Anda di halaman 1dari 15

1

MAKALAH

ALAT KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA (KB)

Dosen Pengampu : Dr. Alrudiansyah. M.Pd.I

Mata Kuliah : Masailul Fiqiyah

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Arbaatun Qonaah PI.01.221.4786


2. Gita Disuara PI.01.221.4804
3. Rahmi PI.01.221.4835
4. Tasya Dia Safitri PI.01.221.4851

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM YASNI BUNGO
TAHUN AKADEMIK 2024/2025
2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah memberikan
pentunjuk ,rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami diberikan kemudahan
dan kelancaran sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul Alat
Kontrasepsi Keluarga Berencana (KB).
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Dr. Alrudiansyah,
M.Pd.I yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami . Selanjutnya kami berharap agar makalah ini dapat berguna di
kemudian hari, atau sebagai referensi pembelajaran berikutnya, dan apabila terdapat
salah kata ataupun penulisan, kami mohon maaf sebesar-besarnya
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bungo, 28 Aprilt 2024

Penulis

ii
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Pengertian Keluarga Berencana ................................................................. 3
B. Macam-macam Alat Kontrasepsi ................................................................ 4
C. Dasar hukum yang memperbolehkan KB ................................................... 6
D. Pandangan Islam tentang Keluarga Berencana .......................................... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga Berencana (KB) dapat dipahami sebagai suatu program nasional yang
dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan
pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan lapangan
pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi sacara nasional. Dalam pengertian ini, KB
didasarkan pada teori populasi menurut Thomas Robert Malthus. KB dalam pengertian
pertama ini diistilahkan dengan pembatasan kelahiran (tahdid an-nasl).

Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan ummat manusia di muka bumi ini


menunjukkan bahwa seiring berjalannya waktu, manusia akan menghadapi keadaan
yang terus berbeda. Dimulai dari segi sosiologi, norma hidup manusia, keilmuan
tekhnologi dan perubahan lainnya. Perubahan ini menunjukkan bahwa semakin
berkembangnya manusia maka diperlukannya pula sikap dan usaha bagaimana cara
menghadapinya dan mencari solusinya. Melihat kejadian-kejadian yang terjadi
terhadap perkembangan sekarang ini terutama sektor pertumbuhan penduduk yang
terjadi di Negara kita Indonesia semakin lama semakin menunjukkan pertambahan dari
jumlah penduduk yang begitu cepat. Hal ini merupakan salah satu akibat semakin
berkembangnya manusia maka berkembangnya pula sektor-sektor yang lainnya.
Apalagi Negara kita adalah Negara yang berkembang yang masih dalam proses menuju
Negara yang mandiri. Dari hal pertumbuhan penduduk yang begitu cepat
mengakibatkan peningkatan perekonomian Negara, sedangkan yang kita ketahui saat
ini bahwa Negara kita sedang dalam keadaan krisis ekonomi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian KB (Keluarga Berencana)?

2. Macam-macam Alat Kontrasepsi ?

1
2

3. Apa Dalil Hukum yang Meperbolehkan KB ?

4. Apa Pandangan Islam dan Para Ulama' Tentang Keluarga Berencana ?

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian KB (Keluarga Berencana)

2. Macam-macam Alat KB

3. Mengetahui Dalil Hukum yang Meperbolehkan KB

4. Mengetahui Pandangan Islam dan Para Ulama' Tentang Keluarga Berencana


3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian KB (Keluarga Berencana)

1) Pengertian umum

Keluarga Berencana ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah


kelahiran sedemikian rupa, sehingga, bagi ibu maupun bayinya, dan bagi ayah serta
keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan, tidak menimbulkan kerugian sebagai
akibat langsung dari kelahiran tersebut.

2) Pengertian khusus

Keluarga Berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada pencegahan


konsepsi atau pencegahan terjadinya pembuahan atau pencegahan pertemuan antara sel
mani dari laki-laki dan sel telur dari perempuan sekitar persetubuhan.

Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa keluarga berencana adalah


istilah yang resmi digunakan di Indonesia terhadap usaha-usaha untuk mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga, dengan menerima dan memperaktekkan
gagasan keluarga kecil yang potensial dan bahagia (Akseptor). dimana pasangan suami
istri yang mempunyai perencanaan yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan
lahir agar setiap anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan
merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan
kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya.

Tujuan dari program KB adalah untuk memperoleh kesempatan yang luas bagi
seorang ibu demi melaksanakan berbagai kegiatan yang lebih bermanfaat, yaitu menata
kehidupan berumah tangga, dan bisa berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan,
seperti kegiatan sosial, Pendidikan dan ibadah-ibadah lain. Lebih lanjut lagi tujuan KB
adalah untuk mempersiapkan secara dini sejumlah anak yang memungkinkan bagi

3
4

orang tua untuk membekali anak-anaknya baik fisik atau mentalnya, agar dapat mandiri
dihari depannya. Tujuan-tujuan ini akan lebih mudah dicapai apabila suatu keluarga
relatif kecil, yang secara ekonomis lebih mudah dijangkau, dan secara psikologis akan
ada ketenanga dalam keluarga.

Pelaksanaan KB dibolehkan dalam Islam karena pertimbangan ekonomi,


kesehatan dan pendidikan. Artinya, dibolehkan bagi orang-orang yang tidak sanggup
membiayai kehidupan anak, kesehatan dan pendidikannya agar menjadi akseptor KB.
Bahkan menjadi dosa baginya, jikalau ia melahirkan anak yang tidak terurusi masa
depannya, yang akhirnya menjadi beban yang berat bagi masyarakat, karena orang
tuanya tidak menyanggupi biaya hidupnya, kesehatan dan pendidikannya. Hal ini
berdasarkan pada sebuah ayat Al-Quran yang berbunyi :

َ ‫ّٰللا َ َو ْليَقُ ْولُ ْوا قَ ْو ًًل‬


‫س ِديْدًا‬ ‫علَ ْي ِه ْۖ ْم فَ ْليَتَّقُوا ه‬ ِ ً‫ش الَّ ِذ ْي َن لَ ْو ت ََر ُك ْوا ِم ْن خ َْل ِف ِه ْم ذُ ِريَّة‬
َ ‫ضعٰ فًا َخافُ ْوا‬ َ ‫َو ْليَ ْخ‬

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan


dibelakang mereka anak-anak yang lemah”, orang tua harus mengkhawatirkan
kesejahteraan mereka, dan terdapat kata Zurriatan Dhi'afan (anak-anak yang lemah)
dan Qaulan Sadidan (perkataan yang baik)”1

B. Macam-macam Alat Kontrasepsi

Mengenai alat kontrasepsi yang sering digunakan ber KB, ada yang dibolehkan
dan ada pula yang diharamkan dalam Islam. Selanjutnya, alat kontrasepsi yang
dibolehkannya adalah:

1
Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, al-Hikmah. (Bandung : CV Penerbit Diponegoro, 2007)
5

1) Pil berupa tablet yang berisi bahan progestin dan progesteren yang bekerja dalam
tubuh wanita untuk mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada
endometrium.

2) Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh wanita yang dikenal dengan
cairan Devo Provera, Net Den dan Noristerat. Cara kerjanya yaitu menghalangi cara
terjadinya ovulasi, menipiskan endometrin sehinga nidasi tidak mungkin terjadi.

3) Susuk KB yaitu yaitu berupa levemorgestrel, terdiri dari enam kapsul yang
diinsersikan dibawah kulit lengan bagian dalam kira-kira 6 sampai 10 cm dari lipatan
siku,cara kerjanya,kontra indikasi dan efek sampingnya sama dengan suntikan.

Sedangkan alat kontrasepsi yang dilarang dalam Islam, adalah program alat
kontrasepsi mantap (KONTAP). Yang dimaksud dengan kontrasepsi mantap (kontap)
pria/wanita, ialah sterilisasi, baik bagi pria dengan cara memotong saluran sperma
kurang lebih 2 cm dan kedua ujungnya diikat dengan benang sutera, dan operasi kecil
ini disebut vasektomi maupun sterilisasi, bagi wanita dengan cara memotong saluran
telur(tuba falopi) dan kedua ujungnya diikat dengan pemasangan cicin, dan operasi ini
disebut dengan tubektomi.

Mengeanai sterilisasi pria dan wanita, umat islam telah mendapatkan fatwa
hukumnya berdasarkan musyawarah ulama terbatas pada tahun 1972 dan munas MUI
tahun 1983, yang mengharamkan sterilisasi, kecuali dalam keadaan sangat terpaksa,
misalnya untuk menghindarkan penurunan penyakit dari bapak/ibu terhadap anak
keturunannya yang akan lahir, atau terancamnya jiwa ibu bila mengandung atau
melahirkan lagi, dengan alasan antara lain karena sterilisasi bisa mengakibatkan
kemandulan permanen.

Namun pemerintah kita cukup bijaksana sampai kini operasi


vesektomi/tubektomi tidak/belum dijadikan program resmi KB, karena mengingat
6

adanya fatwa hukum islam tersebut di atas demi menghindari terjadinya keresahan
dimasyarakat.

Tetapi sebuah lembaga non pemerintah bernama Perkumpulan Kontrasepsi


Mantap Indonesia (PKMI) telah sanggup memberi pelayanan kepada masyarakat untuk
vasektomi dan tubektomi dengan peralatan teknologi canggih dan dengan tim dokter
ahli yang telah mendapat tambahan pendidikan dan ketrampilan latihan kusus untuk
pelayanan kontap ini. Dalam hal ini pemerintah. Menteri kesehatan RI tidak melarang
pelayanan vasektomi/tubektomi asal dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) Asas sukarela, artinya tidak bersangkutan telah diberitahu berbagai alat/cara


kontrasepsi dan yang bersangkutan secara sukarela memilih vasektomi/tubektomi.

2) Asas bahagia, artinya yang bersangkutan terikat dalam pekawinan yang sah dan
harmonis,telah punya anak sekurang-kurangnya dua anak dan kedua anak itu berada
dalam keadaan sehat, fisik, mental,dan sosialnya,dan apabila anak hidup tang dimiliki
hanya dua orang,maka umur anak yang terkecil sekurang-kurangnya 2 tahun.

3) Syarat pemeriksaan medis untuk mengetahui ada/tidaknya hambatan medis untuk


pelayanan vasektomi/tubektomi. 2

C. Dasar Hukum yang Memperbolehkan KB

Hukum islam ada dua macam yaitu hukum qoth'i dan ijtihadi. Hukum qoth'i
ialah hukum islam yang ditetapkan nash dalam Al-qur'an dan hadits nabi yang qoth'i

2
Mujtaba, Saifuddin, Al-Masailul Fiqhiyah; Jawaban Hukum Islam Terhadap Masalah-masalah
Masalah Kontemporer, Surabaya: 2008
7

dilalahnya (sudah pasti dan jelas petunjuknya) pada hukum suatu masalah. Misalnya
hukum zina.3

Hukum ijtihadi ialah hukum islam yang sudah ditetapkan berdasarkan ijtihad,
karena tiadanya nash al qur'an dan sunnah,atau ada nashnya tapi tidak qoth'i dilalahnya.
Misalnya hukum mubah (boleh) ber-KB.

Hukum ijtihad bisa berubah itu berdasarkan kaidah-kaidah hukum islam yang
telah disepakati oleh semua fuqoha (ahli fiqih) dan Ushuliyun (ahli ushul fiqih), yang
diantaranya adalah:

َ ‫ُور َم َع ْال ِعلَّ ِة ُو ُج ْودًا َو‬


.‫عد َ ًما‬ ُ ‫ْال ُح ْك ُم يَد‬

“Hukum itu berputar bersama illat nya (alasan yang menyebab adanya hukum),
ada/tidak adanya”.

Adapun dasar dibolehkannya KB dalam Islam menurut dalil aqli, adalah karena
pertimbangan kesejahteraan penduduk yang didiam-diamkan oleh bangsa dan negara.
Sebab kalau pemerintahan tidak melaksanakannya maka keadaan rakyat di masa
datang, dapat menderita. 4

Sebenarnya dalam al-Qur'an dan Hadits tidak ada nash yang khusus yang
melarang atau memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus
dikembalikan kepada kaidah hukum Islam dengan metode ijtihad, yaitu :

1. Mengkhawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu hal ini sesuai dengan firman
Allah QS. Al-baqarah ayat 195

3
Djamaluddin, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, (Surabaya: Lajnah Ta'lif wan Nasyr NU Jawa
Timur, 2007) h.426
4
Masfjuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 2007) h. 182
8

‫َو ًَل ت ُ ْلقُ ْوا ِبا َ ْي ِد ْي ُك ْم اِلَى الت َّ ْهلُ َك ِة‬

“ Dan Janganlah kalian menjerumuskan dirimu dalam kerusakan”

2. Mengkhawatirkan keselamatan agama akibat kesempitan penghidupan hal ini sesuai


dengan hadis nabi :

‫اد الفقر أن يكون كفرا‬

“ Kemiskinan atau kefakiran itu mendekati kekufuran “

D. Pandangan Islam Tentang Keluarga Berencana .

Hukum islam ada dua macam yaitu hukum qoth'i dan ijtihadi. Hukum qoth'i
ialah hukum islam yang ditetapkan nash dalam Al-qur'an dan hadits nabi yang qoth'i
dilalahnya (sudah pasti dan jelas petunjuknya) pada hukum suatu masalah. Misalnya
hukum zina. 5

Hukum ijtihadi ialah hukum islam yang sudah ditetapkan berdasarkan ijtihad, karena
tiadanya nash al qur'an dan sunnah,atau ada nashnya tapi tidak qoth'i dilalahnya.
Misalnya hukum mubah (boleh) ber-KB. Hukum ijtihad bisa berubah itu berdasarkan
kaidah-kaidah hukum islam yang telah disepakati oleh semua fuqoha (ahli fiqih) dan
Ushuliyun (ahli ushul fiqih), yang diantaranya adalah :

َ ‫ُور َم َع ْال ِع ْل ِة ُو ُج ْودًا َو‬


‫عدَ ًما‬ ُ ‫ْال ُح ْك ُم يَد‬

“ Hukum itu berputar bersama illat-Nya (alasan yang menyebab adanya hokum)
ada/tidaknya”6

5
Ibid, h.185
6
Hasan, M. Ali, Masail Fiqhiyah Al-Hadistah Pada Masalah-Masalah Kontemporer Hukum Islam,
(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Mahyuddin, 2008)
9

1. Pandangan Al-Qur'an Tentang Keluarga Berencana

Pandangan Hukum Islam tentang Keluarga Berencana, secara prinsipil dapat


diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga sejahtera yang
berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan
syari'at Islam yaitu mewujudkan kemaslahatan bagi umatnya. Selain itu, KB juga
memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat
dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan dan mencegah
kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam.

Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita
laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah:

a) Surat An-Nisa': 9

َ ‫ّٰللا َ َو ْليَقُ ْولُ ْوا قَ ْو ًًل‬


‫س ِديْدًا‬ ‫علَ ْي ِه ْۖ ْم فَ ْليَتَّقُوا ه‬ ِ ً‫ش الَّ ِذ ْي َن لَ ْو ت ََر ُك ْوا ِم ْن خ َْل ِف ِه ْم ذُ ِريَّة‬
َ ‫ضعٰ فًا َخافُ ْوا‬ َ ‫َو ْليَ ْخ‬

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan


dibelakang mereka anak-anak yang lemah”, orang tua harus mengkhawatirkan
kesejahteraan mereka, dan terdapat kata Zurriatan Dhi'afan (anak-anak yang lemah)
dan Qaulan Sadidan (perkataan yang baik)”

2. Menurut Pandangan Ulama'

Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencan (KB)


yang dibolehkan syari'at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau
usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-istri karena situasi dan
kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga. Dengan demikian KB disini
mempunyai arti sama dengan tanzim al nasl (pengaturan keturunan). Sejauh
pengertiannya adalah tanzim al nasl (pengaturan keturunan), bukan tahdid al nasl
10

(pembatasan keturunan) dalam arti pemandulan (taqim) dan aborsi (isqot al-haml),
maka KB tidak dilarang. Pemandulan dan aborsi yang dilarang oleh Islam disini adalah
tindakan pemandulan atau aborsi yang tidak didasari medis yang syari'i.

Diantara ulama' yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri,


Syaikh Syalthut, Ulama' yang membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan
mengikuti progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk menjaga kesehatan si ibu,
menghindari kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa
perencanaan keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan karena pembunuhan itu
berlaku ketika janin mencapai tahap ketujuh dari penciptaan.
11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga berencana adalah istilah yang resmi digunakan di Indonesia terhadap


usaha-usaha untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga, dengan
menerima dan memperaktekkan gagasan keluarga kecil yang potensial dan bahagia
(Akseptor). dimana pasangan suami istri yang mempunyai perencanaan yang kongkrit
mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir disambut dengan
rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang
disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya.

Tujuan dari program KB adalah untuk memperoleh kesempatan yang luas bagi
seorang ibu demi melaksanakan berbagai kegiatan yang lebih bermanfaat, yaitu menata
kehidupan berumah tangga, dan bisa berpartisipasi dalam kegiatan.

Adapun dasar dibolehkannya KB dalam Islam menurut dalil aqli, adalah karena
pertimbangan kesejahteraan penduduk yang didiam-diamkan oleh bangsa dan negara.
Sebab kalau pemerintahan tidak melaksanakannya maka keadaan rakyat di masa
datang, dapat menderita.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, Kami menyadari bahwa dalam
makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini,
Semoga dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembaca.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, al-Hikmah. Bandung : CV Penerbit

Diponegoro, 2007

Djamaluddin, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Surabaya: Lajnah Ta'lif wan

Nasyr NU Jawa Timur, 2007

Hasan, M. Ali, Masail Fiqhiyah Al-Hadistah Pada Masalah-Masalah Kontemporer

Hukum Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Mahyuddin, 2008

Masfjuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Jakarta: PT. Gunung Agung, 2007

Mujtaba, Saifuddin, Al-Masailul Fiqhiyah; Jawaban Hukum Islam Terhadap

Masalah-masalah Masalah Kontemporer, Surabaya: 2008

Anda mungkin juga menyukai