Sinta Pebriani1
1
Institut Madani Nusantara
PENDAHULUAN
Sudah kodrati manusia menjadi makhluk yang selalu dipenuhi oleh rasa ingin tahu
mendorongnya untuk berfikir sebagai upaya untuk mencapai kesempurnaan dalam
hidupnya. Dorongan ini memacu pengembangan potensi yang dimilikinya dan menjadi
motivasi untuk belajar. Dalam pandangan filsafat pendidikan, manusia dianggap sebagai
makhluk yang dapat dan harus dididik. Langeveld menguraikan pandangan ini dalam tiga
aspek kemanusiaan, yaitu sebagai makhluk yang dapat dididik (educable animal),
makhluk yang harus dididik (animal educandum), dan makhluk yang selain dapat dan
harus dididik juga dapat mendidik (animal education). Oleh karena itu, rangkaian proses
pendidikan merupakan upaya untuk membimbing dan mengarahkan potensi yang
dimiliki manusia agar mencapai kesempurnaan dalam hidup.
Selain itu, pendidikan juga merupakan sarana utama dalam meningkatkan mutu
kebudayaan dan peradaban. Ini juga merupakan upaya strategis dalam mendidik dengan
menekankan nilai-nilai humanis. Khususnya dalam pendidikan agama Islam, pendekatan
ini didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan yang seimbang antara kebutuhan jasmani dan
rohani. Tentu saja, hal ini membutuhkan ketelitian, ketekunan, dan observasi mendalam
untuk mengeksplorasi sistem metode pembelajaran yang relevan dalam Pendidikan Islam
di masa sekarang.
METODE
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini melibatkan tinjauan pustaka. Peneliti
pertama-tama mencari sumber-sumber dalam tinjauan pustaka untuk mengetahui isu-isu
sosial yang telah terjadi. Data kemudian dikumpulkan, dianalisis, dan disimpulkan dalam
rangka studi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami metode pengajaran
dan pembelajaran dalam Islam. Setelah mendapatkan sumber-sumber yang akurat,
penulis melakukan penulisan dengan menyesuaikan informasi yang diperoleh.
diturunkan melalui wahyu Allah SWT. (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 549).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah proses
perubahan sikap dan perilaku seseorang yang berpedoman pada Al-Qur'an yang
diwahyukan oleh Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam terminologi, para ahli memiliki beragam pendapat dalam memaknai
pendidikan Islam. Misalnya, Prof. Dr. Muhaimin, MA. dan lainnya memaknai
pendidikan Islam sebagai upaya sadar dan sistematis untuk mengetahui,
memahami, dan mendalami ajaran, sejarah, serta praktek-praktek pelaksanaannya
dalam kehidupan sehari-hari sepanjang sejarahnya. Sementara itu, Syaikh
Mustafa al-Ghulayani, seperti yang dikutip oleh Ismail SM. M.Ag (2008),
memaknai pendidikan Islam sebagai proses menanamkan akhlak mulia dalam
jiwa murid dan memberikan petunjuk serta nasehat, sehingga jiwa tersebut
cenderung menghasilkan keutamaan, kebaikan, dan kecintaan pada pekerjaan
yang bermanfaat bagi tanah air.
Dalam konteks tersebut, metode pembelajaran dalam Pendidikan Islam adalah
suatu proses untuk memudahkan penanaman akhlak yang berlandaskan pada Al-
Qur'an dan sunnah Rasul dalam proses belajar sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan. Hal ini karena dalam Islam, akal dan pemikiran manusia diberikan
kebebasan sebagai konsekuensi dari kebebasan berakidah dan pelaksanaan
amanat kemanusiaan (Dr. Aisyah Abdurrahman: 119).
Metode pembelajaran yang mampu membimbing dan mengarahkan potensi
manusia serta kemampuan belajarnya, sehingga meningkatkan keberhasilan
dalam menyerap materi yang disusun secara sistematis, adalah metode
pembelajaran yang dapat memenuhi tuntutan zaman.
berlaku untuk anak didik, tetapi juga bagi para pendidik dalam menguasai
pengetahuan yang akan disampaikan.
b. Ceramah
Nabi menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan dan menjelaskan
isi wahyu serta penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an kepada para kaum Muslim
yang hadir dalam majelis. Metode ini kemudian dipatenkan dalam shalat
Jumat sebagai kewajiban, yang dikenal sebagai khutbah Jumat.
c. Mutharahah
Nabi Muhammad melakukan mutharahah selama perang Badar terkait
penanganan tawanan perang. Beliau kemudian menyerahkan urusan tersebut
kepada Abu Bakar As-Siddiq dan Umar Ibn Khattab. Banyak pendapat yang
diajukan oleh para sahabat yang kemudian ditanggapi oleh Nabi dengan diam.
Akhirnya, Nabi memberikan perumpamaan yang mengaitkan Abu Bakar
dengan Malaikat Mikail serta Nabi Ibrahim, sementara Umar Ibn Khattab
disandingkan dengan Malaikat Jibril, Nabi Nuh, dan Nabi Musa.
d. Musyawarah
Nabi Muhammad menggunakan musyawarah saat terjadi perbedaan pendapat
di antara umat Muslim untuk mencari solusi yang dapat diterima oleh semua
pihak. Contohnya, dalam peristiwa perang Badar terdapat perbedaan pendapat
mengenai pembagian harta rampasan perang (Ghanimah). Nabi
memerintahkan agar semua harta rampasan perang dikumpulkan dan
kemudian dibagi secara adil kepada seluruh kaum Muslim dengan proporsi
yang sama (Dr. Muhammad Husain Haekal: 260).
2. Metode Pembelajaran Pendidikan Islam Modern
Dalam konteks lembaga pendidikan formal saat ini, metode pembelajaran
pendidikan Islam telah disesuaikan dengan metode pembelajaran pendidikan
umum yang umumnya digunakan, antara lain:
a. Metode Ceramah, adalah penyampaian materi pembelajaran melalui ucapan
lisan.
b. Metode Tanya Jawab, melibatkan komunikasi aktif antara guru dan murid,
di mana pertanyaan diajukan dan jawaban diberikan.
c. Metode Diskusi, melibatkan pertukaran informasi dan pendapat secara
terstruktur dan sistematis.
Sistem penilaian berbasis angka yang ditetapkan oleh pemerintah tidak lagi
sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri, yaitu membantu siswa
mengembangkan prilaku positif dalam penyelesaian materi. Namun, seringkali
siswa terjebak dalam upaya mencapai angka-angka yang tinggi. Hal ini terutama
terjadi ketika pendidikan agama menjadi bagian dari kurikulum di sekolah yang
KESIMPULAN
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan Metode Pembelajaran
Pendidikan Islam telah mengalami perubahan yang signifikan dalam menjawab tuntutan
zaman. Pada intinya, Metode Pembelajaran Pendidikan Islam adalah upaya desain dan
konstruksi untuk memfasilitasi proses pembelajaran agar anak didik dapat dengan mudah
menyerap semua materi yang disampaikan, sambil mengarahkan nilai-nilai yang bersifat
humanis dan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman tanpa tekanan. Metode ini
didasarkan pada al-Qur'an dan sunnah, dan diimplementasikan melalui tindakan dan
perilaku siswa dalam lingkungan sosialnya.
Dalam penerapannya, Metode Pembelajaran Pendidikan Islam memerlukan perhatian
terhadap kesiapan para pendidik (guru) dalam memperhatikan situasi dan kondisi di
satuan pendidikan yang akan menerapkannya. Tingkat keberhasilan dan kesuksesan
penerapan metode pembelajaran ini sangat ditentukan oleh profesionalisme guru dalam
memahami psikologi anak didik.
Namun, dalam penerapan Metode Pembelajaran Pendidikan Islam, terdapat
kompleksitas yang muncul terkait dengan penilaian terhadap pemahaman siswa terhadap
materi yang telah disampaikan, yang ditentukan oleh angka-angka. Hal ini
mengakibatkan pergeseran dalam tujuan pendidikan Islam itu sendiri. Metode
Pembelajaran Pendidikan Islam yang digunakan pada masa Nabi Muhammad merupakan
landasan pengembangan untuk semua metode pembelajaran saat ini. Ini menunjukkan
bahwa Metode Pembelajaran Pendidikan Islam Kontemporer memiliki hubungan yang
erat dengan Metode Pembelajaran Pendidikan Islam masa kini.
REFERENSI
Bintusy Syati, Aisyah Abdurrahman Dr. 1997 Maqal Fi al-Insan, Dirasah Qur’aniyah;
Manusia, Sensitifitas Hermeunetika al-Qur’an, Diterjemahkan M. Jadul Maula &
Suswati Cet. I. Yogyakarta: LKPSM
Haekal, Muhammad Husain. 1990. Sejarah Hidup Muhammad. Diterjemahkan oleh Ali
Audah. Cet. Kesebelas. Jakarta: P.T. Intermasa.
Islmail SM. M.ag. 2008. Strategi pembelajaran Agama Islam Berbasis
PAIKEM. Semarang: Rasail.
Muhammad, PROF. DR. MA. et al. 2005. Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Cet. Ke-
2. Jakarta: Prenada Media.
Sumiati, Dra. & Asra, M.Ed., 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.
Siradj, Sa’id Aqiel et. al., 1999. Pesatren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan
Transformasi Pesatren. Bandung: Pustaka Hidayah.
___, 2 Nov 2009. Urgensi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Berbasis
Humanisme – Pluralisme, (Online), (http://www.Berita Cerbon.ac.id diakses 20
Desember 2009)
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. Ke IV. Jakarta: Balai Pustaka.