PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
1
Abu Ahmadi dan Noor Salimi MKDU dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), hlm. 1.
2
UNDANG-UNDANG SISDIKNAS, Bandung: Fokusmedia, 2011, hlm. 2.
3
A. Fath Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN Malang Press, 2008,
hlm. 15.
1
2
ْكْ ِِب هْلِ هك َم ةِْ َوا له َم هوعِ ظَةِْ ا هْلَ َس نَةِْْْ َو َج ادِ هْلُ هم
َ ِيلْ َرب
ِ ِهادعُْ إِ َلىْ َس ب
ْين ِ ِ
َ أَعه لَمُْ ِب له ُم هه تَد
Artinya :“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik, dan bantahkan mereka dengan cara yang terbaik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk”.5
4
Imam Bisri, Pengembangan Model Pembelajaran Menulis Deskripsi, Malang: Tunggal
Mandiri Publishing, 2018, hlm. 58.
5
Listiawati, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, Depok: Kencana, 2017, hlm. 179.
3
6
Lufri et.all., Metodoogi Pembelajaran: Strategi, Pendekatan, Model, Metode
Pembelajaran, Malang: CV IRDH, 2020, hlm. 48.
7
Syifaul Fuada, Dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Di Masa
Pandemi, Tangerang: Media Edukasi Indonesia, 2022, hlm. 28.
4
dengan suatu metode atau cara tertentu dengan benar, dan tentunya
membuat hati para peserta didik senang.8
8
Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran Teoritis Dan Praktis, Yogyakarta: CV Budi
Utama, 2014, hlm. 110.
5
9
Rumiyati, Model Talking Stick, Bojong: PT Nasya Expanding Manajement, 2021, hlm.
9.
6
10
Rizza Fajriaturrohmah, Pengaruh Penggunaan Metode Edutainment Terhadap Hasil
Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Kelas IV MI NU 21 Pucangrejo Gemuh Kendal (Skripsi),
7
Semarang: Fakultas Agama Islam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyyah
Universitas Wahid Hasyim Semarang, 2019, hlm. 82-83.
8
11
Ampri Hidayah, Pengaruh Metode Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning)
Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Siswa Di SMP Negeri 1
Sumbergempol Tulungagung (Skripsi), Tulungagung: Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Satu Tulungagung, 2018, hlm. 117-
118.
9
rata-rata kemampuan awal pretest dari keas VIII E sebesar 64,28 nilai
tersebut menunjukkan rata-rata hasil nilai kelas VIII E lebih tinggi dari kelas
VIII D dengan selisih 0,2. Hasil rata-rata tes akhir posttest yang diperoleh
berdasarkan kelas eksperimen VIII E sebesar 80,71 dan kelas VIII D sebagai
kelas kontrol 70,84. Setelah melakukan penelitian menggunakan metode fun
learning peneliti mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
siswa yang menggunakan metode fun learning dengan tanpa menggunakan
metode fun learning dngan hasil t-test sig. (2-tailed) sebesar 0.000 yang
menggunakan taraf kepercayaan 95%. Jadi, diperoleh nilai sig. 0,000 kurang
dari 0,05 (0,000<0,05). Maka, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima. Dan dapat diketahui hasil t-test sig. (2-tailed) sebesar 0,000 yang
digunakan taraf kepercayaan 95%. Jadi, diperoleh nilai sig. 0,000 kurang
dari 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak hal ini berarti terdapat
perbedaan minat belajar siswa yang signifikan antara menggunakan
pembelajaran fun learning dan tanpa menggunakan pembelajaran fun
learning. Hasil penelitian menghasilkan bahwa metode fun learning dan
minat belajar berpengaruh secara signifikan sebesar 67,8% terhadap hasil
belajar IPS Terpadu.12
Persamaan dari penelitian Neni Lestari dengan penelitian yang
peneliti susun keduanya merupakan penelitian kuantitatif. Selain itu, pada
variabel 𝑋1 nya dan variabel Y, yaitu keduanya sama-sama meneliti
pengaruh metode fun learning terhadap hasil belajar. Perbedaannya terletak
pada variabel yang digunakan pada penelitian Neni Lestari menggunakan
dua variabel X yaitu 𝑋1 dan 𝑋2 sedangkan peneliti hanya menggunakan satu
variabel X saja. Pada mata pelajaran dan tempat penelitian, penelitian Neni
Lestari menggunakan metode fun learning terhadap hasil belajar pada mata
pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII SMP N 2 Ponorogo, sedangkan peneliti
menggunakan metode fun learning terhadap hasil belajar pada mata
12
Neni Lestari, Pengaruh Metode Fun Learning Dan Minat Belajar Terhadap Hasil
Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP N 2 Ponorogo (Skripsi), Ponorogo: Fakultas Tarbiyah
Dan Ilmu Keguruan Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Institut Agama Islam Negeri
Ponorogo, 2022, hlm. 74-79.
10
pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VIII di SMP
2 Gringsing Batang.
Berdasarkan telaah Pustaka di atas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian yang berjudul Pengaruh Metode Fun Learning Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti Siswa Kelas VIII di SMP N 2 Gringsing Batang berbeda dengan
penelitian sebelumnya. Penelitian yang peneliti susun lebih difokuskan pada
pengaruh metode fun learning terhadap hasil belajar pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam dan budi pekerti. Peneliti juga mengambil tempat
dan populasi yang berbeda dari peneliti sebelumnya.
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan penafsiran serta
mempermudah pembaca dalam memahami skripsi ini, maka penulis
sampaikan penegasan istilah khususnya yang berkaitan dengan judul skripsi
ini, yaitu: “Pengaruh Metode Fun Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Kelas
VIII di SMP N 2 Gringsing Batang”. Penegasan Istilah adalah sebagai
berikut :
1. Pengaruh
Pengaruh berarti daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu
(Orang, benda) yang berkuasa atau berkekuatan.13 Dalam hal ini penulis
ingin mengetahui adanya pengaruh metode fun learning terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi
pekerti siswa kelas VIII di SMP N 2 Gringsing Batang.
2. Metode Fun Learning
Metode pembelajaran merupakan prosedur, urutan, langkah-
langkah dan cara yang digunakan guru dalam mencpai tujuan
pembelajaran, dapat dikatakan metode pembelajaran yang difokuskan
13
Syaifudin Bahri Djamrah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hlm. 13.
11
14
Kusnadi, Metode Pembelajaran Kolaboratif, Tasikmalaya: EDU Publisher, 2018, hlm.
13.
15
Imam Malki Ralibi, Fun Teaching, Cikarang: Duha Khazanah, 2008, hlm. 13.
16
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016, hlm. 244.
17
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia, 2008, hlm. 1322.
18
Abdul Munir, Seni Mengelola Lembaga Pendidikan Islam, Ciputat: Artha Karya
Indonesia, 2010, hlm. 105.
12
19
H. Mudzakkir Ali, Ilmu Pendidikan Islam, Semarang: PKPI2 Universitas Wahid
Hasyim Semarang, 2012, hlm. 41.
20
Syarifuddin K, Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018, hlm. 14.
13
d. Peneliti
Penelitian ini dapat membantu peneliti untuk membiasakan
dan mengeksplor diri dalam mengajar, sehingga mempunyai
persiapan secara professional dalam menciptakan suasana belajar
mengajar kelak. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
tentang metode fun learning. Selain itu, penulis mendapat
pengalaman dalam hal penerapan metode fun learning sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
H. Landasan Teori
1. Metode Fun Learning
a. Pengertian Metode
Pengertian metode secara etimologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu metodos, kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu
“metha” yang berarti melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau
cara.21 Metode adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan
pengertian dari cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan
sesuatu. Ungkapan paling tepat dan cepat, itulah yang membedakan
method dengan way (yang juga berarti cara) dalam bahasa Inggris.
Metode dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah cara
yang teratur dan sesuai untuk mencapai maksud atau cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan yang ditentukan.22 Metode merupakan cara yang
21
Friska JulianaPurba, Strategi-strategi Pembelajaran, Medan: Yayasan Kita Menulis,
2022, hlm. 103.
22
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi
keempat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 842.
15
23
Hamzah, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif
Dan Efektif, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014, hlm. 2.
24
Erwin Widiasworo, Strategi dan Metode Mengajar Siswa di Luar Kelas, Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2017, hlm.17.
16
25
Syifaul Fuada, Dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Di Masa
Pandemi, Tangerang: Media Edukasi Indonesia, 2022, hlm. 28.
26
Yonny Acep, Begini Menjadi Guru Inspiratif Dan Disenangi Siswa, Yogyakarta: Pustaka
Widyatama, 2011, hlm. 29.
27
Imam Maliki Ralibi, Fun Teaching, Cikarang: Duha Khazanah, 2008, hlm. 16.
17
28
Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015, hlm. 32
29
Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran Teoritis Dan Praktis, Yogyakarta: CV Budi
Utama, 2014, hlm. 114.
30
Yulia Rizki Ramadhani et.all., Pengantar Strategi Pembelajaran (Medan: Yayasan
Kita Menulis, 2022), hlm. 50.
18
d. Menarik
e. Bangkitnya minat belajar
f. Adanya keterlibatan penuh
g. Perhatian peserta didik yang tercurah
h. Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan
kelas yang baik, pengaturan tempat duduk yang terarah)
i. Bersemangat
j. Perasaan Gembira
k. Konsentrasi baik.31
3. Macam-Macam Pembelajaran Fun Learning adalah sebagai
berikut:
a) Game atau permainan
Permaian dapat membantu perkembangan kognitif
anak. Bermain adalah hal yang disukai siswa, bermain
mempunyai nilai yang penting dalam kemajuan
perkembangan kehidupan sehari-hari seorang siswa. Dengan
bermain, siswa dapat mempelajari berbagai hal, seperti
komunikasi, kemampuan logika, dan belajar memecahkan
masalah.32 Dengan demikian, tidak semua permainan adalah
hal yang sia-sia karena dengan bermain, anak juga bisa
melakukan proses belajar, sehingga anak dapat berkembang
dengan cara bermain.
b) Bercerita
Bercerita atau dongeng merupakan penyampaian
cerita atau kisah masa lalu yang memiliki pesan moral dan
mengandung makna hidup, dimana orang yang
membawakan dongeng disebut pendongeng atau pencerita.
Strategi bercerita bersifat monolog, dengan kreativitas guru
bisa mendisain langkah-langkah prosedur aktivitas strategi
31
Ibid., hlm. 50-51.
32
Najamuddin Muhammad, Teach Like Fun Teacher, Yogyakarta: Araska, 2020, hlm. 34.
19
c) Bernyanyi
Bernyanyi adalah mengeluarkan suara bernada,
berlagu (dengan lirik atau tidak).34 Dengan bernyanyi
menggunakan syair-syair yang dilagukan. Biasanya syair-
syair tersebut disesuaikan dengan materi-materi yang akan
diajarkan oleh pendidik. Menurut beberapa ahli, bernyanyi
membuat suasana belajar menjadi riang dan bergairah
sehigga perkembangan anak dapat distimulasi secara lebih
optimal.35
d) Humor
Humor adalah suatu yang dapat menimbulkan atau
menyebabkan pendengaran maupun pengelihatannya
merasakan perasaan lucu, sehingga terdorong untuk tertawa.
Suasana yang menarik bisa menghilangkan kejenuhan yang
sering dialami oleh siswa. Pembelajaran tanpa sesekali
diselingi humor akan membuat pembelajaran terasa tertekan
dan jenuh.36
33
Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences
Mengajar Sesuai Kerja Otak Dan Gaya Belajar Siswa, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015, hlm.
55.
34
Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Play Group dan Taman Kanak-Kanak, Yogyakarta:
Diva Press, 2009, hlm. 257.
35
Muhammad Fadillah, Desain Pembelajaran PAUD, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2014, hlm.175.
36
Rudiana, Genius Teaching 9 Karakter Guru Menyenangkan Berbasis Rumah Otak,
Bandung: CV Smile’s Indonesia Institute, 2012, hlm.126.
20
2. Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar menurut Hamalik adalah sebagai
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat
diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
Perubahan tersebut bisa diartikan sebagai terjadinya peningkatan
dan pegembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak
tahu menjadi tahu.37 Hasil belajar seringkali digunakan sebagai
ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai materi
yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hal tersebut
diperlukan srangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang
baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan
karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang diterapkan
pada berbagai bidang termasuk pendidikan.38
Hasil belajar siswa dapat tercapai dengan adanya
kemampuan yang diperoleh anak setelah melelui kegiatan belajar.
Belajar merupakan suatu proses untuk berusaha agar seseorang
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative
menetap. Jadi, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku
sebagai akibat pengalaman atau latihan, perubahan tersebut berupa
perilaku yang baru atau memperbaiki perilaku yang sudah ada.39
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan
pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi hail belajar meliputi faktor internal dan faktor
eksternal.40 Faktor internal adalah keadaan atau kondisi yang ada
dalam diri siswa itu sendiri baik secara fisik maupun psikis. Kondisi
fisik adalah keadaan yang terkait dengan jasmani, misalnya
kesehatan badan. Sedangkan faktor psikis adalah yang terkait
37
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hlm. 30.
38
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013, hlm. 44.
39
Sinar, Metode Active Learning, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018, hlm. 20-21.
40
Rahmat Putra Yudha, Motivasi Berprestasi Dan Disiplin Peserta Didik, Pontianak:
Yudha English Gallery, 2018, hlm, 36.
21
41
Djali, Psikologi Pendidikan, Malang: PT Aksara, 2013, hlm. 121.
42
Syarifuddin K, Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018, hlm. 17.
43
Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: Rosda
Karya, 2014, hlm. 15-16.
23
Guru:
Kecenderungan menggunakan
Murid:
metode pembelajaran
Masalah konvensional seperti ceramah Hasil belajar rendah
yang monoton
I. Hipotesis
Hipotesis berasal dari Bahasa Yunani (hypo) yang artinya sementara
dan (thesis) yang artinya kesimpulan. Dengan demikian, hipotesis berarti
dugaan atas jawaban sementara terhadap suatu permasalahan dalam
penelitian, yang kebenarannya masih perlu diuji (di bawah kebenaran)
sampai terbukti melalui data yang terkumpul.45 Hipotesis merupakan
prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian.46
Terdapat dua kemungkinan yang terjadi pada hipotesis, yaitu
hipotesis alternatif atau diterima (Ha) dan hipotesis nol atau ditolak (Ho).
Hipotesis penelitian yang akan dikaji dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran
fun learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam dan budi pekerti siswa kelas VIII di
SMP N 2 Gringsing Batang.
Ho: Tidak ada pengaruh yang signifkan antara metode
pembelajaran fun learning terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti
siswa kelas VIII di SMP N 2 Gringsing Batang.
J. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data, yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan
44
Ardhiana Yoghisavitrie, Menumbuhkan Budaya Lite-Cheerfull, Jawa Timur: CV Beta
Aksara, 2021, hlm. 10.
45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006, hlm. 71.
46
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014, hlm. 197.
26
47
Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, Jakarta:
Raja Grafindo. 2008, hlm. 10.
48
Nana Syodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012, hlm. 52.
49
Syaifudin Anwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 21.
50
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006, hlm. 12.
51
Eddy Roflin et.all., Populasi Sampel Dan Variabel (Pekalongan: PT Nasya Expanding
Management, 2019), hlm. 5.
27
52
Ibid., hlm. 11.
53
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014, hlm. 215.
54
Bagus Sumargo, Teknik Sampling, Jakarta: UNJ Press, 2020, hlm. 19.
55
Rahmi Ramadhani Dan Nuraini Sri Bina, Statistika Penelitian Pendidikan,
Jakarta:Kencana, 2021, hlm. 160.
56
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2009, hlm. 38.
28
57
Gege Mekse Korri, Buku Ajar Pengantar Statistika, Bali: Universitas Udayana, 2018,
hlm. 13.
58
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Literasi
Media, 2015, hlm. 67.
59
Nur Achmad Budi Yulianto dan Mohammad Maskan, Metodologi Penelitian Bisnis,
Malang: Polinema Press, 2018, hlm. 37.
29
60
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Literasi
Media, 2015, hlm.68.
61
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009
, hlm. 142.
30
62
Ibid., hlm. 40.
63
Nana Sudjana, Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013, hlm. 35.
64
Ibid., hlm. 145.
31
65
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2007, hlm. 186.
66
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Literasi
Media, 2015, hlm. 83.
32
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = 2
√[𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ][𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌) ]
Keterangan :
X = Variabel X
Y = Variabel Y
67
Tukiran Tanireda dan Hidayati Mustafidah, Penelitian Kuantitatif, Bandung: Alfabeta,
2012, hlm. 42.
68
Annas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Depok: Rajawali Press, 2018, hlm.206
33
b. Uji Reliabilitas
Reabilitas merupakan ketepatan atau keajegan instrument
soal dalam menilai apa yang dinilai. Artinya kapanpun alat penilaian
tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Adapun pengujian reliabilitas dapat menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha yaitu :69
𝑘 ∑ 𝛼𝑏 2
𝑟𝑖 = [ 𝑘−1][1- ]
𝛼𝑡 2
Keterangan:
r2i = Reliabilitas instrument
k = Banyak butir atau item pertanyaan
∑ 𝛼𝑏 2 = Jumlah varian perbutir atau item pertanyaan
𝛼𝑡 2 = Total varian
69
Tukiran Taniredja dan Hidayati Mustafidah, Penelitian Kuantitatif, Bandung: Alfabrta,
2012, hlm. 185.
34
1. Bagian awal, meliputi halaman sampul luar, halaman sampul dalam atau
halaman judul, halaman pernyataan, halaman nota pembimbing,
halaman pengesahan, halaman persembahan, halaman motto, abstrak,
kata pengantar, dan daftar isi.
2. Pada bagian inti terdiri dari lima bab, yaitu :
a. BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskn tentang Latar Belakang Masalah,
Alasan Pemilihan Judul, Telaah Pustaka, Rumusan Masalah,
Penegasan Istilah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis,
Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan skripsi.
b. BAB II: LANDASAN TEORI METODE FUN LEARNING
DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN
BUDI PEKERTI
Bab ini merupakan landasan teori, yang terbagi dalam tiga sub bab.
Pertama, Metode Fun Learning, Pengertian metode fun learning,
tujuan fun learning, karakteristik fun learning, komponen-
komponen fun learning, kelebihan dan kekurangan fun learning,
langkah-langkah fun teaching dan macam-macam metode fun
learning.
Kedua, Hasil Belajar: Pengertian hasil belajar
Ketiga, Metode Fun Learning dan Hasil Belajar Pendidikan agama
Islam dan budi pekerti: Pengertian fun learning, Pengertian hasil
belajar, pengertian pendidikan agama Islam dan budi pekerti.
Acep, Yonny, Begini Menjadi Guru Inspiratif Dan Disenangi Siswa, Yogyakarta:
Pustaka Widyatama, 2011.
Ahmadi, Abu dan Noor Salimi MKDU dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
K, Syarifuddin, Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia, 2008.
Korri, Gege Mekse, Buku Ajar Pengantar Statistika, Bali: Universitas Udayana,
2018.
Lestari, Neni, Pengaruh Metode Fun Learning Dan Minat Belajar Terhadap
Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP N 2 Ponorogo (Skripsi),
Ponorogo: Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2022.
Munir, Abdul, Seni Mengelola Lembaga Pendidikan Islam, Ciputat: Artha Karya
Indonesia, 2010.
Siyoto, Sandu dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Literasi
Media, 2015.
Hari/Tanggal
Narasumber
Nama
Jabatan Kepala Sekolah SMP N 2 Gringsing Batang
c. Bangkitnya
7, 8, 9, 23, Soal positif nomor 7,
minat belajar
24 8, 9
Soal negatif nomor 23,
24
d. Adanya
3, 10, 11 Soal positif nomor 3,
keterlibatan
10, 11
penuh siswa
e. Perhatian
13, 14, 15, Soal positif nomor 13,
peserta didik
22 14, 15
yang terarah
Soal negatif nomor 22
f. Lingkungan
16, 17, 18, Soal positif nomor 16,
belajar yang
21 17, 18
membangun
Soal negatif nomor 21
kemampuan
siswa
I. Pengantar
1. Angket ini dugunakan untuk mengetahui metode pembelajaran fun
learning dalam kegiatan pembelajaran siswa.
2. Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai siswa pada mata
pelajaran apapun.
3. Istilah angket dengan sejujur-jujurnya.
4. Periksa Kembali sebelum angket diserahkan.
II. Petunjuk Pengisian Angket
1. Berdoalah sebelum mulai mengisi angket di bawah ini.
2. Tulislah identitas secara lengkap terlebih dahulu
3. Bacalah angket di bawah ini dengan seksama dan jawablah sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Berilah tanda ( ) pada kolom jawaban yang disediakan!
5. Bila ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar
pada jawaban sebelumnya (=) kemudian beri tanda ( ) pada jawaban
yang baru dengan item jawaban sebagai berikut:
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
Setuju = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
Nama : ......................................................
Kelas : ......................................................
No. Absen : ......................................................
a. Angket Penerapan Metode Pembelajaran Fun Learning Terhadap
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Allah Swt. 25
• Menyebutkan
para nabi yang
termasuk ulul
azmi. 10, 16
• Menjelaskan
keistimewaan
sifat-sifat
Rasulullah 11, 19, 20
saw.
• Memahami
tugas
Rasulullah 5, 17
Saw.
• Meneladani
sifat-sifat
Rasulullah. 12, 22, 24
Soal Tes
1. Manusia yang menerima wahyu dari Allah Swt dan tidak berkewajiban
menyampaikan kepada umatnya pengertian dari…
a. Rasul
b. Nabi
c. Malaikat
d. Wali Allah Swt
2. ول ِِْبَآأُن ِزَلْإِلَهي ِه ِْمنْربِِْه
ُ ءَ َام َنْالر ُس
a. 1 dan 5
b. 3 dan 2
c. 1 dan 3
d. 4 dan 5
24. Jika orang tua memerintahkan kemaksiatan atau kemusyrikan, sikap yang
tepat adalah…
a. Menolak dengan keras
b. Menaati dengan sepenuhnya
c. Membentah karena bertentangan dengan Islam
d. Mengikuti karena terpaksa
25. Arti dari sifat wajib bagi rasul Amanah adalah…
a. Benar
b. Dapat dipercaya
c. Menyampaikan
d. Cerdas
Kunci Jawaban Soal
1. b. Nabi
2. c. Iman kepada rasul Allah
3. a. Yakin bahwa Allah benar-benar mengutus rasul
4. d. Menjadikan teladan dalam hidupnya
5. b. Menipu manusia dengan mengatakan dirinya Tuhan
6. d. Mengikuti perintahnya
7. c. Yang datang dari rasul benar, maka ikutilah
8. d. Khianat
9. d. Sidiq
10. a. Ibrahim As.
11. c. Suri tauladan yang baik
12. b. Akhlak
13. b. Rasul wajib menyampaikan wahyu kepada umatnya, sedangkan nabi
tidak
14. d. Baladah
15. a. 4
16. b. Ulul Azmi
17. b. Rahmat bagi seluruh alam
18. c. Jaiz
19. d. Dibiarkan
20. d. Mu’jizat
21. c. Jibril
22. a. Sidiq
23. c. 1 dan 3
24. c. Membantah karena bertentangan dengan Islam
25. b. Dapat dipercaya
PEDOMAN OBSERVASI