluka waktu : 5-6 jam/24 jam.
Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan
oleh perawat yang sama selama 22 hari.
Setiap pasien minimal memenuhi 3 kriteria berdasarkan klasifikasi pasien
Bila hanya memenuhi kriteria maka pasien di kelompokan pada klasifikasi di
atasnya.
Tabel 9.5 nilai standar jumlah perawat per sif berdasarkan klasifikasi pasien.
Klasifikasi pasien
Jumlah minimal parsial total
Pasien P S M P S M P S M
1. 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
Dst
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Dengan Kasus
1. 3 Demam Berdarah(DBD)
2. 2 Tuberculosis (TB)
3. 8 Post OP Sensor
4. 4 Diare
5. 3 Kejang
Kepala Ruangan
Linda Fuji Ramdiani (S1)
Perawat
Perawat Perawat
Pengobatan Perawat
Merawat luka Dasar
Muliani Utami Intrumen
(S1) Muhammad Rudi Indra
I Wayan Andika
Suriadi Isnaini Saputra (S1)
Fitria Widiarti Hardinata (S1)
(S1)
(S1) Susanti (S1)
Anggi Rindang
Sugeng Prtama
Perawat A(D3) Qorian (S1) Muhammad
(S1)
Suriadi Isnaini
Perawat B(D3) Perawat E(D3)
Perawat C(D3) (S1)
Perawat F(D3)
Perawat D(D3) Perawat G(D3)
Pasien/klien
Pembagian shift keperawatan