Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SCABIES

OLEH

I WAYAN ANDIKA HARDINATA

015.01.3189

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Asuhan Keperawatan Keluaraga Dengan Scabies” dengan baik meskipun
banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Dosen mata
kuliah Keperawatan Komunitas 4 yang telah memberikan tugas ini kepada saya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan.kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkanang dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Mataram,17 Februari 2019

I Wayan Andika Hardinata


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Scabies adalah penyakit kulit yang mudah menular. Orang jawa sering
menyebutnya gudig. Penyebabnya adalah Sarcoptes scabei. Cara penularan
penyakit ini adalah melalui kontak langsung dengan penderita atau tidak
langsung melalui alat-alat yang dipakai penderita, misal : baju, handuk,
dll.Gejala klinis yang sering menyertai penderita adalah : Gatal yang hebat
terutama pada malam hari sebelum tidur, Adanya tanda : papula (bintil),
pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan), bekas-bekas lesi yang
berwarna hitam, Dengan bantuan loup (kaca pembesar), bisa dilihat adanya
kunikulus atau lorong di atas papula (vesikel atau plenthing/pustula).
Predileksi atau lokasi tersering adalah pada sela-sela jari tangan,
bagian fleksor pergelangan tangan, siku bagian dalam, lipat ketiak bagian
depan, perut bagian bawah, pantat, paha bagian dalam, daerah
mammae/payudara, genital, dan pinggang. Pada pria khas ditemukan pada
penis sedangkan pada wanita di aerola mammae. Pada bayi bisa dijumpai
pada daerah kepala, muka, leher, kaki dan telapaknya. Pemariksaan adanya
skabies atau Sarcoptes scabei dengan cara :Melihat adanya burrow dengan
kaca pembesar Papula, vesikel yang dicurigai diolesi pewarna (tinta)
kemudian dicuci dengan pelarutnya sehingga terlihat alur berisi tinta Melihat
adanya sarcoptes dengan cara mikroskopis, yaitu : Atap vesikelnya diambil
lalu diletakkan di atas gelas obyek terus ditetesi KOH 30%, ditutup dengan
gelas penutup dan diamati dengan mikroskop. Papula dikorek dengan skalpel
pada ujungnya kemudian diletakkan pada gelas obyek lalu ditutup dan diamati
dengan mikroskop.
Meski sekarang sudah sangat jarang dan sulit ditemukan laporan
terbaru tentang kasus skabies diberbagai media di Indonesia (terlepas dari
faktor penyebabnya), namun tak dapat dipungkiri bahwa penyakit kulit ini
masih merupakan salah satu penyakit yang sangat mengganggu aktivitas
hidup dan kerja sehari-hari. Di berbagai belahan dunia, laporan kasus skabies
masih sering ditemukan pada keadaan lingkungan yang padat penduduk,
status ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang rendah dan kualitas higienis
pribadi yang kurang baik atau cenderung jelek. Rasa gatal yang
ditimbulkannya terutama waktu malam hari, secara tidak langsung juga ikut
mengganggu kelangsungan hidup masyarakat terutama tersitanya waktu untuk
istirahat tidur, sehingga kegiatan yang akan dilakukannya disiang hari juga
ikut terganggu. Jika hal ini dibiarkan berlangsung lama, maka efisiensi dan
efektifitas kerja menjadi menurun yang akhirnya mengakibatkan menurunnya
kualitas hidup masyarakat. (Kenneth, F,1995).
Menurut Departemen Kesehatan RI prevalensi skabies di puskesmas
seluruh Indonesia pada tahun 1986 adalah 4,6 % - 12,95 % dan skabies
menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Di bagian Kulit dan
Kelamin FKUI/RSCM pada tahun 1988, dijumpai 704 kasus skabies yang
merupakan 5,77 % dari seluruh kasus baru. Pada tahun 1989 dan 1990
prevalensi skabies adalah 6 % dan 3,9 % (Sungkar,S, 1995).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah menjalani proses pembelajaran teori mengenai asuhan
keperawatan diharapkan setiap maha siswa mampu menuangkan hasil
fikirnya kedalam dunia praktek yang artinya atau kata lain bermanfaat
bagi kesehatan diri sendir dan orang lain
2. Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan praktikum dan seminar maha siswa mampu
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien scabies
a. Menjelaskan konsep dasar keluarga
b. Menjelaskan Konsep dasar Scabies
c. Membuat asuhan keperawatan keluarga dengan Scabies
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR KELUARGA


1. Pengertian Keluarga
Friedman (2005) mendefinisikan keluarga sebagai kumpulan dua
orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan
emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga. Pengertian keluarga yang lain
sebagaimana dinyatakan oleh Suprajitno (2004) yaitu suatu ikatan/
persekutuan hidup atas dasar perkawinan antar orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau perempuan
yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau
adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga. Sementara itu Effendi
(2005:30) mendefinisikan keluarga sebagai perkumpulan dua atau lebih
dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Maka untuk itu indonesia merupakan salah satu negara yang
menjunjung tinggi adat ketimuran yang menekankan bahwa keluarga
harus dibentuk atas dasar perkawinan, seperti yang tertulis dalam
peraturan pemerintah (PP) No. 21 tahun 1994 bahwa keluarga dibentuk
berdasarkan atas perkawinan yang sah.
2. Tipe – tipe keluarga
a. Keluarga inti ( Nuclear family )
Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
b. Keluarga besar ( Exstended family )
Adalah keluarga inti ditambah   dengan  sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, atau bibi.  

c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)


Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai
atau kehilangan pasangannya
d. Orang tua tunggal (single parent family) yaitu
keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anaknya
akibat perceraian atau ditinggal pasangannya,
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage
mother)
f. Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (the single adult living alone)
g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital
heterosecual cohabiting family)
h. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama
(gay and lesbian family).
3. Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan
a. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (beginning family).
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki
(suami) dan perempuan (istri) membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.
Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya
banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan orang tuanya.
Tugas perkembangan
1) Membina hubungan intim dan memuaskan.
2) membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial.
3) mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing
family).
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
3) hubungan sexual dan kegiatan.
4) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

c. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool).


Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun.

Tugas perkembangan

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat


tinggal, privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak
lain juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga
maupun dengan masyarakat.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
d. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with children).
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah )
dan berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya
keluarga mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk.
Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat
sendiri. Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda
dengan anak.

Tugas perkembangan keluarga.

1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan


lingkungan.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat,
e. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7
tahun kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang
dewasa.

Tugas perkembangan

1) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.


2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang
tua.
4) Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

f. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching


center family).
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya
tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.


2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
g. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families).
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
Pada beberapa pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia
lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.

Tugas perkembangan

1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak- anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan. Fokus mempertahankan
kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin,
menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.
h. Tahap VIII keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan
meninggal dan keduanya meninggal.

Tugas perkembangan

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.


2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
4) Melakukan life review.
5) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas
utama keluarga pada tahap ini.
4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga
melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat, antara lain:
a. Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam
keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran
formal dan informal
b. Nilai dan norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini
oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan
c. Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-
ibu, orang tua dengan anak, anak dengan anak dan anggota keluarga
lain dengan keluarga inti.
d. Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah
perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.
5. Fungsi keluarga
Secara umum fungsi keluarga (friedman, 2005) adalah:
a. Fungsi afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain di luar rumah
c. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
e. Fungsi pemerliharaan kesehatan 
Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi
6. Lima tugas keluarga dibidang kesehatan
keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan antara lain:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu akan tidak berarti dan
karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana
keluarga akan habis.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk
mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadan keluarga,
dengan mempertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan
benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh
keluarga itu sendiri
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar keluarga.
B. Konsep Dasar Scabies
1. Pengertian Scabies
Sesungguhnya scabies telah diketahui merupakan penyakit akibat
gigitan kutu sarcoptes scabei tahun 1687 yang biasanya berkumpul pada
tangan dan pergelangan .Kutu betina menggali stratum korneum dan bertelur
2-3 butir tiap hari yang kemudian tumbuh menjadi dewasa dalam 10-14 hari
Menurut Handoko (2007),scabies adalah penyakit kulit menular yang
disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau (mite) sarcoptes
scabei.Penyakit ini dikenal juga dengan nama the itch ,gudik,atau gatal
agogo,kutu badan.Pertama kali penyebab penyakit ini ditemukan
oleh Benomo pada tahun 1687 kemudian oleh Mellanby dilakukan percobaan
induksi pada sukarelawan perang dunia ke-2 .

Cara Penularan.

Cara penularan melalui 2 cara yaitu :

Secara kontak langsung :

kalau  secara kontak langsung terjadi ketika adanya kontak dengan


kulit     penderita misalnya berjabat tangan ,tidur bersama dan hubungan
sexual

Secara kontak tidak langsung :

sedangkan secara kontak tidak langsung melalui benda yang telah


dipakai oleh penderita seperti pakaian ,handuk ,bantal dll dan penyakit ini
mudah menular dari manusia ke manusia ,dari hewan ke manusia dan
sebaliknya .  Scabies dapat dikategorikan sebagai PHS (penyakit hubungan
seksual).Banyak factor penunjang melusnya penyakit ini diantaranya : social
ekonomi yang rendah ,hygiene yang buruk ,hubungan seksual yang sifatnya
promiskuitas ,kesalahan diagnosis dan perkembangan demografik serta
ekologik .Scabies menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti sela-sela
jari ,siku dan selangkangan .Scabies identik dengan penyakit anak pondok.
Penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga ,sanitasi yang
buruk ,kurang gizi dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat
sinar matahari secara langsung .Penyakit kulit scabies menular dengan cepat
pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya
harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan
lingkungan pada komunitas yang terserang scabies karena apabila dilakukan
pengobatan secara individual maka akan mudah tertular kembali penyakit
scabies .

2. Etiologi. 
Sarcoptes scabei termasuk filum Artropoda ,kelas Archnida ,ordo
Ackarima , super famili sarcoptes .Pada manusia disebut Sarcoptes scabei
var.hominis. Selain itu terdapat Sarcoptes Scabei yang lain misalnya pada
kambing dan babi .Secara morfologik merupakan tungau kecil brbentuk
oval,punggungnya cembung dan pada bagian perut rata .Tungau ini translusen
,berwarna putih kotor dan tidak bermata .Ukuran betina kira-kira 330-450
mikron x 250-350 mikron,sedangkan yang jantan lebih kecil yaitu 220-240
mikron x 150-200 mikron . Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki,2
pasang kaki depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada
betina berakhir dengan rambut sedangkan pada jantan pasangan kaki ketiga
berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat .
3. Siklus Hidup Sarcoptes Scabiei . 
Menurut Johnston (2005),siklus     hidup tungau ini sebagai berikut :
Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi diatas kulit ,jantan akan mati
,kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang
digali oleh yang betina .Tungau betina yang telah dibuahi menggali
terowongan dalam stratum korneum dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari
dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah
40 atau 50 . Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya
.Telur akan menetas biasanya dalam waktu 3-5 hari dan menjadi larva yang
mempunyai 3 pasang kaki.Larva ini dapat tinggal terowongan tetapi dapat
juga keluar setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2
bentuk jantan dan betina dengan 4 pasang kaki .Seluruh siklus hidupnya mulai
dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari .Akibat
terowongan yang digali Sarcoptes scabei betina yang memakan sel-sel di
lapisan kulit,penderita mengalami gatal-gatal dan digaruk oleh penderita
sehingga menimbulkan infeksi ektoparasit dan berbentuk kerak berwarna
coklat keabuan yang berbau anyir .
4. Gejala Klinis. Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal
berikut :
a. Pruritus nokturna artinya gatal pada malam hari yang disebabkan oleh
aktivitas tungau meningkat pada suhu lembab dan panas ,iritasi pada kulit
dan muncul gelembung berair pada kulit .
b. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok misalnya dalam
sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi.Begitu
pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya sebagian
besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut .
c. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan ,berbentuk garis lurus atau
berkelok,rata-rata panjang 1 cm,pada ujung terowongan itu ditemukan
papul atau vesikel.Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi
poliform(pustule,ekskoriasi dll) .Tempat predileksinya biasanya
merupakantempat dengan stratum korneum yang tipis yaitu sela-sela jari
tangan ,pergelangan tangan bagian volar ,siku bagian luar ,lipat ketiak
bagian depan ,areola marne (wanita) ,umbilicus ,bokong ,genetalia
eksterna (pria) dan perut bagian bawah . Pada bayi akan menyerang
telapak tangan dan telapak kaki .
d. Menemukan tungau dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang
berwarna kemerahan dan terasa gatal .Kerokan yang dilakukan agak
dalam hingga kulit mengeluarkan darah karena sarcoptes betina
bermukim agak dalam dikulit .

5. Penatalaksanaan
Syarat obat yang ideal ialah efektif terhadap semua stadium tungau
,tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik ,tidak berbau atau kotor ,tidak
merusak atau mewarnai pakaian ,mudah diperoleh ,dan harganya murah .

Jenis obat topical :

a. Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau


krim .Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak
sangat aman dan efektif .Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh
kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur ,berbau
,mengotori pakaian ,dan dapat menimbulkan iritasi .
b. Emulsi benzil-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium ,diberikan
setiap malam selama 3 kali .Obat ini sulit diperoleh ,sering memberi iritasi
,dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai .
c. Gama benzene heksa klorida (gameksan) 1% dalam bentuk krim atau losio
,termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium ,mudah
digunakan ,dan jarang memberi iritasi .Obat ini tidak dianjurkan pada
anak dibawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan
saraf pusat .Pemberiannya cukup sekali selama 8 jam .Jika masih ada
gejala ,diulangi seminggu kemudian .
d. Kromiton 10% dalam krim atau losio mempunyai dua efek sebagai
antiskabies dan antigatal .Harus dijauhkan dari mata ,mulut ,dan uretra
.Krim (eurax) hanya efektif pada 50-60% pasien .Digunakan selama 2
malam berturut-turut dan dibersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir .
e. Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman karena
sangat mematikan untuk parasit S .skabiei dan memiliki toksisitas rendah
pada manusia .Seluruh anggota keluarga dan pasangan seksual harus
diobati ,termasuk pasien dengan hiposensitisasi .

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN SKABIES

1. Pengkajian

Pada pengkajian dilakukan anamnesa dengan menggunakan metode


wawancara dan pemeriksaan fisik secara langsung guna memperoleh data
yang akurat. Pemeriksaan fisik pada sistem integumen sebaiknya
menggunakan metode head to toe.

a. Data demografi

Penyakit kulit ini menyerang kapada siapa saja yang tidak menjaga
kebersihan. Dahulu di Indonesia penyakit ini seringkali dikaitkan dengan
anak-anak yang tinggal di pesantren, alasanya karena mereka sangat kurang
menjaga kebersihan dan sering bertukar barang pribadi antar santri. Prevalensi
skabies di negara yang sedang berkembang sekitar 6% -27% pada populasi
umum dan cenderung pada anak-anak.

b. Keluhan utama
Pasien sering merasakan gatal pada malam hari dan ditemukannya lesi
yang khas, berupa terowongan (kurnikulus) pada tempat-tempat predileksi dan
tanda iritasi kemerahan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit ini disebabkan oleh karena infeksi parasit maka apabila
keluaraga sebelumnya ada yang menderita penyakit ini dan tinggal dalam satu
rumah dengan pasien maka kemungkinan besar pasien tertular oleh keluarga.
d. Riwayat kesehatan klien
Penyakit kulit ini berhubungan dengan kebiasaan pasien dengan pola
hidup bersih dan sehat yang mereka terapkan. Pasien yang mengalami
penyakit ini biasanya memiliki kebiasaan hidup yang tidak bersih.

e. Status sosial ekonomi


Perkembangan penyakit ini juga dipengaruhi juga oleh keadaan sosial
ekonomi yang rendah.
f. Pemeriksaan fisik
Ditemukannya lesi yang khas, berupa terowongan (kurnikulus) pada
tempat-tempat predileksi; berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk
garislurus atau berkelok-kelok, rata-rata panjang 1cm pada ujung terowongan
ditemukan papul dan vesikel. Tempat predileksi tungau ini adalah kulit
dengan stratum korneum yang tipis yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan
tangan, siku bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, areola mammae
(wanita), umbilicus, bokong, genetalia eksterna (pria), dan perut bagianbawah.
Pada bayi dapat mengenai telapak tangan dan kaki.
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat
papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan diatas
sebuah kaca obyek, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat
dengan mikroskop cahaya.

2) Melihat tungau dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di


atas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
3) Membuat biopsy irisan dengan cara: lesi dijepit dengan 2 jari
kemudian buat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan
mikroskop cahaya.

4) Lakukan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan.

5) BIT (Burrow Ink Test) bisa juga menjadi indikasi terdapatnya


scabies. Pada area yang dicurigai, oleskan atau goreskan tinta
kemudian hapuskan dengan alcohol. Pada penderita scabies maka
akan terdapat garis zig-zag pada persilangan terhadap terowongan.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut
b. Hipertermi
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d. Gangguan pola tidur
e. Kerusakan integritas kulit
f. Resiko infeksi
g. Harga diri rendah situasional
h. Cemas
i. Kurang pengetahuan
C. PERENCANAAN

No TUJUAN/NOC INTERVENSI/NIC
Dx

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x 24 jam Pain Management (1400)


skala nyeri dapat berkurang dengan criteria hasil :
-          kaji secara komprehensif tentang nyeri
Pain Control (1605) meliputi:lokasi,karakteristik onset/durasi,frekwensi,kualitas ,intensitas
dan factor yang  menimbulkan nyeri
(160501) mengenai factor penyebab
-          observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan terutama pada
(160502)mengenali permulaan nyeri
ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif
(160503) menggunakan tindakan pencegahan
-          pastikan pasien mendapat perawatan dengan analgesic yang
(160504) menggunakan metode pencegahan non analgetik diperlukan
untuk mengurangi nyeri
-          gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk menyatakan
(160505)gunakan analgetik yang cocock pengalaman nyeri dan menyampaikan penerimaan dari respon pasien

(160506)gunakan tanda peringatan untuk meminta bantuan pada nyeri

(160507) catat gejala perawatan kasehatan yang profesional -          pertimbangkan pengaruh budaya pada respon nyeri

(160509)mengenali gejala-gejala nyeri -          tentukan pengaruh dari pengalaman nyeri pada kulitas   hidup
(160510)mencatat pengalaman tentang nyeri (missal:tidur, makan ,aktivitas,pengamatan dan hubungan)

(160511)melaporkan nyeri yang sudah terkontrol -          bantu pasien dan keluarga mencari bantuan dan menyediakan
dukungan

-          sediakan informasi tentang nyeri seperti penyebab dari nyeri


berapa lama ini akan berakhir dan aketidaknyamanan dari prosedur
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam Temperature regulation (3900)
suhu tubuh dalam rentan normal  dengan criteria hasil :
-          monitor suhu minimal 2 jam
Thermoregulation (0800)
-          monitor suhu secara kontinyu
(080001) kulit tidak teraba hangat
-          monitor warna kulit dan temperature
(080002)suhu tubuh dalam rentang normal
-          monitor TTV
(080003) tidak terjadi sakit kepala pada pasien
-          monitor perubahan temperature sampai stabil
(080004)Tidak terjadi gangguan pada otot
-          monitor dan catat tanda dan gejala hypothermia dan hyperthermia
(080005) pasien tidak menunjukkan wajah cepat marah
-          naikkan secara adekuat asupan makanan dan minuman
(080006)tidak terjadi perubahan warna kulit
-          berikan antipiretik jika perlu
(080007)Pasien tidak menunjukkan perasaan ngantuk
-          beri tahu dokter jika tindakan tidak berhasil
(080008)Tidak terjadi kejang pada otot

(080010)Pasien dapat berkeringat apabila udara panas

(080011)Pasien bisamenggigil apabila cuaca dingin

(080012) nadi dalam rentang normal

(080013) pernafasan dalam rentang normal

(080014)hidrasi yang adekuat


3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam Nutrition management ( 1100)
nafsu makan pasien dapat bertambah dengan criteria hasil :
-          Kaji pasien apabila pasien memiliki alergi makanan tertentu
Nutritional status (1004)
-          Buat makanan pilihan
(100401)Pasien mendapat asupan nutrisi yang cukup
      untuk pasien
(100402)pasien mendapat asupan makanan dan caiaran yang
-          kolaborasikan dengan ahli gizi untuk kalori dan tipe nutrisi yang
cukup
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
(100405)adanya peningkatan berat badan
-          anjurkan pasien agar intake kalori sesuai dengan kebutuhan tubuh
dan kebiasaan

-          dorong peningkatan asupan protein dan vitamin C


-          berikan makanan ringan seperti: sering memberikan minum dan
buah segar atau just buah
4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam Sleep Enchancement (1850)
pasien dapat tidur dengan nyenyak dengan criteria hasil :
-          Berikan tempat tidur sesuai keinginan pasien
(sleep:0004)
-          Determinasikan efek medikasi terhadap pasien dalam pola tidur
(000401) dapat mengontrol waktu tidur
-          Monitor pola tidur pasien dan lamanya wktu tidur
(000402) observasi waktu untuk tidur
-          Ciptakan suasana yang nyaman
(000403) dapat mengontrol pola tidur pasien
-          Batasi pengunjung bila perlu
(000404)dapat mengontrol kualitas tidur pasien
-          Kolaborasi pemberian penenang
(000405) dapat mengontrol tidur yang efisien

(000406) tidak terjadi gangguan tidur

(000407) pasien dapat tidur dengan teratur

(000408) dapat menyatakan perasaan segar setelah bangun


tidur

(000409) tidur sebentar secukupnya dengan tepat sesuai umur


(000410) mampu mengontrol waktu bangun tidur dengan
tepat
5 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x 24 jam Skin Surveillance (3590)
agar pasien tidak menunjukkan adanya kerusakan integritas
-          monitor warna kulit
kulit dengan criteria hasil  :
-          monitor temperature kulit
Tissue integrity:skin dan mucous membranes (1101)
-          monitor adanya abrasi kulit dan ruam kulit
(110101)temperature jaringan dalam rentan normal
-          monitor pasien agar memakai baju yang longgar
(110102)sensasi dalam rentang normal
-          catat perubahan kulit dan membrane mukosa
(110103)elastisitas dalam rentang normal
-          monitor sumber tekanan dan pergesekan
(110104)hidrasi dalam rentang normal
-          monitor kulit pada area yang kemerahan dan luka
(110105) pigmentasi dalam rentang normal
-          monitor kulit dan membrane mukosa pada area perubahan warna
(110106)pernafasan dalam rentang normal
yang mengakibatkan luka memar
(110107)warna kulit normal
     
(110108)tekstur kulit dalam rentang normal

(110109)lapisan kulit dalam rentang normal


(110110)tidak adanya kerusakan jaringan kulit

(110112)pertumbuhan rambut pada kulit dalam rentang


normal

(110113) tidak ada intensitas kulit


6 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x 24 jam Infection control (6540)
tidak terjadi infeksi dengan criteria hasil :
-          observasi dan laporkan tanda dan gejala infeksi seperti
Knowledge infection control (1807) kemerahan ,panas,nyeri,tumor,dan adanya fungsiolesa

(180703)adanya pengurangan transmisi infeksi -          kaji warna kulit,kelembaban tekstur dan turgor ,cuci kulit dengan
hati-hati ,gunakan hidrasi dan pelembab seluruh permukaan
(180704)adanya tanda dan gejala pengurangan terhadap
kekhawatiran terjadinya infeksi -          gunakan strategi untuk mencegah infeksi nosokomial

(180705)menggambarkan prosedur srening -          istirahat yang adekuat

(180706)monitor prosedur -          ajari pasien dan anggota keluarga tentang bagaimana mencegah
infeksi
(180707 menggambarkan keaktifan untuk peningkatan
kekebalan infeksi

(180708) menggambarkan pengobatan untuk diagnosa infeksi


(180709) mengikuti peningkatan untuk diagnosa infeksi
7 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x 24jam Self esteem enhancement (5400)
masalah pasien selesai dengan kruteria hasil :
-          pantau tingkat keburukan dari klien
Coping (1302)
-          dukung klien untuk memotivasi dirinya sendiri
(130201) identifikasi pola masalah yang efektif
-          mengajarkan klien untuk beradaptasi dengan kritik negative
(130202) identifikasi pola masalah yang tidak efektif
-          berikan penghargaan pada pasien setelah mampu beradaptasi
(130204)Laporkan terjadinya penurunan stress dengan kekurangan diri

(130208)mampu beradaptasi dengan situasi yang dialami

(130209) gunakan dukungan social yang tersedia

(130212) gunakan masalah strategi yang efektif

(130216) laporkan terjadinya penurunan fisik penyebab dari


stress

(130217) laporkan terjadinya penurunan perasaan negative


8 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam Anxiety reduction (5820)
pasien tampak terlihat tidak cemas   dengan criteria hasil :
-          identifikasi level stres apabila mengalami perubahan
Anxiety control (1402) -          intruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi

(140201) monitor intensitas kecemasan -          bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi dan penyebab stres

(040202) eliminasi tanda penyebab cemas -          cari pemahaman pasien tentang persepsi situasi stress

(040203) menurunkan stimulasi lingkungan apabila terjadi -          dengarkan keluhan –keluhan pasien
kecemasan
-          ciptakan suasana nyaman untuk fasilitas dalam ruangan
(040204) mencari informasi untuk menurunkan kecemasan
-          control stimulasi jika diperlukan untuk pasien yang
(040205) merencanakan strategi koping untuk situasi stress membutuhkan

(040206) menggunakan strategi koping yang efektif -          Berikan obat untuk menurunkan kecemasan bila perlu

(040207) menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan


cemas

(040208) mencatat teknik relaksasi untuk menurunkan cemas

(040209) mencatat durasi penurunan dari episode cemas

(040209) mencatat peningkatan   panjang dari waktu diantara


episode cemas
9 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam Teaching: individual (5606)
pasien dapat mengerti tentang penyakit yang dideritanya
dengan criteria hasil : -          mengobservasi kesiapan klien untuk mendengar (mental
,kemampuan untuk melihat ,mendengar,nyeri ,kesiapan
Knowledge :disease process (1803)
emosional,bahasa dan budaya)
(180301)familiar dengan proses penyakit
-          menentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya 
(180302)mendiskripsikan proses penyakit
-          menjelaskan proses penyakit (pengertian ,etiologi, tanda dan
(180303)mendiskripsikan factor penyebab gejala )transmisi dan efek panjang pada ibu dan fetus

(180304)mendiskripsikan factor resiko -          diskusikan perubahan gaya hidup yang bias untuk mencegah

(180305)mendiskripsikan efek penyakit komplikasi/mengontrol proses penyakit

(180306)mendiskripsikan tanda dan gejala -          diskusikan tentang pilihan terapi/perawatan

(180307)mendiskripsikan perjalanan penyakit

(180309) mendiskripsikan tentang komplikasi

(180310) mendiskripsikan tanda dan gejala tentang


komplikasi
BAB    IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes
scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk
kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.
Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang
disebabkan oleh garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya
0,3 sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan
ujung alat penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam. Sedangkan, untuk
kutu jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan mati setelah kawin.
Bila kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang
bercabang. Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau,
tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau
mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.                                      
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J. (2004) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa


Monica Ester. Jakarta: EGC

Carpenito, L. J. Handbook of Nursing Diagnosa. Edisi 8, Alih Bahasa Monica Ester.


(2001). Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Stroke, (Online), (http://


depkes.co.id/stroke.html)

Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et. All. 2004.
Jakarta: EGC

Effendy. N (2005). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.


Jakarta; EGC

Friedman, M. M. (2005). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta:


EGC

Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah R. Karnaen, Et.


All, Edisi ke 3. 2005. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Padjajaran.

Mansjoer,Arif,Supihalta.2005.Kapita Selekta Kedokteran  Jil2.media


Aesculapis.FKUI

Muda,Ahmad.2003.kamus lengkap kedokteran.Surabaya.Gitamedia Press

Smeltzer, Suzanne; Suzanne; and Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC

Subagyo Waskito Satrio,2007.Scabies.www.Cermin Dunia Kedokteran.com

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.

Anda mungkin juga menyukai