MAKALAH
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
3
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) dapat dipahami sebagai suatu program nasional yang
dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan
pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan lapangan
pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi sacara nasional. Dalam pengertian ini, KB
didasarkan pada teori populasi menurut Thomas Robert Malthus. KB dalam pengertian
pertama ini diistilahkan dengan pembatasan kelahiran (tahdid an-nasl).
B. Rumusan Masalah
1
2
C. Tujuan
2. Macam-macam Alat KB
BAB II
PEMBAHASAN
1) Pengertian umum
2) Pengertian khusus
Tujuan dari program KB adalah untuk memperoleh kesempatan yang luas bagi
seorang ibu demi melaksanakan berbagai kegiatan yang lebih bermanfaat, yaitu menata
kehidupan berumah tangga, dan bisa berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan,
seperti kegiatan sosial, Pendidikan dan ibadah-ibadah lain. Lebih lanjut lagi tujuan KB
adalah untuk mempersiapkan secara dini sejumlah anak yang memungkinkan bagi
3
4
orang tua untuk membekali anak-anaknya baik fisik atau mentalnya, agar dapat mandiri
dihari depannya. Tujuan-tujuan ini akan lebih mudah dicapai apabila suatu keluarga
relatif kecil, yang secara ekonomis lebih mudah dijangkau, dan secara psikologis akan
ada ketenanga dalam keluarga.
Mengenai alat kontrasepsi yang sering digunakan ber KB, ada yang dibolehkan
dan ada pula yang diharamkan dalam Islam. Selanjutnya, alat kontrasepsi yang
dibolehkannya adalah:
1
Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, al-Hikmah. (Bandung : CV Penerbit Diponegoro, 2007)
5
1) Pil berupa tablet yang berisi bahan progestin dan progesteren yang bekerja dalam
tubuh wanita untuk mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada
endometrium.
2) Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh wanita yang dikenal dengan
cairan Devo Provera, Net Den dan Noristerat. Cara kerjanya yaitu menghalangi cara
terjadinya ovulasi, menipiskan endometrin sehinga nidasi tidak mungkin terjadi.
3) Susuk KB yaitu yaitu berupa levemorgestrel, terdiri dari enam kapsul yang
diinsersikan dibawah kulit lengan bagian dalam kira-kira 6 sampai 10 cm dari lipatan
siku,cara kerjanya,kontra indikasi dan efek sampingnya sama dengan suntikan.
Sedangkan alat kontrasepsi yang dilarang dalam Islam, adalah program alat
kontrasepsi mantap (KONTAP). Yang dimaksud dengan kontrasepsi mantap (kontap)
pria/wanita, ialah sterilisasi, baik bagi pria dengan cara memotong saluran sperma
kurang lebih 2 cm dan kedua ujungnya diikat dengan benang sutera, dan operasi kecil
ini disebut vasektomi maupun sterilisasi, bagi wanita dengan cara memotong saluran
telur(tuba falopi) dan kedua ujungnya diikat dengan pemasangan cicin, dan operasi ini
disebut dengan tubektomi.
Mengeanai sterilisasi pria dan wanita, umat islam telah mendapatkan fatwa
hukumnya berdasarkan musyawarah ulama terbatas pada tahun 1972 dan munas MUI
tahun 1983, yang mengharamkan sterilisasi, kecuali dalam keadaan sangat terpaksa,
misalnya untuk menghindarkan penurunan penyakit dari bapak/ibu terhadap anak
keturunannya yang akan lahir, atau terancamnya jiwa ibu bila mengandung atau
melahirkan lagi, dengan alasan antara lain karena sterilisasi bisa mengakibatkan
kemandulan permanen.
adanya fatwa hukum islam tersebut di atas demi menghindari terjadinya keresahan
dimasyarakat.
2) Asas bahagia, artinya yang bersangkutan terikat dalam pekawinan yang sah dan
harmonis,telah punya anak sekurang-kurangnya dua anak dan kedua anak itu berada
dalam keadaan sehat, fisik, mental,dan sosialnya,dan apabila anak hidup tang dimiliki
hanya dua orang,maka umur anak yang terkecil sekurang-kurangnya 2 tahun.
Hukum islam ada dua macam yaitu hukum qoth'i dan ijtihadi. Hukum qoth'i
ialah hukum islam yang ditetapkan nash dalam Al-qur'an dan hadits nabi yang qoth'i
2
Mujtaba, Saifuddin, Al-Masailul Fiqhiyah; Jawaban Hukum Islam Terhadap Masalah-masalah
Masalah Kontemporer, Surabaya: 2008
7
dilalahnya (sudah pasti dan jelas petunjuknya) pada hukum suatu masalah. Misalnya
hukum zina.3
Hukum ijtihadi ialah hukum islam yang sudah ditetapkan berdasarkan ijtihad,
karena tiadanya nash al qur'an dan sunnah,atau ada nashnya tapi tidak qoth'i dilalahnya.
Misalnya hukum mubah (boleh) ber-KB.
Hukum ijtihad bisa berubah itu berdasarkan kaidah-kaidah hukum islam yang
telah disepakati oleh semua fuqoha (ahli fiqih) dan Ushuliyun (ahli ushul fiqih), yang
diantaranya adalah:
“Hukum itu berputar bersama illat nya (alasan yang menyebab adanya hukum),
ada/tidak adanya”.
Adapun dasar dibolehkannya KB dalam Islam menurut dalil aqli, adalah karena
pertimbangan kesejahteraan penduduk yang didiam-diamkan oleh bangsa dan negara.
Sebab kalau pemerintahan tidak melaksanakannya maka keadaan rakyat di masa
datang, dapat menderita. 4
Sebenarnya dalam al-Qur'an dan Hadits tidak ada nash yang khusus yang
melarang atau memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus
dikembalikan kepada kaidah hukum Islam dengan metode ijtihad, yaitu :
1. Mengkhawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu hal ini sesuai dengan firman
Allah QS. Al-baqarah ayat 195
3
Djamaluddin, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, (Surabaya: Lajnah Ta'lif wan Nasyr NU Jawa
Timur, 2007) h.426
4
Masfjuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 2007) h. 182
8
Hukum islam ada dua macam yaitu hukum qoth'i dan ijtihadi. Hukum qoth'i
ialah hukum islam yang ditetapkan nash dalam Al-qur'an dan hadits nabi yang qoth'i
dilalahnya (sudah pasti dan jelas petunjuknya) pada hukum suatu masalah. Misalnya
hukum zina. 5
Hukum ijtihadi ialah hukum islam yang sudah ditetapkan berdasarkan ijtihad, karena
tiadanya nash al qur'an dan sunnah,atau ada nashnya tapi tidak qoth'i dilalahnya.
Misalnya hukum mubah (boleh) ber-KB. Hukum ijtihad bisa berubah itu berdasarkan
kaidah-kaidah hukum islam yang telah disepakati oleh semua fuqoha (ahli fiqih) dan
Ushuliyun (ahli ushul fiqih), yang diantaranya adalah :
“ Hukum itu berputar bersama illat-Nya (alasan yang menyebab adanya hokum)
ada/tidaknya”6
5
Ibid, h.185
6
Hasan, M. Ali, Masail Fiqhiyah Al-Hadistah Pada Masalah-Masalah Kontemporer Hukum Islam,
(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Mahyuddin, 2008)
9
Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita
laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah:
a) Surat An-Nisa': 9
(pembatasan keturunan) dalam arti pemandulan (taqim) dan aborsi (isqot al-haml),
maka KB tidak dilarang. Pemandulan dan aborsi yang dilarang oleh Islam disini adalah
tindakan pemandulan atau aborsi yang tidak didasari medis yang syari'i.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dari program KB adalah untuk memperoleh kesempatan yang luas bagi
seorang ibu demi melaksanakan berbagai kegiatan yang lebih bermanfaat, yaitu menata
kehidupan berumah tangga, dan bisa berpartisipasi dalam kegiatan.
Adapun dasar dibolehkannya KB dalam Islam menurut dalil aqli, adalah karena
pertimbangan kesejahteraan penduduk yang didiam-diamkan oleh bangsa dan negara.
Sebab kalau pemerintahan tidak melaksanakannya maka keadaan rakyat di masa
datang, dapat menderita.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, Kami menyadari bahwa dalam
makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini,
Semoga dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembaca.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Diponegoro, 2007
Djamaluddin, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Surabaya: Lajnah Ta'lif wan