Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HADIST TARBAWI II

METODE ASISTENSI

DOSEN PENGAMPU: MUBAIDILLAH, M.Pd

KELOMPOK
1. Asrika NIM :PI.01.221.4791
2. Davis yanto NIM :PI.01.221.4793

YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmannirrohim, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana
atas berkat rahmat dan karunianyalah saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini guna
memenuhi tugas yang diberikan kepada saya untuk mata kuliah Hadist Tarbawi II dengan judul
“Metode Pembelajaran"
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan minim nya
pengalaman dan pengetahuan saya selaku pemakalah, oleh karena itu saya mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak agar makalah ini
bisa menjadi lebih baik dan sempurna, dan saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca lainnya.

Muara bungo, 10 maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................2
C. TUJUAN....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hadist asistesi......................................................................................................................4
B. penjelasan hadist asistensi...................................................................................................5
BAB III PENUTUP
1 KESIMPULAN............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9

iii
BAB I
PEDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan, Metode Pembelajaran adalah sesuatu yang wajib diterapkan
oleh guru dalam proses pembelajaran. terdapat bermacam-macam metode pembelajaran yang
telah dikembangkan oleh ahli guna membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
di dalam kelas. semua metode pembelajaran sangat baik untuk dilaksanakan namun tetap harus
menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang di ajar. setiap metode memiliki
kekurangan dan kelebihan sehingga seorang pendidik harus pintar-pintar dalam memilih metode
yang akan di terapkan.

Dari pengertian yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa


metode pembelajaran adalah suatu jalan atau cara yang ditempuh untuk menyajikan
materi guna mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.1
Dalam pendidikan islam, metode mempunyai kedudukan penting dalam upaya
pencapaian tujuan, karena metode menjadi sarana dalam menyampaikan

materi pelajaran yang tersusun dalam pelajaran. Tanpa adanya metode, suatu materi
pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien dalam
kegiatan pembelajaran pencapaian tujuan pendidikan.3

Dalam pendidikan, terdapat macam-macam metode diantaranya metode ceramah,


metode diskusi, metode asistensi, metode pemberian hadiah dan hukuman, dan lain-
lain. tetapi di sini kami hanya membahas metode asistensi

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa hadist tentang asistensi?

1
Salafudin,“Metode Pembelajaran Aktif Ala Rasulullah, Pembelajaran Yang Membangkitkan Motivasi (Suatu Kajian Metode
Pembelajaran Dari Hadis)”1 4 4

1
2. apa syarah dari hadist asistensi?

C. TUJUAN
1. Mengetahui apa hadist metode asistensi.

2. Memahami syarah hadist metode asistensi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENNGERTIAN ASISTENSI

Metode asistensi adalah metode pembelajaran yang di lakukan oleh seorang


pendidik kepada asistennya (ahlinya), yang kemudian ahli tersebut menjelaskan kepada
anak didiknya (team teaching). Dalam metode asistensi ini, peserta didik berperan aktif
dalam proses pembelajaran dan siswa di bagi secara berkelompok dengan adanya ahli
dalam satu kelompok tersebut yang menggantikan peran guru. Metode asistensi ini

dapat di aplikasikan dalam model pembelajaran NHT, Jigsaw, dan sebagainya.

B. HADIST METODE ASISTENSI

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami (Abu Bakar bin Abu Syaibah) berkata,
telah menceritakan kepada kami (Abu Ahwash) dari (Manshur) dari

(Rib’i) ia berkata telah menceritakan kepada kami (seorang laki-laki dari Bani Amir),
bahwasannya ia pernah meminta izin kepada Nabi SAW. Saat

beliau di dalam rumah. Ia berkata kepada pelayannya: “temuilah orang ini dan ajari dia
cara minta izin. Suruh izin. Suruh dia mengucapkan ‘Assalamu’alaikum, bolehkah
saya masuk?” laki-laki itu mendengar perkataan Nabi hingga ia pun mengucapkan,
“Assalamu’alaikum, bolehkah saya masuk?” Akhirnya Nabi SAW memberi izin, dan

3
ia pun masuk.” (HR. Abu Dawud).2

C. SYARAH HADIST METODE ASISTENSI


Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly mengatakan bahwa kualitas sanad hadis
tersebut adalah shahih. Hadis ini di shahihkan oleh Syeikh Albani

dalam Shahih Abu Dawud (4312) dan dalam Ash-Shahihah (819). Dan di shahihkan
oleh An-Nawawi dalam Riyadhus Shalihin dengan nomor 872. Hadist tersebut terdapat
dalam kitab Al-Adab bab “Kaifa Yasta’dzin” no. 318.

Hadis ini di riwayatkan oleh enam perawi, adapun perawi tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Perawi pertama (sanad keenam) adalah Nabi Muhammad SAW.

2. Perawi kedua (sanad kelima) adalah Rib'iy

3. Perawi ketiga (sanad keempat) adalah Mashur

4. Perawi keempat (sanad ketiga) adalah Abu Ahwash

5. Perawi kelima (sanad kedua) adalah Abu Bakar bin Abu Syuaiba

6. Perawi keenam (sanad pertama) adalah Abu Dawud

Hadis diatas menjelaskan adab masuk ke dalam rumah orang lain. Nabi tidak
mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumah beliau sebelum salam dan minta izin
atau permisi. Seorang sahabat yang bernama Rib'i bin Hiras’y memberitakan bahwa
ada seorang laki-laki dari ani Amir ingin bertemu dengan Rasulullah hanya minta
izin atau permisi saja tidak memberi salam terlebih dahulu dengan ucapannya:
“Bolehkah saya masuk?"

Nama seorang laki-laki Bani Amir di sini tidak disebutkan dalam ilmu Hadis

2
Abdul Majid Khon, Hadist Tarbawi: Hadis-Hadis Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012),

4
disebut isim am, tetapi yang jelas dia seorang sahabat, karena ia
bertemu dan beriman kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW mengajarkannya
melalui pembantunya atau asisten untuk memberi pengajaran bagaimana sebenarnya
dalam Islam etika masuk ke rumah orang lain yaitu dengan memberi salam, kepada
penghuninya dan minta izin. Hal ini dilakukan sudah menjadi kewajiban seorang Nabi
atau seorang guru ketika melihat ketimpangan atau kekeliruan yang dilakukan seorang
sahabat atau murid segera diluruskan. nabi bersabda kepada pembantunya:

“keluarlah dan ajarkan kepada orang itu tentang tata cara meminta izin”.

Asisten Rasul itu disuruh keluar berhadapan dengan tamu yang akan bertemu tersebut.
Artinya antara pengajar dan yang diajar memang harus ada pertemuan secara
langsung, hal tersebut berujuan agar materi ajar dapat disampaikan dan dapat diterima
dengan baik. Setelah bertemu dan bertatap

muka barulah dimulai proses pembelajaran. Lanjutan sabda Beliau:

, :
"Ucapkanlah assalamu'alaikum bolehkah saya masuk? Tetapi laki-laki tersebut
mendengar pengajaran Rasul yang akan diberikan melalui

asistennya. Lantas laki-laki tersebut melakukannya memberi salam dan minta izin
kemudian diizinkan masukoleh Rasul SAW. Hadis yang hampir sama juga dilakukan
seorang sahabat ketika akan masuk ke rumah Nabi

tidak salam dan tidak minta izin sebagaimana dijelaskan di atas. Nabi bersabda:

" kembalilah maka ucapkan assalamu'alaikum bolehkah saya masuk?” (HR.


Abu Daud dan at-Turmudzi).
Etika masuk ke rumah orang lain adalah dengan isti’dzan (menggabungkan salam dan
minta izin) kepada pemilik rumah, sedangkan rumah sendiri hanya memberi salam saja
dengan maksud memberi penghormatan dari Allah kepada pemilik atau penghuni

5
rumah dengan doa selamat, atau salam kepada malaikat jika penghuninya tidak ada di
rumah.
Namun, yang mana yang harus di dahulukan antara meminta izin atau
memberi salam. Dalam hal ini, terdapat perbedaan pendapat dari ulama’ sehingga
muncul tiga pendapat, pertama, Muhammad bin ‘Alan berkata: “yang benar, yang
telah dibawakan oleh sunnah dan yang dikatakan oleh para penahqiq adalah
mendahulukan salam”. Kedua, mendahulukan minta izin. Ketiga adalah pilihan Al-
Mawardi diantara para sahabat kami bahwa jika peminta izin telah melihat tuan rumah
sebelum dia masuk, maka mendahulukan salam. Jika tidak demikian, maka
mendahulukan minta

izin.3
Metode penyampaian hadist diatas dalam konteks pendidikan adalah metode
asistensi, artinya pengajaran masuk ke rumah orang lain tidak diberikan langsung oleh
Nabi melainkan diberikan oleh asisten Nabi yaitu pembantunya. Dalam hal ini, Nabi
mengajarkan kepada asistennya dan asistennya mengajarkan kepada tamu yang ingin
bertemu Rasulullah agar mengucapkan : “assalamu’alaikum (dan permisi) bolehkah
saya masuk? Setelah itu baru diizinkan masuk. Demikian kebijakan seorang guru
yakni Rasulullah ketika melihat seorang sahabat salah melakukan sesuatu langsung
diluruskan dengan penuh bijaksana dalam hal ini cukup melalui orang lain dulu
(asistennya).4

1. Biografi singkat perawi hadis sahabat

Nama lengkap dari Rib’y adalah Rib’iy bin Hirasy al-Abbasiy. Nama panggilannya
adalah Abu Maryam al-Kufiy. Beliau merupakan salah satu murid Ali bin Abi Thalib.
Rib’i adalah ahli hadist dari Kuffah yang tercatat sebagai seorang tabi’i mulia yang
tidak pernah berdusta. Dan beliau pernah bersumpah untuk tidak tertawa sebelum
3
Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab, Syarah Adab Berjalan Menuju Shalat, (Jakarta:

Darul Falah, 2003), 525


4
Abdul Majid Khon, Hadist Tarbawi , 43

6
mengetahui, di surga atau di neraka tempatnya kelak?. Al-Dzahabiy berkata: “bahwa
Rib’iy termasuk manusia terpilih dan tidak pernah bohong sama sekali”. Rib’iy
meriwayatkan hadis dari seorang sahabat Bani Amir yang tidak disebutkan namanya.
Beliau meninggal pada tahun 100 H di masa kekuasaan al-Hajjaj bin Yusuf. Salah
seorang yang memandikan jenazah Rib’i mengatakan, “Rib’i terus terlihat dalam
keadaan senyum di atas ranjangnya, sampai kami selesai memandikannya.”

7
BAB III
KESIMPULAN

Pelajaran yang dapat dipetik dari hadis tersebut adalah:

1. Adab masuk rumah orang lain adalah mnegucapkan salam dan meminta izin.
2. Mengajarkan adab masuk ke rumah orang lain bagi tamu yang belum paham
tentang adab dalam Islam baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Metode yang digunakan sesuai hadist tersebut adalah metode asistensi, sedangkan
asisten mengajarkan muridnya dengan metode demonstrasi dan eksperimen.

8
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.

Chalis, M. Perspektif Hadits Tentang Metode Pendidikan (Sebuah Kajian Otentitas


Tentang Hadits Pendidikan). Aceh: Ar-Raniry Press, 2015.

Hasbiyallah. Hadis Tarbawi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015.

Izzan, Ahmad dan Saehuddin. Hadis Pendidikan: Konsep Pendidikan Berbasis Hadis.
Bandung: Humaniora, 2016.

Khon, Abdul Majid. Hadist Tarbawi: Hadis-Hadis Pendidikan. Jakarta: Kencana,


2012.

Muhammad, Syaikh Bin Abdul Wahhab. Syarah Adab Berjalan Menuju Shalat.

Jakarta: Darul Falah, 2003.

Anda mungkin juga menyukai