Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam pelakasaan pendidikan Islam sangat dibutuhkan adanya metode yang tepat,
efektif, dan efisien dengan tujuan untuk menghantarkan tercapainya suatu tujuan
pendidikan yang telah direncanakan dan dicita-citakan. Materi yang baik dan benar saja
tidak akan tercover dengan baik jika tidak diimbangi dengan metode yang baik pula. Oleh
karena itu, kebaikan suatu materi yang akan disampaikan dalam ranah pendidikan harus
ditopang dengan adanya metode pendidikan.
Metode Pembelajaran merupakan cara atau tekhnik pengkajian bahan pelajaran
yang akan digunakan oleh guna saat pengkajian bahan pelajaran, baik secara individual
maupun kelompok. Pendekatan dalam pendidikan Islam merupakan suatu proses,
perbuatan dan cara mendekati peserta didik dan mempermudah pelaksanaan pendidikan
Islam itu sendiri. Dalam proses pembelajaran yang berlangsung pasti akan didukung oleh
metode dan pendekatan pembelajaran, karena dalam pembelajaran, apabila sudah
menggunakan kedua sistem diatas maka komponen-komponen pendidikan akan berjalan
dengan baik, khususnya pendidikan Islam baik secara efektif dan efisien.
Metode pembelajaran yang dipakai selama ini lebih banyak menggunakan model
ceramah tanpa sentuhan kreasi dan motivasi yang membuat peserta didik dapat bangkit
untuk melompat mencari potensi dan mengembangkannya. Metode pembelajaran yang
monoton ini tentu saja menjadikan peserta didik tertekan dan seakan ingin lari dari
kelasnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Pendekatan Pembelajaran dan metode pembelajaran islam?
2. Apa saja macam-macam pendekatan dan metode pembelajaran ilmu pendidikan islam?
3. Apa saja prinsip-prinsip metode ilmu pendidikan islam?
4. Bagaimana metode pembelajaran dengan pendekatan ilmu pendidikan islam?

1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran
islam
2. Untuk mengetahui macam-macam pendekatan dan metode pembelajaran pendidikan
islam
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip metode ilmu pendidikan islam
4. Untuk mengetahui metode pembelajaran dengan pendekatan ilmu pendidikan islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran dan metode pembelajaran islam


1. Pengertian pendekatan pembelajaran
Ada beberapa istilah yang mempunyai arti yang hampir sama dan menunjukkan
tujuan yang sama dengan pendekatan, yaitu theoritical framework, conceptual
framework, approach, perspective, point of view (sudut pandang), dan paradigm.
Semua istilah ini bisa diartikan sebagai cara memandang dan menjelaskan gejala atau
peristiwa.1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendekatan adalah 1) proses perbuatan,
cara mendekati. 2) Usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan
hubungan dengan orang yang diteliti; metode-metode untuk mencapai pengertian
tentang masalah penelitian. Dalam bahasa Inggris, pendekatan diistilahkan dengan:
“approach” dalam bahasa Arab disebut dengan ”madkhal”.
Secara terminologi Mulyanto Sumardi menyatakan bahwa pendekatan bersifat
axiomatic. Ia terdiri dari serangkaian asumsi mengenai hakikat bahasa dan pengajaran
agama Islam serta belajar agama Islam.
Pendekatan selalu terkait dengan tujuan, metode, dan teknik. Karena teknik
yang bersifat implementasional dalam pengajaran tidak terlepas dari metode apa yang
digunakan. Sementara metode sebagai rencana yang menyeluruh tentang penyajian
materi pendidikan selalu didasarkan dengan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Dalam proses pendidikan Islam, pendekatan mempunyai kedudukan yang
sangat penting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana yang sangat
bermakna bagi materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan, sehingga
dapat dipahami atau diserap oleh anak didik dan menjadi pengertian-pengertian yang
fungsional terhadap tingkah lakunya.
Pendidikan tidak akan efektif apabila tidak melakukan pendekatan ketika
menyampaikan suatu materi dalam proses belajar mengajar. Dalam proses pendidikan
agama Islam pendidikan tepat guna adalah pendidikan yang mengandung nilai-nilai

1
Nurjannah Rianie, Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, vol.1 No.1, hal.106

3
yang sejalan dengan materi pelajaran dan secara fungsional dapat dipakai untuk
merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam. 2
Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa pendekatan merupakan proses
kegiatan yang dilakukan dalam hal mendekati sesuatu. Jika dikaitkan dengan
pendekatan pendidikan berarti suatu proses kegiatan, perbuatan, dan cara mendekati
bidang pendidikan sehingga mempermudah pelaksanaan kegiatan pendidikan tersebut.
Jika dalam kegiatan pendidikan, metode berfungsi sebagai alat bantu agar penggunaan
metode tersebut mengalami kemudahan dan keberhasilan.
2. Pengertian metode pembelajaran islam

Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata metode berasal
dari dari dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui dan hodos
berarti “jalan” atau “cara”. Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah
yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu
pekerjaan. Sedangkan dalam bahasa Inggris metode disebut method yang berarti cara
dalam bahasa Indonesia.
Sedangkan menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi yang
salah satunya tentang metode yaitu, Rama yulis mendefinisikan bahwa metode
mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan
peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian metode
mengajar merupaka alat untuk menciptakan proses pembelajaran.3
Metode dalam pendidikan islam (Umum dan Agama Islam) mempunyai peranan
penting dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang diciptakan bersama. Karena itu metode
menjadi sebuah sarana yang bermakna dalam menyajikan pelajaran, sehingga dapat
membantu siswa memahami bahan-bahan pelajaran untuk mereka. Arifin
Muzayin4mengingatkan, bahwa tanpa metode suatu materi pelajaran tidak akan dapat
memproses secara efisien dan efektik dalam pendidikan.
B. Macam-macam Pendekatan dan Metode Pembelajaran Ilmu Pendidikan Islam
1. Pendekatan Pembelajaran Ilmu Pendidikan Islam
Perwujudan strategi pendidikan islam dapat dikonfigurasikan dalam bentuk
metode pendidikan yang lebih luasnya mencakup pendekatan (approach). Untuk
pendekatan pendidikan islam, dapat berpijak pada firman Allah swt. Sebagai berikut:

2
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hal. 99-100
3
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta : Kalam Mulia.2002) hal 34
4
Arifin Muzain, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum) jakarta : Bumi Askara, 1991, h. 97

4
QS. Al-Baqarah ayat 151
‫َاب َو ْال ِح ْك َمةَ َويُعَ ِلِّ ُم ُك ْم َما لَ ْم‬
َ ‫علَ ْي ُك ْم آيَاتِنَا َويُزَ ِ ِّكي ُك ْم َويُعَ ِلِّ ُم ُك ُم ْال ِكت‬ ُ ‫س ْلنَا فِي ُك ْم َر‬
َ ‫سوال ِم ْن ُك ْم يَتْلُو‬ َ ‫َك َما أ َ ْر‬
)١٥١( َ‫ت َ ُكونُوا ت َ ْعلَ ُمون‬
Artinya: “Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu)
Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat
Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-
Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”.
QS. Al-Imran ayat 104:
َ‫ع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوأُولَئِكَ ُه ُم ْال ُم ْف ِل ُحون‬ ِ ‫عونَ إِلَى ْال َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُرونَ بِ ْال َم ْع ُر‬
َ َ‫وف َويَ ْن َه ْون‬ ُ ‫َو ْلت َ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أ ُ َّمةٌ يَ ْد‬
)١٠٤(
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung”.
Macam-macam pendekatan pembelajaran ilmu pendidikan islam akan
dijelaskan lebih lanjut, sebagai berikut;
a. Pendekatan Filosofis
Berdasarkan pendekatan filosofis, ilmu pendidikan Islam dapat diartikan
sebagai studi tentang proses kependidikan yang didasari oleh nilai-nilai ajaran Islam
yang bersumber pada kitab suci al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad saw. Para
ulama salaf dan khalaf (baru) serta para ilmuwan muslim, terutama yang menaruh
minat terhadap ilmu pendidikan Islam telah banyak menginterpretasikan dan
menganalisis sistem nilai yang terkandung dalam al-Qur’an dan hadits menjadi
ajaran dan pedoman yang mendasari proses kependidikan Islam. Sedangkan
operasionalisasinya dalam bentuk teknis diwujudkan dalam berbagai ragam model
dan pola serta metode sesuai dengan taraf kemampuan berpikir konsepsional mereka
masing-masing dari zaman ke zaman.
Yang esensial dari pendekatan filosofis ini adalah lahirnya sikap dan
pandangan dasar yakni meyakini bahwa Islam sebagai wahyu mengandung konsep,
wawasan, dan ide dasar yang memberi inspirasi terhadap pemikiran umat manusia
dalam rangka menyelesaikan permasalahan kehidupannya. Pendekatan filosofis ini
memandang bahwa manusia adalah makhluk rasional atau “homo ratonal” sehingga
segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya didasarkan kepada sejauh mana
pengembangan berpikir dapat dikembangkan.

5
Dalam proses belajar mengajar, pendekatan filosofis dapat diaplikasikan
ketika guru mengajar. Contohnya pada pelajaran mengenai proses terjadinya
penciptaan alam, atau pada proses penciptaan manusia, dari mana manusia berasal,
bagaimana proses kejadiannya sampai pada terciptanya bentuk manusia. Hal ini
terus berlangsung sampai batas maksimal pemikiran manusia (hingga pada zat yang
tidak dapat dijangkau oleh pemikiran, yaitu Allah SWT.).
Dalam hal ini, al-Qur’an benar-benar memberikan motivasi kepada manusia
untuk selalu menggunakan pikirannya (rasio) secara tepat guna untuk menemukan
hakikatnya selalu hamba Allah, selaku makhluk sosial dan selaku khalifah bumi.
Pendekatan filosofis.
Mengenai pendektan filosofis ini, dalam al-Qur’an memberikan konsep
secara konkrit dan mendalam. Terbukti dengan adanya penghargaan Allah kepada
manusia yang selalu menggunakan pemikirannya (rasio). Ungkapan pengahargaan
tersebut terulang sebanyak 780 kali salah satu di antaranya yaitu QS. al-Baqarah
[2]:269 :

‫يُ ْؤتِى ا ْل ِح ْك َمةَ َمن يَشَا ُء َو َمن يُ ْؤتَ ا ْل ِح ْك َمةَ فَقَ ْد أُوتِ َى َخيْرا َكثِيرا َو َما يَذَّك َُّر ِإالَّ أ ُ ْولُواْ االلباب‬

269. Allah memberikan hikmah, kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan


barang siapa yang telah diberi hikmah itu, maka sungguh ia telah diberi kebaikan
yang banyak. Dan tiadalah yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang
berakal. (QS. al-Baqarah [2]:269).

Tujuan pendekatan ini dimaksudkan agar siswa dapat menggunakan


pemikiran (rasio) seluas-luasnya sampai titik maksimal dari daya tangkapnya.
Sehingga siswa terlatih untuk terus berpikir dengan menggunakan kemampuan
berpikirnya.5

b. Pendekatan Sosio-Kultural
Pendekatan ini bertumpu pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk
yang bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga dipandang sebagai “homo socius”
dan “homo sapiens” dalam kehidupan bermasyarakat dan berkebudayaan. Pada
hakikatnya, manusia itu di samping sebagai makhluk individual juga sebagai
makhluk sosial, karena manusia tidak dapat hidup sendiri ataupun terpisah dari

5
Ibid, hal.100-101

6
manusia-manusia yang lain. manusia senantiasa hidup dalam kelompok-kelompok
kecil, seperti keluarga atau kelompok yang lebih luas lagi yaitu masyarakat.
Pendekatan ini sangat efektif dalam membentuk sifat kebersamaan siswa
dalam lingkungannya, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Pola
pendekatan ini ditekankan pada aspek tingkah laku di mana guru hendaklah dapat
menanamkan rasa kebersaman, dan siswa dapat menyesuaikan diri, baik dalam
individu maupun sosialnya. Semua bentuk-bentuk konkrit mengenai manusia
sebagai makhluk bermasyarakat juga dilakukan guru untuk mencapai pemahaman
atau memberikan satu pengertian kepada anak didik yang secara fungsional dapat
memberikan perubahan tingkah laku pada pemikirannya.
c. Pendekatan Fungsional
Sesuai dengan pengertian fungsional yaitu dilihat secara fungsi, maka yang
dimaksud dengan pendekatan fungsional dalam kaitannya dengan pendidikan Islam
yaitu penyajian materi pendidikan Islam dengan penekanan pada segi
kemanfaatannya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kepada pendekatan ini, materi yang dipersiapkan untuk
disampaikan kepada anak didik adalah materi yang sesuai dengan kebutuhan anak
didik dalam kehidupan bermasyarakat. Karena harus disadari sepenuhnya, bahwa
materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didik tidak hanya sekedar untuk
memajukan aspek kognitifnya, tetapi juga untuk kelangsungan kehidupannya di
masa mendatang.
Melalui pendekatan fungsional, hendaknya setiap sekolah di tanah air dapat
menjembatani keinginan tersebut di atas. Oleh karena itu dibutuhkan metode
mengajar yang serasi, seimbang, dan progresif guna mencapai tujuan yang
dimaksud. Seiring dengan itu, ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam
merealisasikan pendekatan yang dimaksud antara lain metode latihan, metode
ceramah, metode tanya jawab, metode pemberian tugas dan metode demonstrasi.
d. Pendekatan Emosional
Emosional secara lughawi berarti menyentuh perasaan, mengharukan. Secara
terminologi, pendekatan emosional yaitu usaha untuk menggugah perasaan dan
emosi siswa dalam meyakini, memahami, dan menghayati ajaran agamanya.
Melalui pendekatan emosional, setiap guru tau pendidik selalu berusaha
untuk membakar semangat anak didiknya dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama
yang sesuai dengan tuntunan al-Qur’an. Memberikan sentuhan ruhani kepada anak

7
didik diyakini sangat besar kontribusinya dalam memicu dan memacu semangat
mereka dalam beribadah dan menuntut ilmu.
Asumsi di atas didukung oleh sebuah keyakinan bahwa setiap manusia
memiliki emosi, dan emosi selalu berhubungan dengan perasaan, setiap orang yang
disentuh perasaannya, secara otomatis emosinya juga akan tersentuh.6
e. Pendekatan Peda (strategi mengajar) dan Psikologis
Pendekatan ini menuntut kita untuk berpandangan bahwa manusia adalah
makhluk Tuhan yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan rohaniah
dan jasmaniah yang memerlukan bimbingan dan pengarahan melalui proses
kependidikan.
Sedangkan, menurut Ramayulis setidaknya ada tujuh pendekatan yang dapat
digunakan pendidikan Islam dalam pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu :
a. Pendekatan pengalaman.
Pendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagamaan kepada
peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. Dengan pendekatan
ini peserta didik diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman keagamaan,
baik secara individual maupun kelompok. Ada pepatah yang mengatakan bahwa
pengalaman adalah guru yang paling baik.
Meskipun pengalaman diperlukan dan dicari selama hidup, namun tidak
semua pengalaman dapat bersifat mendidik (educatif) karena ada pengalaman yang
tidak bersifat mendidik. Pemberian pengalaman yang educatif kepada peserta didik
berpusat kepada tujuan yang member arti terhadap kehidupan anak, interaktif
dengan lingkungan.
b. Pendekatan pembiasaan.
Pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa
direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja yang kadang kala tanpa
dipikirkan. Pendekatan pembiasaan dalam pendidikan berarti memberikan
kesempatan kepada peserta didik terbiasa mengamalkan ajaran agamanya baik
secara individual maupun secara kelompok dalam kehidupan sehari-hari.
Menumbuhkan pembiasaan yang baik tidaklah mudah, sering memakan
waktu yang panjang. Tetapi bila sudah membudaya kebiasaaan itu sulit pula untuk
mengubahnya.

6
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hal. 103-106

8
c. Pendekatan emosional.
Pendekatan emosional adalah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi
peserta didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat merasakan mana yang baik
dan mana yang buruk. Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang.
Emosi tersebut berhubungan dengan perasaan. Seseorang yang mempunyai
peraasaan pasti daapt merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan
rohaniah. Di alam perasaan rohaniah tercakup perasaan intelektual, estetis, etis,
sosial, dan perasaan harga diri.
d. Pendekatan Rasional
Pendekatan Rasional yaitu suatu pendekatan mempergunakan rasio dalam
memahami dan menerima kebesaran dan kekuasaan Allah. Manusia adalah makhluk
ciftaan Allah yang sempurna dan berbeda dengan makhluk yang lainnya. Perbedaan
manusia dengan makhluk lain terletak pada akal, dengan kekuatan akalnya manusia
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, bahkan dengan akal yang
dimilikinya juga manusia juga dapat membenarkan dan membuktikan adanya Allah.
e. Pendekatan fungsional
Pendekatan fungsional yaitu suatu pendekatan dalam rangka usaha
menyampaikan materi agama dengan menekankan kepada segi kemanfaatan pada
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Ilmu Agama yang dipelajari anak di sekolah bukanlah hanya sekedar melatih otak
tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik dalam kehidupan individu
maupun dalam kehidupan sosial. Dengan agama anak anakdapt meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Dengan demikian pendekatan fungsional berarti anak dapat
memanfaatkan ajaran dalam kehidupan sehari-hari baik kehidupan individu maupun
kehidupan masyarakat. Sabda Rasulullah saw:
‫خيرالناس انفعهم لناس‬
“Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang member manfaat (nilai guna)
bagi manusia”.
f. Pendekatan keteladanan.
Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan baik yang
berlangsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antara personal
sekolah, perilaku pendidik dan tenaga kependidikan lainnya yang mencerminkan

9
akhlak terpuji, maupun yang tidak langsungmelalui suguhan ilustrasi berupa kisah-
kisah ketauladanan.
Kecenderungan mnausia untuk belajar lewat peniruan menyebabkan
keteladanan menjadi sangat penting artinya dlam proses pendidikan. Rasulullah
merupakan suri tauladan bagi umat manusia. Firman Allah dalam surat Al-Ahzab
ayat 21
)٢١( ‫يرا‬ ِ ‫َّللاَ َو ْاليَ ْو َم‬
َّ ‫اآلخ َر َوذَ َك َر‬
ً ِ‫َّللاَ َكث‬ َ ‫َّللاِ أُس َْوة ٌ َح‬
َّ ‫سنَةٌ ِل َم ْن َكانَ يَ ْر ُجو‬ ُ ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َر‬
َّ ‫سو ِل‬
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.7
g. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau terpusat pada siswa (student centered approuach). Di dalam pembelajraan
dengan pendekatan saintifik peserta didik mengkonstruksi penegetahuan bagi
dirinya. 8
2. Metode Pembelajaran Ilmu Pendidikan Islam
Metode adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Metode Pendidikan
Islam adalah cara-cara yang ditempuh dan dilaksanakan dalam pendidikan islam agar
mempermudah tercapainya tujuan pendidikan. Adapun pendidikan islam yang
dilaksanakan di lembaga pendidikan formal, di sekolah umum sampai perguruan tinggi,
masih tetap menggunakan metod ceramah, diskusi, penugasan, praktik, dan pelatihan.
Metode pendidikan islam harus diterapkan sejak awal dalam keluarga, dan
pendidikan islam yang paling intensif dan efisien adalah pendidikan islam yang
menggunakan metode yang interaksional dalam keluarga, sebagaimana pembelajaran
yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak-anaknya.9 Adapun metode pendidikan
yang digunakan antara lain : sebaimana yang dikemukakan Ustaz Muhammad Said
Ramadhan Al-buwy-thi dalam bukunya yang berjudul : “Al-Man hajut Tarbawi Faried
fil Quran”, menyatakan bahwa ada tiga macam asas/dasar yang dipakai Al-Qur’an
untuk menanamkan pendidikan, yaitu:

7
Ramayulis,Op.cit, hal. 246
8
Khairiyah Nasution, Penerapan Pendekatan Saintific Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada
Siswa Tingkat Dasar Dan Menengah, 19 Mei 2014, Hal.4
9
Beni Ahmad Saebani. Dkk, Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: PUSTAKA SETIA, 2009, hal.260-261

10
a. Muhakamah Aqliyah, mengetok akal pikiran untuk memecahkan segala sesuatu. Di
dalam tingkat ini Al-Qur’an menyadarkan setiap akal manusia untuk memikirkan
asal-usul dirinya, mulai dari mula jadinya, kemudian perkembangan baik fisik
maupun akal dan ilmunya ataupun mental spiritualnya.
b. Al-Qisah Wat Tarikh, menggunakan cerita-cerita dan pengetahuan sejarah. Dengan
menggunakan cerita atau peristiwa, dan dengan membuka lembaran-lembaran
sejarah diamsa lampau, Tuhan mengajak manusia supaya supaya bercermin kepada
fakta dan data dimasa dahulu itu, untuk melihat dirinya. Berbagai cerita yang disebut
oleh Al-Qur’an dan dengan caranya yang khas Al-Qur’an menghidupkan sejarah-
sejarah untuk memberanikan hati manusia untuk zaman yang dihadapinya dan masa-
masa depan terbentang untuk diisi dengan pendidikan kepada anak-anak atau
pemuda-pemuda.
c. Al-Itsarah Al-Wijdaniyah, memberikan perangsang kepada kepada perasaan-
perasaan. Membangkitkan rangsangan perasaan-perasaan, adalah jalan yang
terpendek untuk menanamkan suatu karakter kepada anak-anak atau pemuda-
pemuda. Dan perasaan-perasaan itu terbagi terbagi kepada :
1) Perasaan pendorong, yaitu rasa gembira, harapan, hasrat yang besar dan
seumpamanya
2) Perasaan penahan, yaitu rasa takut (berbuat kejahatan), rasa sedih (berbuat
kezaliman) dan seumpamanya.
3) Perasaan kekaguman, yaitu rasa hormat dan kagum, rasa cinta, rasa bakti dan
pengabdian, dan lain sebagainya.10
Ada beberapa metode dalam melaksanakan pendidikan islam, setidaknya ada 15
metode, yaitu : ceramah, tanya jawab, mengambil pelajaran, mengkongkritkan masalah,
penugasan, peragaan, diskusi, mmemberi perumpamaan, kunjungan ilmiah,
korespondensi, hafalan, memberi pemahaman, memberikan pengalaman, mempermudah,
dan mengembirakan.
Metode-metode pendidikan Islam dan dibagi kedalam 11 macam, sesuai dengan
metode-metode tersebut adalah :

10
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : PUSTAKA MULIA, 1997, Hal.219

11
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian materi pendidikan melalui
komunikasi satu arah yaitu dari pendidik kepada peserta didik (one way traffic
comunication). Metode ini agak identik dengan tausiyah (memberi nasihat), dan
khutbah. 11
2. Metode soal jawab
Metode soal jawab adalah dengan cara, satu pihak memberikan pertanyaan
sementara piahak lainnya memberikan jawaban. Dalam pengajaran, guru dan atau
peserta didik dapat memberikan pertanyaan ataupun jawaban.
3. Metode I’tibar
Metode I’tibar adalah pendidikan yang dilakukan dengan cara mengambil
pelajaran, hikmah, dan pengartian dari sebuah peristiwa dan atau kisah yang terjadi.
Biasanya metode ini terkait dengan penyampaian metode Cerita atau Ceramah.
4. Metode Resitasi
Metode Resitasi adalah metode pendidikan dengan pemberian tugas. Biasanya
metode ini terdiri dari tugas individu dan kerja kelompok. Metode ini dimaksudkan
agar proses mengetahui dan memahami ilmu pengetahuan lebih efektif.
5. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah pendidikan yang dilakukan dengan cara bertukar pikiran,
pendapat dengan menetapkan pengertian dan sikap terhadap suatu masalah. Dengan
metode ini peserta didik akan mencapai titik kebenaran. 12
6. Metode Tamsiliyah
Metode tamsiliyah adalah cara memberikan perumpamaan kepada yang lebih
faktual. Pendidikan dengan metode ini dapat memberikan pelajaran-pelajaran berharga
dari perumpamaan-perumpamaan kepada peserta didik.
7. Metode Mukatabah
Metode mukatabah adalah pendidikan dengan cara korespondensi atau membuat
surat-menyurat dalam berbagai tema (bahan pelajaran). Dengan metode ini hasil
pengajaran yang disampaikan oleh pendidik akan lebih berkesan dan terkumpul dalam
tulisan.
8. Metode Tafhim

11
Arifin Muzain, Ilmu Pendidikan Islam,op. cit, h 65-67
12
Ibid.hal.68-70

12
Metode tafhim adalah pendidikan dengan cara memahami apa-apa yang telah
diperoleh dari belajar sendiri atau dengan guru pendidik. Dengan metode ini peserta
didik dituntut untuk lebih aktif mendapatkan makna secara mendalam terhadap bahan
yang diterimanya.
9. Metode cerita
Metode cerita adalah pendidikan dengan membacakan sebuah cerita yang
mengandung pelajaran baik. Dengan metode ini peserta didik dapat menyimak kisah-
kisah yang diceritakan oleh guru, kemudian mengambil pelajaran dari cerita tersebut.
10. Metode Contoh Dan Tauladan
Metode pemberitahuan contoh dan tauladan adalah pendidikan yang dilakukan
dengan cara memberikan contoh-contoh yang baik (uswahtun al-hasanah) berupa
prilaku nyata, khususnya ibadah dan akhlak. Contoh tauladan ini merupakan
pendidikan yang mengandung nilai paradadogis tinggi bagi peserta didik.
11. Metode Aquistion
Metode aquistion atau self education adalah metode pendidikan diri sendiri.
Pendidikan dengan metode Self Education dilakukan dengan memberikan dorongan
agar peserta didik dapat belajar dan membina diri mereka sendiri, setelah itu barulah
dapat membina orang lainnya.

Berdasarkan dari penjelasan diatas jelaslah bahwa pentingnya metode dalam


pendidikan. Karena dalam melakukan kegiatan belajar mengajar seorang guru
menjalankan metode pembelajaran yang beraneka ragam akan membuat sarana kelas
menjadi baik dan kelangsungan pembelajaran menjadi nyaman. Khususnya dalam
pendidikan Islam.13

C. Prinsip-Prinsip Metode Mengajar


Agar dapat efektif, maka setiap metode harus mempunyai prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1. Metode tersebut harus memanfaatkan teori kegiatan mandiri
2. Metode tersebut harus memanfaatkan hukum pembelajaran
3. Metode tersebut harus berawal dari apa yang sudah diketahui peserta didik
4. Metode tersebut harus didasarkan teori dan praktek

13
Ibid.hal.71-80

13
5. Metode tersebut harus memperhatikan perbedaan individual dan melalui prosedur yang
sesuai dengan ciri-ciri pribadi seperti kebutuhan, minat serta kematangan mental dan
fisik
6. Metode harus merangsang kemampuan berfikir dan nalar peserta didik
7. Metode tersebut harus disesuaikan dengan kemajuan peserta didik dalam keterampilan,
kebiasaan, pengetahuan, gagasan, dan sikap peserta didik
8. Metode tersebut harus menyediakan bagi peserta didik pengalaman belajar melalui
kegiatan belajar yang banyak dan bervariasi
9. Metode tersebut harus menantang dan memotivasi peserta didik kearah kegiatan yang
menyangkut proses deferensiasi dan integrasi
10. Metode tersebut harus memberi peluang bagi peserta didik untuk bertnya dan
menjawab pertanyaan
11. Kelebihan suatu metode dapat menyempurnakan kekurangan atau kelemahan metode
lain.14

D. Metode Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmu Pendidikan Islam


Pendekatan Saintific
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana
dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, dan
mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau
situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan
secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap
menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat
nonilmiah. Pendekatan ilmiah pembelajaran disajikan berikut ini.
a. Mengamati
Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran
ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga
relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan
pembelajaran.Kegiatan mengamati sangat bermanfaat untuk memenuhi rasa ingin

14
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta : Kalam Mulia.2002) hal 181

14
tahu peserta didik.Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
tinggi.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkahlangkah seperti berikut ini.
1) Menentukan objek apa yang akan diamati
2) Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan diamati
3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer
maupun sekunder
4) Menentukan di mana tempat objek pengamatan
5) Menentukan secara jelas bagaimana pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan
data agar berjalan mudah dan lancar
6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil pengematan, seperti
menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan ala-talat
tulis lainnya.
b. Menanyakan
Langkah kedua dalam pembelajaran saintifik adalah bertanya. Bertanya di
sini dapat pertaanyaan dari guru atau dari murid. Di dalam pembelajaran kegiatan
bertanya berfungsi:
1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang
suatu
2) tema atau topik pembelajaran.
3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
4) mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
5) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan
6) untuk mencari solusinya.
7) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik
8) untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi
9) pembelajaran yang diberikan.
10) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan
11) pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan
12) bahasa yang baik dan benar.
13) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
14) Mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.

15
15) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat
atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial
dalam hidup berkelompok.
16) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam
merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
17) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
c. Mencoba
Hasil belajar yang nyata akan diperoleh peserta didik dengan mencoba atau
melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Misalnya,
Pada mata pelajaran, peserta didik harus memahami konsep-konsep Akidah Akhlak
dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Aplikasi metode eksperimen dapat
mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan
tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2)
mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus
disediakan; (3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen
sebelumnya; (4)melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang
terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;(6) menarik simpulan atas hasil
percobaan; dan (7) membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
d. Mengolah Informasi (Asosiasi)
Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran akan berhasil secara efektif jika
terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik. Pola interaksi itu
dilakukan melalui stimulus dan respons (S-R). Teori ini dikembangan berdasarkan
hasil eksperimen Thorndike, yang kemudian dikenal dengan teori asosiasi. Jadi,
prinsip dasar proses pembelajaran yang dianut oleh Thorndike adalah asosiasi, yang
juga dikenal dengan teori Stimulus-Respon (S-R). Menurut Thorndike, proses
pembelajaran, lebih khusus lagi proses belajar peserta didik terjadi secara perlahan
atau bertahap, bukan secara tiba-tiba. Thorndike mengemukakan berapa hukum
dalam proses pembelajaran.
Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya
asosiasi peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan
tuntutan kurikulum.

16
2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah.
3) Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan
4) disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.
5) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang
sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
6) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
7) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki
8) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat
menjadi kebiasaan atau pelaziman.
9) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
10) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan
11) memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.
e. Mengkomunikasikan
Langkah pembelajaran yang kelima adalah memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengkomunikasikan hasil percobaan dan asosiasinya kepada siswa lain
dan guru untuk mendapatkan tanggapan. Langkah ini memberikan keuntungan
kepada siswa dalam meningkatkan rasa percaya diri dan kesungguhan dalam
belajar.15
Metode ini berusaha menggabungkan cara belajara aktif berorientasi pada
proses mengarahkan peserta didik lebih mandiri dan reflektif. Dan demikian dapat
dikatan metode ini adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru
memperkenankan peserta didik menemukan sendiri informasi yang di butuhkan.

15
Khairiyah Nasution, Penerapan Pendekatan Saintific Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada
Siswa Tingkat Dasar Dan Menengah, 19 Mei 2014, Hal. 4-11

17
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat ditarik simpulan bahwa pendekatan merupakan


proses kegiatan yang dilakukan dalam hal mendekati sesuatu. Jika dikaitkan dengan
pendekatan pendidikan berarti suatu proses kegiatan, perbuatan, dan cara mendekati
bidang pendidikan sehingga mempermudah pelaksanaan kegiatan pendidikan tersebut.
Jika dalam kegiatan pendidikan, metode berfungsi sebagai alat bantu agar penggunaan
metode tersebut mengalami kemudahan dan keberhasilan.
Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan
demikian metode mengajar merupaka alat untuk menciptakan proses pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di
dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan kemampuan-
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga
tercapai sasaran belajar.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalh dalam kesimpulan diatas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arief Armai. 2002 Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers
Arifin Muzain. 1991. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umu). jakarta : Bumi Askara
Beni Ahmad Saebani. Dkk. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: PUSTAKA SETIA
Khairiyah Nasution. 2014. Penerapan Pendekatan Saintific Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Pada Siswa Tingkat Dasar Dan Menengah
Nur Uhbiyati.1997. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : PUSTAKA MULIA
Nurjannah Rianie, Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, vol.1 No.1
Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia.

19

Anda mungkin juga menyukai