Anda di halaman 1dari 61

PENGARUH METODE FUN LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN


BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP N 2 GRINGSING BATANG

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai Syarat Penelitian dan Penulisan Skripsi Pada Program


Studi Pendidikan Agama Islam (S1)

Oleh :

Nama : Vinka Romandhona


NIM : 19106011039

YAYASAN WAHID HASYIM


UNIVERSITAS WAHID HASYIM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
SEMARANG
2022
PROPOSAL

NAMA : VINKA ROMANDHONA


NIM : 19106011039
PRODI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS : AGAMA ISLAM
JUDUL : PENGARUH METODE FUN LEARNING TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
SISWA KELAS VIII DI SMP N 2 GRINGSING BATANG

A. Latar Belakang Masalah


Pembangunan nasional kita adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Keberhasilan
pembangunan di berbagai bidang ini sangat ditentukan oleh faktor manusia,
yaitu manusia pembangunan yang bertaqwa, berkepribadian, jujur, ikhlas,
berdedikasi tinggi serta mempunyai kesadaran yang bertanggung jawab
terhadap masa depan bangsa.1 Keberhasilan pembangunan nasional tersebut
dapat diperoleh melalui pendidikan.
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan
sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, dan membimbing
seseorang dalam mengembangkan potensinya sehingga peserta didik dapat
mencapai kualitas diri yang lebih baik. Pendidikan merupakan salah satu
usaha manusia dalam mengembangkan taraf hidup dan potensi dirinya.2
Kebutuhan manusia pada pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan pendidikan salah satunya yaitu pembelajaran. 3

1
Abu Ahmadi dan Noor Salimi MKDU dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), hlm. 1.
2
UNDANG-UNDANG SISDIKNAS, Bandung: Fokusmedia, 2011, hlm. 2.
3
A. Fath Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN Malang Press, 2008,
hlm. 15.

1
2

Pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik


dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang
lebih baik.4 Pembelajaran sebagai usaha sadar yang sistematik selalu
bertolak dari landasan dan mengikuti sejumlah asas-asas tertentu. Landasan
dan asas tersebut sangat penting, karena pembelajaran merupakan pilar
utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat. Salah satu
landasan pembelajaran yaitu landasan religius Islami berdasarkan Al-
Qur’an. Al-Qur’an adalah kalam Allah Swt yang menjadi sumber segala
hukum dan pedoman pokok dalam kehidupan, termasuk membahas tentang
dan metode pembelajaran. Salah satu ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
terkait proses pembelajaran yaitu dalam surah An-Nahl ayat 125 Allah Swt
berfirman:

ْ‫كْ ِِب هْلِ هك َم ةِْ َوا له َم هوعِ ظَةِْ ا هْلَ َس نَةِْْْ َو َج ادِ هْلُ هم‬
َ ِ‫يلْ َرب‬
ِ ِ‫هادعُْ إِ َلىْ َس ب‬

ْ‫كْ ُه َوْ أَعه لَمُْ ِِبَ هنْ ضَ لْ عَ هنْ َس بِيلِهِْْْ َو ُه َو‬


َ ‫س ُنْْْ إِنْ َرب‬
َ ‫أَح‬
‫ه‬ ْ
‫ي‬
َ
ِ ْ‫ِِب ل ِت‬
‫ه‬

ْ‫ين‬ ِ ِ
َ ‫أَعه لَمُْ ِب له ُم هه تَد‬
Artinya :“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik, dan bantahkan mereka dengan cara yang terbaik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk”.5

Qur’an surah An-Nahl pada ayat 125 tersebut menerangkan tentang


pendidikan dapat berhasil jika didukung oleh proses pembelajaran yang baik
menuntut seluruh standar pelajaran, antara lain yaitu standar persiapan,
proses dan hasil. Guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang aktif,

4
Imam Bisri, Pengembangan Model Pembelajaran Menulis Deskripsi, Malang: Tunggal
Mandiri Publishing, 2018, hlm. 58.
5
Listiawati, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, Depok: Kencana, 2017, hlm. 179.
3

kreatif, kondusif, dan komunikatif, menuntut adanya kesiapan berbagai


elemen di dalam kelas untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan
baik, maka diharapkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajarnya. Namun pada kenyataannya, tidak semua
yang dibutuhkan dan diharapkan dalam proses pembelajaran dapat
terwujud. Dalam mengatasi permasalahan tersebut pendidik dapat
menerapkan metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar
menjadi lebih hidup.

Metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh oleh guru untuk


menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai dengan baik.6 Metode pembelajaran dibutuhkan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik dalam rangka memperoleh pengalaman
belajar yang optimal salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut dengan
memberi kesempatan peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif supaya
peserta didik tidak merasa jenuh. Salah satu metode pembelajaran yang
dapat menjadikan siswa tidak merasa jenuh dan bosan yaitu dengan metode
pembelajaran fun learning.

Metode fun learning adalah strategi dan metode pembelajaran yang


diciptakan dengan menghadirkan lingkungan belajar yang efektif,
menyenangkan, penuh keceriaan, dan tidak membosankan.7. Metode
pembelajaran fun learning diharapkan menjadi salah satu cara yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran agar konsep yang
disajikan bisa beradaptasi dengan siswa. Fun learning dijadikan sebagai
metode pembelajaran yang dicipakan oleh guru dengan menghadirkan
suasana yang hangat dan menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran yang menyenangkan dapat diartikan sebagai proses
penyampaian suatu bahan ajar yang akan diberikan kepada peserta didik

6
Lufri et.all., Metodoogi Pembelajaran: Strategi, Pendekatan, Model, Metode
Pembelajaran, Malang: CV IRDH, 2020, hlm. 48.
7
Syifaul Fuada, Dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Di Masa
Pandemi, Tangerang: Media Edukasi Indonesia, 2022, hlm. 28.
4

dengan suatu metode atau cara tertentu dengan benar, dan tentunya
membuat hati para peserta didik senang.8

Problematika yang ada, guru pendidikan agama Islam dan budi


pekerti masih menggunakan metode konvensional dalam melaksanakan
pembelajaran, sedangkan seorang pendidik saat ini dituntut untuk dapat
mengajar dengan pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti
yang lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa. Dalam mengatasi
permasalahan tersebut guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bisa menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup. Proses pembelajaran
yang sesuai dimana guru lebih mendominasi sementara siswa hanya duduk
diam dan mendengarkan ceramah, menjadikan pembelajaran berjalan tidak
proporsional dan membosankan, sehingga siswa tidak dapat
mengembangkan potensi dan kreativitasnya.
Melihat kenyataan bahwa metode pembelajaran yang digunakan di
SMP N 2 Gringsing Batang masih menggunakan metode konvensional yang
menjadikan peserta didik merasa bosan dan kurang fokus pada materi yang
dipelajari diubah menggunakan metode pembelajaran fun learning yang
dapat dijadikan salah satu alternative metode pembelajaran, dan diharapkan
bisa menjadikan siswa yang mengikutinya dapat memahami materi yang
diajarkan dengan lebih mudah. Dengan konsep pembelajaran yang
menyenangkan dan menarik untuk diikuti, siswa akan merasa tertarik dan
tidak jenuh saat mengikuti pembelajaran.

Seorang guru biasannya mengalami kesulitan dalam menciptakan


suasana belajar yang aktif dan tidak membosankan, dimana hal tersebut
akan berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang baik dalam
memahami ilmu yang telah disampaikan oleh pendidik. Akibatnya, siswa
memiliki tingkat keaktifan dan hasil belajar yang kurang baik di SMP N 2
Gringsing Batang. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan siswa

8
Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran Teoritis Dan Praktis, Yogyakarta: CV Budi
Utama, 2014, hlm. 110.
5

mendapatkan nilai di bawah KKM, salah satunya ketika proses


pembelajaran masih kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran yang
guru ajarkan, tidak bertanya padahal sudah diberi kesempatan untuk
bertanya, siswa cenderung diam atau mengobrol dengan temannya, peserta
didik merasa bosan atau jenuh sehingga peserta didik mengantuk, akibatnya
hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar dari peserta didik.

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik selama


belajar.9 Dengan penggunaan metode pembelajaran fun learning diharapkan
dapat berpengaruh terhadap hasil belajar dan siswa lebih mudah memahami
materi yang disampaikan, sehingga siswa akan merasa senang dan aktif
selama proses pembelajaran berlangsung, terutama dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam dan budi pekerti. Berdasarkan permasalahan
tersebut peneliti bermaksud melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Metode Fun Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Kelas VIII di SMP N 2
Gringsing Batang”.
B. Alasan Pemilihan Judul
1. Pada proses pembelajaran siswa kelas tingkat menengah pertama juga
memerlukan metode pembelajaran yang menyenangkan, sehingga siswa
tidak merasa jenuh dan kurang tertarik dalam melaksanakan
pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti memilih metode fun learning ini
untuk dijadikan metode pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VIII di SMP N 2 Gringsing
Batang.
2. Pada SMP N 2 Gringsing Batang belum menerapkan metode
pembelajaran fun learning pada mata pelajaran pendidikan agama Islam
dan budi pekerti.

9
Rumiyati, Model Talking Stick, Bojong: PT Nasya Expanding Manajement, 2021, hlm.
9.
6

3. Ingin mengetahui seberapa baik hasil belajar siswa pada proses


pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP N 2
Gringsing Batang.
4. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh metode fun learning
terhadap hasil belajar siswa pada proses pembelajaran pendidikan
agama Islam dan budi pekerti di SMP N 2 Gringsing Batang.
C. Telaah Pustaka
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Rizza Fajriaturrohmah
NIM 156050054 Fakultas Agama Islam Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtida’iyyah Universitas Wahid Hasyim Semarang. Dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Metode Edutainment Terhadap Hasil Belajar
Siswa Mata Pelajaran Fiqih Kelas IV MI NU 21 Pucangrejo Gemuh
Kendal” . Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih yang signifikan antara tanpa
menggunakan dengan penggunaan metode endutainment.
Penelitian yang dilakukan oleh Rizza Fajriaturrohmah dapat diambil
kesimpulan bahwa pada hasil penelitian dari uji analisis hipotesis diketahui
hasil dari perhitungan antara variable X dan variable Y, hasil dari r-hitung
diketahui yaitu 0,602 yang berkisar antara 0,40-0,70, berdasarkan pedoman
table pedoman angka indeks korelasi product moment secara sederhana kita
interpretasaikan bahwa korelasi anata penggunaan metode endutaiment
(Variable X) dan hasil belajar (Variabel Y) itu merupakan korelasi yang
“sedang atau cukup”. Diketahui r-hitung diperoleh 0,602, sedangkan r-tabel
pada taraf signifikansi 1% = 0,515 dan 5% = 0,404. Taraf signifikansi 1%
r-hitung (0,602) > dari r-tabel (0,515), sedangkan taraf signifikansi 5% r-
hitung (0,602) > dari r-tabel (0,404). Hal ini berarti hipotesis yang diajukan
yaitu “ada pengaruh metode endutaiment secara signifikansi terhadap hasil
belajar siswa mata pelajaran fiqih di kelas IV MI NU 21 Pucangrejo Gemuh
Kendal” dapat diterima dan terbukti kebenarannya.10

10
Rizza Fajriaturrohmah, Pengaruh Penggunaan Metode Edutainment Terhadap Hasil
Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Kelas IV MI NU 21 Pucangrejo Gemuh Kendal (Skripsi),
7

Persamaan dari penelitian Rizza Fajriaturrohmah dengan penelitian


yang peneliti susun keduanya merupakan penelitian kuantitatif. Sedangkan
perbedaannya dari penelitian Rizza Fajriaturrohmah dengan penelitian yang
peneliti susun berupa pada variabel X yaitu metode pembelajaran
menggunakan metode endutainment sedangkan variabel X peneliti berupa
metode fun learning. Selain itu, pada mata pelajaran Rizza Fajriaturrohmah
meneliti mata pelajaran fiqih sedangkan peneliti menggunakan mata
pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti. Selain mata pelajaran,
penelitian Rizza Fajriaturrohmah menggunakan desain one group pre test
dan post test. Sedangkan peneliti menggunakan field research dengan
teknik simple random sampling.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ampri Hidayah NIM
1721143049 Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Negeri Satu Tulungagung dengan judul
“Pengaruh Metode Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning)
Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Siswa
Di SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung”. Penelitian ini
melatarbelakangi sebuah kondisi yang dilakukan dalam proses
pembelajaran menggunakan metode yang terlalu monoton, sehingga
peneliti menghubungkan metode pembelajaran di luar kelas terhadap hasil
belajar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif quasi eksperimen,
populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VII A dan VII C dengan
jumlah siswa sebanyak 64 siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Ampri Hidayah dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara metode
pembelajaran di luar kelas (outdoor learning) terhadap hasil belajar kognitif
siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh metode
pembelajaran di luar kelas (outdoor learning) terhadap hasil belajar kognitif
siswa dengan dibuktikan nilai signifikansi 5% yaitu t-hitung (9,1313) > t-

Semarang: Fakultas Agama Islam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyyah
Universitas Wahid Hasyim Semarang, 2019, hlm. 82-83.
8

tabel (1,66980) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha


diterima. Adanya pengaruh metode pembelajaran di luar kelas (Outdoor
Learning) terdapat hasil belajar psikomotorik siswa 5% yaitu t-hitung
(6,4661) > t-tabel (1,66980) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa rata-rata hasil belajar psikomotorik
peserta didik kelas eksperimen yang diajar dengan metode pembelajaran di
luar kelas (outdoor learning) secara nyata lebih mudah berbeda secara nyata
dari rata-rata hasil belajar peserta didik.11
Persamaan dari penelitian Ampri Hidayah dengan penelitian yang
peneliti susun keduanya merupakan penelitian kuantitatif. Selain itu, pada
mata pelajaran yang digunakan yaitu Ampri Hidayah sudah menggunakan
kurikulum 2017 berupa pendidikan agama Islam dan budi pekerti.
Sedangkan perbedaan penelitian Ampri Hidayah dengan yang peneliti susun
adalah pada variabel X yaitu metode pembelajaran luar kelas (Outdoor
Learning) sedangkan peneliti variebel X berupa metode fun learning.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Neni Lestari NIM
208180071 Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial Institut Agama Islam Negeri Ponorogo dengan judul
“Pengaruh Metode Fun Learning Dan Minat Belajar Terhadap Hasil
Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP N 2 Ponorogo ”. Penelitian ini
dilakukan dengan harapan dapat memberikan sumbangsih penembahan
wawasan ilmu pengetahuan serta kajian mengenai penerapan metode fun
learning dan minat belajar terhadap hasil belajar. Siswa diharapkan
mendapat hasil belajar dalam proses pembelajaran yang memuaskan dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Novi Nur’aini dapat dambil
kesimpulan bahwa berdasarkan perhitungan hasil penelitian ini pada hasil

11
Ampri Hidayah, Pengaruh Metode Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning)
Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Siswa Di SMP Negeri 1
Sumbergempol Tulungagung (Skripsi), Tulungagung: Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Satu Tulungagung, 2018, hlm. 117-
118.
9

rata-rata kemampuan awal pretest dari keas VIII E sebesar 64,28 nilai
tersebut menunjukkan rata-rata hasil nilai kelas VIII E lebih tinggi dari kelas
VIII D dengan selisih 0,2. Hasil rata-rata tes akhir posttest yang diperoleh
berdasarkan kelas eksperimen VIII E sebesar 80,71 dan kelas VIII D sebagai
kelas kontrol 70,84. Setelah melakukan penelitian menggunakan metode fun
learning peneliti mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
siswa yang menggunakan metode fun learning dengan tanpa menggunakan
metode fun learning dngan hasil t-test sig. (2-tailed) sebesar 0.000 yang
menggunakan taraf kepercayaan 95%. Jadi, diperoleh nilai sig. 0,000 kurang
dari 0,05 (0,000<0,05). Maka, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima. Dan dapat diketahui hasil t-test sig. (2-tailed) sebesar 0,000 yang
digunakan taraf kepercayaan 95%. Jadi, diperoleh nilai sig. 0,000 kurang
dari 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak hal ini berarti terdapat
perbedaan minat belajar siswa yang signifikan antara menggunakan
pembelajaran fun learning dan tanpa menggunakan pembelajaran fun
learning. Hasil penelitian menghasilkan bahwa metode fun learning dan
minat belajar berpengaruh secara signifikan sebesar 67,8% terhadap hasil
belajar IPS Terpadu.12
Persamaan dari penelitian Neni Lestari dengan penelitian yang
peneliti susun keduanya merupakan penelitian kuantitatif. Selain itu, pada
variabel 𝑋1 nya dan variabel Y, yaitu keduanya sama-sama meneliti
pengaruh metode fun learning terhadap hasil belajar. Perbedaannya terletak
pada variabel yang digunakan pada penelitian Neni Lestari menggunakan
dua variabel X yaitu 𝑋1 dan 𝑋2 sedangkan peneliti hanya menggunakan satu
variabel X saja. Pada mata pelajaran dan tempat penelitian, penelitian Neni
Lestari menggunakan metode fun learning terhadap hasil belajar pada mata
pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII SMP N 2 Ponorogo, sedangkan peneliti
menggunakan metode fun learning terhadap hasil belajar pada mata

12
Neni Lestari, Pengaruh Metode Fun Learning Dan Minat Belajar Terhadap Hasil
Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP N 2 Ponorogo (Skripsi), Ponorogo: Fakultas Tarbiyah
Dan Ilmu Keguruan Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Institut Agama Islam Negeri
Ponorogo, 2022, hlm. 74-79.
10

pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VIII di SMP
2 Gringsing Batang.
Berdasarkan telaah Pustaka di atas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian yang berjudul Pengaruh Metode Fun Learning Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti Siswa Kelas VIII di SMP N 2 Gringsing Batang berbeda dengan
penelitian sebelumnya. Penelitian yang peneliti susun lebih difokuskan pada
pengaruh metode fun learning terhadap hasil belajar pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam dan budi pekerti. Peneliti juga mengambil tempat
dan populasi yang berbeda dari peneliti sebelumnya.
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan penafsiran serta
mempermudah pembaca dalam memahami skripsi ini, maka penulis
sampaikan penegasan istilah khususnya yang berkaitan dengan judul skripsi
ini, yaitu: “Pengaruh Metode Fun Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Kelas
VIII di SMP N 2 Gringsing Batang”. Penegasan Istilah adalah sebagai
berikut :
1. Pengaruh
Pengaruh berarti daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu
(Orang, benda) yang berkuasa atau berkekuatan.13 Dalam hal ini penulis
ingin mengetahui adanya pengaruh metode fun learning terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi
pekerti siswa kelas VIII di SMP N 2 Gringsing Batang.
2. Metode Fun Learning
Metode pembelajaran merupakan prosedur, urutan, langkah-
langkah dan cara yang digunakan guru dalam mencpai tujuan
pembelajaran, dapat dikatakan metode pembelajaran yang difokuskan

13
Syaifudin Bahri Djamrah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hlm. 13.
11

kepada pencapaian tujuan.14 Dalam pendidikan metode digunakan untuk


menunjukkan serangkaian kegiatan guru yang terarah yang
menyebabkan siswa belajar.
Fun learning berarti menciptakan suasana pembelajaran yang
gembira dan menyenangkan bagi peserta didik. Bukan berarti
menciptakan suasana glamour dan hura-hura, kegembiraan di sini
berarti membangkitkan minat (gairah untuk belajar atau motivasi),
merangsang keterlibatan penuh serta menciptakan pemahaman dari
materi yang dipelajari oleh peserta didik.15
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah taraf keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor sehingga
diperoleh hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.16 Hasil
belajar merupakan nilai hasil pengajaran yang telah diberikan oleh guru
kepada murid-murid dalam jangka waktu tertentu.
4. Siswa
Siswa adalah seorang anak yang sedang berguru (belajar,
bersekolah).17 Siswa merupakan anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.18 Adapun siswa yang
dimaksud di sini adalah siswa yang belajar di kelas VIII SMP N 2
Gringsing Batang.
5. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi

14
Kusnadi, Metode Pembelajaran Kolaboratif, Tasikmalaya: EDU Publisher, 2018, hlm.
13.
15
Imam Malki Ralibi, Fun Teaching, Cikarang: Duha Khazanah, 2008, hlm. 13.
16
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016, hlm. 244.
17
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia, 2008, hlm. 1322.
18
Abdul Munir, Seni Mengelola Lembaga Pendidikan Islam, Ciputat: Artha Karya
Indonesia, 2010, hlm. 105.
12

peranannya di masa yang akan datang.19 Pada kurikulum 2013 mata


pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi Pendidikan Agama
Islam (PAI) dan budi pekerti yang merupkan mata pelajaran Nasional
(kurikulum revisi 2017) merupakan pendidikan yang secara mendasar
menumbuhkembangkan akhlak peserta didik melalui pembiasaan dan
pengamalan ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah).20 Oleh karena itu,
Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi Pendidikan Agama Islam (PAI)
dan budi pekerti.
6. SMP N 2 Gringsing Batang
SMP N 2 Gringsing Batang adalah Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri yang berlokasi di JL. Raya Surodadi Gringsing Batang.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode fun learning terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti siswa
kelas VIII di SMP N 2 Gringsing Batang?
2. Apakah terdapat pengaruh metode fun learning terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti
siswa kelas VIII di SMP N 2 Gringsing Batang ?
3. Seberapa besarkah pengaruh metode fun learning terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti
siswa kelas VIII di SMP N 2 Gringsing Batang ?
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:

19
H. Mudzakkir Ali, Ilmu Pendidikan Islam, Semarang: PKPI2 Universitas Wahid
Hasyim Semarang, 2012, hlm. 41.
20
Syarifuddin K, Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018, hlm. 14.
13

1. Untuk mengetahui penerapan metode fun learning terhadap hasil belajar


siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti
siswa kelas VIII di SMP N 2 Gringsing Batang
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh metode fun learning
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam dan budi pekerti siswa kelas VIII di SMP N 2 Gringsing Batang
3. Untuk mengetahui seberapa besarkah pengaruh metode fun learning
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam dan budi pekerti siswa kelas VIII di SMP N 2 Gringsing Batang.
G. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat kita ambil dari penelitian ini secara
umum adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah dan menguatkan
teori-teori yang sudah ada tentang pengaruh metode fun learning
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan agama
Islam dan budi pekerti siswa kelas VIII di SMP N 2 Gringsing Batang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Lembaga Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
lembaga dalam membimbing para pendidik untuk lebih inovatif
dalam menggunakan metode pembelajaran agar peserta didik dapat
mengikuti pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan,
salah satunya menggunakan metode fun learning.
b. Siswa
Hasil penelitian metode fun learning diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi siswa dalam meningkatkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran, menumbuhkan sikap percaya diri dan
motivasi dalam melaksanakan pembelajaran yang lebih inovatif
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Guru
14

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan seorang


pendidik pada ketrampilan saat memilih dan menerapkan metode
atau strategi pembelajaran yang tepat kepada peserta didik, untuk
meningkatkan keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran
untuk peserta didik.

d. Peneliti
Penelitian ini dapat membantu peneliti untuk membiasakan
dan mengeksplor diri dalam mengajar, sehingga mempunyai
persiapan secara professional dalam menciptakan suasana belajar
mengajar kelak. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
tentang metode fun learning. Selain itu, penulis mendapat
pengalaman dalam hal penerapan metode fun learning sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
H. Landasan Teori
1. Metode Fun Learning
a. Pengertian Metode
Pengertian metode secara etimologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu metodos, kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu
“metha” yang berarti melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau
cara.21 Metode adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan
pengertian dari cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan
sesuatu. Ungkapan paling tepat dan cepat, itulah yang membedakan
method dengan way (yang juga berarti cara) dalam bahasa Inggris.
Metode dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah cara
yang teratur dan sesuai untuk mencapai maksud atau cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan yang ditentukan.22 Metode merupakan cara yang

21
Friska JulianaPurba, Strategi-strategi Pembelajaran, Medan: Yayasan Kita Menulis,
2022, hlm. 103.
22
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi
keempat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 842.
15

digunakan guru dalam menjalankan fungsinya, dan merupakan


sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode lebih bersifat
prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu. Dengan memilih cara atau
metode ini, guru dibimbing dengan kayakinan pendidikan yang
23
dianut guru dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Jadi,
pembelajaran bukan hanya identik dengan belajar sebagai mana
yang dipahami sebagian orang selama ini. Pembelajaran erat
kaitannya dengan sebuah proses. Salah satunya dengan proses
pembelajaran yang menarik. Pembelajaran menarik inilah yang
diharapkan peserta didik untuk bisa disajikan guru dalam pertemuan
dalam pembelajaran.24
Pembelajaran yang menarik bukanlah pembelajaran
menyenangkan namun tanpa tujuan. Ada suatu tujuan yang ingin
dicapai, yaitu pengetahuan dan ketrampilan baru. Jadi, pembelajaran
yang menarik sebagaimana diharapkan peserta didik harus mampu
memfasilitasi peserta didik untuk bisa berhasil mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal, dengan cara mudah, tetapi tetap
menyenangkan. Oleh sebeb itu, seorang guru perlu memahami
metode pembelajaran yang akan digunakan agar pembelajaran dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
b. Pengertian Fun Learning
Fun learning dalam kamus bahasa Indonesia, diartikan
sebagai fun yaitu “kesenangan/menyenangkan” dan learning
diartikan “pembelajaran”. Jadi, fun learning adalah pengetahuan
yang didapatkan dengan cara belajar menyenangkan dan
mengasyikkan. Dengan hal ini, guru bisa menciptakan konsep

23
Hamzah, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif
Dan Efektif, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014, hlm. 2.
24
Erwin Widiasworo, Strategi dan Metode Mengajar Siswa di Luar Kelas, Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2017, hlm.17.
16

pembelajaran yang efektif, menyenangkan, penuh keceriaan dan


tidak membosankan.25
Jadi, fun learning adalah salah satu metode pembelajaran
untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang gembira dan
menyenangkan. Bukan berarti menciptakan suasana glamour dan
hura-hura. Kegembiraan yang dimaksud di sini untuk menciptakan
suasana yang happy, membangkitkan minat (gairah untuk belajar
atau motivasi), merangsang keterlibatan penuh serta menciptakan
pemahaman atas materi yang dipelajari. Fun learning merupakan
suatu metode belajar dengan sejumlah siswa dimana siswa tersebut
merasa senang, nyaman, tenang dan tidak ada tekanan dalam belajar.
Pembelajaran yang menyenangkan akan selalu menggugah rasa
ingin tahu murid terhadap sesuatu.
Menurut Yonny, kegembiraan siswa membuat siswa siap
belajar dengan mudah, bahkan dapat mengubah sikap negatif
menjadi positif, hubungan yang kaku menjadi cair.26
(“Fun everyone fun, all of your troubles will vanish like
bubbles”).27
Jika belajar dilaksanakan dengan suasana yang fun, maka
pembelajaran akan mendapat reaksi yang positif dari siswa.
Sebaliknya, jika ketegangan yang dirasakan saat pembelajaran,
maka siswa bisa kehilangan antusias dalam belajar. Kalau suasana
belajar fun, maka motivasi belajar siswa akan muncul dan terus
bertambah. Ada beberapa indikator terkait penampilan
pembelajaran ataupun suasananya salah satunya, siswa berani
mencoba, siswa rileks, meningkatnya minat belajar, siswa yang
terlibat penuh, perhatian peserta didik yang terarah, lingkungan yang

25
Syifaul Fuada, Dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Di Masa
Pandemi, Tangerang: Media Edukasi Indonesia, 2022, hlm. 28.
26
Yonny Acep, Begini Menjadi Guru Inspiratif Dan Disenangi Siswa, Yogyakarta: Pustaka
Widyatama, 2011, hlm. 29.
27
Imam Maliki Ralibi, Fun Teaching, Cikarang: Duha Khazanah, 2008, hlm. 16.
17

membangun, dan hasil yang baik.28 Dengan demikian kegiatan


belajar akan berjalan dengan baik.
1. Tujuan Fun Learning
Fun learning adalah sebuah metode atau strategi dalam
pembelajaran, dimana pada prinsipnya berkaitan dengan
penciptaan suatu perencanaan dan pola kondisi belajar. Dengan
terwujudnya kondisi belajar, proses belajar mengajar akan dapat
lebih lancar dan tujuan pembelajaran bisa tercapai. Tujuan yang
diinginkan dari pembelajaran fun learning ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, membuat belajar menjadi
lebih menyenangkan dan memuaskan sehingga memberikan
kebahagiaan dalam pembelajaran, kecerdasan, kompetensi dan
keberhasilan pada pembelajaran. Dengan pembelajaran yang
menyenangkan akan meningkatkan keterlibatan peserta didik
sehingga peserta didik dapat melaksanakan kegiatan
pembelajaran secara optimal.29
2. Karakteristik Fun Learning
Fun learning diharapkan menjadi metode yang dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan
gembira.30 Suasana gembira di sini bukan suasana ribut, hura-
hura, kesenengan yang tidak teratur dan kemerihan yang tidak
terkondisi. Karakteristik suasana belajar yang menyenangkan
diantaranya:
a. Rileks (santai, bersenang-senang)
b. Bebas dari tekanan
c. Aman (bebas dari gangguan, tidak merasa takut atau
khawatir)

28
Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015, hlm. 32
29
Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran Teoritis Dan Praktis, Yogyakarta: CV Budi
Utama, 2014, hlm. 114.
30
Yulia Rizki Ramadhani et.all., Pengantar Strategi Pembelajaran (Medan: Yayasan
Kita Menulis, 2022), hlm. 50.
18

d. Menarik
e. Bangkitnya minat belajar
f. Adanya keterlibatan penuh
g. Perhatian peserta didik yang tercurah
h. Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan
kelas yang baik, pengaturan tempat duduk yang terarah)
i. Bersemangat
j. Perasaan Gembira
k. Konsentrasi baik.31
3. Macam-Macam Pembelajaran Fun Learning adalah sebagai
berikut:
a) Game atau permainan
Permaian dapat membantu perkembangan kognitif
anak. Bermain adalah hal yang disukai siswa, bermain
mempunyai nilai yang penting dalam kemajuan
perkembangan kehidupan sehari-hari seorang siswa. Dengan
bermain, siswa dapat mempelajari berbagai hal, seperti
komunikasi, kemampuan logika, dan belajar memecahkan
masalah.32 Dengan demikian, tidak semua permainan adalah
hal yang sia-sia karena dengan bermain, anak juga bisa
melakukan proses belajar, sehingga anak dapat berkembang
dengan cara bermain.
b) Bercerita
Bercerita atau dongeng merupakan penyampaian
cerita atau kisah masa lalu yang memiliki pesan moral dan
mengandung makna hidup, dimana orang yang
membawakan dongeng disebut pendongeng atau pencerita.
Strategi bercerita bersifat monolog, dengan kreativitas guru
bisa mendisain langkah-langkah prosedur aktivitas strategi

31
Ibid., hlm. 50-51.
32
Najamuddin Muhammad, Teach Like Fun Teacher, Yogyakarta: Araska, 2020, hlm. 34.
19

bercerita. Misalnya, strategi bercerita pendidik bisa diselingi


dengan memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa bisa
menjawab pertanyaan.33

c) Bernyanyi
Bernyanyi adalah mengeluarkan suara bernada,
berlagu (dengan lirik atau tidak).34 Dengan bernyanyi
menggunakan syair-syair yang dilagukan. Biasanya syair-
syair tersebut disesuaikan dengan materi-materi yang akan
diajarkan oleh pendidik. Menurut beberapa ahli, bernyanyi
membuat suasana belajar menjadi riang dan bergairah
sehigga perkembangan anak dapat distimulasi secara lebih
optimal.35
d) Humor
Humor adalah suatu yang dapat menimbulkan atau
menyebabkan pendengaran maupun pengelihatannya
merasakan perasaan lucu, sehingga terdorong untuk tertawa.
Suasana yang menarik bisa menghilangkan kejenuhan yang
sering dialami oleh siswa. Pembelajaran tanpa sesekali
diselingi humor akan membuat pembelajaran terasa tertekan
dan jenuh.36

33
Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences
Mengajar Sesuai Kerja Otak Dan Gaya Belajar Siswa, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015, hlm.
55.
34
Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Play Group dan Taman Kanak-Kanak, Yogyakarta:
Diva Press, 2009, hlm. 257.
35
Muhammad Fadillah, Desain Pembelajaran PAUD, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2014, hlm.175.
36
Rudiana, Genius Teaching 9 Karakter Guru Menyenangkan Berbasis Rumah Otak,
Bandung: CV Smile’s Indonesia Institute, 2012, hlm.126.
20

2. Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar menurut Hamalik adalah sebagai
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat
diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
Perubahan tersebut bisa diartikan sebagai terjadinya peningkatan
dan pegembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak
tahu menjadi tahu.37 Hasil belajar seringkali digunakan sebagai
ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai materi
yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hal tersebut
diperlukan srangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang
baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan
karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang diterapkan
pada berbagai bidang termasuk pendidikan.38
Hasil belajar siswa dapat tercapai dengan adanya
kemampuan yang diperoleh anak setelah melelui kegiatan belajar.
Belajar merupakan suatu proses untuk berusaha agar seseorang
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative
menetap. Jadi, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku
sebagai akibat pengalaman atau latihan, perubahan tersebut berupa
perilaku yang baru atau memperbaiki perilaku yang sudah ada.39
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan
pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi hail belajar meliputi faktor internal dan faktor
eksternal.40 Faktor internal adalah keadaan atau kondisi yang ada
dalam diri siswa itu sendiri baik secara fisik maupun psikis. Kondisi
fisik adalah keadaan yang terkait dengan jasmani, misalnya
kesehatan badan. Sedangkan faktor psikis adalah yang terkait

37
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hlm. 30.
38
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013, hlm. 44.
39
Sinar, Metode Active Learning, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018, hlm. 20-21.
40
Rahmat Putra Yudha, Motivasi Berprestasi Dan Disiplin Peserta Didik, Pontianak:
Yudha English Gallery, 2018, hlm, 36.
21

dengan emosional yaitu intelegensi, minat, bakat, perhatian,


kematangan, dan motif. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor
yang ada di luar individu yaitu guru, metode, media, metode
pembelajaran, sumber belajar, suasana kelas, dan lingkungan
belajar. Dimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Dengan guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengikuti pembelajaran dengan lebih aktif diharapkan dapat
memberikan efek baik untuk hasil dari pembelajaran.

3. Metode Pembelajaran Fun Learning dan Hasil Belajar Pendidikan


Agama Islam dan Budi Pekerti
Metode pembelajara fun learning atau belajar menyenangkan
merupakan sebuah program yang menyeimbangkan fungsi otak kanan
dan otak kiri. Fun learning menjadi salah satu metode yang menawarkan
sesuatu yang baru dalam pembelajaran, yaitu dengan cara aktivitas
belajar diubah menjadi suatu yang menyenangkan atau fun. Ketika
murid belajar dalam keadaan yang menyenangkan hatinya, maka
otaknya akan terkondisi untuk menyerap informasi pelajaran dengan
optimal. Kecenderungan memiliki kemampuan lebih baik dan optimal
pada suatu bidang akan meningkatkan taraf keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi sehingga memberikan efek baik untuk hasil belajar
peserta didik.
Hasil belajar yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
peserta didik yang dapat diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan
sikap dan ketrampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan
sebelumnya. Hasil belajar memiliki kedudukan yang sangat penting dan
tidak dapat dipisahkan dari proses pelaksanaan dalam pembelajaran.
Karena dengan hasil belajar guru dapat mengetahui apakah siswa sudah
22

mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan.41 Fun learning diharapkan


menjadi solusi yang tepat karena membuat anak merasa tidak
dibebaniatau tidak dipaksa untuk belajar sehingga hasil belajarnya akan
mengalami peningkatan. Fun learning menawarkan sesuatu yang baru
dalam pembelajaran, yaitu dengan menciptakan dan mengkondisikan
suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi murid. Fun learning
dapat menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah dalam
pembelajaran, terutama pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam dan budi pekerti yang cenderung dianggap membosankan
oleh beberapa murid.
Pendidikan agama Islam dan budi pekerti merupakan perbaikan
kurikulum yang diharapkan dapat mengembangkan proses
pembelajaran, harapan ini nantinya guru dapat membuat silabus sendiri
sesuai dengan kebutuhan dan konteks yang relevan bagi proses
pembelajaran peserta didik.42 Pendidikan agama Islam juga merupakan
salah satu usaha pewarisan dan pelestarian ajaran Islam dari generasi
muda, maka pendidikan Islam memiliki tugas pokok untuk pembinaan
anak-anak didik. Selain fungsi yang disebutkan diatas, pendidikan
agama Islam juga memiliki fungsi untuk sekolah atau madrasah yaitu,
pengembangan, penanaman nilai, penyesuaian mental, perbaikan,
pencegahan, pengajaran, dan penyaluran.43
4. Kerangka Berpikir
Keberhasilan dalam pembelajaran merupakan tujuan semua para
pendidik. Keberhasilan pembelajaran tersebut dibuktikan dengan
penggunaan waktu yang cukup dan metode yang tepat, sehingga akan
tercapai tujuan yang diharapkan. Metode pembelajaran yang tepat akan

41
Djali, Psikologi Pendidikan, Malang: PT Aksara, 2013, hlm. 121.
42
Syarifuddin K, Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018, hlm. 17.
43
Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: Rosda
Karya, 2014, hlm. 15-16.
23

membantu mempercepat pemahaman murid terhadap materi yang


disampaikan.
Agar proses belajar mengajar tercapai dengan baik, maka guru
perlu mengatasi berbagai masalah dengan memperhatikan komponen-
komponen pembelajaran. Salah satu komponan yang perlu diperhatikan
adalah pemilihan metode pembelajaran. Seperti pembelajaran yang lain,
pendidikan agama Islam dan budi pekerti perlu suatu metode
pembelajaran yang dapat merangsang murid untuk lebih aktif di dalam
kelas, selama ini pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti
cenderung monoton dengan menggunakan metode konvensional sepeti
ceramah, sehingga menjadikan murid jenuh dan malas untuk belajar.
Melihat keadaan yang demikian, maka perlu dilakukan upaya
pemecahan masalah melalui penerapan pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu metode yang dapat
dijadikan alternatif penyelesaian adalah metode fun learning.

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

Guru:

Kecenderungan menggunakan
Murid:
metode pembelajaran
Masalah konvensional seperti ceramah Hasil belajar rendah
yang monoton

Selama proses pembelajaran masih


Penyebab
kurangnya perhatian siswa terhadap
pelajaran yang guru ajarkan, kurang
mengajukan pertanyaan walaupun
sudah diberi kesempatan bertanya,
siswa cenderung berdiam diri atau
mengobrol dengan temannya.
24

Menerapkan metode fun learning pada


mata pelajaran pendidikan agama Islam
Solusi dan budi pekerti di kelas VIII SMP N 2
Gringsing Batang

Meningkatnya hasil belajar siswa


setelah diberikan perlakuan metode
Hasil Akhir
fun learning

Permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah lemahnya


pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik. Rendahnya
kreativitas pendidik dalam memanfaatkan metode pembelajaran yang ada. Dalam
pelaksanaan proses pembelajaran siswa hanya diajarkan kemampuan
mendengarkan tanpa ada tuntutan siswa untuk memahami dan menerapkan
informasi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik hanya menggunakan metode
ceramah tanpa menggunakan metode pembelajaran yang lebih inovatif agar peserta
didik tidak merasa jenuh dengan pembelajaran yang monoton, sehingga suasana
pembelajaran terkesan kaku dan membosankan.

Pembelajaran dengan menggunakan metode fun learning diharapkan dapat


memberikan pesan dan pengalaman mengenai materi yang disajikan. Metode fun
learning mampu membangun interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan
peserta didik dengan peserta didik yang lain. Penggunaan metode fun learning
diharapkan mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga dapat
merangsang pemahaman siswa dalam belajar.

Keuntungan menggunakan metode pembelajaran dapat membuat siswa


lebih memahami makna dari metode pembelajaran yang disampaikan. Diharapkan
dengan menerapkan pembelajaran yang menciptakan suasana hangat dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran, sebagai upaya proses pembelajaran
25

yang efektif dan partisipatif.44 Menggunakan metode pembelajaran fun learning,


siswa secara tidak sadar memusatkan perhatiannya pada pembelajaran sehingga
selain menarik minat siswa untuk belajar, juga akan diperoleh pengetahuan dan
pemahaman terhadap materi yang diajarkan.

I. Hipotesis
Hipotesis berasal dari Bahasa Yunani (hypo) yang artinya sementara
dan (thesis) yang artinya kesimpulan. Dengan demikian, hipotesis berarti
dugaan atas jawaban sementara terhadap suatu permasalahan dalam
penelitian, yang kebenarannya masih perlu diuji (di bawah kebenaran)
sampai terbukti melalui data yang terkumpul.45 Hipotesis merupakan
prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian.46
Terdapat dua kemungkinan yang terjadi pada hipotesis, yaitu
hipotesis alternatif atau diterima (Ha) dan hipotesis nol atau ditolak (Ho).
Hipotesis penelitian yang akan dikaji dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran
fun learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VIII di
SMP N 2 Gringsing Batang.
Ho: Tidak ada pengaruh yang signifkan antara metode
pembelajaran fun learning terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti
siswa kelas VIII di SMP N 2 Gringsing Batang.
J. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data, yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan

44
Ardhiana Yoghisavitrie, Menumbuhkan Budaya Lite-Cheerfull, Jawa Timur: CV Beta
Aksara, 2021, hlm. 10.
45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006, hlm. 71.
46
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014, hlm. 197.
26

dengan mengajukan prosedur yang reliabel dan terpercaya.47 Metode


penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian
yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis
dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.48
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang
dilaksanakan di lapangan atau di suatu tempat dimana gejala-gejala
atau fenomena yang akan diteliti terjadi.49 Artinya sebuah studi
penelitian yang mengambil data autentik secara obyektif atau studi
lapangan.
b. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif menekankan analogisnya pada data-data
numerial (angka) yang diolah dengan metode statistik mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya.50 Pendekatan ini digunakan karena
peneliti akan menggali, mengumpulkan dan menganalisis data-data
yang berupa angka pengaruh metode pembelajaran fun learning
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam dan budi pekerti.
2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
a. Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang,
benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.51 Adapun jumlah

47
Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, Jakarta:
Raja Grafindo. 2008, hlm. 10.
48
Nana Syodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012, hlm. 52.
49
Syaifudin Anwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 21.
50
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006, hlm. 12.
51
Eddy Roflin et.all., Populasi Sampel Dan Variabel (Pekalongan: PT Nasya Expanding
Management, 2019), hlm. 5.
27

populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 2


Gringsing Batang tahun pelajaran 2022/2023 sebanyak 287 siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena ingin meneliti
semua elemen yang ada di wilayah penelitian.
b. Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau
dapat juga dikatakan bahwa sampel merupakan populasi dalam
bentuk mini.52 Dengan kata lain, jika seluruh anggota populasi
diambil semua untuk dijadikan sumber data, maka cara ini disebut
sensus, tetapi jika hanya sebagian dari populasi yang dijadikan
sumber data, maka cara itu disebut sampel.53
c. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan cara pengambilan sebagian dari
populasi dengan sedemikian rupa walaupun sampel, namun dapat
menggeneralisasi atau mewakili populasi.54 Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
sampling Purposive Simple. Teknik Purposive Sampling adalah
suatu teknik sampling yang pengambilan sampel yang dilakukan
hanya atas dasar pertimbangan penelitian saja yang dianggap bahwa
unsur-unsur yang dikehendaki ada dalam anggota sampel yang
diambil.55
3. Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.56
Variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu:

52
Ibid., hlm. 11.
53
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014, hlm. 215.
54
Bagus Sumargo, Teknik Sampling, Jakarta: UNJ Press, 2020, hlm. 19.
55
Rahmi Ramadhani Dan Nuraini Sri Bina, Statistika Penelitian Pendidikan,
Jakarta:Kencana, 2021, hlm. 160.
56
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2009, hlm. 38.
28

a. Pendekatan fun learning merupakan variable X yaitu variabel


Independen (bebas) merupakan variable yang mempengaruhi
atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable
dependen (terikat).
b. Hasil Belajar mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi
pekerti merupakan variable Y yaitu variabel dependen (terikat)
merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya varabel bebas. Variabel terikat (Y) dalam
penelitian ini yaitu hasil belajar pendidikan agama Islam dan
budi pekerti.
4. Jenis Data Dan Sumber Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan sebagai
bahan untuk menyusun informasi. Pengertian fakta dan angka adalah
keterangan yang benar dan nyata, sehingga setiap kegiatan yang
berhubungan dengan statistik selalu berhubugan dengan data.57
Data yang diperoleh dari penelitian adalah data empiris yang
valid reliabel dan obyektif. Untuk memperoleh data tersebut, maka
instrument penelitian harus handal, pengumpulan data dilakukan dengan
cara yang benar pada sampel yang representatif.58
a. Sumber data primer
Data primer adalah daya yang didapatkan dari survey
lapangan yang menggunakan metode pengumpulan data
original.59 Data primer disebut juga data asli atau data baru yang
memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer,
peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain
kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun

57
Gege Mekse Korri, Buku Ajar Pengantar Statistika, Bali: Universitas Udayana, 2018,
hlm. 13.
58
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Literasi
Media, 2015, hlm. 67.
59
Nur Achmad Budi Yulianto dan Mohammad Maskan, Metodologi Penelitian Bisnis,
Malang: Polinema Press, 2018, hlm. 37.
29

yang menjadi data primer dalam penelitian ini yaitu penelitian


yang dilakukan dengan mendatangi langsung obyek penelitian
di SMP N 2 Gringsing Batang.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau
dikumpulkan penelitian dari berbagai sumber yang ada (peneliti
sebagai tangan kedua).60 Data sekunder dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti buku-buku pustaka, jurnal, artikel, serta
alat pendukung lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
5. Metode Pengumpulan Data
Salah satu kegiatan penelitian yang terpenting adalah
pengumpulan data. Data tersebut dapat membantu kita menjawab
masalah, mencapai tujuan penelitian dan menguji hipotesis. Untuk
memperoleh data tersebut, penelitian menggunakan beberapa metode
pengumpulan data diantaranya:
a. Kuesioner (Angket)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden.61 Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket pertanyaan tertutup. Angket pertanyaan tertutup adalah unit
analisis yang sudahdibatasi sehingga memudahkan peneliti untuk
menganalisis.
Peneliti menggunakan angket untuk mengumpulkan data
dengan cara meminta responden untuk memilih salah satu jawaban
dari kesekian alternatif jawan yang disediakan. Angket peneliti ini

60
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Literasi
Media, 2015, hlm.68.
61
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009
, hlm. 142.
30

diperuntukkan kepada sampel penelitian 20% dari peserta didik


kelas VIII SMP N 2 Gringsing Batang yaitu kelas VIII sebanyak 57
peserta didik.
b. Tes
Tes adalah seperangkat pertanyaan atau Latihan yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individua atau kelompok.62 Tes digunakan
sebagai alat penilaian berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada siswa untuk mendapat jawaban dalam bentuk tes tertulis, tes
lisan ataupun dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).63 Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulisan, yaitu tes yang berisi
butir-butir pertanyaan ini adalah dalam bentuk pilihan ganda.
Tes ini ditujukan kepada peserta didik, metode tes ini digunakan
peneliti untuk memperoleh data hasil belajar siswa setelah mendapatkan
perlakuan. Data ini digunakan untuk menjawab permasalahan dalam
penelitian. Tes ini akan mengukur seberapa jauh pengaruh metode
pembelajaran fun learning terhadap hasil belajar siswa. Metode tes yang
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa pada
kelas VIII di SMP N 2 Gringsing Batang.
c. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di
antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian
berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses
pelaksanaaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi
observasi berperan serta, dan tidak berperan serta.64 Penggunaan metode

62
Ibid., hlm. 40.
63
Nana Sudjana, Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013, hlm. 35.
64
Ibid., hlm. 145.
31

ini diperuntukan untuk menggali informasi terkait penelitian yang


dilakukan terkait perangkat pembelajaran, proses pembelajaran,
pendidik, dan perilaku peserta didik di SMP N 2 gringsing Batang.
d. Interview (wawancara)
Interview atau wawancara adalah percakapan yang dilakukan
oleh kedua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban
atas pertanyaan tersebut.65 Salah satu teknis pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil. Dalam penelitian ini peneliti juga
menggunakan interview untuk mendapatkan informasi tentang metode
pembelajaran fun learning terhadap hasil belajar siswa. Penggunaan
metode ini diperuntukkan untuk kepala sekolah atau wakil kepala
madrasah bagian kurikulum, pengampu mata pelajaran pendidikan
agama Islam dan budi pekerti, dan beberapa peserta didik kelas VIII di
SMP N 2 Gringsing Batang.
e. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variable berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda, dan sebagainya.66 Dokumentasi yang akan
dibutuhkan oleh peneliti adalah foto wawancara dengan wakil kepala
madrasah bagian kurikulum, foto wawancara pengampu mata pelajaran
pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas VIII, foto proses
pembelajaran, foto pengisian kuisioner, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi

65
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2007, hlm. 186.
66
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Literasi
Media, 2015, hlm. 83.
32

pekerti kelas VIII, dokumen struktur organisasi, dokumen tenaga


pelajar, dan dokumen data peserta didik.
6. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Instrumen yang valid
mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang
kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.67 Untuk
menguji validitas instrument dalam penelitian ini, maka perlu diuji
instrument terlebih dahulu. Untuk mengkorelasikan setiap soal alat
ukur dengan skor total dengan menggunakan rumus product
moment, yaitu sebagai berikut :68

𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = 2
√[𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ][𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌) ]

Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 = Angka indeks korelasi ”r” Product Moment

X = Variabel X

Y = Variabel Y

∑𝑋 = Jumlah nilai variable X

∑𝑌 = Jumlah nilai variable Y

∑ 𝑋2 = Jumlah skor X setelah terlebih dahulu dikuadratkan

∑ 𝑌2 = Jumlah skor Y setelah terlebih dahulu dikuadratkan

67
Tukiran Tanireda dan Hidayati Mustafidah, Penelitian Kuantitatif, Bandung: Alfabeta,
2012, hlm. 42.
68
Annas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Depok: Rajawali Press, 2018, hlm.206
33

∑ 𝑋𝑌 = Jumlah hasil perkalian X dan Y

N = Jumlah sampel yang menjadi obyek penelitian

b. Uji Reliabilitas
Reabilitas merupakan ketepatan atau keajegan instrument
soal dalam menilai apa yang dinilai. Artinya kapanpun alat penilaian
tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Adapun pengujian reliabilitas dapat menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha yaitu :69

𝑘 ∑ 𝛼𝑏 2
𝑟𝑖 = [ 𝑘−1][1- ]
𝛼𝑡 2

Keterangan:
r2i = Reliabilitas instrument
k = Banyak butir atau item pertanyaan
∑ 𝛼𝑏 2 = Jumlah varian perbutir atau item pertanyaan

𝛼𝑡 2 = Total varian

7. Metode Analisis Data


Metode analisis data penelitian menggunakan metode statistik,
kerena jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.
Sebelumnya penelitian melakukan analisis data yang dilakukan
beberapa tahapan yaitu pengumpulkan data, pengklasifikasikan data,
pengolahan data yang telah diklasifikasikan ke dalam table,
pembahasan, dan menganalisis untuk menyederhanakan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca. Setelah data terkumpul, kemudian
dianalisis dengan menggunakan suatu pendekatan. Selanjutnya
digunakan data-data statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Analisi Pendahuluan

69
Tukiran Taniredja dan Hidayati Mustafidah, Penelitian Kuantitatif, Bandung: Alfabrta,
2012, hlm. 185.
34

Analisi pendahuluan pada penelitian ini adalah


pengumpulan data dilanjutkan dengan mencari rata-rata (mean),
median, modus, range, nilai maksimum, nilai minimum, jumlah
kelas dan interval dari masing-masing variable yaitu metode
pembelajaran fun learning (X) dan hasil belajar (Y).
Pada tahapan ini data yang terkumpul dikelompokkan,
kemudian dimasukkan ke dalam table distribusi frekuensi secara
sederhana untuk setiap variable yang ada dalam penelitian.
Adapun kriteria soal positif mempunyai nilai sebagai berikut :

1. Untuk alternatif jawaban sangat setuju dengan skor nilai 4


2. Untuk alternatif jawaban setuju dengan skor nilai 3
3. Untuk alternatif jawaban tidak setuju dengan skor 2
4. Untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju dengan skor 1

Adapun kriteria soal negatif mempunyai nilai sebagai berikut:

1. Untuk alternatif jawaban sangat setuju dengan skor nilai 1


2. Untuk alternatif jawaban setuju dengan skor nilai 2
3. Untuk alternatif jawaban tidak setuju dengan skor nilai 3
4. Untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju dengan skor
nilai 4
b. Analisis Uji Hipotesis
Analisis uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
statistik yaitu teknik analisis regresi sederhana dengan
menggunakan program SPSS 23.0. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui Pengaruh Metode Fun Learning Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti. Persamaan regresi:
Y : a + bX
Keterangan:
Y : Variabel kriterium (nilai yang diprekdisikan)
35

X : Variabel predictor (nilai variabel independen)


a : Bilangan konstan, bila harga X = 0
b : Koefisien arah regresi linier
c. Analisis Lanjut
Analisis lanjut yaitu analisis tahap menginterpretasikan
hasil yang diperoleh dalam analisis uji hipotesis. Melalui
penelitian hasil hipotesis maka dapat diketahui hasil penelitian.
Setelah diketahui hasil penelitian kemudian diinterpretasikan
dengan nilai r (tabel) dalam taraf signifikan 5% maupun 1%
sebagai berikut :
a) Jika nilai r (hitung) > r (table), pada taraf 5% maupun 1%
maka hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil
hipotesis signifikan atau ada pengaruh metode pembelajaran
fun learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VIII di
SMP N 2 Gringsing Batang. Artinya, hipotesis yang telah
diajuan (Ha) diterima.
b) Jika nilai r (hitung) < r (tabel), pada taraf 5% maupun 1%
maka hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil analisis
hipotesis tidak signifikan atau tidak ada pengaruh metode
pembelajaran fun learning terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti
siswa kelas VIII di SMP N 2 Gringsing Batang. Artinya,
hipotesis yang telah diajukan (Ho) tidak diterima.

Setelah diketahui posisi r (hitung) dan r (tabel), maka


langkah selanjutnya yaitu penyimpulan hasil uji hipotesis untuk
menjawab penelitian.

K. Sistematika Penyusunan Skripsi


Penulisan dalam skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian pokok, yaitu
bagian awal, bagian inti, bagian akhir.
36

1. Bagian awal, meliputi halaman sampul luar, halaman sampul dalam atau
halaman judul, halaman pernyataan, halaman nota pembimbing,
halaman pengesahan, halaman persembahan, halaman motto, abstrak,
kata pengantar, dan daftar isi.
2. Pada bagian inti terdiri dari lima bab, yaitu :
a. BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskn tentang Latar Belakang Masalah,
Alasan Pemilihan Judul, Telaah Pustaka, Rumusan Masalah,
Penegasan Istilah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis,
Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan skripsi.
b. BAB II: LANDASAN TEORI METODE FUN LEARNING
DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN
BUDI PEKERTI
Bab ini merupakan landasan teori, yang terbagi dalam tiga sub bab.
Pertama, Metode Fun Learning, Pengertian metode fun learning,
tujuan fun learning, karakteristik fun learning, komponen-
komponen fun learning, kelebihan dan kekurangan fun learning,
langkah-langkah fun teaching dan macam-macam metode fun
learning.
Kedua, Hasil Belajar: Pengertian hasil belajar
Ketiga, Metode Fun Learning dan Hasil Belajar Pendidikan agama
Islam dan budi pekerti: Pengertian fun learning, Pengertian hasil
belajar, pengertian pendidikan agama Islam dan budi pekerti.

c. BAB III: HASIL PENELITIAN PENGARUH METODE FUN


LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN
BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP N 2
GRINGSING BATANG
A. Kondisi Umum SMP N 2 Gringsing Batang
37

B. Data Penggunaan Metode Fun Learning Terhadap Hasil


Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti Siswa Kelas VIII Di SMP N 2 Gringsing
Batang.
C. Data Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Kelas VIII Di SMP N
2 Gringsing Batang.
d. BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH
METODE FUN LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP N
2 GRINGSING BATANG
A. Analisis Penggunaan Metode Fun Learning Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti Siswa Kelas VIII Di SMP N 2 Grisngsing Batang
B. Analisis Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Kelas VIII Di SMP N 2
Gringsing Batang
C. Analisis Pengaruh Penggunaan Metode Fun Learning Tehadap
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti Siswa Kelas VIII Di SMP N 2 Gringing
Batang
e. BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Kata Penutup
3. Bagian akhir terdiri dari daftar Pustaka dan lampiran-lampiran serta data
riwayat pendidikan penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Acep, Yonny, Begini Menjadi Guru Inspiratif Dan Disenangi Siswa, Yogyakarta:
Pustaka Widyatama, 2011.

Ahmadi, Abu dan Noor Salimi MKDU dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Ali, H. Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Semarang: PKPI2 Universitas Wahid


Hasyim Semarang, 2012.

Arifin, Zainal, Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:


Rineka Cipta, 2006.

Bisri, Imam, Pengembangan Model Pembelajaran Menulis Deskripsi, Malang:


Tunggal Mandiri Publishing, 2018.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa


edisi keempat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Djali, Psikologi Pendidikan, Malang: PT Aksara, 2013.

Djamrah, Syaifudin Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Fadillah, Muhammad, Desain Pembelajaran PAUD, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,


2014.

Fajriaturrohmah, Rizza, Pengaruh Penggunaan Metode Edutainment Terhadap


Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Kelas IV MI NU 21 Pucangrejo
Gemuh Kendal (Skripsi), Semarang: Fakultas Agama Islam Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyyah Universitas Wahid Hasyim
Semarang, 2019.

Hajar, Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan,


Jakarta: Raja Grafindo. 2008.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Hamzah, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang


Kreatif Dan Efektif, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.
Hidayah, Ampri, Pengaruh Metode Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor
Learning) Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti Siswa Di SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung (Skripsi),
Tulungagung: Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Negeri Satu Tulungagung, 2018.

K, Syarifuddin, Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia, 2008.

Korri, Gege Mekse, Buku Ajar Pengantar Statistika, Bali: Universitas Udayana,
2018.

Kusnadi, Metode Pembelajaran Kolaboratif, Tasikmalaya: EDU Publisher, 2018.

Lestari, Neni, Pengaruh Metode Fun Learning Dan Minat Belajar Terhadap
Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP N 2 Ponorogo (Skripsi),
Ponorogo: Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2022.

Listiawati, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, Depok: Kencana, 2017.

Lufri et.all., Metodoogi Pembelajaran: Strategi, Pendekatan, Model, Metode


Pembelajaran, Malang: CV IRDH, 2020.

Majid, Abdul, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung:


Rosda Karya, 2014.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda


Karya, 2007.

Muhammad, Najamuddin, Teach Like Fun Teacher, Yogyakarta: Araska, 2020.

Muliawan, Jasa Ungguh, Manajemen Play Group dan Taman Kanak-Kanak,


Yogyakarta: Diva Press, 2009.

Munir, Abdul, Seni Mengelola Lembaga Pendidikan Islam, Ciputat: Artha Karya
Indonesia, 2010.

Purba, Friska Juliana, Strategi-strategi Pembelajaran, Medan: Yayasan Kita


Menulis, 2022.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013.

Ralibi, Imam Maliki, Fun Teaching, Cikarang: Duha Khazanah, 2008.


Ramadhani, Yulia Rizki et.all., Pengantar Strategi Pembelajaran, Medan:
Yayasan Kita Menulis, 2022.

Roflin, Eddy et.all., Populasi Sampel Dan Variabel (Pekalongan: PT Nasya


Expanding Management, 2019.

Rudiana, Genius Teaching 9 Karakter Guru Menyenangkan Berbasis Rumah


Otak, Bandung: CV Smile’s Indonesia Institute, 2012.

Rumiyati, Model Talking Stick, Bojong: PT Nasya Expanding Manajement, 2021.

Said, Alamsyah dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple


Intelligences Mengajar Sesuai Kerja Otak Dan Gaya Belajar Siswa,
Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.

Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran Teoritis Dan Praktis, Yogyakarta: CV


Budi Utama, 2014.

Sinar, Metode Active Learning, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018.

Siyoto, Sandu dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Literasi
Media, 2015.

Sudjana, Nana, Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2013.

Sudjiono, Annas, Pengantar Statistik Pendidikan, Depok: Rajawali Press, 2018.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta,


2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2015.

Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015.

Sukmadinata, Nana Syodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2012.

Sumargo, Bagus, Teknik Sampling, Jakarta: UNJ Press, 2020.

Tanireda, Tukiran dan Hidayati Mustafidah, Penelitian Kuantitatif, Bandung:


Alfabeta, 2012.

UNDANG-UNDANG SISDIKNAS, Bandung: Fokusmedia, 2011.

Wahab, Rohmalina, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016.


Widiasworo, Erwin, Strategi dan Metode Mengajar Siswa di Luar Kelas,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017.

Yasin, A. Fath, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN Malang Press,


2008.

Yoghisavitrie, Ardhiana, Menumbuhkan Budaya Lite-Cheerfull, Jawa Timur: CV


Beta Aksara, 2021.

Yudha, Rahmat Putra, Motivasi Berprestasi Dan Disiplin Peserta Didik,


Pontianak: Yudha English Gallery, 2018.

Yulianto, Nur Achmad Budi dan Mohammad Maskan, Metodologi Penelitian


Bisnis, Malang: Polinema Press, 2018.

Ramadhani, Rahmi Dan Nuraini Sri Bina, Statistika Penelitian Pendidikan,


Jakarta:Kencana, 2021.
PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal
Narasumber
Nama
Jabatan Kepala Sekolah SMP N 2 Gringsing Batang

1. Bagaimana sejarah berdirinya SMP N 2 Gringsing Batang?


2. Bagaimana letak geografis SMP N 2 Gringsing Batang?
3. Apakah visi dan misi SMP N 2 Gringsing Batang?
4. Bagaimana struktur organisasi di SMP N 2 Gringsing Batang?
5. Bagaimana keadaan guru dan karyawan di SMP N 2 Gringsing
Batang?
6. Bagaimana sarana dan prasarana di SMP N 2 Gringsing Batang?
7. Bagaimana keadaan siswa di SMP N 2 Gringsing Batang?
8. Bagaimana kurikulum yang digunakan di SMP N 2 Gringsing
Batang?
9. Apa saja organisasi siswa yang ada di SMP N 2 Gringsing Batang?
10. Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan guru di SMP N 2
Gringsing Batang?
11. Apakah di SMP N 2 Gringsing Batang pernah menggunakan metode
fun learning dalam melaksanakan pembelajaran?
Hari/Tanggal
Narasumber
Nama
Jabatan Guru Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di
SMP N 2 Gringsing Batang

1. Bagaimana kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran


pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP N 2 Gringsing
Batang?
2. Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP N
2 Gringsing Batang?
3. Apa saja alat dan media yang digunakan dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP N 2 Gringsing
Batang?
4. Apa saja sumber belajar yang digunakan dalam pelajaran
pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP N 2 Gringsing
Batang?
5. Bagaimana sistematika penilaian untuk mata pelajaran pendidikan
agama Islam dan budi pekerti di SMP N 2 Gringsing Batang?
6. Bagaimana sikap siswa kelas VIII Ketika mengikuti pelajaran
pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP N 2 Gringsing
Batang?
7. Faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar pendidikan
agama Islam dan budi pekerti di SMP N 2 Gringsing Batang?
8. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar
pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP N 2 Gringsing
Batang?
9. Bagaimana interaksi antara guru dengan siswa saat pembelajaran
pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP N 2 Gringsing
Batang?
10. Bagaimana keaktifan siswa dalam pembelajaran pendidikan agama
Islam dan budi pekerti di SMP N 2 Gringsing Batang?
Hari/Tanggal
Narasumber
Nama
Jabatan Siswa Kelas VIII di SMP N 2 Gringsing
Batang

1. Apakah yang anda rasakan ketika pembelajaran pendidikan agama


Islam dan budi pekerti dilaksanakan?
2. Apakah anda terkadang merasa jenuh ketika pembelajaran
berlangsung?
3. Menurut kalian apakah yang menyebabkan kalian merasa jenuh
dalam mengikuti pembelajaran?
4. Menurut anda apakah perlu pembelajaran dengan metode yang
lebih menarik untuk dilaksanakan?
5. Menurut anda apakah dengan metode pembelajaran yang menarik
akan menambah semangat kalian dalam mengikuti proses
pembelajaran?
6. Menurut kalian apakah dengan metode pembelajaran yang
menyenangkan akan menambah motivasi dan keaktifan kalian
dalam pembelajaran?
7. Proses pembelajaran menyenangkan seperti apa yang kalian
harapkan?
Indikator Angket Metode Fun Learning

No Variabel Indikator No Butir Soal Keterangan


1 Metode fun a. Siswa berani 1, 2, Soal positif nomor 1, 2
learning mencoba.

b. Rileks bebas 4, 5, 6, 25 Soal positif nomor 4,


dari tekanan 5, 6
Soal negatif nomor 25

c. Bangkitnya
7, 8, 9, 23, Soal positif nomor 7,
minat belajar
24 8, 9
Soal negatif nomor 23,
24
d. Adanya
3, 10, 11 Soal positif nomor 3,
keterlibatan
10, 11
penuh siswa

e. Perhatian
13, 14, 15, Soal positif nomor 13,
peserta didik
22 14, 15
yang terarah
Soal negatif nomor 22

f. Lingkungan
16, 17, 18, Soal positif nomor 16,
belajar yang
21 17, 18
membangun
Soal negatif nomor 21
kemampuan
siswa

12, 20 Soal positif nomor 12,


g. Hasil baik
20
ANGKET PENELITIAN

I. Pengantar
1. Angket ini dugunakan untuk mengetahui metode pembelajaran fun
learning dalam kegiatan pembelajaran siswa.
2. Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai siswa pada mata
pelajaran apapun.
3. Istilah angket dengan sejujur-jujurnya.
4. Periksa Kembali sebelum angket diserahkan.
II. Petunjuk Pengisian Angket
1. Berdoalah sebelum mulai mengisi angket di bawah ini.
2. Tulislah identitas secara lengkap terlebih dahulu
3. Bacalah angket di bawah ini dengan seksama dan jawablah sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Berilah tanda (  ) pada kolom jawaban yang disediakan!
5. Bila ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar
pada jawaban sebelumnya (=) kemudian beri tanda (  ) pada jawaban
yang baru dengan item jawaban sebagai berikut:
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
Setuju = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

III. Indentitas Responden

Nama : ......................................................
Kelas : ......................................................
No. Absen : ......................................................
a. Angket Penerapan Metode Pembelajaran Fun Learning Terhadap
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

No Pernyataan Pilihan Jawaban


SS S TS STS
1 Belajar dengan menggunakan metode fun learning melatih saya
agar tidak takut untuk mencoba
2 Dengan penggunaan metode fun learning membuat saya tidak takut
untuk mencontohkan
3 Pembelajaran dengan menggunakan metode fun lerning mampu
meningkatkan rasa percaya diri saya.
4 Ketika mata pelajaran PAI-BP disampaikan dengan metode fun
learning saya menikmati materi yang disampaikan.
5 Saya dapat mengikuti pembelajaran dengan tanpa tekanan
6 Saya dapat mengikuti dengan baik materi pembelajaran yang
diberikan pada mata pelajaran PAI-BP
7 Minat belajar saya meningkat untuk mengikuti pembelajaran PAI-
BP dengan metode fun learning.
8 Dengan menggunakan metode fun learning ini menjadikan
pembelajaran menarik untuk diikuti
9 Menggunakan metode pembelajaran fun learning menjadikan saya
merasa lebih semangat untuk mengikuti pembelajaran
10 Metode fun learning menjadikan saya untuk aktif dalam berdiskusi
bersama kelompok
11 Saya ikut serta aktif dalam kegiatan pembelajaran saat memecahkan
masalah yang diberikan oleh guru
12 Saya berani menjawab ketika guru memberikan suatu pertanyaan
13 Perhatian saya fokus pada materi ketika pembelajaran dilaksanakan
14 Saya memperhatikan teman yang sedang mengungkapkan
pendapatnya.
15 Saya memperhatikan penjelasan dari guru dengan serius
16 Saya merasa belajar dengan metode fun learning dapat
meningkatkan kreatifitas berfikir
17 Belajar menggunakan metode fun learning dapat mengeksplorasi
diri saya.
18 Pengetahuan saya tentang PAI-BP bertambah saat guru mengajar
dengan menerapkan metode fun learning.
20 Menggunakan metede pembelajaran fun learning ini menjadikan
pembelajaran kurang efektif
21 Saya tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dengan
baik
22 Penggunaan metode fun learning tidak sesuai dengan materi yang
diajarkan.
23 Saya tidak mencatat materi yang telah disampaikan oleh guru
24 Saya mendengarkan dengan baik penjelasan dari guru.
25 Guru belum bisa menjadikan pembelajaran PAI-BP menjadi
menyenangkan.
KISI-KISI INSTRUMEN SOAL PILIHAN GANDA

Kompetensi Kompetensi Materi Indikator No. Soal


Inti Dasar
KI 1 : 1.1 Meyakini Meneladani • Menjelaskan 1, 13
Menghargai nabi kemuliaan dan pengertian
dan Muhammad kejujuran para nabi dan rasul
menghayati Saw sebagai rasul Allah Swt. Allah Swt.
ajaran agama nabi akhir • Menjelaskan
yang zaman. pengertian 3, 15
dianutnya 1.2 Menghargai iman kepada
perilaku jujur rasul Allah.
sebagai • Menghayati
implementasi nilai-nilai 4, 6
dari pemahaman terkait iman
Q. S Al-Maidah kepada rasul
5:8 dan hadits Allah
terkait. • Menyebutkan
1.3 memahami dalil naqli
makna beriman terkait dengan 7, 2
kepada rasul iman kepada
Allah Swt. rasul Allah
1.4 Menyajikan Swt.
dalil naqli dan • Menyebutkan
aqli tentang nama-nama 21, 23
iman kepada nabi dan rasul
rasul Allah Swt. Allah Swt.
• Menyebutkan
sifat-sifat nabi
dan rasul 8, 9, 14, 18,

Allah Swt. 25
• Menyebutkan
para nabi yang
termasuk ulul
azmi. 10, 16
• Menjelaskan
keistimewaan
sifat-sifat
Rasulullah 11, 19, 20
saw.
• Memahami
tugas
Rasulullah 5, 17
Saw.
• Meneladani
sifat-sifat
Rasulullah. 12, 22, 24
Soal Tes

1. Manusia yang menerima wahyu dari Allah Swt dan tidak berkewajiban
menyampaikan kepada umatnya pengertian dari…
a. Rasul
b. Nabi
c. Malaikat
d. Wali Allah Swt
2. ‫ول ِِْبَآأُن ِزَلْإِلَهي ِه ِْمنْربِِْه‬
ُ ‫ءَ َام َنْالر ُس‬

Ayat tersebut mempunyai maksud…


a. Iman kepada Allah
b. Iman kepada malaikat Allah
c. Iman kepada rasul Allah
d. Iman kepada hari akhir
3. Iman kepada rasul memiliki arti…
a. Yakin bahwa Allah benar-benar mengutus rasul
b. Mengingkari rasul dan nabi yang tidak diketahui Namanya
c. Membenarkan berita yang tidak jelas dari rasul
d. Mengamalkan semua syariat rasul
4. Hikmah iman kepada rasul adalah…
a. Menjadikan rasul sebagai teman dalam hidupnya
b. Bersahabat dengan rasul mendapatkan kenikmatan tersendiri
c. Mengetahui seluk beluk kisah kehidupan rasul
d. Menjadikan teladan dalam hidupnya
5. Yang bukan tugas rasul di bawah ini adalah…
a. Mengajarkan manusia agar bertauhid yang benar
b. Menipu manusia dengan mengatakan dirinya Tuhan
c. Memperbaiki tatatan hidup manusia agar bersosialisasi dengan baik
d. Meluruskan manusia agar beribadah dengan benar
6. Iman kepada rasul harus diiringi dengan perbuatan…
a. Menyanggah isi wahyunya
b. Memboikot isi ajarannya
c. Menolak ajarannya
d. Mengikuti perintahnya

7. ‫اب‬ ُ ‫ْش ِد‬


ِْ ‫يدْالهعِ َق‬ َ َ‫ولْفَ ُخ ُذوهُ َْوَماْ ََنَا ُك همْعَنههُْفَانهتَ ُهواْ َْوات ُقواْاَّللَْْإِنْاَّلل‬
ُ ‫َوَماْآ ََت ُك ُمْالر ُس‬

Ayat di atas mengandung arti…


a. Meninggalkan apa yang diperintahkan rasul
b. Menjalankan apa yang dilarang rasul
c. Yang datang dari rasul benar, maka ikutilah
d. Jauhilah prasangka buruk kepada rasul
8. Dibawah ini yang tidak termasuk sifat wajib bagi rasul…
a. Sidiq
b. Amanah
c. Tabligh
d. Khianat
9. Dibawah ini yang bukan sifat mustahil bagi rasul adalah…
a. Khianat
b. Kitman
c. Baladah
d. Sidiq
10. Dibawah ini yang termasuk rasul ulul azmi adalah nabi…
a. Ibrahim As.
b. Adam As.
c. Idris As.
d. Hud As.
11. Nabi Muhammad Saw sebagai uswatun khasanah artinya menjadi…
a. Pembawa kebenaran
b. Penyampai wahyu
c. Suri tauladan yang baik
d. Pemberi peringatan
e. Penegak keadilan
12. Cara beriman kepada rasul adalah dengan mengikuti jejak perbuatannya.
Maksud perbuatan ini adalah…
a. Fiqih
b. Akhlak
c. Ibadah
d. Hadits
13. Perbedaan antara nabi dan rasul adalah…
a. Keduanya memiliki kitab yang berbeda
b. Rasul wajib menyampaikan wahyu kepada umatnya, sedangkan nabi
tidak
c. Nabi wajib menyampaikan wahyu kepada umatnya, sedangkan rasul
tidak
d. Rasul tercantum dalam Al-Qur’an sedangkan nabi tidak
14. Seorang rasul harus mempunyai intelegensi atau kecerdasan yang tinggi,
maka mustahil bagi sifatnya…
a. Amanah
b. Fatonah
c. Khitman
d. Baladah
15. Percaya kepada rasul Allah termasuk rukun iman yang ke…
a. 4
b. 2
c. 3
d. 5
16. Sebutan bagi nama nabi yang memiliki kesabaran yang sangat tinggi
disebut…
a. Ulul ambiya’
b. Ulul Azmi
c. Rahmatan lil’alamin
d. Al-Amin
17. Diutusnya Rasulullah Saw dengan tujuan menjadi…
a. Musuh bagi seluruh alam
b. Rahmat bagi seluruh alam
c. Kekuatan bagi seluruh alam
d. Kabar gmbira bagi seluruh alam
18. Sifat rasul yang juga dimiliki oleh umumnya manusia misalnya lapar,
menikah, makan, minum dan sebagainya dinamakan sifat…
a. Wajib
b. Mustahil
c. Jaiz
d. Baladah
19. Sifat-sifat mulia para rasul bagi kita, kecuali…
a. Diketahui
b. Dipahami
c. Diteladani
d. Dibiarkan
20. Kelebihan atau kemampuan luar biasa yang diberikan kepada nabi untuk
menguatkan dakwahnya adalah…
a. Karamah
b. Maunah
c. Wasiat
d. Mu’jizat
21. Di bawah ini merupakan nama-nama nabi, kecuali…
a. Adam
b. Idris
c. Jibril
d. Hud
22. Nabi Ibrahim hidup pada masa raja Namrud, beliau berdakwah dan
melawan raja sekaligus ayahnya yang menyembah berhala. Puncak
kemarahan nabi Ibrahim Ketika ia menghncurkan berhala. Akibatnya dia
dihukum dengan dibakar, tapi nabi Ibrahim tidak takut. Kemudian Allah
menjadikan api dingin dan nabi Ibrahim selamat.
Dari kisah di atas sifat yang dapat kita teladani adalah…
a. Sidiq
b. Amanah
c. Tabligh
d. Fatonah
23. Perhatikan nama-nama berikut!
1. Nuh
2. Jibril
3. Ibrahim
4. Isa
5. Malik

Nama-nama berikut yang merupakan nama-nama nabi…

a. 1 dan 5
b. 3 dan 2
c. 1 dan 3
d. 4 dan 5
24. Jika orang tua memerintahkan kemaksiatan atau kemusyrikan, sikap yang
tepat adalah…
a. Menolak dengan keras
b. Menaati dengan sepenuhnya
c. Membentah karena bertentangan dengan Islam
d. Mengikuti karena terpaksa
25. Arti dari sifat wajib bagi rasul Amanah adalah…
a. Benar
b. Dapat dipercaya
c. Menyampaikan
d. Cerdas
Kunci Jawaban Soal

1. b. Nabi
2. c. Iman kepada rasul Allah
3. a. Yakin bahwa Allah benar-benar mengutus rasul
4. d. Menjadikan teladan dalam hidupnya
5. b. Menipu manusia dengan mengatakan dirinya Tuhan
6. d. Mengikuti perintahnya
7. c. Yang datang dari rasul benar, maka ikutilah
8. d. Khianat
9. d. Sidiq
10. a. Ibrahim As.
11. c. Suri tauladan yang baik
12. b. Akhlak
13. b. Rasul wajib menyampaikan wahyu kepada umatnya, sedangkan nabi
tidak
14. d. Baladah
15. a. 4
16. b. Ulul Azmi
17. b. Rahmat bagi seluruh alam
18. c. Jaiz
19. d. Dibiarkan
20. d. Mu’jizat
21. c. Jibril
22. a. Sidiq
23. c. 1 dan 3
24. c. Membantah karena bertentangan dengan Islam
25. b. Dapat dipercaya
PEDOMAN OBSERVASI

A. Mengamati kondisi umum serta menyeluruh tentang gambaran SMP N 2


Gringsing Batang, fokus pengamatan pada:
1. Lokasi penelitian yang meliputi letak geografis, kondisi umum SMP N
2 Gringsing Batang.
2. Mengamati pelaksanaan metode pembelajaran siswa di SMP N 2
Gringsing Batang.
3. Mengamati kondisi guru.
B. Mengamati metode pembelajaran siswa kelas VIII
Petunjuk pengisian
1) Beri tanda (  ) sesuai kolom yang tersedia
2) Keterangan diisi dengan catatan khusus terkait aspek yang diamati.

No Aspek yang diteliti Realisasi Keterangan


Ya Tidak
1 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
2 Guru menguasai materi yang
disampaikan
3 Siswa memperhatikan pelajaran
Ketika guru menerangkan di depan
4 Siswa mengajukan pertanyaan jika
menemukan hal yang kurang jelas
5 Siswa konsentrasi Ketika mengikuti
pembelajaran pendidikan agama
Islam dan budi pekerti
6 Siswa tidak berbicara dengan teman
ketika mengikuti pembelajaran
pendidikan agama Islam dan budi
pekerti
7 Siswa jujur ketika mengerjakan
ujian
8 Guru mengajar sesuai RPP
9 Guru menarik perhatian dan
menimbulkan dorongan gairah
belajar
10 Guru dapat memahamkan siswa
11 Guru menggunakan cara yang
menarik saat mengajar
12 Guru melakukan tanya jawab
dengan siswa
13 Guru membesarkan hati siswa
(hangat, antusias, ramah, bermakna)
14 Guru merespon secara positif setiap
pertanyaan dan jawaban siswa
15 Guru mengadakan variasi metode
pembelajaran agar menarik
16 Guru mengelola kelas dengan
efektif dan efisien
17 Guru membimbing saat
pembelajaran dilaksanakan
C. Mengamati keadaan sarana dan prasarana di SMP N 2 Gringsing
Batang.

No Jenis Sarana Jumlah Kondisi


1 Ruang Kelas
2 Ruang Kepala Sekolah
3 Ruang Guru
4 Ruang Tata Usaha
5 Tempat Ibadah
6 Perpustakaan
7 Kantin
8 Lapangan Olahraga
9 Lab. IPA

Anda mungkin juga menyukai